5 - Mouse in Trap

Setelah acara kecupan tak terduga, aku berlari ke arah mobilnya, lekasku buka pintu depan samping pengemudi. Kucari di mana tasku berada, tak ada...

“Masuklah.... Cari yang benar” dia sudah menutup pintu di sebelahnya, duduk manis di kursi pengemudi.

Tak ada pilihan, aku pun masuk, duduk di sebelahnya. Kepalaku tak henti tengok kanan kiri, terus mencari.

Di belakang, di atas, di laci. Tak ada!

“Mana???” Tanyaku.

Dan lagi-lagi peristiwa mencekam menghampiriku. Tubuhnya mendekat, makin dekat....., sampai di depanku.....tahan nafas..... melewatiku,...

Jeblam!! Dia menutup pintu mobil di sebelahku, menegakkan kembali tubuhnya, dan....

Klek- Dia mengunci seluruh pintu di mobil ini melalui tombol kontrol di sisi pengemudi.

“Kau menjebakku!!” aku menatap tajam, protes padanya.

“Tidak... Hanya saja perkenalan kita kemarin tidak benar. Mari kita mulai lagi dari awal”

Aku kesal!! Berasa jadi tikus masuk perangkap.

“Aku gak punya waktu buat ini.... Cepat buka pintunya... Aku mau kerja!!” Kukepalkan tangan dan kupukul pahaku sendiri.

“Apa kau selalu bersikap memberontak seperti ini? Bahkan dengan orang yang bersikap baik padamu?”

Hais.... kata-katanya tajem, menyadarkan aku dari kekesalan. Aku terdiam.

Memang otakku sudah terlanjur ter-setting berpikiran buruk tentangnya, hanya gara-gara pertemuan kami di tempat laknat kemarin.

“Don’t judge a book by it’s cover, ok? Aku punya alasan mengapa bisa berada di tempat seperti itu. Hhhh... Tapi maaf tidak bisa kuungkapkan sekarang” Wajahnya terlihat sedikit frustrasi.

“Kenapa?? Karena belum menemukan alasan yang masuk akal?” Tantangku.

“Karena kau belum menjadi istriku. Menikahlah denganku, maka akan kuungkapkan semua” pandangannya serius menatap netraku.

{Sinting!!!} Hatiku langsung mengumpatnya.

“Baiklah... Jangan memikirkan hal yang berat dulu. Ini masih pagi” Dia mengulurkan tangannya.

“Aku Rajendra, orang-orang biasa memanggilku tuan Ra” bahkan dia tersenyum manis.

Karena tak juga kusambut tangannya. Dia mengambil tangan kananku dan memaksaku berjabat tangan dengannya.

“Terkhusus untukmu, bisa memanggilku dengan sebutan... Abang, Mas, atau.... Sayang”

Gak lucu.

“Aku seorang lajang, usiaku 30 tahun ini. Dan pastinya... Perjaka”

Gak nanya!!

Kucoba tarik tanganku yang berjabat tangan dengannya, tapi tak berhasil. Dia menggenggamnya erat.

Sial!

Kutarik-tarik lagi tanganku. Edan..... Dia malah mengecup punggung tanganku.

Gusti tolong.... Mohon tolong hamba....

Otakku berpikir keras. Mau tereak.......teriak maksudnya, nanti orang-orang pada datang, terus mukulin dia lagi.

Gue dosa, karena dia tidak berniat jahat. Wajahnya juga masih wajah manusia normal. Gak berwajah setan.

Lagi pula kalo orang-orang datang pasti gue sendiri yang malu, bakalan ditanya ini dan itu, belum lagi klo massa tak terima dan membawanya ke kantor polisi.

Runyam! Hhhhhhhh...... Kacau!!!!

Ohhh... aku tau......Kalo aku terus memberontak, dia akan makin menjadi. Sepertinya harus sedikit mengalah kali ini....

Aku tersenyum, berusaha menunjukkan senyum terbaikku. Kumendekat padanya, tepat di depan wajahnya kukecup balik punggung tangan lelaki yang sedang menggenggam erat tanganku ini.

Cup- Dan.... benar saja, dia terkejut, wajahnya merona. Tak kusia-siakan kesempatan, lekas kutarik tanganku.

Kuperbaiki sikap dudukku, aku berkata dengan lembut. “Baiklah Rajendra...”

“Ehem... “ Dia berdehem.

“Panggilan yang salah” ucapnya

Aku mendelik, tapi stop!!. Aku harus bisa menahan emosi untuk makhluk yang satu ini. Kutarik nafas panjang... Hembuskan.....

Aku pun kembali tersenyum dan berkata lembut. “Baiklah Abang sayang.... Sekarang di mana tasku? Aku harus segera berangkat kerja”

Sudah macam wanita gak bener saja aku. Bahkan mendengar suaraku sendiri saja rasanya muak.

“Ada, tapi tidak sekarang. Orang yang kusuruh mengambil tas dan hijabmu kemarin harus langsung pergi ke Bandung. Nanti malam dia baru kembali. Kemarin dia hanya mengirimkan foto KTPmu saja lewat WA”

Kampret- Tanganku mengepal. Tapi Cantika.... Kau harus tahan emosi. Sabar.....

“Emmmm begitu.... Baiklah abang, sekarang tolong buka pintunya... Ada pekerjaan yang menungguku” tetap dengan senyum manisku.

“Akan kuantar” santainya dia menghidupkan mesin mobil.

“Tapi nanti aku akan kesulitan untuk pulang, aku biasa bawa motor sendiri” ucapku masih dipaksain bernada lembut.

“Nanti akan kujemput. Di mana tempat kerjamu?” Tanpa wajah bersalah.

Duhhh Gusti.... makhluk apa lagi yang Panjenengan kirimkan padaku ini....

Akhirnya.. dengan senyum yang kupaksakan sepanjang perjalanan, aku menjawab semua pertanyaannya selembut mungkin. Termasuk bahwa aku akan pulang jam 4 sore nanti.

Parahnya... dia baru memperbolehkan ku turun setelah mencium tangannya takdzim

Istilahnya Salim.

Bahkan dia mengecup pucuk kepalaku juga.

Bener-bener berasa berpamitan sama suami.

Aku merinding.

------

“HHhhhhhh........” Berasa lega, setelah berhasil masuk ke gedung sekolah. Lepas dari cengkeraman si kampret Rajendra.

Aman...... di sini bagaikan rumah kedua bagiku, terasa nyaman bekerja di sini. Tapi alam semesta berkata lain. Ada kejutan pahit menantiku hari ini.......

Begitu memasuki ruang kerja TU, aku disambut senyum manis pak Andi. Guru muda, yang sering disebut teman-teman naksir padaku. Usianya kira-kira 27 tahun.

Selama ini dia baik-baik saja, gak pernah aneh-aneh. Aku pun begitu, biasa saja, gak ada yang spesial. Hingga hari kampret ini tiba.

“Ke mana saja? Dari kemarin ku telepon, ku WA, kok ndak ada jawaban?” Dia duduk di depan salah satu komputer, tapi sedikit miring menghadap padaku.

“Ohhh... Ada yang penting ya? Ada yang urgen? Apa aku dicari kepala sekolah? Maaf Hpku sedang eror” aku berkilah, secara.... aku tak tahu HPku dibawa siapa.

“Ada hal penting apa?” Tanyaku lagi.

“Tak ada, hanya ingin bicara.”

“Bicara saja...” Aku menyalakan komputer di depanku, dan mulai menunggu dia berproses. Komputernya maksudnya, masih loading.

Ini masih pagi, belum banyak guru yang datang. Kalo pun sudah, mereka pasti di ruang guru.

Ngeteh, ngopi, melihat-lihat jadwal, menyiapkan materi.... terserahlah mereka mau ngapain. Sementara, teman-teman TU-ku belum ada yang datang.

“Saya dijodohkan oleh orang tua saya di Jember. Dan tanpa sepengetahuan saya, mereka menerima lamaran itu. Lamaran itu datang dari salah satu tetangga yang katanya, anak perempuannya suka sama saya”

“Waahhh bagus dong.... selamat ya pak, anda sudah laku.....” Ceriaku sambil tersenyum.

Tapi anehnya, yang dikasih selamat malah tertunduk lesu.

“Tapi saya tidak setuju dengan perjodohan ini”

“Hah? Kasihan......ya tinggal bilang saja sama ortunya bapak, klo panjenengan tidak setuju”

Loading komputer selesai, mulaiku cari file yang akan kuedit.

“Tapi yang ngelamar saya itu, orang paling terpandang, paling dihormati dan paling kaya di kampung saya”

“So?” Tanyaku santai.

“Keluarga saya sudah terlanjur menerima mereka. Dan Klo mau lamarannya dibatalkan, Bapak saya ngasih syarat” dia terdiam sejenak.

“Saya harus membawa calon dan memperkenalkannya kepada keluarga mereka”

“Lhaaa kok gitu? Pemaksaan itu namanya. Udah gak zamannya pak. Lagian kasihan sama tuh perempuan yang cinta sama bapak. Sudah terluka disiram air garam pula” jawabku panjang tapi masih santai juga.

“Saya maunya memperkenalkan Mbak Cantika sebagai calon istri saya”

JEDUAR.....

Rasanya seperti disambar maling di siang bolong. Salah Ding, disambar petir di siang bolong.

Ada apa dengan hari ini? Bagaimana bisa hari ini aku dilamar 2 orang lelaki sekaligus? Ini sebenarnya hari keberuntungan atau hari apes sih buatku?

Waahhh mesti ditandai nih kalender. Weton seperti hari ini, aku benar-benar gak boleh keluar rumah, bahaya... Banyak di incar cinta.

(Weton \= hari pada penanggalan Jawa)

“Kok gitu??!!!.... Saya mau dijadikan kambing hitam???!!!.....jadi tumbal??!!!” Ucapku mulai emosi.

“Bukan gitu mbak Cantik.... saya memang jatuh cinta pada mbak Cantika sejak lama. Baru sekarang berani ngomong”

What??? Kupingku nggak siwer kan?? Gerutuku yang hanya bisa kudengar sendiri.

“Jadi Mbak Cantika mau ya, menerima saya?” Tanyanya sambil memasang wajah berseri-seri.

“Saya tidak.....” Ucapanku terputus.

“Assalamualaikum....” Si Tika teman TU-ku datang.

“Wa’alaikum salam....” Jawabku dan pak Andi bersamaan.

“Ehhh... Pak Andi di sini, lagi ngetik pak? Itu kayaknya dicari in sama Kepala Sekolah” sambung mbak Tika sambil naruh tas.

“I.. iya.... saya ke sana dulu” dan pergilah dia.

“Hhhh.....” Aku menghembuskan nafas lega.

“Kamu kenapa Can? Nggak terjadi apa-apa kan tadi?” Tika menyalakan komputer.

“Ya terjadi lahh mbak, hampir bertengkar malah” cuekku sambil mengetik.

“Hah??!! Bertengkar apaan?”

“Kepo!!” Jawabku.

“Dia ada masalah, minta solusi. Kukasih solusi. Ehhh... Malah ngajak bertengkar. Sudah ya mbak bocorannya, kasihan klo masalah orang diumbar” senyum manisku untuk mbk Tika.

Bibir mbak Tika pun membentuk huruf O tanpa suara.

Seharian ini, Alhamdulillah lancar.... pekerjaan beres, tanpa kendala gronjalan dan tebing curam. Emang kita lagi off-road?

Jam 15.00, waktunya para guru, karyawan dan murid-murid pada Shalat Ashar berjamaah di mushola.

Aku sengaja bersiap-siap pulang awal, untuk menghindari jemputan si Rajendra.

Masalah ijin, gampang... Nanti ku WA saja kepala sekolah pura-pura sakit. Pinjem HPnya Sofia.

Pas beres-beres...... Elah dalah....kaget gua. Ternyata pak Andi ada di ruang TU.

Pura-pura gak terjadi apa-apa, kusampirkan tas ke pundak. Aku memang selalu pakai tas selempang, karena lebih aman klo naik motor.

Kembali ke pak Andi, dia menatapku, dan aku menyapanya.

“Oohh pak Andi? Ndak ikut sholat berjamaah pak? Saya mau keluar dulu, foto copy” Lhha kampret nih orang. Malah ngalangin jalan gua.

“Mbak Cantika menerima saya kan?” Wajahnya serius.

“Kita bahas besok ya, saya buru-buru, permisi...” Aku sudah berjalan 2 langkah tapi...

Tep!- Dia menjegal lenganku.

Kenapa sih! Pak Andi yang biasanya ramah... Baik...., sopan.... hari ini ketularan kampretnya Rajendra?

Wah... Pasti hawa negatifnya Rajendra kebawa ma gua. Dan nularin orang-orang. Kudu mandi kembang tujuh rupa nih kayaknya.

Tenang Cantika.... Tenang.....gak boleh kasar, sedang di lembaga pendidikan nih sekarang. Dia juga seorang guru yang terhormat.

Gak boleh bar-bar. Sabar.......

“Baiklah.... Pak Andi yang terhormat, mohon maaf sebesar-besarnya, saya benar-benar tidak bisa membantu bapak. Karena saya tidak punya perasaan apa-apa sama bapak. Kita full teman saja” kulihat dia hanya menunduk mendengarkanku.

“Bapak orang baik, Insya Allah pasti akan bertemu dengan orang yang baik pula. Yang cinta sama bapak” full senyum akunya, meski terpaksa juga.

Lhhaaa kok saat si kampret 2 ini mengangkat wajah melihatku, matanya gelap. Hitam semua.

“Agh!” Aku kaget, memekik tertahan.

“Saya tidak menerima penolakan!!” Ucapnya tegas menyeramkan.

Innalilahi......aku harus bagaimana ini? Mana di sini sepi lagi. Lenganku masih dia cekal pula.

“Iya... Kita bicarakan pelan-pelan ya. Tapi sekarang saya harus ke kamar mandi. Kebelet” aku senyum tipis, sambil menarik lengan dari cekalannya.

Alhamdulillah..... Terlepas.......Segeraku keluar, pakai sepatu pantofelku secepat kilat. Dan bergegas ke luar gerbang sekolah.

Untung si sepatu kerja sama, nurut dia dipakai cepat-cepat. Pikirku saat menyeberang jalan.

Ada beberapa mobil terparkir di sisi jalan ini. Karena buru-buru tak kuperhatikan kalo salah satu mobil yang terparkir adalah mobilnya kampret 1. Si Rajendra.

Tiba-tiba pintu mobilnya terbuka. Menghentikan langkahku berjalan di trotoar.

“Assalamualaikum cantik, sudah pulang?” Sapanya manis sambil tersenyum dari dalam mobil.

Aku memejamkan mata dan mengepalkan tangan. Merutuki kebodohanku yang kurang waspada.

Rasanya seperti keluar dari mulut harimau langsung masuk ke mulut singa.

Dalam hatiku marah, tapinya sama siapa?

Marah sama orang ini? Tentunya tidak bisa....

Bisa bahaya nih orang kalo ndak dibaik-baik in.

Dari kejauhan, tampak pak Andi keluar dari gerbang sekolah dengan tergopoh-gopoh, sepertinya dia mencariku. Gawat!

Tanpa berpikir lagi, lekasku masuk ke mobil Rajendra.

“Wa’alaikum salam” Kututup pintunya cepat.

Deblam!- Aku menunduk dan kugocang-goncangkan pahanya “Ayo cepetan jalan, cepet....” Sepertinya dia menoleh ke belakang.

Senyap... Beberapa detik. “Kamu kenapa? Kabur dari siapa?”

“Dari kenyataan!!” Jawabku asal.

“Heemmm” dia malah senyum sepertinya. Karena aku gak liat, lagi sibuk sembunyi.

Akhirnya... Mobil pun jalan, aku terus menunduk karena masih takut ketahuan.

15 menit berlalu. Aduh... Pegalnya punggungku. Rasa-rasanya encok ini.

“Hei, ini sudah jauh. Bangunlah” perintahnya.

“Sudah aman ya?” Tanyaku celingukan.

Dan....Sudah macam kebiasaannya si kampret 1.

Cup- Dia mencium keningku, layaknya istrinya sendiri.

“Kalo ada masalah cerita, biar aku yang bereskan” ucapnya yakin. Menatap mataku lekat.

Ada apa ini? Dig...dug... dig....dug....Dig...Dug... Jantungku berdebar. Gak mungkin kan, aku sakit jantung gara-gara semua masalah ini?

“Eemmm iya.... nanti, sekarang gak bisa cerita, aku lapar” kilahku salah tingkah.

“Pas kalo gitu, ini di parkiran kedai kebab. Ayo turun”

Jaelah... Dia turunnya cepat banget. Cepet banget udah muter di sini untuk membuka pintu mobil buatku. Berasa istimewa gua, sedikit...

Pas makan, Kusuruh dia ngunyah cepat-cepat. Karena ini sudah jam 4 sore. Aku harus segera ke kos-kosan, mandi dan berangkat ngelesi. Karena jam 5 sudah ditunggu anak-anak.

Rajendra menurut, awalnya dia tertawa. Tapi syukurlah kami makan dengan cepat.

Kalo dipikir, sebenarnya si Rajendra ini baik, tapi aku masih belum tahu keinginan sebenarnya dari lelaki ini.

Tidak mungkin seorang pengusaha besar, perlente, mengejar-ngejar aku yang seperti ini. Aku terlalu sederhana untuk orang seperti dia.

Aku harus berhati-hati.

Episodes
1 1 - Selamat dan Sebab
2 2 - Tolong
3 3 - Terima Kasih yang Dongkol
4 4 - Maksa dan Pupil Hijau
5 5 - Mouse in Trap
6 6 - Bahagiakah?
7 7 - Abang Sayang
8 8 - Mall
9 9 - Dia Menemukanku
10 10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11 11 - Rumah Ayah Sofia
12 12 - Gunung Margodipuro
13 13 - Perjalanan Pulang
14 14 - Kenyataan
15 15 - Terpaksa Berjanji
16 16 - Rumah Itu
17 17 - Ratu Wulandari
18 18 - Apa Rasa itu Ada?
19 19 - Broto Segoro
20 20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21 21 - Jones dan Bekas Luka
22 22 - Deretan Buku Legenda
23 23 - Hari Pertama Kerja
24 24 - The Cloud Effect
25 25 - Pagi yang Berat
26 26 - Tantangan
27 27 - Tragedi Kolong Kasur
28 28 - Drama Sarapan dan Anting
29 29 - Belenggu
30 30 - Lampu Merah
31 31 - Jahat
32 32 - Kabur
33 33 - Pusaka
34 34 - Peringatan
35 35 - Daka dan Boca
36 36 - Saudara
37 37 - Ngilu
38 38 - Paket
39 39 - Bung Blo'on Beli Tart
40 40 - Pus Meong
41 41 - Sudah Terorganisir
42 42 - Suara Hati Sofia
43 43 - Boca Kembali
44 44 - Cemburu
45 45 - Tes Kejujuran
46 46 - Gelisah
47 47 - Coretan Kasih Sayang
48 48 - Disapa Ratu Merah
49 49 - Kebenaran Daka
50 Draft
51 Draft
52 52 - Dilarang Nempel-Nempel
53 53 - Jangan Sentuh Milikku
54 54 - Terima Abang Apa Adanya
55 55 - Diserang Boca
56 56 - Koma
57 57 - Karena Dia Butuh
58 58 - Kangen Dia
59 59 - Bahagianya
60 60 - Gelap Mata
61 61 - Ngenes
62 62 - Ditolak
63 63 - Brankas
64 64 - Mestika
65 65 - Gak Normal
66 66 - Istana Itu
67 67 - Ngunduh Mantu
68 68 - Ohh.... Cantika
69 69 - Cantika Putriku Sayang
70 70 - Pindah Hidup di Hutan
71 71 - Jangan Ganggu Hidupku
72 72 - Scarecrow
73 73 - Gelang Itu
74 74 - Neng Sri
75 75 - Micin
76 76 - Hadiah Pernikahan
77 77 - Rapat Keluarga
78 78 - Setan Merah
79 79 - Sukma
80 80 - Menginap di Mana?
81 81 - Pelet
82 82 - Ricky Berulah
83 83 - Kesatria Utama
84 84 - Nikah Lagi
85 85 - Akhirnya Pulang
86 86 - Eh Ternyata
87 87 - Intan Mengamuk
88 88 - Menjinakkan Anak Kunti
89 89 - Penjara
90 90 - Toxic Relationship
91 91 - Makin Parah
92 92 - Foto Prewedding
93 93 - Surat Nikah
94 94 - Salah Paham
95 95 – Give Me a Hug
96 96 – The Witch
97 97 – Cerita Mbak Kunti
98 98 – Frustrasi
99 99 – Puasa
100 100 - Hutan Hoia Baciu
101 101 - Pets
102 102 – Venus
103 103 – Tudung Merah Beracun
104 104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105 105 – Triangle of Transylvania
106 106 – Bau Pesing
107 107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108 108 – Merdeka atau Mati
109 109 – Sholat Jumat
110 110 – Penjara Bawah Tanah
111 111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112 112 – Nekomata
113 113 – Hadiah Untuk Sofia
114 114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115 115 – Kelahiran
116 116 - Tugas yang Sebenarnya
117 117 – Hilang Akal
118 118 – Cara Sukma Makan
119 119 – Sapu Gerang
120 120 – Terapi
121 121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122 122 – Menembus Pagar Ghaib
123 123 – Bintang Syi'raa
124 124 – Kematian
125 125 – Di Rumah
126 126 – Kemampuan Aneh
127 127 – Mungkin Karena
128 128 – Belati di Tangan Sofia
129 129 – Sirep
130 130 – Jangan Paksa
131 131 – Keusilan
132 132 – Keganjilan
133 133 – Serangan
134 134 – Pertarungan
135 135 – Rahasia Jin Langit
136 136 – Werehyena
137 137 – Sesal
138 138 – Jangan
139 139 – Hanya Karena
140 140 Nenek Kunti
141 141 – Perang Besar
142 142 – Ada-Ada Saja
143 143 – Sela
144 144 – Portal
145 145 – Keadaan di Dalam
146 146 – Ikhlaskanlah
147 147 – Berduka
148 148 – Mata
149 149 – Alif
150 150 – Dunia Apa?
151 151 – Iblis Apa?
152 152 – Penghuni
153 153 – Siapa yang Hamil?
154 154 – Isi
155 155 – Jangan Ikuti Anakku
156 156 – Yakin?
157 157 – Pecah
158 158 – Bertamu
159 159 – Garter Besar
160 160 – Merayu
161 161 – Tidak Terima
162 162 – Kedatangan Sebastian
163 163 – Ketemu
164 164 – Kecolongan
165 165 – Kembalikan Dia
166 166 – Keluar
167 167 – Walimatul Haml
168 168 – Kurang Tajam
169 169 – Jangan Pulang
170 170 – Menolak Sepi
171 171 – Lagi Sedih
172 172 – Resepsi
173 173 - Naga
174 174 – Diserang
175 175 – Penyihir Naga Hitam
176 176 – Orc
177 177 – Darah
178 178 – Putih
179 179 – Tunggu
180 180 – Belum Selesai
181 181 – Gelombang Suara
182 182 – Cepat
183 183 – Musik
184 184 – Percayalah
185 185 – Panti Asuhan
186 186 – Hancur
187 187 – Mengapa?
188 188 – Hilang
189 189 – Naga Berkepala Dua
190 190 – Belzebuth
191 191 – Bisa
192 192 – Omnivora
193 193 – Creatures
194 194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195 195 – Pengorbanan
196 196 – Ini Aku
197 197 – Bertindak yang Benar
198 198 – Mencari Solusi
199 199 – Berusaha
200 200 – Tidak Berhasil
201 201 – Medusa
202 202 – Di Sudutkan
203 203 – Berhasil
204 204 – Kecurigaan
205 205 – Nekat Pulang
206 206 – Emosi
207 207 – Kasus
208 208 – Saksi Korban
209 209 – Negosiasi
210 210 – Kejam
211 211 – Jumat Kliwon
212 212 – Terjaring Razia
213 213 – Menaklukkan si Embah
214 214 – Klarifikasi
215 215 – Kenapa
216 216 – Jangan Dia Lagi
217 217 – The Power of Love
218 218 – Hari Minggu
219 219 – Kabut Sesat
220 220 – Makanya
221 221 – Menangkap Kijang Emas
222 222 – Batara Karang
223 223 – Atasi Dia
224 224 – Urus Dia
225 225 – Sial
226 226 – Sidang
227 227 – Jangan Dipendam Sendiri
228 228 – Tanpa Dia
229 229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230 230 – Siksa Batin
231 231 – Senyum Itu
232 232 – For You Only
233 233 – Sifat Iblis Alif
234 234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235 235 – Masalah Manusia
236 236 – Tengil
237 237 – Serangan
238 238 – Pembunuhan
239 239 – Jejak Boca
240 240 – Jin Wanita
241 241 – Sepupu
242 242 – Ada Apa?
243 243 – Siapa Ali?
244 244 – Masa Lalu
245 245 – Posesif
246 246 – Dia Sudah Tiada
247 247 – Tidak Baik
248 248 – Penyergapan
249 249 – Penculikan
250 250 – Ada di mana?
251 251 – Kebodohan Zafira
252 252 – Tekad Zafira
253 253 – Villa
254 254 - Sakit
255 255 – Permintaan Bodoh
256 256 – Kesakitan
257 257 – Nenek
258 258 – Tembus
259 259 – Menentang
260 260 – Rusak Tubuh
261 261 – Ingin Pergi
262 262 – Dijemput
263 263 – Menemui Zafira
264 264 – Pembicaraan
265 265 – Kurang Ajar
266 266 – Awal Pertemuan
267 267 – Numpang
268 268 – Hampir Mimisan
269 269 – Kebersamaan
270 270 – Ngapain Sih?
271 271 – Kejar
Episodes

Updated 271 Episodes

1
1 - Selamat dan Sebab
2
2 - Tolong
3
3 - Terima Kasih yang Dongkol
4
4 - Maksa dan Pupil Hijau
5
5 - Mouse in Trap
6
6 - Bahagiakah?
7
7 - Abang Sayang
8
8 - Mall
9
9 - Dia Menemukanku
10
10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11
11 - Rumah Ayah Sofia
12
12 - Gunung Margodipuro
13
13 - Perjalanan Pulang
14
14 - Kenyataan
15
15 - Terpaksa Berjanji
16
16 - Rumah Itu
17
17 - Ratu Wulandari
18
18 - Apa Rasa itu Ada?
19
19 - Broto Segoro
20
20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21
21 - Jones dan Bekas Luka
22
22 - Deretan Buku Legenda
23
23 - Hari Pertama Kerja
24
24 - The Cloud Effect
25
25 - Pagi yang Berat
26
26 - Tantangan
27
27 - Tragedi Kolong Kasur
28
28 - Drama Sarapan dan Anting
29
29 - Belenggu
30
30 - Lampu Merah
31
31 - Jahat
32
32 - Kabur
33
33 - Pusaka
34
34 - Peringatan
35
35 - Daka dan Boca
36
36 - Saudara
37
37 - Ngilu
38
38 - Paket
39
39 - Bung Blo'on Beli Tart
40
40 - Pus Meong
41
41 - Sudah Terorganisir
42
42 - Suara Hati Sofia
43
43 - Boca Kembali
44
44 - Cemburu
45
45 - Tes Kejujuran
46
46 - Gelisah
47
47 - Coretan Kasih Sayang
48
48 - Disapa Ratu Merah
49
49 - Kebenaran Daka
50
Draft
51
Draft
52
52 - Dilarang Nempel-Nempel
53
53 - Jangan Sentuh Milikku
54
54 - Terima Abang Apa Adanya
55
55 - Diserang Boca
56
56 - Koma
57
57 - Karena Dia Butuh
58
58 - Kangen Dia
59
59 - Bahagianya
60
60 - Gelap Mata
61
61 - Ngenes
62
62 - Ditolak
63
63 - Brankas
64
64 - Mestika
65
65 - Gak Normal
66
66 - Istana Itu
67
67 - Ngunduh Mantu
68
68 - Ohh.... Cantika
69
69 - Cantika Putriku Sayang
70
70 - Pindah Hidup di Hutan
71
71 - Jangan Ganggu Hidupku
72
72 - Scarecrow
73
73 - Gelang Itu
74
74 - Neng Sri
75
75 - Micin
76
76 - Hadiah Pernikahan
77
77 - Rapat Keluarga
78
78 - Setan Merah
79
79 - Sukma
80
80 - Menginap di Mana?
81
81 - Pelet
82
82 - Ricky Berulah
83
83 - Kesatria Utama
84
84 - Nikah Lagi
85
85 - Akhirnya Pulang
86
86 - Eh Ternyata
87
87 - Intan Mengamuk
88
88 - Menjinakkan Anak Kunti
89
89 - Penjara
90
90 - Toxic Relationship
91
91 - Makin Parah
92
92 - Foto Prewedding
93
93 - Surat Nikah
94
94 - Salah Paham
95
95 – Give Me a Hug
96
96 – The Witch
97
97 – Cerita Mbak Kunti
98
98 – Frustrasi
99
99 – Puasa
100
100 - Hutan Hoia Baciu
101
101 - Pets
102
102 – Venus
103
103 – Tudung Merah Beracun
104
104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105
105 – Triangle of Transylvania
106
106 – Bau Pesing
107
107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108
108 – Merdeka atau Mati
109
109 – Sholat Jumat
110
110 – Penjara Bawah Tanah
111
111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112
112 – Nekomata
113
113 – Hadiah Untuk Sofia
114
114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115
115 – Kelahiran
116
116 - Tugas yang Sebenarnya
117
117 – Hilang Akal
118
118 – Cara Sukma Makan
119
119 – Sapu Gerang
120
120 – Terapi
121
121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122
122 – Menembus Pagar Ghaib
123
123 – Bintang Syi'raa
124
124 – Kematian
125
125 – Di Rumah
126
126 – Kemampuan Aneh
127
127 – Mungkin Karena
128
128 – Belati di Tangan Sofia
129
129 – Sirep
130
130 – Jangan Paksa
131
131 – Keusilan
132
132 – Keganjilan
133
133 – Serangan
134
134 – Pertarungan
135
135 – Rahasia Jin Langit
136
136 – Werehyena
137
137 – Sesal
138
138 – Jangan
139
139 – Hanya Karena
140
140 Nenek Kunti
141
141 – Perang Besar
142
142 – Ada-Ada Saja
143
143 – Sela
144
144 – Portal
145
145 – Keadaan di Dalam
146
146 – Ikhlaskanlah
147
147 – Berduka
148
148 – Mata
149
149 – Alif
150
150 – Dunia Apa?
151
151 – Iblis Apa?
152
152 – Penghuni
153
153 – Siapa yang Hamil?
154
154 – Isi
155
155 – Jangan Ikuti Anakku
156
156 – Yakin?
157
157 – Pecah
158
158 – Bertamu
159
159 – Garter Besar
160
160 – Merayu
161
161 – Tidak Terima
162
162 – Kedatangan Sebastian
163
163 – Ketemu
164
164 – Kecolongan
165
165 – Kembalikan Dia
166
166 – Keluar
167
167 – Walimatul Haml
168
168 – Kurang Tajam
169
169 – Jangan Pulang
170
170 – Menolak Sepi
171
171 – Lagi Sedih
172
172 – Resepsi
173
173 - Naga
174
174 – Diserang
175
175 – Penyihir Naga Hitam
176
176 – Orc
177
177 – Darah
178
178 – Putih
179
179 – Tunggu
180
180 – Belum Selesai
181
181 – Gelombang Suara
182
182 – Cepat
183
183 – Musik
184
184 – Percayalah
185
185 – Panti Asuhan
186
186 – Hancur
187
187 – Mengapa?
188
188 – Hilang
189
189 – Naga Berkepala Dua
190
190 – Belzebuth
191
191 – Bisa
192
192 – Omnivora
193
193 – Creatures
194
194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195
195 – Pengorbanan
196
196 – Ini Aku
197
197 – Bertindak yang Benar
198
198 – Mencari Solusi
199
199 – Berusaha
200
200 – Tidak Berhasil
201
201 – Medusa
202
202 – Di Sudutkan
203
203 – Berhasil
204
204 – Kecurigaan
205
205 – Nekat Pulang
206
206 – Emosi
207
207 – Kasus
208
208 – Saksi Korban
209
209 – Negosiasi
210
210 – Kejam
211
211 – Jumat Kliwon
212
212 – Terjaring Razia
213
213 – Menaklukkan si Embah
214
214 – Klarifikasi
215
215 – Kenapa
216
216 – Jangan Dia Lagi
217
217 – The Power of Love
218
218 – Hari Minggu
219
219 – Kabut Sesat
220
220 – Makanya
221
221 – Menangkap Kijang Emas
222
222 – Batara Karang
223
223 – Atasi Dia
224
224 – Urus Dia
225
225 – Sial
226
226 – Sidang
227
227 – Jangan Dipendam Sendiri
228
228 – Tanpa Dia
229
229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230
230 – Siksa Batin
231
231 – Senyum Itu
232
232 – For You Only
233
233 – Sifat Iblis Alif
234
234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235
235 – Masalah Manusia
236
236 – Tengil
237
237 – Serangan
238
238 – Pembunuhan
239
239 – Jejak Boca
240
240 – Jin Wanita
241
241 – Sepupu
242
242 – Ada Apa?
243
243 – Siapa Ali?
244
244 – Masa Lalu
245
245 – Posesif
246
246 – Dia Sudah Tiada
247
247 – Tidak Baik
248
248 – Penyergapan
249
249 – Penculikan
250
250 – Ada di mana?
251
251 – Kebodohan Zafira
252
252 – Tekad Zafira
253
253 – Villa
254
254 - Sakit
255
255 – Permintaan Bodoh
256
256 – Kesakitan
257
257 – Nenek
258
258 – Tembus
259
259 – Menentang
260
260 – Rusak Tubuh
261
261 – Ingin Pergi
262
262 – Dijemput
263
263 – Menemui Zafira
264
264 – Pembicaraan
265
265 – Kurang Ajar
266
266 – Awal Pertemuan
267
267 – Numpang
268
268 – Hampir Mimisan
269
269 – Kebersamaan
270
270 – Ngapain Sih?
271
271 – Kejar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!