15 - Terpaksa Berjanji

Saat azan di hpnya berkumandang, Rajendra pun segera bangun. Dia mengetuk pintu kamar yang ditempati Cantika, namun tak ada jawaban.

Akhirnya dia pun masuk, ternyata gadis itu masih terlelap. Rajendra duduk di sebelahnya untuk memandang wajah yang tidak tertutup hijab. Gadis itu melepas hijabnya agar bisa tidur.

Beberapa menit Rajendra melakukannya.

Sampai akhirnya dia sadar harus segera Shalat subuh. “Sayang... Ayo bangun, kita Shalat Subuh” ucapnya.

Namun tidak ada jawaban. Rajendra pun mengambil sebuah bantal untuk mengguncang tubuh gadis itu.

Semakin rasa sayangnya membuncah, semakin dia menghormati gadis itu, dia menjadi segan untuk menyentuhnya.

Paling tidak Rajendra tidak mau menyentuhnya dalam keadaan Cantika tidak sadarkan diri (tidur). Apalagi melihat derai air matanya kemarin.

Cantika hanya menggeliat. Rajendra pun berbisik “Sayang, klo ndak bangun juga nanti kupeluk dan kucium kamu”

Sebenarnya Rajendra mengatakan hal itu karena biasanya jika digoda seperti itu Cantika akan langsung membuka mata. Tapi tidak kali ini. Dia masih sangat mengantuk.

Sebenarnya wajah lelaki itu tidak terlalu dekat dengan telinga Cantika. Masih ada jarak satu jengkal.

Tapi entah kenapa, Cantika malah menggeliat dan merengkuh kepala itu hingga mencium pipinya. Rajendra cukup terkejut dengan hal itu.

“Iya Sofi sayang... Sebentar” ingaunya.

“Tapi aku bukan Sofia..... Aku.......”

“.... Sofi..... mengapa suaramu seperti lelaki?... Seperti Rajendra” ucap Cantika santai dengan tetap memeluk kepala Rajendra yang ia kira Sofia.

“Aku memang Rajendra”

Sontak Cantika membuka mata, mengerjap-ngerjap dan melihat orang yang dipeluknya. “Aaakhhhh....” Dia menjerit melepas pelukannya.

“Ngapain kamu bang!?” Sergah Cantika beringsut mundur.

Rajendra segera berdiri dan merapikan bajunya. “Membangunkanmu untuk Shalat Subuh”

Tersadar dirinya tidak memakai hijab, Cantika langsung terlonjak dan berlari ke kamar mandi.

Dia merutuki diri sendiri karena kejadian tadi. Gadis itu, menyikat gigi sambil mengomeli kebodohannya.

Lagi-lagi adegan kuno film jadul terjadi ma gue, Kok ada..... gitu..... ngeselin! Terlalu klasik tau gak?

Gara-gara kebanyakan tidur ma Sofi gue. Terlalu bebas pelukan ma dia, jadi kebawa ke alam lain kan. Alam bawah sadar, alam bawah tanah, alam mimpi.

“Mending Sofi wanginya lembut. Sama ama namanya Soft......”

“Sedangkan tuh cowok Ini wanginya masudin, maskevin, maserwin, masalvin. Astagfirullah... Maskulin” dia Tepok jidat. “Maskulin banget lagi” Cukup lama dia di kamar mandi karena malu untuk keluar. Hingga...

Tok tok tok...”Sayang.... ayo cepetan keluar, kita Shalat Subuh. Waktunya sudah hampir habis. Aku harus ambil wudu.”

“Abang hadap tembok dulu. Aku tidak pakai hijab!” teriak Cantika dari dalam kamar mandi.

“Iya, aku sudah menghadap tembok, cepat keluar gih” jawab Rajendra.

Cantika pun segera berlari keluar untuk memakai mukena. Rajendra hanya tersenyum tanpa menoleh.

Segera, setelah Rajendra berwudu, mereka Shalat subuh berjamaah. Setelah Shalat...

“Kamu mandi duluan, atau aku? Setelah itu sarapan dan segera ke rumahku” ucap Rajendra sambil melipat sajadah.

“Aku tidak mau ke rumahmu” cemberut.

“Sudah sayang, aku tidak mau bertengkar. Mandilah dulu, aku pesankan sarapan.”

Rajendra berdiri, lalu melangkah keluar kamar sambil mengutak-atik ponselnya. “Kutunggu di ruang kerja. Nanti baju gantimu akan diantar”

Mau tidak mau Cantika menurut, dia ingin cepat bisa keluar dari kamar ini. Setelah mandi, dia mendapati baju gamis warna peach terlipat rapi di atas kasur.

Ada leging, bra, celana dalam serta hijab, juga ada beberapa alat make-up sederhana, bedak, sisir dan lipstik. Tasnya juga ada di sana.

Wajahnya memerah melihat semua itu. Dia malu. Rupanya Rajendra meminta seseorang menyiapkan semuanya.

Saat sudah siap, Cantika membuka pintu, ternyata Rajendra sudah ada di sana membawa nampan berisi sarapan.

Cantika yang merasa tak enak, mengambil alih nampan itu, ia membawanya ke meja makan.

Kali ini, nasi, soto ayam, lengkap dengan kondimen-kondimennya, seperti kerupuk, sambal, dll.

Seperti halnya kemarin, mereka makan dalam senyap. Setelah makan, Cantika bergegas mengambil air putih 2 gelas untuk mereka berdua.

“Abang sudah mandi?” Cantika bertanya karena melihat Rajendra sudah rapi, bersih dan wangi.

“Sudah, di kamar mandi karyawan, pak Jo sampai berjaga di depan pintu, agar tidak ada karyawan yang masuk.” Meminum airnya

“Oh ya, waktu kamu mandi tadi, aku menyuruh Bu Rena mengantar baju untukmu, dan mengambilkan bajuku di lemari.”

“Pak Jo? Bu Rena?”

“Mereka asisten abang. Kamu sudah selesai? Ayo kita ke rumahku” meletakkan gelas.

“Emm tidak bisakah aku ke tempat Sofia saja? Dia pasti mencemaskanku dari semalam”

“Telefon saja dia” kata Rajendra sembari mengelap mulutnya dan berdiri.

Tapi Cantika masih terdiam.

“Sayang, rumah itu berbahaya sekarang. Aku minta tolong padamu. Tak maukah kamu?”

Cantika masih terdiam.

“Aku tidak mau bertengkar pagi-pagi” tegas Rajendra sambil menghampiri dan mengulurkan tangan akan menggandeng tangan gadis itu.

Tapi Cantika menarik tangannya cepat. “Tidak bisakah kau..... Tidak memaksakan kehendakmu padaku?” Tanya Cantika pelan.

Tangan Rajendra menggantung di udara pelan-pelan mengepal. Dia yang sudah lelah bertengkar dan selalu mendapat penolakan, membuatnya langsung keluar dari kamar itu dan duduk di ruang kerjanya.

“Hhhhhh....” Dia mengambil nafas panjang. Kemudian melihat HPnya yang ternyata mati karena lowbat.

Pak Jo dan Bu Rena segera menghampiri. Bu Rena segera mengecas HP bosnya itu. Dan pak Jo segera memberikan agenda kegiatan yang harus dilakukan hari ini.

Sementara di dalam kamar, Cantika mengangkat telepon dari Sofia. “Cantika, kamu di mana? Kenapa rumah ini sepi sekali? Kok serem gini hawanya?”

“Sofia, memangnya lo di mana?”

“Aku di rumah Rajendra, ayah ingin menemuinya pagi-pagi. Karena kupikir kamu juga ada di sini, jadi aku ikut”.

“Tapi kok nyeremin banget rumahnya. Tidak ada siapa pun. Hanya satpam yang ada di luar. Ayah.. ayah ada di mana? Ayah...” Sofia memanggil-manggil ayahnya.

Cantika ingat perkataan Rajendra bahwa rumahnya berbahaya. Dia mulai panik. “Sofia.... Sofia.....dengar, tetap tenang dan berzikirlah dalam hatimu. Lalu berjalanlah keluar.” Cantika berjalan mondar-mandir.

“Segera keluar dari rumah itu secepatnya, kalau bisa bawa serta ayahmu. Aku segera ke sana” Cantika tegang, ia memegang kepalanya seakan pening.

“Ayah.... Ayah ... Akh... Apa itu? Bayangan apa itu? Akhk... !! Hiks... Hiks...” Sofia menangis ketakutan. “Can..... Aku takut....” Rintihannya.

“Sofi..... jangan menangis, berzikirlah.” Nasehat Cantika. Namun yang dia dengar malah ....

“Aaakhhhh.....kyyaaa.... Cantika.... Tolong.....” Sofia menjerit.

“Geerrrrghhhh....” Bahkan terdengar suara geraman setan hingga.....

Klotak- Cantika melempar ponselnya karena kaget. Segera dia berlari ke luar kamar dan menemui Rajendra.

Pak Jo dan Bu Rena sedikit terkejut melihat gadis itu lari tergopoh-gopoh.

“Bang, bukankah abang ingin aku datang ke rumah abang sekarang? Ayo kita pergi sekarang, ayo cepatlah” Cantika panik.

Dengan tenang Rajendra berkata “Apa yang membuatmu berubah pikiran?” Sambil membaca dokumen yang diberikan pak Jo. Dia sedikit mengabaikan gadis itu.

“Kumohon, ayo kita berangkat sekarang” Cantika memilin bajunya sendiri karena cemas.

Karena tidak mendapat tanggapan, Cantika bahkan berani merangkul dan menarik lengan Rajendra yang masih duduk tenang di kursi kebesarannya. “Kumohon please....”

“Kamu kenapa? Cerita yang bener” jawab Rajendra santai, meski lengannya di tarik dia masih bergeming.

Melihat reaksi Rajendra yang masih tetap santai saja membuatnya ingin menangis.

Rajendra melihat mata Cantika berkaca-kaca. Air matanya hendak tumpah.

Lalu dia mengkode dengan tangannya agar pak Jo dan Bu Rena keluar dari ruangan itu. Air mata Cantika sudah mengalir di pipi.

“Kau ini kenapa? Kenapa tiba-tiba....” Ucapan Rajendra terpotong karena tiba-tiba Cantika menangis berlutut di hadapannya. Gadis itu mencengkeram erat kedua ujung jas Rajendra.

“Aku minta maaf atas segala perlakuanku yang kurang mengenakkan padamu bang.”

“Aku janji tidak akan menentangmu lagi.”

“Tidak akan membantahmu lagi. Tapi tolong sekarang Sofia dan Ayahnya.... mereka sedang ada di rumahmu.”

“Abang bilang tempat itu berbahaya bukan? Ayo ke sana. Kita harus menolong mereka”

Rajendra terperanjat “Apa yang.....” Ucapannya tersendat.

Lekas dia memapah Cantika ke sofa seraya berkata ....”Hapus air matamu. Tegakkan punggungmu. Aku tidak mau melihatmu tampak rapuh di hadapan karyawanku. Kita segera berangkat”

Kemudian Rajendra membatin panglima Kekei. Panglima kerajaan gaib itu segera menampakkan dirinya.

“Lindungi orang-orang yang ada di rumahku dari benda-benda jahat itu. Kalau makhluk-makhluk itu berulah, tebas saja. Aku akan segera menyusul” sejurus kemudian Panglima Kekei pun menghilang.

“Ayo” Rajendra menggandeng tangan Cantika agar berjalan cepat. Cantika sampai kualahan mengimbangi langkah Rajendra yang panjang hingga membuatnya setengah berlari.

Sampai di lift mereka hanya diam. Rajendra segera menelepon pak Didi. Untuk menjemputnya di lobi.

Sampai di depan lobi, mereka segera masuk ke dalam mobil. Rajendra kembali menelepon. Memerintahkan satpam di depan rumahnya agar tidak memasuki rumah itu apa pun yang terjadi.

Mendengar itu, Cantika bertanya “Kenapa mereka tidak boleh masuk?”

“Jika mereka masuk, akan lebih banyak korban yang jatuh”

“Semua pelayan, aku liburkan beberapa hari ini. Satpam hanya boleh berjaga di luar. Rumah itu dikosongkan karena berbahaya. Bagaimana bisa Sofia dan Ayahnya masuk ke sana?”

“Ayahnya ingin menemuimu. Dan Sofia ikut karena mengira aku ada di sana. Ayahnya menghubungimu sejak semalam tapi tidak tersambung”

“HPku mati karena lowbat” jawab Rajendra. Kemudian dia mendekat ke arah Cantika, mengamatinya. Kemudian kembali bersandar.

“Mengapa kamu sering sekali menangis? Entah sudah berapa kali aku melihatmu menangis.”

Cantika menunduk. “Aku memang berusaha tetap tegar, tetap tegak meski keadaan menjadi sulit. Namun semua memburuk setelah mataku berubah”

“Rasa sesak terus mendera. Entah kenapa saat bersama Abang aku tidak bisa berpura-pura lagi” Cantika mencengkeram gamisnya.

“Aku merasa bisa mengungkapkan perasaanku. Sedih atau marah. Aku sudah berusaha menahannya. Tapi tetap saja air mataku tumpah” lanjut Cantika.

“Apa itu mengganggumu? Jika begitu tak akan kuulangi” ucap Cantika sambil terus menunduk.

Rajendra menggenggam tangannya. “Boleh, kamu boleh mengekspresikan perasaanmu saat bersamaku”.

“Hanya saat bersama denganku.” Dia menegaskan.

“Jangan diluapkan pada orang lain...... Jangan pernah!”

Cantika mengangguk. Rajendra melepas genggaman tangannya. “Apa kata-katamu tadi dapat kupegang? Kamu sudah percaya padaku?”

Cantika menjawab “Aku akan berusaha”

“Ehem” Rajendra berdehem.

“Jawaban macam apa itu? Harusnya kamu jawab iya atau tidak. Aku memerlukan kepastian. Bukan harapan palsu”

Sial, kenapa juga ini harus terjadi? Batin Cantika. Aku terpaksa harus menurut, kan, padanya. Mana dia sedang marah lagi. Galak bener.

Karena Cantika hanya diam, “Ehem” Rajendra berdehem lagi.

“Iya.. iya ... Abang, aku akan menepati janjiku”

“Pak Didi, kenapa belum sampai? Apa masih jauh?” Tanya Cantika cemas.

“Jangan mengganggu pak Didi, dia sedang menyetir. Lagi pula Kekei pasti sudah sampai” ucap Rajendra tenang.

“Lalu kenapa abang mengumpulkan benda jahat berbahaya di rumah?”

“Aku hobi mengoleksi barang antik”

“Jawaban apa itu? Hobimu dapat mencelakakan orang!”

“Ini semua takdir, meski kamu tolak, kamu hindari, jika sudah menjadi ketetapan Nya. Pasti akan ada sesuatu yang membuatmu memenuhi takdir itu” kata Rajendra kalem.

Apa hubungannya coba? Membeli barang antik sama takdir? Pikir Cantika.

“Kita sudah sampai, siapkan dirimu”

“Nyiapin apa bang?” Tanya Cantika bego’.

“Berdoa”

Oooo. Bibir Cantika membentuk huruf O tanpa suara. Mobil melambat, lalu berhenti di depan gerbang. Rajendra bersiap keluar mobil.

Ada dua orang satpam yang menyambutnya. Mereka berdua memberi salam.

“Kenapa kalian biarkan mereka masuk?” Rajendra dengan sikap Bossy-nya berdiri sambil memasukkan tangannya ke saku celana panjangnya.

“Maaf bos, si bapak tua yang duduk di kursi roda itu memaksa”

“Kami baru mau menelepon bos, mereka sudah menyelonong masuk”

Astaga kenapa dia malah mengobrol? Batin Cantika. “Ayo......” Cantika menggoyang-goyangkan lengan Rajendra.

“Baiklah. Kalian tunggu di sini” perintah bos itu pada kedua satpam.

Episodes
1 1 - Selamat dan Sebab
2 2 - Tolong
3 3 - Terima Kasih yang Dongkol
4 4 - Maksa dan Pupil Hijau
5 5 - Mouse in Trap
6 6 - Bahagiakah?
7 7 - Abang Sayang
8 8 - Mall
9 9 - Dia Menemukanku
10 10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11 11 - Rumah Ayah Sofia
12 12 - Gunung Margodipuro
13 13 - Perjalanan Pulang
14 14 - Kenyataan
15 15 - Terpaksa Berjanji
16 16 - Rumah Itu
17 17 - Ratu Wulandari
18 18 - Apa Rasa itu Ada?
19 19 - Broto Segoro
20 20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21 21 - Jones dan Bekas Luka
22 22 - Deretan Buku Legenda
23 23 - Hari Pertama Kerja
24 24 - The Cloud Effect
25 25 - Pagi yang Berat
26 26 - Tantangan
27 27 - Tragedi Kolong Kasur
28 28 - Drama Sarapan dan Anting
29 29 - Belenggu
30 30 - Lampu Merah
31 31 - Jahat
32 32 - Kabur
33 33 - Pusaka
34 34 - Peringatan
35 35 - Daka dan Boca
36 36 - Saudara
37 37 - Ngilu
38 38 - Paket
39 39 - Bung Blo'on Beli Tart
40 40 - Pus Meong
41 41 - Sudah Terorganisir
42 42 - Suara Hati Sofia
43 43 - Boca Kembali
44 44 - Cemburu
45 45 - Tes Kejujuran
46 46 - Gelisah
47 47 - Coretan Kasih Sayang
48 48 - Disapa Ratu Merah
49 49 - Kebenaran Daka
50 Draft
51 Draft
52 52 - Dilarang Nempel-Nempel
53 53 - Jangan Sentuh Milikku
54 54 - Terima Abang Apa Adanya
55 55 - Diserang Boca
56 56 - Koma
57 57 - Karena Dia Butuh
58 58 - Kangen Dia
59 59 - Bahagianya
60 60 - Gelap Mata
61 61 - Ngenes
62 62 - Ditolak
63 63 - Brankas
64 64 - Mestika
65 65 - Gak Normal
66 66 - Istana Itu
67 67 - Ngunduh Mantu
68 68 - Ohh.... Cantika
69 69 - Cantika Putriku Sayang
70 70 - Pindah Hidup di Hutan
71 71 - Jangan Ganggu Hidupku
72 72 - Scarecrow
73 73 - Gelang Itu
74 74 - Neng Sri
75 75 - Micin
76 76 - Hadiah Pernikahan
77 77 - Rapat Keluarga
78 78 - Setan Merah
79 79 - Sukma
80 80 - Menginap di Mana?
81 81 - Pelet
82 82 - Ricky Berulah
83 83 - Kesatria Utama
84 84 - Nikah Lagi
85 85 - Akhirnya Pulang
86 86 - Eh Ternyata
87 87 - Intan Mengamuk
88 88 - Menjinakkan Anak Kunti
89 89 - Penjara
90 90 - Toxic Relationship
91 91 - Makin Parah
92 92 - Foto Prewedding
93 93 - Surat Nikah
94 94 - Salah Paham
95 95 – Give Me a Hug
96 96 – The Witch
97 97 – Cerita Mbak Kunti
98 98 – Frustrasi
99 99 – Puasa
100 100 - Hutan Hoia Baciu
101 101 - Pets
102 102 – Venus
103 103 – Tudung Merah Beracun
104 104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105 105 – Triangle of Transylvania
106 106 – Bau Pesing
107 107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108 108 – Merdeka atau Mati
109 109 – Sholat Jumat
110 110 – Penjara Bawah Tanah
111 111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112 112 – Nekomata
113 113 – Hadiah Untuk Sofia
114 114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115 115 – Kelahiran
116 116 - Tugas yang Sebenarnya
117 117 – Hilang Akal
118 118 – Cara Sukma Makan
119 119 – Sapu Gerang
120 120 – Terapi
121 121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122 122 – Menembus Pagar Ghaib
123 123 – Bintang Syi'raa
124 124 – Kematian
125 125 – Di Rumah
126 126 – Kemampuan Aneh
127 127 – Mungkin Karena
128 128 – Belati di Tangan Sofia
129 129 – Sirep
130 130 – Jangan Paksa
131 131 – Keusilan
132 132 – Keganjilan
133 133 – Serangan
134 134 – Pertarungan
135 135 – Rahasia Jin Langit
136 136 – Werehyena
137 137 – Sesal
138 138 – Jangan
139 139 – Hanya Karena
140 140 Nenek Kunti
141 141 – Perang Besar
142 142 – Ada-Ada Saja
143 143 – Sela
144 144 – Portal
145 145 – Keadaan di Dalam
146 146 – Ikhlaskanlah
147 147 – Berduka
148 148 – Mata
149 149 – Alif
150 150 – Dunia Apa?
151 151 – Iblis Apa?
152 152 – Penghuni
153 153 – Siapa yang Hamil?
154 154 – Isi
155 155 – Jangan Ikuti Anakku
156 156 – Yakin?
157 157 – Pecah
158 158 – Bertamu
159 159 – Garter Besar
160 160 – Merayu
161 161 – Tidak Terima
162 162 – Kedatangan Sebastian
163 163 – Ketemu
164 164 – Kecolongan
165 165 – Kembalikan Dia
166 166 – Keluar
167 167 – Walimatul Haml
168 168 – Kurang Tajam
169 169 – Jangan Pulang
170 170 – Menolak Sepi
171 171 – Lagi Sedih
172 172 – Resepsi
173 173 - Naga
174 174 – Diserang
175 175 – Penyihir Naga Hitam
176 176 – Orc
177 177 – Darah
178 178 – Putih
179 179 – Tunggu
180 180 – Belum Selesai
181 181 – Gelombang Suara
182 182 – Cepat
183 183 – Musik
184 184 – Percayalah
185 185 – Panti Asuhan
186 186 – Hancur
187 187 – Mengapa?
188 188 – Hilang
189 189 – Naga Berkepala Dua
190 190 – Belzebuth
191 191 – Bisa
192 192 – Omnivora
193 193 – Creatures
194 194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195 195 – Pengorbanan
196 196 – Ini Aku
197 197 – Bertindak yang Benar
198 198 – Mencari Solusi
199 199 – Berusaha
200 200 – Tidak Berhasil
201 201 – Medusa
202 202 – Di Sudutkan
203 203 – Berhasil
204 204 – Kecurigaan
205 205 – Nekat Pulang
206 206 – Emosi
207 207 – Kasus
208 208 – Saksi Korban
209 209 – Negosiasi
210 210 – Kejam
211 211 – Jumat Kliwon
212 212 – Terjaring Razia
213 213 – Menaklukkan si Embah
214 214 – Klarifikasi
215 215 – Kenapa
216 216 – Jangan Dia Lagi
217 217 – The Power of Love
218 218 – Hari Minggu
219 219 – Kabut Sesat
220 220 – Makanya
221 221 – Menangkap Kijang Emas
222 222 – Batara Karang
223 223 – Atasi Dia
224 224 – Urus Dia
225 225 – Sial
226 226 – Sidang
227 227 – Jangan Dipendam Sendiri
228 228 – Tanpa Dia
229 229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230 230 – Siksa Batin
231 231 – Senyum Itu
232 232 – For You Only
233 233 – Sifat Iblis Alif
234 234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235 235 – Masalah Manusia
236 236 – Tengil
237 237 – Serangan
238 238 – Pembunuhan
239 239 – Jejak Boca
240 240 – Jin Wanita
241 241 – Sepupu
242 242 – Ada Apa?
243 243 – Siapa Ali?
244 244 – Masa Lalu
245 245 – Posesif
246 246 – Dia Sudah Tiada
247 247 – Tidak Baik
248 248 – Penyergapan
249 249 – Penculikan
250 250 – Ada di mana?
251 251 – Kebodohan Zafira
252 252 – Tekad Zafira
253 253 – Villa
254 254 - Sakit
255 255 – Permintaan Bodoh
256 256 – Kesakitan
257 257 – Nenek
258 258 – Tembus
259 259 – Menentang
260 260 – Rusak Tubuh
261 261 – Ingin Pergi
262 262 – Dijemput
263 263 – Menemui Zafira
264 264 – Pembicaraan
265 265 – Kurang Ajar
266 266 – Awal Pertemuan
267 267 – Numpang
268 268 – Hampir Mimisan
269 269 – Kebersamaan
270 270 – Ngapain Sih?
271 271 – Kejar
Episodes

Updated 271 Episodes

1
1 - Selamat dan Sebab
2
2 - Tolong
3
3 - Terima Kasih yang Dongkol
4
4 - Maksa dan Pupil Hijau
5
5 - Mouse in Trap
6
6 - Bahagiakah?
7
7 - Abang Sayang
8
8 - Mall
9
9 - Dia Menemukanku
10
10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11
11 - Rumah Ayah Sofia
12
12 - Gunung Margodipuro
13
13 - Perjalanan Pulang
14
14 - Kenyataan
15
15 - Terpaksa Berjanji
16
16 - Rumah Itu
17
17 - Ratu Wulandari
18
18 - Apa Rasa itu Ada?
19
19 - Broto Segoro
20
20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21
21 - Jones dan Bekas Luka
22
22 - Deretan Buku Legenda
23
23 - Hari Pertama Kerja
24
24 - The Cloud Effect
25
25 - Pagi yang Berat
26
26 - Tantangan
27
27 - Tragedi Kolong Kasur
28
28 - Drama Sarapan dan Anting
29
29 - Belenggu
30
30 - Lampu Merah
31
31 - Jahat
32
32 - Kabur
33
33 - Pusaka
34
34 - Peringatan
35
35 - Daka dan Boca
36
36 - Saudara
37
37 - Ngilu
38
38 - Paket
39
39 - Bung Blo'on Beli Tart
40
40 - Pus Meong
41
41 - Sudah Terorganisir
42
42 - Suara Hati Sofia
43
43 - Boca Kembali
44
44 - Cemburu
45
45 - Tes Kejujuran
46
46 - Gelisah
47
47 - Coretan Kasih Sayang
48
48 - Disapa Ratu Merah
49
49 - Kebenaran Daka
50
Draft
51
Draft
52
52 - Dilarang Nempel-Nempel
53
53 - Jangan Sentuh Milikku
54
54 - Terima Abang Apa Adanya
55
55 - Diserang Boca
56
56 - Koma
57
57 - Karena Dia Butuh
58
58 - Kangen Dia
59
59 - Bahagianya
60
60 - Gelap Mata
61
61 - Ngenes
62
62 - Ditolak
63
63 - Brankas
64
64 - Mestika
65
65 - Gak Normal
66
66 - Istana Itu
67
67 - Ngunduh Mantu
68
68 - Ohh.... Cantika
69
69 - Cantika Putriku Sayang
70
70 - Pindah Hidup di Hutan
71
71 - Jangan Ganggu Hidupku
72
72 - Scarecrow
73
73 - Gelang Itu
74
74 - Neng Sri
75
75 - Micin
76
76 - Hadiah Pernikahan
77
77 - Rapat Keluarga
78
78 - Setan Merah
79
79 - Sukma
80
80 - Menginap di Mana?
81
81 - Pelet
82
82 - Ricky Berulah
83
83 - Kesatria Utama
84
84 - Nikah Lagi
85
85 - Akhirnya Pulang
86
86 - Eh Ternyata
87
87 - Intan Mengamuk
88
88 - Menjinakkan Anak Kunti
89
89 - Penjara
90
90 - Toxic Relationship
91
91 - Makin Parah
92
92 - Foto Prewedding
93
93 - Surat Nikah
94
94 - Salah Paham
95
95 – Give Me a Hug
96
96 – The Witch
97
97 – Cerita Mbak Kunti
98
98 – Frustrasi
99
99 – Puasa
100
100 - Hutan Hoia Baciu
101
101 - Pets
102
102 – Venus
103
103 – Tudung Merah Beracun
104
104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105
105 – Triangle of Transylvania
106
106 – Bau Pesing
107
107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108
108 – Merdeka atau Mati
109
109 – Sholat Jumat
110
110 – Penjara Bawah Tanah
111
111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112
112 – Nekomata
113
113 – Hadiah Untuk Sofia
114
114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115
115 – Kelahiran
116
116 - Tugas yang Sebenarnya
117
117 – Hilang Akal
118
118 – Cara Sukma Makan
119
119 – Sapu Gerang
120
120 – Terapi
121
121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122
122 – Menembus Pagar Ghaib
123
123 – Bintang Syi'raa
124
124 – Kematian
125
125 – Di Rumah
126
126 – Kemampuan Aneh
127
127 – Mungkin Karena
128
128 – Belati di Tangan Sofia
129
129 – Sirep
130
130 – Jangan Paksa
131
131 – Keusilan
132
132 – Keganjilan
133
133 – Serangan
134
134 – Pertarungan
135
135 – Rahasia Jin Langit
136
136 – Werehyena
137
137 – Sesal
138
138 – Jangan
139
139 – Hanya Karena
140
140 Nenek Kunti
141
141 – Perang Besar
142
142 – Ada-Ada Saja
143
143 – Sela
144
144 – Portal
145
145 – Keadaan di Dalam
146
146 – Ikhlaskanlah
147
147 – Berduka
148
148 – Mata
149
149 – Alif
150
150 – Dunia Apa?
151
151 – Iblis Apa?
152
152 – Penghuni
153
153 – Siapa yang Hamil?
154
154 – Isi
155
155 – Jangan Ikuti Anakku
156
156 – Yakin?
157
157 – Pecah
158
158 – Bertamu
159
159 – Garter Besar
160
160 – Merayu
161
161 – Tidak Terima
162
162 – Kedatangan Sebastian
163
163 – Ketemu
164
164 – Kecolongan
165
165 – Kembalikan Dia
166
166 – Keluar
167
167 – Walimatul Haml
168
168 – Kurang Tajam
169
169 – Jangan Pulang
170
170 – Menolak Sepi
171
171 – Lagi Sedih
172
172 – Resepsi
173
173 - Naga
174
174 – Diserang
175
175 – Penyihir Naga Hitam
176
176 – Orc
177
177 – Darah
178
178 – Putih
179
179 – Tunggu
180
180 – Belum Selesai
181
181 – Gelombang Suara
182
182 – Cepat
183
183 – Musik
184
184 – Percayalah
185
185 – Panti Asuhan
186
186 – Hancur
187
187 – Mengapa?
188
188 – Hilang
189
189 – Naga Berkepala Dua
190
190 – Belzebuth
191
191 – Bisa
192
192 – Omnivora
193
193 – Creatures
194
194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195
195 – Pengorbanan
196
196 – Ini Aku
197
197 – Bertindak yang Benar
198
198 – Mencari Solusi
199
199 – Berusaha
200
200 – Tidak Berhasil
201
201 – Medusa
202
202 – Di Sudutkan
203
203 – Berhasil
204
204 – Kecurigaan
205
205 – Nekat Pulang
206
206 – Emosi
207
207 – Kasus
208
208 – Saksi Korban
209
209 – Negosiasi
210
210 – Kejam
211
211 – Jumat Kliwon
212
212 – Terjaring Razia
213
213 – Menaklukkan si Embah
214
214 – Klarifikasi
215
215 – Kenapa
216
216 – Jangan Dia Lagi
217
217 – The Power of Love
218
218 – Hari Minggu
219
219 – Kabut Sesat
220
220 – Makanya
221
221 – Menangkap Kijang Emas
222
222 – Batara Karang
223
223 – Atasi Dia
224
224 – Urus Dia
225
225 – Sial
226
226 – Sidang
227
227 – Jangan Dipendam Sendiri
228
228 – Tanpa Dia
229
229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230
230 – Siksa Batin
231
231 – Senyum Itu
232
232 – For You Only
233
233 – Sifat Iblis Alif
234
234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235
235 – Masalah Manusia
236
236 – Tengil
237
237 – Serangan
238
238 – Pembunuhan
239
239 – Jejak Boca
240
240 – Jin Wanita
241
241 – Sepupu
242
242 – Ada Apa?
243
243 – Siapa Ali?
244
244 – Masa Lalu
245
245 – Posesif
246
246 – Dia Sudah Tiada
247
247 – Tidak Baik
248
248 – Penyergapan
249
249 – Penculikan
250
250 – Ada di mana?
251
251 – Kebodohan Zafira
252
252 – Tekad Zafira
253
253 – Villa
254
254 - Sakit
255
255 – Permintaan Bodoh
256
256 – Kesakitan
257
257 – Nenek
258
258 – Tembus
259
259 – Menentang
260
260 – Rusak Tubuh
261
261 – Ingin Pergi
262
262 – Dijemput
263
263 – Menemui Zafira
264
264 – Pembicaraan
265
265 – Kurang Ajar
266
266 – Awal Pertemuan
267
267 – Numpang
268
268 – Hampir Mimisan
269
269 – Kebersamaan
270
270 – Ngapain Sih?
271
271 – Kejar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!