“Aku mau kita putus!” cetus Felicia.
Felicia adalah kekasih dari Zayn, Sudah dua tahun mereka menjalin hubungan. Namun hubungan mereka tidak sama seperti pasangan lainnya. Selain tidak pernah melakukan kontak fisik, selama dua tahun bersama, mereka lebih sering bertengkar ketimbang akurnya.
“Apa alasanmu?” tanya Zayn.
Ini sudah ke sekian kalinya Felicia meminta putus darinya. Bukannya terlalu cinta yang membuat Zayn tidak menerima ajakan putus Felicia. Namun dia sudah berjanji pada sang ayah, Nick untuk tidak mempermainkan hubungan. Apalagi Felicia sudah tidak mempunyai orang tua lagi. Zayn merasa sudah kewajibannya untuk menjaga dan melindungi gadis itu.
“Kamu terlalu posesif!”
“Aku tidak pernah melarangmu melakukan apapun. Aku hanya memintamu memilih teman dan pergaulan yang baik. Apa itu salah? Sebagai seorang perempuan, kamu juga harus menjaga penampilanmu. Jangan sampai memancing hasrat lelaki saat melihatnya.”
“Kamu terlalu banyak mengaturku, dan kamu juga tidak punya banyak waktu untukku. Bagimu, aku hanya nomor sekian setelah pekerjaan dan yang lain.”
Zayn menghela nafas panjang. Apa yang dikatakan oleh Felicia benar adanya. Dia memang tidak punya banyak waktu untuk gadis itu. Karir Zayn di kepolisian memang terbilang cemerlang. Di usia 21 tahun dia sudah menyelesaikan pendidikan Akpol dan langsung ditarik ke bagian reskrim karena otak encernya. Wajar saja kalau waktunya banyak dihabiskan di tempat kerjanya. Namun begitu dia selalu berusaha meluangkan waktu untuk kekasihnya itu.
“Ok.. kalau soal waktu, aku minta maaf karena tak bisa punya banyak waktu untukmu.”
“Akhirnya kamu mengakuinya juga. Pokoknya aku mau putus! Aku sudah tidak mencintaimu lagi!”
Setelah mengatakan itu, Felicia segera masuk ke dalam mobilnya lalu menjalankannya dengan kecepatan tinggi. Tentu saja Zayn terkejut dibuatnya. Takut sesuatu terjadi pada Felicia, pria itu segera menyusulnya. Dia segera masuk ke dalam mobilnya dan segera menyusul mobil Felicia yang sudah melesat lebih dulu.
Kejar-kejaran segera terjadi. Zayn menambah kecepatan mobilnya. Dia sudah tertinggal jauh dari Felicia dan hampir kehilangan jejaknya. Pria itu terpaksa menginjak pedal rem ketika lampu di depannya berubah merah. Matanya terus menatap mobil yang dibawa Felicia yang terus melaju ke arah depan.
Begitu lampu berubah hijau, Zayn langsung tancap gas. Dia terus melajukan mobilnya mencari keberadaan kendaraan Felicia. Sekitar tiga ratus meter di depannya, dia melihat mobil Felicia berbelok ke kanan. Zayn menekan pedal gas lebih dalam lagi. Dia sedikit menurunkan kecepatannya ketika berbelok ke kanan. Baru saja mobilnya berbelok, dia melihat mobil milik Felicia berjalan tak tentu arah. Kendaraannya oleng ke kanan dan kiri, kemudian menghantam jembatan yang ada di sisi kiri jalan. Felicia tidak bisa mengendalikan mobilnya yang terjun ke bawah jembatan.
CIIIIITTTTT
Zayn mengerem mobilnya kuat-kuat. Kemudian pria itu segera berlari menuju jembatan. Mobil milik Felicia jatuh ke kali yang ada di bawah jembatan, menghantam sebuah batu besar dan tak lama kemudian terdengar ledakan keras. Mobil tersebut meledak.
“FELIIIII!!!”
Zayn terbangun dari tidurnya. Nafasnya nampak terengah, keringat membasahi sekujur tubuhnya. Pria itu menyusut keringat yang membasahi keningnya. Peristiwa kecelakaan yang menimpa Felicia terjadi dua tahun lalu, namun rasanya baru kemarin itu terjadi. Zayn mengambil gelas yang ada di atas nakas, lalu meneguknya sampai habis. Pria itu bangun dari duduknya kemudian membuka kaos yang dikenakannya.
Zayn melemparkan kaos yang basah oleh keringat itu ke keranjang pakaian kotor yang ada di pojok ruangan, kemudian melangkah menuju lemari. Di punggung kekar Zayn terdapat sebuah luka tembak, tepat berada di bahu sebelah kirinya. Luka itu didapat ketika dirinya bertugas menjadi tentara perdamaian di Afrika. Setahun setelah kematian Felicia, Zayn memutuskan untuk bergabung dengan tentara perdamaian.
Saat itu wakil presiden tengah mengadakan lawatan ke negara tempatnya bertugas. Tiba-tiba terjadi serangan pemberontak. Zayn berhasil menyelamatkan nyawa wakil presiden yang hampir saja terkena tembakan dengan menjadikan punggungnya sebagai tameng.
Berkat aksi heroiknya, nyawa wakil presiden berhasil diselamatkan, namun dirinya harus menjadi penghuni rumah sakit hampir sebulan lamanya. Sepulang dari Afrika, pria itu menerima penghargaan sekaligus kenaikan pangkat khusus. Di usianya yang baru menginjak 26 tahun dirinya sudah menyandang pangkat AKP atau dulu biasa disebut Kapten.
Selesai berganti pakaian, Zayn segera masuk ke kamar mandi. Waktu menunjukkan pukul tiga lebih sepuluh menit. Yakin tidak bisa tidur kembali, Zayn memilih untuk menunaikan shalat tahajud untuk menenangkan diri. Sejak kepergian Felicia, pria itu memang sering bermimpi tentang kejadian naas yang menimpa kekasihnya. Sejak saat itu juga Zayn tidak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun lagi. Menenggelamkan diri dalam pekerjaan.
🍄🍄🍄
Alden dan Yonas baru saja menyelesaikan pelatihannya. Mereka segera menuju mushola untuk menunaikan shalat dzuhur. Setelah shalat keduanya mencari makanan untuk mengganjal perut mereka. Ketika sedang berjalan, telinga keduanya menangkap suara orang tengah berdebat.
“Kenapa kamu sampai bisa kehilangannya? Apa kamu tahu berapa lama waktu yang kuhabiskan untuk menangkapnya?” berang Zayn pada salah satu jaksa yang berdiri di depannya. Jaksa tersebut baru saja kalah di persidangan, dan tersangka yang susah payah ditangkap oleh Zayn dibebaskan begitu saja.
“Kamu tahu kalau kami kekurangan bukti.”
“Kurang apalagi? Kami sudah memberi semua buktinya!”
“Itu hanya bukti tidak langsung! Aku butuh sesuatu yang lebih meyakinkan untuk mengirimnya ke balik jeruji. Lagipula senjata pembunuhnya tidak ada!”
“Aku sudah memberikannya padamu, dan anak buahmu menghilangkannya!!”
“Zayn.. sudahlah.”
Atasan Zayn segera menenangkan anak buahnya ini. Dia segera membawa Zayn jauh dari jaksa tersebut. Sudah menjadi rahasia umum kalau Zayn kerap terlibat adu mulut dengan jaksa penuntut umum karena mereka sering kehilangan tersangka di pengadilan akibat kurangnya bukti atau ketidakmampuan mereka meyakinkan hakim untuk menjatuhkan hukuman.
“Zayn.. sudahlah. Kamu tidak perlu mengurus kasus itu lagi. Surat pemindahanmu sudah keluar. Lusa kamu sudah dipindahkan ke kantor reskrim di Bandung.”
“Bapak sengaja menyingkirkanku?”
“Bukan begitu. Di sana ada posisi kosong untukmu. Lagi pula kalau kamu tetap di sini, dengan sikapmu yang seperti ini tidak baik untukmu. Karirmu akan terhambat atau bisa jadi nyawamu yang melayang. Kembalilah ke Bandung, di sana lebih cocok untukmu.”
Dengan kesal Zayn segera meninggalkan atasannya. Karena tidak melihat jalan, tanpa sengaja dia menyenggol bahu Alden. Pria itu mengangkat kepalanya. Untuk sejenak dia terdiam menatap pada Alden.
“Kamu.. yang waktu itu membantuku menangkap tersangka?”
“Iya. Namaku Alden,” Alden mengulurkan tangannya.
“Zayn.”
“Kenalkan, ini temanku, Yonas.”
Zayn menjabat tangan Alden dan Yonas. Bertemu dengan kedua orang itu membuat emosinya yang sempat naik mulai mereda.
“Kamu jaksa juga di sini?”
“Masih CPNS, belum diangkat jadi jaksa,” ralat Alden.
“Aku harap kamu bisa bekerja lebih baik dari jaksa-jaksa bodoh itu.”
Hanya kekehan kecil saja yang terdengar dari mulut Alden. Dia memang sudah mendengar gossip yang beredar di kalangan jaksa penuntut umum. Mereka memiliki satu musuh bersama, yakni seorang anggota kepolisian yang selalu mengkritik kinerja mereka. Tidak disangka ternyata orang dimaksud adalah pria yang sekarang berdiri di dekatnya.
“Sudah makan siang? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?” ajak Alden.
“Boleh. Aku akan membawamu ke tempat makan enak. Tempatnya tidak jauh dari sini. Ayo..”
Alden dan Yonas segera mengikuti langkah Zayn yang berjalan di depannya. Mereka keluar dulu dari kantor kejaksaan. Dua ratus meter kemudian berbelok ke kiri. Mereka masih berjalan sampai akhirnya berhenti di depan tempat makan yang dimaksud. Tempat makan ini menyediakan menu prasmanan dengan meja dan kursi panjang untuk pengunjung yang datang.
Zayn memberitahukan menu apa saja yang menjadi favorit di sini. Setelah mengambil makanan, mereka segera menuju meja yang kosong. Alden menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, ternyata rasa makanannya memang benar-benar enak.
“Gimana?” tanya Zayn.
“Memang enak. Aku baru tahu ada tempat makan enak di sini.”
“Lebih enak makan di sini dari pada di kantin.”
“Abang sudah lama tugas di kepolisian?” tanya Yonas.
“Sudah lima tahun.”
“Cukup lama juga.”
“Iya, dan sekarang aku dipindah tugas ke Bandung. Ini adalah acara makan pertama dan terakhir kita.”
“Kami juga tinggal di Bandung, bang.”
“Oh ya? Keluargaku juga tinggal di Bandung. Bisa dibilang aku pulang kampung, hahaha..”
“Mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi, bang.”
“Aamiin.. dan ketika bertemu, aku harap kalian sudah menjadi jaksa yang baik dan pintar. Tidak seperti jaksa bodoh di sini.”
“Hahaha.. abang bisa saja.”
“Bang Zayn..”
🍄🍄🍄
Siapa yang manggil tuh?
Udah kejawab ya di atas, Zayn anak siapa.
Ini aku kasih penampakan Alden dan Zayn versiku sendiri ya
Alden
Zayn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀
Jangan terlalu terpuruk pada peristiwa yang jelas2 bukan salah mu dan bukan tanggug jawab mu Zyan. Sedih Boleh, Terlalu larut dalam kesedihan pun tak baik
2024-06-18
2
⏤͟͟͞R•Dḕɛ 🌸
waahh ganteng n imutt nih Alden..
Jaksa kayak bgini bikin adem di persidangan 😂
2024-03-29
2
⏤͟͟͞R•Dḕɛ 🌸
duhh Jaksa gmna sih masa barang bukti bisa hilang..ada permainan kah dengan terdakwa 🤔
2024-03-29
2