

My Favorite CEO

 

Kantor 1

" Maafin .. aa yaa..Nin.."

Pinta Yoga

Tapi Nindy masih diam

" Maafin.. ya.. kita makan dulu.. nanti kamu sakit "

Lalu Yoga perlahan membalikkan badan Nindy hingga mereka berhadapan.

Membawa kedalam pelukan hangatnya.

Dicium kening Nindy

" aa.. dimaafin nggak?"

Tanya Yoga lembut.

Lalu Nindy mempererat pelukannya. Yoga mengerti dia dimaafkan.

Dicium lagi kening Nindy.

" Makan dulu ya, terlalu dingin nanti nggak enak lagi"

" iya.. "

Perlahan Nindy memasukan makanan ke mulutnya.

" buka mulut aa.."

Pinta Nindy

Dituruti keinginan calon istrinya

Nindy menyuapi Yoga juga.

Baru kali ini Yoga merasakan lagi disuapi. Dulu ini kebiasaan yang dilakukan mamanya.

Yoga terharu..

Menatap sayang kepada wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

Nindy pun demikian ..

Membalas tatapan sayang dari laki-laki pertama yang mengisi hidupnya.

Nindy juga sebenarnya merasa begitu heran terhadap perubahan sikap dan sifatnya setelah dimiliki Yoga.

Dia menjadi begitu sensitif dan egois.

Tentang semua yang terkait dengan Yoga.

Sedangkan Yoga, walau pun baru sesaat belajar memahami Nindy, tapi ia sudah menyadari..

Bersama Yoga adalah pengalaman pertama dan terakhir Nindy mengenal laki-laki lain selain papanya.

Yoga sangat mengerti perasaan itu...

Perasaan mencintai untuk yang pertama kali dan untuk terakhir kalinya.

Mengetahui gadis didepannya kini sudah bisa cemburu .. membuat Yoga juga semakin mencintai Nindy.

Dan akhirnya mereka menghabiskan berdua makanan yang dipesan Yoga.

" Hon.. tadi itu ternyata Pak IA mau kasih proyek ke aa, tapi compeny profile dan presentasinya ditunggu lusa jam 10 pagi. "

" honey ikut aa dulu pulang ke Jakarta yaa, kita telpon papa mama, setelah itu aa anter kamu lagi ke Tasik."

" coba .. aa izin dulu, Nindy nurut aja"

Kemudian Yoga menghubungi papanya Nindy.

Mengatakan maksud dan tujuannya.

Papa menyetujui dan berpesan untuk tetap menjaga kehormatan Nindy. Yang sudah pasti itu janji yang akan dipenuhi oleh Yoga.

\=\=\=\=\=\=

Dini hari Yoga, Nindy, Ferdy dan Budi sudah kembali ke Jakarta.

Yoga mengantarkan Nindy dulu sebelumnya kerumah Yoga, Papa Iwan menyambut Nindy dengan senang.

Pagi itu, Nindy bersikeras yang ingin membuatkan sarapan pagi untuk calon ayah mertuanya juga suaminya.

Begitu Yoga sudah bersiap berganti pakaian kerja lalu menyusul bergabung dengan papanya dan Nindy dimeja makan.

" emmmm.... rumah ini jadi lebih hangat ada Nindy yaa Ga, Papa jadi nggak sabar Nindy jadi mantu papa"

" Papa aja nggak sabar, gimana aku? "

Goda Yoga

Nindy tersenyum manis malu-malu

Yoga yang pamit terlebih dulu, karena dia harus mengontrol pagi-pagi sekali persiapan data - data terkait proyek yang akan diterima, meninggalkan meja makan.

Yoga memang meneruskan perusahaan yang ayahnya bangun, tetapi perusahaan ayahnya itu semakin besar dan maju karena keterlibatan langsung dirinya sebagai CEO.

Nindy berpamitan dengan calon mertuanya karena ingin mengantarkan Yoga sampai ke mobilnya.

" ya.. nak.. antarlah "

jawab Calon mertuanya.

Jemari mereka saling menyimpul.

Sebelum naik ke mobil, Yoga mencium kening Nindy.

" aku berangkat yaa .. " Pamit Yoga

" iya.. hati-hati " Jawab Nindy

Disentuhnya dada Yoga dengan telapak tangannya

Nindy baru masuk kedalam rumah lagi, setelah mobil Yoga sudah tak tampak lagi dari penglihatannya.

Dan kembali bergabung dengan calon mertuanya dimeja makan.

" waaah... papa kekenyangan ini Nin.. masakanmu enak banget, papa sampai khilaf makannya"

sambut pak Iwan calon mertua Nindy begitu melihat calon mantunya.

" terima kasih.. papa". Jawab Nindy

" Papa dengan papamu benar-benar nggak salah menjodohkan kalian. persahabatan kami menjadi lebih lengkap dengan pernikahan kalian. "

" Terima kasih yaa sayang... kamu sudah mau menerima dan belajar mencintai Yoga"

" Nindy juga berterima kasih, papa memilih Nindy untuk mendampingi a Yoga "

Kemudian mereka saling bertukar cerita dan melewati hari itu dengan banyak canda dan tawa

\=\=\=\=\=\=

Menjelang makan malam, Nindy sudah didapur lagi menyiapkan makan malam. Menata potongan-potongan buah menjadi cantik dilihat.

suara nada panggilan dari handphonenya menghentikan apa yang sedang Nindy lakukan sekarang.

ternyata panggilan dari Yoga.

" Assallamualaikum a "

"waalaikumsalam... "

"sayang.. aa pulang telat ya "

" masih banyak persiapan untuk presentasi besok, harus aa awasi persiapannya."

" Iyaa... gak apa-apa a "

Jawab Nindy

" Pasti kamu sudah masak ya?"

" iya.. tapi kalau aa sampai malam dikantor, biar.. Nindy antar ke kantor ya... boleh?"

" Boleh... antarlah, aa tunggu ya"

" iya "

Sebenarnya yoga bisa saja menolak tawaran Nindy, karena jadi kasian melihat Nindy harus repot membawakan apa yang sudah dia masak.

Tapi, karena suasana hati Nindy baru saja membaik, Yoga takut Nindy tersinggung kembali.

Setelah Menyiapkan makan malam untuk calon mertua dan calon suaminya, Nindy bergegas untuk mandi dan bersiap-siap mau kekantor Yoga.

longdress berwarna biru nevy, berpotongan leher v, dan agak melebar dibagian bawahnya, dihiasi oleh ikan pinggang kecil membuat penampilan Nindy dengan rambut yang dibiarkan terurai menjadi sangat sempurna dan cantik senja itu.

setelah siap, Nindy menemui calon mertuanya untuk berpamitan.

" biar mang Jaja supir papa yang antar kamu ke kantornya Yoga ya."

" iya papa.. terima kasih, maaf Nindy jadi meninggalkan papa makan sendiri dirumah"

" tidak apa-apa.. sayang.. papa malah senang, kamu perhatian sekali sama Yoga. Pergilah, mang Jaja sudah dimobil."

" baik pah, Nindy tinggal dulu yaa.. Assallamualaikum"

Lalu dia mencium hormat tangan calon mertuanya.

Dijalan berbeda, Nena yang sedari kemarin melihat dengan iri kemesraan Yoga dan Nindy juga sedang mengarah menuju kantor Yoga.

Ia ingin berusaha membuat Yoga berubah fikiran dan beralih menyukainya.

Dengan balutan dress yang begitu menempel ditubuhnya yang proporsional dan sexy.. Nena berharap bisa menarik perhatian Yoga.

\=\=\=\=\=\=\=

Melihatmu cemburu..

Itu membuat Cintaku sangat berarti bagimu.