" Kamu sudah ketemu dengan Pak IA.. Ga? "
tanya Pak Bachtiar serius.
" Belum pak, saya tadi sempat bertemu dengan tamu-tamu lainnya tapi... saya tidak melihat beliau pak?"
Jawab Yoga
" Coba .. sempatkan waktumu untuk bertemu pak IA, dia sempat tadi menanyakan kamu datang atau tidak malam ini. Sepertinya ada sesuatu yang penting."
" Baik pak, akan coba saya cari nanti"
Pak IA yang Yoga dan Pak Bachtiar bicarakan adalah seorang petinggi negara yang sangat dihormati.
" ya.. sudah, ayoo bawa calon istrimu untuk mencicipi hidangan Ga!"
" Baik.. pak, saya permisi dulu"
Ketika Yoga dan Nindy meninggalkan pak Bactiar
Lalu Ferdy mendekat kearah Yoga dan Nindy.
" Bapak.. mohon izin, pak IA ingin bertemu, sudah menunggu yang dimeja VIP, biar Bu Nindy saya yang temani pak."
" Ok "
" Honey .. aku temui pak IA dulu yaa "
" iya " jawab Nindy.
\=\=\=\=\=
" Maaf Nak... kamu mba Nindy bukan ya? "
Tanya salah seorang tamu, mendekat ke arah nindy.
Nindy dan Yoga menoleh kearah suara.
" Iya... ibu, saya Nindy.."
Jawab Nindy sambil mengingat siapa ibu yang menegur dia ini.
" Panglingin mba.. cantik sekali kamu."
" terima kasih ibu .. "
" Maaf.. Ibu.... Honey.. aku tinggal dulu yaa "
izin Yoga.
" iyaaa... " Jawab Nindy
Lalu dilepasnya pegangan tangan Yoga
" Mba Nindy.. saya ini mamanya Tiara yang acara pertunangan dan pernikahan anak saya mba loh yang jadi EO nya.."
" Subhanallah Tante Alin... iyaa .. Tante juga manglingin sih tambah cantik."
" bisaa aja kamu mah.. "
" Gimana tan, mba Tiara kabarnya?"
sambil Nindy membimbing kenalannya itu kekursi yang bisa mereka duduki.
"Tiara sudah langsung dibawa suaminya ke Tokyo mba"
" Mudah-mudahan dia bisa menyesuaikan diri disana"
" Waktu sempet ngobrol sama mba Tiara, Dia sudah juga kok Tan menghubungi beberapa grup perkumpulan orang Indonesia disana. Pasti sudah banyak sahabat mba Tiara disana."
Dan ketika mereka asik berbincang, datang Nena
" Tante Alin... Tante kenal sama Nindy?"
" Hi.. ponakanan Tante.. tambah cantik aja kamu sayang.."
jawab yang dipanggil Tante Alin, Sambil mereka cipika cipiki
" Nindy ini EO waktu acara pertunangan dan pernikahan Tiara... Nena.."
" Untung ada Nindy, sudah beberapa EO kan waktu itu yang Tante datangin tapi Tiara selalu enggak sreg sama konsepnya."
" Begitu ketemu Nindy.. semua yang diinginkan dan dimaksudnya sama Tiara kok dilalahnya cocok"
" Tempo hari yang kamu puji itu Na.."
Yang diajak bicara malah tampak tidak suka dengan apa yang didengar, tapi tetap memperlihatkan senyumnya yang palsu.
Nindy tetap berlaku sopan dan memberikan senyumnya yang tulus.
" Tante Alin bisa aja ini dari tadi mujinya"
balas Nindy.
" Ayooo Tan, mama dari tadi cariin Tante tuuuh.. sorry yaa Nindy.. kami tinggal kamu sendiri."
Ucap Nena tak acuh.
" Tante tinggal dulu yaa mba Nindy.."
" Iya Tante.. silahkan"
Sambil melangkah menjauh dengan tatapan mata yang menilai.. Nena meninggalkan Nindy
Lalu Ferdy datang menghampiri Nindy lagi
" Ibu.. mau saya ambilkan minum?"
" jangan.. nggak usah mas Ferdy, nanti saya bisa ambil sendiri."
"Maaf mas.. kalau Nindy boleh tau, a Yoga pernah ada hubungan dengan Nena yang tadi itu sebelumnya ya?"
" kok Nindy merasa kurang nyaman sama tatapan matanya"
" enggak.. enggak pernah ada hubungan apa-apa kok Bu, tapi memang semenjak Pak Yoga ada hubungan pekerjaan dengan pak Bachtiar, beberapa kali mba Nena suka ikut... begitu Bu.."
" oooo iyaa.. terima kasih ya mas Ferdy atas penjelasannya."
Tiba-tiba suara salah satu Handphone yang dibawa Ferdy berbunyi.
" Ibu.. ada telpon"
Ferdy menyerahkan Handphone Nindy.
" Terima kasih yaa mas.. Nindy terima diluar ya.. disini ramai"
" Baik Bu..."
Lalu Nindy mengambil langkah cepat keluar dari ruangan itu dan menerima panggilan yang tak lain adalah panggilan dari mamanya.
Beberapa saat kemudian Yoga sudah selesai membicarakan proyek penting yang diberikan oleh Pak IA
Ia terlihat mencari-cari Nindy
Dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Nena
Ia langsung cepat menghampiri Yoga.
" Gimana mas Yoga.. sepertinya kesepakatan besar niih yaa .. sama pak IA"
Nena memulai pembicaraan.
" Alhamdulillah.. Na, semoga saja semuanya lancar dan sesuai rencana."
" Papa tuuh yang sering sebut-sebut nama mas Yoga didepan Pak IA"
" Jangan lupain papa loch mas.."
" sudah pasti Na...saya akan selalu ingat kebaikan papamu"
Tanpa disengaja, Nena melihat Nindy ada dipintu masuk. Karena posisi Yoga membelakangi pintu, dia tidak menyadari Nindy yang dia cari ada dibelakangnya saat ini.
Lalu dengan sengaja Nena membisikan sesuatu ke telinga Yoga ... begitu dekat.
Nindy menghentikan langkahnya seketika. memperhatikan punggung Yoga yang ada lengan Nena memegangnya.
Ferdy yang baru saja melihat pemandangan itu langsung mendekat kearah Yoga.
" Bapak.. maaf, ibu Nindy yang bapak cari ada dibelakang Bapak "
Lalu dengan segera Yoga membalikan Badannya
Dengan perasaan tidak enak karena pasti tadi Nindy melihat apa yang dilakukan Nena padanya .. Yoga langsung menghampiri Nindy, dengan berpamitan terlebih dulu kepada Nena.
" Ok.. Nena saya mengerti. Saya permisi dulu"
Nena tersenyum licik, puas terhadap apa yang sudah dia balaskan ke Nindy.
Ketika Yoga menghampiri Nindy, Nindy berusaha senormal mungkin
" Aku tadi cariin kamu hon.."
Sapa Yoga salah tingkah, seperti dia melakukan dosa padahal tidak.
" aku terima telpon mama, bisa kita pamit sekarang a ? "
Pinta Nindy tanpa basa basi. Sambil menahan gemuruh dihatinya.
" Baik.. ayo kita pamit dulu ke pak Bachtiar"
Jawab Yoga.. menyadari sepenuhnya Nindy sedang menahan emosinya.
Lalu sandiwara Nena sepertinya malah seperti senjata makan tuan.
Karena cara Nindy berpegangan tangan dengan Yoga dan tatapan sayangnya pada laki-laki yang juga dia cintai begitu dipampangkan oleh Nindy.
Setelah mereka berpamitan, giliran Nena yang semakin geram dengan tingkah mesra Nindy ke Yoga.
\=\=\=\=\=
Mereka melangkah kembali kekamar dalam diam, walau Nindy masih memegang lengan Yoga, itu semata karena Nindy menyadari benar dibelakang mereka masih ada Ferdy dan pak Budi.
Sampai didepan kamar, Nindy yang terlebih dulu masuk kedalam kamar. Lalu dengan sengaja mengunci pintu connected doornya.
Diluar, Ferdy menyampaikan bahwa selama menunggu Yoga tadi. Nindy belum makan sama sekali. Dan juga sempat menanyakan ke Ferdy perihal hubungan Nena dengan Yoga.
Lalu Yoga menyusul kedalam kamar, dia mencoba membuka pintu connected doornya, tapi dikunci oleh Nindy.
Pelan.. Yoga mencoba mengetuk dan memanggil Nindy..
Tok.. tok... tok..
" Honey... please.. buka pintunya sayang..."
Nindy yang sedang berganti pakaian mengambil langkah diam.
" Ferdy bilang kamu belum makan... aku temani kamu makan yuuk.. please buka dulu pintunya.. aku tau apa yang membuat kamu kesal"
Nindy terduduk ditepi tempat tidur menghadap ke pintu connected door.
Pesan masuk ke Handphone Yoga.
" Nin tau.. bukan aa yang mulai. Tapi yang membuat Nindy marah, aa juga nggak menolaknya. Nindy mau sendiri dulu!! aku juga nggak jadi lapar jadinya!! Jangan Ketok-ketok lagi
.. Berisik!!!"
Yoga tersenyum membaca WA calon istrinya yang sedang marah itu.
Memberikan waktu pada Nindy untuk merasakan kekesalannya.
Yoga pun berganti pakaian. Kemudian memesan ke Restorant hotel beberapa makanan untuk Nindy.
Dan memerintahkan ke Ferdy untuk minta dibuatkan kunci cadangan ke pihak hotel untuk membuka kunci kamar depan milik Nindy bagaimanapun caranya.
Begitu pesanan makanannya datang dan Ferdy datang dengan kunci cadangan, Yoga membuka pintu kamar Nindy..
Dilihatnya Nindy sedang menutup wajahnya dengan bantal dan sedang terisak.
Nindy tak menyadari calon suaminya ada dikamar.
" Nin... maafin aa."
Sapa Yoga dengan suara lembut.
Nindy terbangun dengan terkejut, yoga sudah ada dikamarnya.
Mata basahnya karena air mata, menatap marah pada Yoga lalu cepat dia palingkan pandangannya.
Yoga perlahan mendekat, ikut duduk ditepi tempat tidur Nindy.
" Aa tadi hanya bersikap sopan saja dengan tidak menolak Nena sayang... dia pasti akan malu kalau tadi aa langsung menolaknya. Disana banyak tamu-tamu mereka."
" Tapi aa sadar.. karena tadi kamu melihatnya, pasti aa sudah menyakiti kamu."
Tanpa Nindy kehendaki, airmatanya terus saja meluncur turun kebawah. Dia coba terus tepiskan tanpa melihat kearah Yoga.
Dengan gerakan perlahan.. Yoga menyandarkan sisi sebelah kanan wajahnya ke punggung Nindy yang sedang terisak dan membelakanginya.
karena Nindy tidak menolaknya.. Yoga lalu memeluk calon istrinya itu dari belakang.
\=\=\=\=\=\=
untuk melengkapi visual kalian para pembaca setia tulisanku, diepisode ini saya mencoba memberikan gambaran sosok yoga dan Nindy versi saya 🤩 tapi saya mohon izin dari pihak Mangatoon sekiranya gambar ini memiliki hak paten maka jangan dipublish, tulisan saya saja yang dipablish. terima kasih.
terus dukung tulisan saya yaa dengan like dan komen kalian yang membangun. terima kasih
Marahmu dalam diam saja..
Sudah membuat hatiku nelangsa..
Apalagi aku melihat air matamu.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Mey
Black knight 😍😍😍
2020-09-11
1
Rheya Bae
sukaaaa bnget dngan kta" di akhir bab. love u thor
2020-07-31
2
Nia Satya
😘😘😘😘
2020-07-10
1