Hari pertama pendidikan sebagai Jaksa Penuntut Umum dimulai. bersama dengan Yonas, Alden berangkat ke kantor Kejaksaan Republik Indoneisa yang berada di daerah Kebayoran Baru. Letak kantor Kejaksaan tersebut tidak terlalu jauh gedung apartemen tempat Alden tinggal. Viren memang sengaja mencari tempat yang dekat dengan kantor tersebut atas rekomendasi Rakan.
Kuota yang disediakan pihak Kejaksaan untuk CPNS tahun ini sebanyak 2000 orang. Alden termasuk CPNS yang masuk melalui jalur cumlaude, sementara Yonas melalui jalur umum. Dari 2000 orang, hanya sepuluh persennya saja atau 200 orang yang masuk melalui jalur cumlaude, termasuk Alden. Di kantor ini mereka akan bertemu dengan para sarjana hukum dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Dari Bandung sendiri mengirimkan 50 orang.
Sebelum memulai pendidikan, seperti biasa, mereka akan berkenalan lebih dulu. setelah berhasil mengikuti seleksi dan terpilih sebagai CPNS, Alden akan menjalani masa pelatihan atau yang biasa disebut masa prajabatan. Selama satu tahun ini dia akan mengikuti latihan dan mempersiapkan diri untuk tugas-tugas yang lebih berat. Selama masa prajabatan, Alden juga akan menjalani pendidikan intensif selama satu bulan.
CPNS untuk mengisi formasi jaksa lebih banyak didominasi oleh kaum adam. CPNS wanita mungkin hanya sekitar sepuluh persen saja dari keseluruhan CPNS yang diterima di Kejaksaan Negeri Republik Indonesia. Nampak dua orang gadis mendekati Alden dan Yonas. Sejak acara pembukaan, mereka memang terlihat mencuri pandang pada Alden. Maklum saja, mungkin karena usia Alden yang masih muda dan wajahnya yang tampan.
“Hai..” sapa salah satu gadis itu.
“Kalian sedang ikut prajabatan juga?” tanya Yonas.
“Iya.”
“Kenalin, aku Yonas. Ini temanku, Alden.”
Kedua gadis itu segera menyambut uluran tangan dua pia di depannya sambil menyebutkan nama masing-masing. Kedua gadis itu adalah Kartika, dia berasal dari Tangerang. Usianya baru 22 tahun. Yang kedua adalah Niluh, berasal dari Bali, usianya 24 tahun. Ini tahun ketiganya mencoba peruntungan sebagai CPNS dan akhirnya di terima.
“Semoga kita bisa berteman dekat ya,” ujar Kartika.
“Aamiin.. kalian tinggal di mana?”
“Aku di Bintaro, kalau Niluh kost-nya ngga jauh dari sini. Kalian di mana?”
“Di apartemen Boulevard.”
“Oh ngga jauh dari sini ya. Kalian ke sini pakai mobil atau jalan kaki?”
“Jalan kaki, kan tinggal jalan sedikit terus naik jembatan penyebrangan.”
“Enak ya. Kalau aku harus berangkat pagi. Soalnya pasti macet banget,” seru Kartika.
Dalam waktu singkat keempatnya langsung membaur dengan baik. Kartika dan Niluh adalah gadis supel, jadi tidak sulit berteman dengan mereka. Begitu pula dengan Yonas yang aktif berbicara. Meskipun lebih banyak diam, namun sikap Alden tidak ketus seperti kebiasaannya waktu kuliah. Dia sadar kalau masuk ke dunia kerja, maka dirinya harus lebih bisa bersikap fleksibel.
Percakapan seru di antara mereka harus segera berakhir karena waktu untuk pelatihan sudah dimulai. Mereka segera memasuki ruangan untuk menjalani pelatihan. Kebetulan pula keempatnya berada dalam satu ruangan yang sama.
🍄🍄🍄
Tidak terasa satu bulan sudah Alden dan Yonas berada di Jakarta. Alden belum bisa kembali ke Bandung karena banyak tugas yang harus diselesaikannya. Dia mendapat banyak contoh kasus yang membutuhkan analisanya. Bersama dengan Yonas, Alden kerap berdiskusi membahas kasus beku yang jumlahnya tidak sedikit.
“Al.. gimana kalau kita jalan-jalan? Biar ngga nge hang otak lihat tumpukan berkas mulu.”
“Boleh-boleh. Nanti aja abis ashar, biar tenang jalannya. Lagian tinggal lima menit lagi.”
Yonas mengiyakan apa yang diusulkan sahabatnya. Sejak bergaul dengan Alden, pria itu jadi lebih rajin menunaikan ibadah shalat lima waktu. Dia kagum pada Alden yang berasal dari keluarga konglomerat, berwajah tampan dan berotak encer, tapi tidak pernah lupa menjalankan kewajibannya.
Usai melaksanakan shalat ashar, keduanya segera keluar dari unit apartemen yang mereka tinggali. Alden bermaksud berjalan-jalan ke daerah blok M bersama dengan Yonas. Pria itu menjalankan kendaraan roda empatnya keluar dari parkiran gedung apartemen yang ditinggalinya.
Di hari libur, banyak warga Jakarta, khususnya kawula muda yang menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan atau nongkrong di café bersama teman-temannya. Alden dan Yonas memasuki sebuah kedai kopi yang sore ini cukup ramai didatangi pengunjung.
“Jalan, yuk,” ajak Yonas.
“Kemana?”
“Keliling aja. Sekalian cuci mata lihat barang-barang yang dijual atau cari kulineran khas Betawi.”
“Boleh.. boleh.”
Alden mengambil gelas kopi miliknya, kemudian keluar dari kedai tersebut bersama dengan Yonas. Mereka bermaksud menuju taman yang letaknya sekitar tiga ratus meter dari tempatnya sekarang. Di sana banyak gerobak pedagang makanan berkumpul. Alden mengambil jalan yang tidak banyak dilalui orang untuk sampai ke taman. Tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan suara teriakan seseorang.
“BERHENTI!!”
Refleks kedua pria itu menolehkan kepalanya ke belakang. nampak seorang pria berlari ke arah mereka, dan dari arah belakang seorang pria mengejarnya.
“BERHENTI!!”
Teriakan terus keluar dari mulut Zayn yang tengah mengejar buruannya. Lelaki tegap itu terus berlari memburu orang yang menjadi incarannya selama seminggu ini. Pria berambut ikal itu terus berlari. Sebisa mungkin menjauh dari kejaran Zayn. Dia harus bisa menyelamatkan diri kalau tidak mau mendekam di dalam penjara.
Pria bernama Felix itu terus menolehkan kepalanya ke belakang, memastikan menjaga jarak aman dari Zayn. Namun kaki Zayn yang lebih panjang darinya, membuat pria itu bisa memangkas jarak yang tadinya cukup jauh. Felix meraih apapun yang ada di dekatnya kemudian melemparkannya pada Zayn.
BUK
Sebuah botol air mineral yang masih menyisakan air setengah di dalamnya tepat mengenai kening Zayn, membuat pria itu meringis dan menghentikan langkahnya sejenak.
“Shit!”
Zayn mengusap keningnya yang sedikit nyeri kemudian kembali mengejar buruannya. Beberapa kali dia terpaksa menghindari barang-barang yang berterbangan ke arahnya. Pria itu mempercepat larinya.
Ketika Felix semakin mendekati Alden, dengan cepat Alden menjulurkan kakinya untuk menahan pergerakan Felix. Namun pria itu berhasil menghindarinya. Alden ikut mengejar kemudian menendang punggung pria itu hingga jatuh tersungkur.
BUGH
Tubuh Felix mencium aspal. Bersamaan dengan itu, Zayn sampai di belakangnya. Melihat Zayn, Felix berusaha bangun namun tendangan pria itu kembali membuatnya tersungkur. Zayn mendekat kemudian menekan punggung Felix dengan lututnya.
“Aaaarrgghhh…” Felix mengerang kesakitan.
Zayn menarik kedua tangan Felix ke belakang, diraihnya borgol yang ada di saku belakang celananya kemudian memborgol kedua tangan Felix. Dia berdiri kemudian menarik tubuh Felix. Dengan kasar ditariknya tubuh Felix. Beberapa anak buahnya yang tadi ikut mengejar tersangka sampai di dekatnya. Zayn mendorong tubuh Felix dan ditangkap oleh Tomi.
“Bawa ke kantor.”
Tomi menganggukkan kepalanya, lalu menyeret Felix yang masih berusaha memberontak. Di belakangnya Zayn berjalan mengekor seraya mengusap keningnya yang berkeringat. Tak sia-sia pengintaiannya selama seminggu. Akhirnya salah satu bandar judi online berhasil dibekuknya. Sepeninggal Tomi, Zayn melihat pada Alden, pria yang sudah membantunya tadi menangkap buruannya. Zayn segera mendekati Alden.
“Terima kasih,” ujar Zayn.
“Sama-sama. Hanya bantuan kecil.Senang bisa membantu.”
Zayn menganggukkan kepalanya, kemudian dia segera meninggalkan Alden dan Yonas. Menyusul Tomi dan beberapa anak buahnya yang lebih dulu membawa Felix ke kantor tempatnya bertugas.
🍄🍄🍄
Ada yang tahu Zayn itu anaknya siapa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Anni Zakiyani
zayn mantu nya cakra bukan si..ko alden ga kenal disini
2024-11-22
1
Siti Cholifah Cholifah
anakx siapa thoor zayn,sdh lupa aq 🤭🤭🙈🙈
2024-10-10
1
¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀
Keren lah Alden mah. Ngga Sombong, selalu rendah hati
2024-06-18
1