Berturut-turut tiga buah mobil berhenti di depan kediaman Abi. Dari dalamnya keluar Farzan, Firhan dan Dipa. Untuk membuktikan kalau promosi yang mereka lakukan bukan isapan jempol semata, pandawa lima meminta semua cucu yang tadi dipromosikan untuk datang ke rumahnya. Itu dilakukan agar Fahri dan Vano melihat sendiri bakal calon cucu mantu mereka.
Bergegas Farzan masuk ke dalam rumah dengan membawa tas medisnya. Dia khawatir sesuatu terjadi pada pandawa lima. Sambil berlari pria itu menuju halaman belakang. di belakangnya menyusul Firhan dan Dipa. Sesampainya di halaman belakang, Farzan langsung menghampiri pandawa lima di gazebo. Dia mencium punggung tangan kelima tetua di keluarga Hikmat.
“KiJo sakit?” tanya Farzan cemas.
“Kakek, grandpa, eyang dan opa yang sakit?”
“Ngga juga.”
“Nah terus Kijo ngirimin wa kaya gini apa maksudnya?”
Farzan mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dia memperlihatkan pesan yang dikirimkan Jojo padanya.
[Datang ke rumah kakek Abi sekarang, ASAP! Status SIAGA 1]
Bukan hanya Farzan, tapi Firhan, Dipa dan Sam mendapatkan pesan yang sama. Ketiganya langsung menuju kediaman Abi, kecuali Sam. Pria itu masih belum membaca pesan yang dikirimkan karena sedang memimpin rapat.
“Oh.. itu karena aki mau mengenalkan kamu pada tamu penting. Kenalkan ini kakek Fahri dan ini opa Vano.”
Pandangan Farzan, Firhan dan Dipa langsung beralih pada dua pria yang disebutkan oleh Jojo. Ketiganya segera mencium punggung tangan Fahri dan Vano bergantian. Kedua pria yang usianya sudah tidak muda lagi itu tersenyum melihat kedatangan cucu keluarga Hikmat yang tadi dipromosikan.
“Coba kalian balik ke sana, ke dekat pint uterus satu-satu jalan ke sini. Tapi jalannya jangan cepat-cepat ya. Santai aja, tunjukkan pesona kalian.”
Ketiga pria itu terbengong sebentar mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Abi. Melihat para cucunya yang masih berdiam diri, Jojo bangun dari duduknya kemudian mengajak ketiga cucunya menuju tempat yang dimaksud.
“Kalian jalan satu-satu. Anggap aja kalian itu peragawan yang lagi jalan di catwalk. Pokoknya buat kakek Fahri dan opa Vano terkesan.”
“Emang ada apa sih KiJo?” tanya Firhan penasaran.
“Kita mau dijadiin model sama mereka?” tanya Dipa.
“Aku ngga ikutan, KiJo,” seru Farzan.
“Eh ngga bisa. Kamu harus ikut. Kakek Fahri sama opa Vano lagi cari calon cucu mantu buat cucunya. Namanya Aiza, anaknya cantik.”
“Cantik? Yakin? Kalau cantik kenapa harus dicariin jodoh segala,” jawab Firhan.
“Beneran cantik,” Jojo berusaha meyakinkan.
“Cantik mungkin aja, tapi pasti ada yang ngga beres sama anaknya. Gila mungkin?” terka Dipa.
Sebuah jitakan mendarat di kepala cucu dari Cakra itu. Dipa mengusap kepalanya yang terkena jitakan sambil melemparkan cengirannya.
“Jangan banyak tanya! Cepat jalan!”
Jojo kembali ke gazebo. Tangannya melambai meminta ketiga pria itu untuk segera berjalan mendekat. Farzan menghela nafas konyol. Dia bergegas menuju kediaman Abi karena khawatir akan keadaan pandawa lima. Tapi ternyata dia diminta melakukan hal konyol seperti ini. Agar bisa segera kembali ke rumah sakit, pria itu berjalan lebih dulu.
Cara berjalan Farzan tidak ada gayanya sama sekali. Pria itu berjalan seperti biasanya saja. Ekspresi wajahnya juga terlihat biasa. Dia berhenti di depan gazebo. Jojo memberi isyarat dengan gerakan tangan agar cucunya itu berputar. Pelan-pelan Farzan memutar tubuhnya dan kembali berdiri di depan semua pria itu.
“Ini Farzan, cucuku. Dia sekarang adalah dokter residen di rumah sakit Ibnu Sina mengambil spesialis dokter bedah umum. Umurnya 25 tahun dan sampai sekarang masih berstatus single,” terang Jojo.
“KiJo… udah selesai? Aku harus ke rumah sakit lagi.”
“Pak Fahri, pak Vano, ada yang mau ditanyakan?”
“Tidak ada. Silahkan kembali ke rumah sakit, nak Farzan.”
“Aku permisi dulu.”
Farzan mencium punggung tangan para tetua satu per satu, kemudian segera pergi meninggalkan kediaman Abi. Jojo menggerakkan tangannya, meminta peserta audisi berikutnya untuk berjalan mendekat.
Dipa merapihkan rambutnya sebentar, kemudian segera berjalan mendekati Gazebo. Kedua tangannya ditaruh di saku celana. Matanya menutup lurus ke depan, tidak ada senyum atau ekspresi sama sekali. Pria itu benar-benar terlihat seperti peragawan yang sedang berjalan memamerkan pakaian yang dikenakannya di catwalk.
Melihat aksi Dipa, Cakra bertepuk tangan. Dia senang melihat cucunya itu bisa melakukan apa yang diminta dengan sangat baik sekali. wajah tampannya juga sangat mendukung aksinya ini. Fahri dan Vano tidak bisa berhenti tersenyum. Keseriusan pandawa lima dalam mempromosikan cucu-cucunya memang totalitas sekali, begitu profesional.
Dipa berhenti di depan gazebo, memutar tubuhnya sebentar lalu berdiri dengan menaruh jari telunjuk dan jempolnya di dekat dagu membentuk huruf V seraya memperlihatkan senyum simpulnya.
“Cucu saya yang ini namanya Dipa. Umurnya 24 tahun dan sebentar lagi akan menyelesaikan S2-nya. Sambil menyelesaikan kuliahnya, dia membantu Aric dan Arya di perusahaan. Sampai sekarang dia masih betah menyendiri,” terang Cakra.
“Bilang aja jomblo,” celetuk Abi.
“Berisik!”
“Namamu Dipa?” tanya Fahri.
“Nama lengkap Nabhan Pradipa, nama bekennya Dipa,” jawab Dipa.
“Dipa.. bagus..” seru Vano sambil mengangkat jempolnya.
“Beres ya, eyang. Aku balik ke kantor dulu.”
“Oke..”
Dipa mencium punggung tangan semua pandawa lima, plus Fahri dan Vano. Setelah itu dia segera pergi. Sebelum pergi dia menepuk pundak Firhan seraya memberikan semangat pada kakak sepupunya itu.
Kini giliran Kevin yang bersiap untuk mempromosikan cucunya. Abi memberikan kesempatan pada besannya itu untuk berbicara. Jojo menggerakkan tangannya, meminta Firhan untuk berjalan.
Sebelum berjalan, Firhan mengambil ponsel dari saku celananya karena benda pipih persegi itu bergetar. Sebuah pesan masuk dari asistennya. Dia diminta segera kembali ke hotel karena sebentar lagi pertemuan dengan klien akan dimulai. Firhan memasukkan ponsel ke saku celananya, kemudian berjalan cepat menuju gazebo. Sesampainya di depan gazebo dia sedikit membungkukkan badannya.
“Eta mah lain jalan ala peragawan, tapi gidik lapar,” seru Vano.
“Gidik lapar apaan opa?” tanya Firhan.
“Jalan cepat karena lapar, pengen cepat-cepat makan, hahaha..”
“Hahaha..”
“Ehem!”
Kevin berdehem, menarik perhatian semuanya. Abi, Juna, Cakra dan Jojo langsung melihat pada pria itu. Mereka penasaran, apa yang akan dikatakan Kevin untuk mempromosikan Firhan.
“Kira-kira si Kevin mau ngomong apa?” Juna.
“Yakin, paling omongnnya irit,” Jojo.
“Inti-intinya doang pasti,” Cakra.
“Curiga cuma bisa aku sih yes,” Abi.
“Hahaha..”
Kevin mendelik pada keempat sahabatnya. Mereka pasti tengah membicarakan dirinya. Dia kembali berdehem. Baru saja dia hendak membuka mulutnya, terdengar suara Firhan lebih dulu memperkenalkan dirinya.
“Kenalkan namaku Firhan. Umurku 24 tahun jalan 25. Aku baru aja menyelesaikan kuliah S2 di jurusan manajemen bisnis. Dan sekarang bekerja di Yudistira hotel sebagai manager F&B. Status sampai sekarang alhamdulilah masih jomblo.”
Senyum Kevin mengembang melihat Firhan memperkenalkan dirinya sendiri. Dia tidak punya waktu menunggu Kevin berpikir merangkai kata-kata. Kevin melirik pada para sahabatnya dengan ekspresi bangga. Abi, Juna, Cakra dan Jojo hanya menggelengkan kepalanya saja.
“Diem doang bangga,” celetuk Abi.
“Mohon maaf semuanya, aku harus segera kembali ke hotel. Mau ada meeting dengan klien. Kakek Fahri, opa Vano, aku pamit dulu.”
“Iya, Firhan. Maaf mengganggu waktumu.”
“Ngga kok.”
Firhan mencium punggung tangan semua yang ada di sana, lalu meninggalkan tempat tersebut. Di depan rumah, dia berpapasan dengan Sam yang baru saja tiba. Belum sempat Sam menanyakan apa yang terjadi, Firhan langsung masuk ke mobilnya dan langsung pergi. Saat akan masuk ke dalam rumah, motor yang dikemudikan Gilang sampai.
“Bang.. tumben udah di rumah lagi,” sapa Gilang.
“Tadi kakek nyuruh datang, katanya siaga satu.”
“Hah? Emang ada apaan?”
“Ngga tahu.”
Bersama dengan Gilang, Sam masuk ke dalam rumah. Keduanya langsung menuju ke belakang rumah. Di gazebo keduanya melihat tujuh orang pria sedang berkumpul. Keduanya langsung mendekat.
“Assalamu’alaikum.”
“Waalaikumsalam.”
“Kakek, ada apa?” tanya Sam tanpa basa-basi.
“Ini.. kakek mau mengenalkanmu sama kakek Fahri dan opa Vano.”
Fahri dan Vano melemparkan senyumnya pada Sam. Pria itu mendekat kemudian memperkenalkan dirinya pada dua pria tua itu. Sejenak Fahri memandangi Sam. Dari empat orang cucu yang dikenalkan padanya, entah mengapa dia merasa paling sreg pada sosok Sam.
“Ini Sam, anak sulung dari Kenan. Sekarang umurnya 25 tahun, dan sudah membantu daddynya di perusahaan. Sam itu irit bicara, jadi harap maklum aja kalau dia ngomongnya suka to the point,” terang Abi.
“Ini ada apa sih, kek?” tanya Sam bingung.
“Begini.. kakek Fahri dan opa Vano bermaksud menjodohkan cucunya dengan salah satu dari kalian. Namanya…”
“Maaf kakek, kakek Fahri, opa Vano, dengan tidak mengurangi rasa hormat, aku undur diri dari ajang pemilihan jodoh,” potong Sam.
“Kenapa?” tanya Abi.
“Aku.. sudah punya pilihan sendiri.”
🍄🍄🍄
Dengerin dulu Napa Sam😂
Maaf ya kemarin libur mendadak, bos besar tiba² pulang🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R•ᗪḕɛ 🌸
eehhh siapaakah itu jangan2 cewek yg nolong kamu kemarin..pdahal cwe itu lhoo yg mau dijodohin 😄😄
2024-03-31
2
Raisya 𝐙⃝🦜
beneran jodohnya Sam nih si aiza
2024-03-29
2
Noffi
ciuusss mo mundur Sam ?????
2024-03-26
1