Melihat saudara sepupunya sudah pergi lebih dulu, Fara pun hendak menyusul. Dia berhenti dulu di dekat pria yang terkena kejahilan Aiza. Kemeja yang dikenakan pria itu lumayan basah juga. Wajar kalau dia merasa kesal. Wajahnya yang datar dan tanpa ekspresi, semakin membuat pria itu terlihat menyeramkan.
“Pak.. eh om.. eh kakak… abang.. mas.. ah terserah deh panggilannya apa. Aku minta maaf ya. Sepupuku emang jahil. Sekali lagi aku minta maaf.”
Fara menangkupkan kedua tangannya kemudian segera berlari menyusul Aiza yang lebih dulu pergi meninggalkan sang pria yang masih terlihat kesal. Dia mengibaskan air yang membasahi kemejanya. Dari arah kanannya muncul seorang pria yang tadi pergi bersamanya. Melihat penampilannya pria itu langsung tertawa.
“Bhuahaha.. lo kehujanan di mana Sam?” tanya Ervano yang sedari tadi pergi bersamanya.
Tanpa mengatakan apapun, Sam segera berjalan menuju mobilnya diikuti oleh Ervano. Keduanya baru saja bertemu dengan klien mewakili perusahaan masing-masing. Untung saja insiden ini terjadi setelah mereka bertemu dengan klien. Sam segera masuk ke dalam mobil Ervano. Dia memang datang menggunakan mobil kakak sepupunya.
“Lo kenapa bisa basah kuyup kaya gitu?” tanya Ervano lagi sambil menyalakan mesin mobilnya.
“Tadi ada cewek jahil. Dia narik ranting pohon, terus dilepas gitu aja. Basah baju gue kena air yang ada di daun.”
“Hahaha.. cewek mana yang berani ngisengin elo? Udah bosen hidup kali. Terus lo diemin aja gitu?”
“Dia udah kabur duluan. Mana manggil gue om lagi. Emangnya gue udah tua apa,” gerutu Sam yang masih kesal dengan kelakukan Aiza tadi.
“Hahaha… muka lo emang tua!”
Sontak Sam langsung melihat pada sepupunya. Namun Ervano terlihat santai dan tidak merasa berdosa sama sekali. Dalam hatinya senang juga mengetahui ada seorang perempuan yang berhasil mengerjai sepupunya itu. Semoga saja keduanya dipertemukan kembali. Dan saat pertemuan kedua, gadis itu berhasil membuat Sam gondok untuk kedua kalinya.
🍄🍄🍄
Hari cepat berlalu, sudah hampir sebulan lamanya Aiza bekerja di Infinity Corp, namun entah kenapa setiap dirinya dipercaya membuat proposal untuk promosi, ada saja yang terjadi. Mulai dari lembaran yang hilang, poin yang tertukar atau halaman yang berantakan. Seperti hari ini, Aiza kembali mendapat semprotan dari Haris. Dengan kesal dia membanting lembaran kertas ke meja kerjanya.
“Kamu bisa kerja, ngga?!” tanya Haris kesal.
“Memangnya kenapa, pak?”
“Kenapa? Apa kamu tidak baca sebelum kamu serahkan ke saya? Dari awal sampai pertengahan halaman memang benar promosi yang kamu kerjakan sekarang. Tapi dari pertengahan ke belakang itu isinya promosi The Forest. Kamu serius ngga kalau kerja?!”
Haris benar-benar kesal pada Aiza. Padahal dia menaruh harapan besar pada gadis itu. Apalagi dia masuk berdasarkan rekomendasi dari Elang, CEO Humanity Corp. Ternyata kehadirannya tidak lebih sekedar memanfaatkan jalur nepotisme. Aiza mengambil lembaran kertas yang berserakan di meja. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa ada saja yang salah setiap yang dikerjakan olehnya.
“Saya beri kamu satu kesempatan lagi untuk memperbaikinya. Kalau kamu masih seperti ini, maka akhir bulan ini menjadi hari terakhirmu di sini. Mengerti?!”
“Iya, pak.”
Dengan langkah lunglai Aiza kembali ke kubikelnya. Gadis itu membuka file yang dikerjakannya tadi. Setengah halaman hasil kerjanya lenyap begitu saja, berganti dengan file The Forest. Matanya memandang berkeliling, pasti ada orang yang sudah menyabotase hasil pekerjaannya. Dipandanginya satu per satu semua rekan kerjanya.
Mata Maya melirik pada Aiza. Diam-diam gadis itu tersenyum. Selama ini memang dia yang menyabotase pekerjaan Aiza. Selain karena kesal gadis itu selalu diberi kepercayaan untuk membuat proposal promosi proyek besar. Dia juga bekerja pada seseorang. Orang itu memberikan uang yang banyak padanya untuk membuat Aiza dipecat. Karenanya Maya meminta bantuan temannya yang bekerja di bagian IT untuk menyabotase laptop Aiza.
Aiza bangun dari duduknya, kemudian dia melangkah keluar dari ruang kerjanya. Bagaimana pun dia tidak akan menyerah dan harus menemukan orang yang sudah menyabotasenya. Dan sudah pasti akan membuat perhitungan dengan orang itu Gadis itu bergegas masuk ke dalam lift.
Lift yang ditumpangi Aiza berhenti di lantai sebelas. Gadis itu segera keluar, kemudian menuju ruangan Aidan. Setelah diijinkan oleh sekretaris Aidan, dia segera masuk ke dalam ruangan setelah mengetuk pintu.
“Aiza.. ada apa?”
“Bang.. aku bisa minta tolong?”
“Soal apa.”
“Selama ini ada orang menyabotase pekerjaanku. Aku ingin mencari tahu siapa itu. Aku yakin pelakunya adalah rekan kerjaku di bagian promosi, aku harus menemukan orangnya. Boleh aku minta rekaman cctv di ruanganku selama sebulan terakhir?”
“Kamu tunggu sebentar.”
Aidan mengangkat telepon ekstensi di atas mejanya, lalu menghubungi bagian control room. Sebenarnya dia dan Irzal sudah curiga kalau ada orang menyabotase pekerjaan Aiza. Namun Irzal melarang Aidan untuk menyeledikinya. Dia ingin Aiza yang menyadari dan mencari tahu sendiri. Dikarenakan sekarang Aiza sudah bergerak, dia hanya tinggal membantu saja.
Pria itu menggerakkan jarinya meminta Aiza untuk mendekat. Gadis itu menarik kursi ke dekat Aidan, kemudian bersama-sama melihat rekaman cctv yang dikirimkan ke laptop Aidan.
“Hanya satu orang yang pernah mendekati laptopmu. Siapa dia?”
“Itu Maya. Dia pegawai baru juga sepertiku.”
“Tapi dia hanya sekali mendekati laptopmu. Sedangkan kamu mengalami beberapa kali sabotase. Kamu yakin dia pelakunya?”
“Yakin. Aku mau tahu kemana aja di selama di kantor ini. Siapa aja yang dia temui.”
“Terlalu banyak, matamu nanti siwer. Coba pikirkan, kalau dia bersekongkol. Dia akan bersekongkol dengan siapa.”
Aiza berpikir sejenak. Dia memposisikan dirinya sebagai Maya. Jika hendak menyabotase, maka siapa yang akan ditemui untuk meminta bantuan.
“IT! Cek ke bagian IT.”
Aidan mengangkat teleponnya kembali. Dari hasil tangkapan cctv, Maya terlihat beberapa kali mendatangi seseorang di bagian IT.
“Ini, siapa namanya?”
“Ngga tahu.”
“Dih pegawai sendiri ngga tahu.”
“Di sini pegawainya banyak. Bentar aku tanya Daren dulu.”
Lagi-lagi Aidan mengangkat telepon ekstensinya. Untuk beberapa saat dia berbicara dengan Daren. Pria itu kemudian melihat pada Aiza.
“Namanya Sunan Giri.”
“Cih.. nama aja bagus. Kelakuan kaya setan.”
“Sudah diselidiki Daren. Memang dia yang menyabotase laptopmu. Daren akan mengurusnya.”
“Jangan.. biar aku sendiri yang kasih dia pelajaran. Aku ke sana sekarang.”
Aiza segera meninggalkan ruangan Aidan. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan pria bernama Sunan Giri. Terlebih dulu dia akan mengurus pria itu, baru kemudian berurusan dengan Maya. Gadis itu masuk ke dalam lift, lalu memijit tombol sembilan. Dengan tidak sabar dia menunggu sampai kotak besi ini sampai di lantai yang dimaksud.
Begitu sampai di lantai sembilan, Aiza langsung keluar. Dia bergegas menuju ruang IT. Setelah mengetuk pintu, gadis itu masuk ke dalam ruangan. Daren yang sudah tahu kedatangannya langsung menyambutnya.
“Mau cari siapa?” tanya Daren.
“Di sini ada yang namanya Sunan Teri?”
“Sunan Teri?” Daren mengernyitkan keningnya.
Pria bernama Sunan Giri langsung bangun. Mendengar namanya diplesetkan seperti nama ikan asin, tentu saja dia tidak terima. Apalagi dia mengenali Aiza. Itu adalah gadis yang tidak disukai oleh Maya, perempuan yang disukainya sejak jaman sekolah. Dengan kesal pria itu mendekati Aiza.
“Heh! Siapa kamu ganti-ganti nama orang?”
“Jadi kamu yang namanya Sunan Giri?”
“Iya. Kenapa?”
BUGH!
Sebuah tendangan keras diberikan Aiza ke tulang kering pia itu. Terdengar suaranya mengaduh cukup keras sambil memegangi kakinya.
“Aduh!!”
🍄🍄🍄
Salah sendiri cari gara² sama kuda betina liar😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R•ᗪḕɛ 🌸
mantappp..... tanpa ba bi bu Aiza langsung pukul 😄😄😄
2024-03-30
4
Raisya
haharrrrrrr aja si teriii .....jadiin pepes😂😂😂
2024-03-29
2
Noffi
good ... Aiza .
mantap 👍👍👍👍
bogem aja si sunan teri nya ....
2024-03-26
2