“Aku.. sudah punya pilihan sendiri.”
Jawaban Sam sebenarnya membuat Fahri kecewa. Namun pria itu tidak mau memaksakan kehendaknya pada cucu dari Abi itu. Bukan hanya Fahri, tapi Vano juga sebenarnya berharap Sam yang menjadi cucu menantunya. Menurutnya Sam memiliki aura kuat yang bisa menaklukkan cucunya yang seperti kuda lumping kesetanan.
“Coba dilihat dulu orangnya, Sam,” bujuk Abi.
“Kakek..”
“Tidak apa, pak Abi. Kalau Sam sudah punya pilihan sendiri, jangan memaksanya,” sela Fahri.
“Ini ada apa sih?” tanya Gilang yang tidak mengerti sama sekali.
“Kakek Fahri dan opa Vano sedang mencarikan jodoh untuk cucu mereka,” jawab Cakra.
“Emang calonnya bang Sam doang?”
“Ada Farzan, Firhan dan Dipa,” jawab Jojo.
“Loh kok aku ngga dimasukin list. Kakek.. aku juga cucu kakek. Masa aku ngga dimasukin list? Berhubung bang Sam mengundurkan diri. Biar aku aja yang gantiin bang Sam.”
Gilang nampak bersemangat sekali ingin menggantikan posisi Sam. Pria itu merasa tidak dianggap karena Abi tidak memasukkan dirinya ke dalam daftar kandidat. Dia terus merengek pada Abi.
“Kamu ngga masuk kriteria,” jawab Abi santai.
“Ngga masuk gimana? Ganteng iya, pintar iya, suaraku merdu. Apalagi coba?”
“Kamu masih kuliah. Lagian umur cucunya kakek Fahri dan opa Vano lebih tua dari kamu.”
“Sekarang lagi jaman nikah sama yang lebih tua. Apa kabarnya bang Arya? Kan kak Shifa juga lebih tua empat tahun dari bang Arya. Tapi sampai sekarang mereka tetap awet. Malah anaknya udah dua. Ini ngga adil, kek. Aku juga mau dikasih kesempatan. Aku…”
Gilang tak dapat meneruskan omongannya ketika Sam memasukkan kue bolu ke dalam mulutnya. Mata Gilang melotot melihat pada kakaknya. Namun begitu dia mengunyah juga kue yang masuk ke mulutnya.
“Berisik! Bisa ngga kamu kalau ngomong ngga merepet kaya petasan,” seru Sam.
“Hahaha..”
Vano terbahak melihat interaksi Sam dan Gilang. Kakak beradik ini memiliki sifat yang berbeda, ibarat langit dan bumi. Jika Sam lebih pendiam dan hanya bicara seperlunya. Berbeda dengan Gilang yang kecepatan bicaranya di atas rata-rata.
“Aku kembali ke kantor sekarang. Kakek Fahri, opa Vano, sekali lagi aku minta maaf.”
“Iya, tidak apa-apa, Sam.”
Dikarenakan masih banyak pekerjaannya di kantor, Sam langsung berpamitan. Pria itu mencium punggung tangan semua tetua yang ada di gazebo. Sebelum pergi, Abi menahan cucunya itu.
“Calonmu siapa namanya? Kapan kamu mau ngenalin ke kakek?”
“Nanti kalau waktunya udah tepat. Assalamu’alaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Dengan langkah panjang Sam meninggalkan halaman belakang kediaman kakeknya yang juga kediaman orang tuanya. Tidak disangka, sang kakek memintanya datang hanya demi menjodohkan dirinya. Tanpa berlama-lama, pria itu segera meninggalkan rumah dengan kendaraan roda empatnya.
“Calonnya Sam siapa?” tanya Jojo penasaran.
“Heleh paling dia bohong, KiJo,” celetuk Gilang.
“Tahu dari mana kamu?”
“Coba KiJo pikir, bang Sam itu ngomongnya irit, dingin kadang jutek, siapa juga cewek yang berani dekat-dekat sama dia. Mau kenalan sama cewek juga pasti susah. Yakin itu alasannya dia doang, biar ngga dijodohin. Dia sama bang Azzam kan hampir sebelas, dua belas. Makanya sampai sekarang mereka awet jomblonya.”
“Coba kamu selidiki, benar atau tidak Sam udah punya calon,” seru Abi.
“Siap, kakek. Tapi.. ngga gratis ya,” Gilang menaik turunkan alisnya.
“Nanti kakek beliin kamu peuyeum satu kontainer.”
“Ogah.”
“Hahaha..”
“Pak Fahri, pak Vano, karena Sam mengundurkan diri. Calon buat Aiza tinggal tiga. Gimana kalau kita pertemukan dulu mereka?”
“Ide bagus pak Abi.”
“Aku beneran ngga dimasukin, kek?” sela Gilang.
“Berisik,” Abi mengusap wajah Gilang dengan tangannya.
“Sebentar lagi akan ada ulang tahun Metro East. Gimana kalau undang Aiza untuk datang?”
“Boleh, pak Abi. Tinggal sebut saja kapan waktunya.”
Fahri menyetujui usulan Abi. Walau dia ingin Sam menjadi cucu mantunya, namun Farzan, Firhan dan Dipa juga tidak buruk. Mereka sama-sama baik. Hanya saja siapa yang berhasil menaklukkan hati Aiza nanti, tidak ada yang tahu.
🍄🍄🍄
Aiza turun dari mobilnya. Dia memandangi gedung pencakar langit di depannya. Dia ditugaskan oleh Irzal untuk datang ke Das Archipel untuk mempresentasikan secara langsung proposal promosi yang baru saja disusunnya. Selain dirinya, ada Haris yang menemaninya. Sebagai kepala tim, dia bertugas mendampingi anak buahnya. Apalagi ini adalah pengalaman pertama Aiza mempresentasikan proposalnya.
“Kita akan mempresentasikan di hadapan siapa, pak?”
“Pak Abrisam, wakil CEO perusahaan ini. Apa kamu sudah mempelajarinya dengan benar? Jangan sampai kamu melakukan kesalahan. Dengar-dengar pak Sam ini biar usainya masih muda, tapi dia juga tegas dan tidak kenal ampun pada orang-orang yang tidak becus kerja.”
“Masa sih, pak?”
“Hem.. dia itu muridnya pak Irzal.”
Waduh, gurunya beruang kutub. Naga-naganya modelannya sama kaya bang Bibie. Jarang ngomong, irit senyum dan jutek. Ya Tuhan, kenapa hamba selalu dipertemukan dengan laki-laki seperti ini? Tolong pertemukan hamba dengan laki-laki yang manis, humoris dan ceria supaya hidup hamba tidak membosankan.
“Ayo.”
Lamunan Aiza buyar ketika Haris mengajaknya masuk ke dalam lift. Pria itu memijit tombol 11, lantai di mana ruangan Sam berada. Mata Aiza terus memandangi panel yang menunjukkan lantai yang sudah dilalui kotak persegi ini. Dalam hatinya terus berdoa, semoga saja pria yang akan ditemuinya bisa jinak untuk hari ini dan tidak menyusahkannya.
TING
Lift yang mereka tumpangi sudah sampai di lantai 11. Keduanya segera keluar dari kotak besi tersebut. Seorang resepsionis di lantai ini segera menyambut kedatangan mereka. Setelah mengatakan tujuannya, wanita itu menunjukkan jalan menuju ruangan Sam. Sekretaris Sam keluar dari ruangannya begitu melihat kedatangan Haris dan Aiza. Dia memang sudah diberitahu perihal kedatangan staf promosi dari Infinity Corp.
“Selamat datang pak Haris dan…”
“Aiza,” sambar Aiza.
“Nona Aiza. Mari silahkan masuk. Pak Sam sudah menunggu.”
Baru saja sekretaris pria itu hendak membuka pintu, pintu ruangan Sam terbuka. Dari dalamnya keluar seorang gadis dengan tubuh semampai dan rambut berwarna coklat dan sedikit bergelombang. Mata Aiza memicing melihat gadis di depannya. Dia ingat betul siapa makhluk di depannya ini. Begitu pula dengan gadis itu ketika melihat Aiza.
“Elo!!” seru Aiza dan gadis yang ternyata adalah Brenda.
“Ngapain lo ke sini, hah?”
“Siapa elo pake tanya-tanya. Emang elo siapa?”
“Aiza.. jangan begitu,” tegur Haris.
“Asal bapak tahu, dia ini orang yang sudah membayar Maya untuk mengacaukan pekerjaan saya. Dia yang sudah membuat divisi kita terlambat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Harusnya bapak keluarin kata-kata bapak yang menyakitkan buat orang ini!” Aiza menunjuk kening Brenda yang langsung dihalau oleh gadis itu.
“Mending lo balik! Sam ngga bakalan terima cewek modelan elo!”
“Kata siapa? Emang lo siapanya pak Sam hah?”
“Gue calon istrinya.”
“Calon istri dari Hongkong. Asal lo tahu, pak Sam itu calonnya gue! Orang tua gue dan orang tua pak Sam udah jodohin kita dari orok!”
Haris dan sekretaris Sam yang bernama Fildan hanya terbengong saja mendengar ucapan Aiza. Dengan cepat Fildan melerai perdebatan Aiza dan Brenda. Pria itu segera membukakan pintu, namun dengan cepat Brenda menghalangi dengan badannya.
“Minggir!” seru Aiza.
“Atasan lo aja yang boleh masuk. Lo sama sekali ngga boleh!”
“Urusan kita belum selesai. Sekarang gue mau kerja dulu, minggir!”
“Ngerti bahasa manusia ngga, lo? Gue bilang ngga boleh, berarti ngga boleh!”
Brenda mengangkat tangannya dan hendak mendaratkan di pipi Aiza. Belum sampai tangannya mengenai pipi Aiza, gadis itu lebih dulu menangkap tangan Brenda. Kemudian dia mendorong tubuh Brenda dengan kencang. Tubuh gadis itu terdorong ke belakang dan jatuh terjerembab di ruangan Sam.
🍄🍄🍄
Dua kali Aiza ngaku jodohnya Sam😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R•ᗪḕɛ 🌸
eehhh ngaku2...tp ucapan adalah doa lhoo 😄😄😄
2024-03-31
1
⏤͟͟͞R•ᗪḕɛ 🌸
wkwkwwk mana mau Sam modwlan kayak kamu Brendaa
2024-03-31
2
Raisya
ucapanmu adalah doamu aiza😂😂😂
2024-03-29
2