Bibir Yoga mendekat.. menyentuh lembut kerinduannya .. selalu terasa berbeda menikmati manisnya bibir mungil Nindy.
Dan deburan suara jantungnya tak bisa ia hindari setiap menyentuh bibir yang satu ini.
\=\=\=\=
Menuliskan Cintamu dihatiku
Adalah Ikrar Kesetiaanku
Melabuhkan Segala Petualangan
Dan Menjujurkan Segalanya
Untuk Cinta dan Kebahagiaan Kita.
( Yoga - Jatuh Cinta )
" Aku mau lihat semua yang kamu cintai disini" Kata Yoga mengakhiri ciuman lembutnya.
" Coba aku lihat, apakah aku bisa memindahkan 1/2 saja cintamu disini kerumah kita nanti."
Nindy yang selalu saja merona dan tak mampu menghentikan deburan jantungnya setiap kali Yoga memperlakukannya dengan mesra dan manis hanya mengangguk.
Lalu Yoga berdiri dari kursinya, memberikan tangannya untuk mengajak Nindy keluar dari ruang makan.
Mereka keluar dari pintu samping Yang ada disebelah ruang makan.
Dan langsung disuguhkan pemandangan taman bunga dan tanaman obat-obatan.
Masih berpegangan tangan, Nindy menjelaskan semua yang ia tanam dan peruntukannya. Kemudian mereka menuju kolam-kolam ikan.
Disana Yoga bertemu pak Budi, supirnya.
" Pak, waaah enak disini pak. udara segar, makan enak. Ini saya lagi mancing pa, kesukaan saya dulu waktu masih kecil dikampung !" kata Pak Budi begitu melihat tuannya.
" Sudah dapet ikannya Bud? dari jam berapa kamu bangun?" tanya Yoga
" Sudah dapet 6 saya pa, saya tadi bangun jam 07.00 pas anak saya telpon" jawab Budi
" o.. iya , kabari keluargamu juga Ferdy, kita masih agak lama disini ya. Seminggulah, saya sekalian mau mempersiapkan pernikahan saya disini."
" Baik pak, segera saya sampaikan pesan Bapak ke Pak Ferdy dan keluarga saya "
" Disini .. bisa bikin gemuk Bu Nindy. enak makan.. enak tidur.. ngopi disini sambil mancing.. MasyaAllah yaa Bu.. ilang stress! " Kata Pak Budi lagi.
" Stress? stress apa kamu kerja sama saya?" canda Yoga
" stressnya saya mah sama macetnya Jakarta pa, kalau Bapak mah enggak bikin stress "
Yoga dan Nindy tertawa
" Pantes Bu Nindy mah..kulitnya bagus.. lebih cantik "
" ehem ! " sela Yoga
" terima kasih pak Budi, saya lebih cantik dari pacar-pacar Bapak yang lain ya? " Canda Nindy
" enggak ada pacar Bapak mah Bu, yang suka banyak!" jawab Budi
Dan mereka semua tertawa.
Lalu Nindy pamit untuk meneruskan mengelilingi kecintaannya dan menunjukannya pada Yoga. Selebihnya adalah perkebunan cabai juga sawah-sawah yang dikelola secara profesional oleh ayahnya.
Mereka lalu duduk-duduk dibungalow dan bernostalgia mengingat masa kecil.
" Kita ke Cafe kamu ya.." ajak Yoga
" Jam 10.00, cafenya baru buka a"
Lalu Yoga melihat ke jam tangannya
" 1/2 jam lagi, pas.. sampai .. Ayo hon aku penasaran!" Kata Yoga lagi sambil mengambil tangan Nindy dan menggandengnya.
" Aku ganti pakaian dulu yaa a" pinta Nindy
" Iya..!" jawab Yoga
Nindy memilih menggunakan celana jeans semata kakinya dan dipadu padankan dengan kemeja katun tipis dustynya dengan rambut yang diikat ekor kuda menampakan kepolosan dan kecantikannya yang alami.
Membuat mata Yoga selalu mengarah kepadanya.
Sebelum ke Cafe " She" mereka pamit kepada papa mama yang masih menerima tamu saat itu.
" Hati-hati dijalan !" kata Papa
" iya pah " Jawab Yoga dan Nindy.
Sepanjang perjalanan, Yoga dan Nindy saling bertukar cerita.
Tiba dicafe " She " mereka bertemu dengan Lita dan Pipit, juga beberapa orang yang mereka pekerjakan dicafe.
Yoga diminta duduk oleh Nindy disudut meja yang biasa Nindy gunakan untuk menerima tamu yang ingin menggunakan jasa EO nya.
Sementara itu Yoga bisa memperhatikan Nindy dan sahabat-sahabatnya serta para pegawainya bersiap-siap.
Dia mengagumi dekorasi dan penataan hiasan-hiasan yang ada disana. Sangat... "She" Feminim.
Setelah 1/2 jam tak melihat Nindy, Yoga bangkit dari tempat duduknya, dan melihat dari celah pemisah ruangan bahwa calon istrinya berada di dapur cafe.
Celemek berwarna Pink yang dipakai Nindy membuat Yoga tersenyum.
Mendekat dan memeluk calon istrinya dari belakang.
" Tambah nih.. rasa Cup Cakenya Nin.." Kata Lita
" Rasa apa lagi yang mau dibuat Ta?" tanya Nindy heran.
" Tambah rasa Cinta !" saut Pipit
Mereka tertawa. Yoga nggak perduli.
" Aku baru tau, perempuan yang pakai celemek itu cuma Nindy yang terlihat tambah cantiknya" puji Yoga membuat Nindy merona
" Ahaaaai modus banget sih Ga !" kata Lita
" Aa duduk dulu yaa.. aku mau baking cup cakes nya dulu " pinta Nindy
" Suruh Lita yang baking! aku mau tetap begini!"
" iiiii.... kamu bikin ribet deh kalau kayak gini!"
" Biarin ! suruh Lita aja !"
" Sini..sini.. Nin, daripada enggak jadi-jadi kue gue" kata Lita.
Yoga Nyengir kesenangan
Sampai ketika salah satu pegawai Cafe datang
" Teh Nindy, ada tamu mau ketemu Teh Nindy"
Yoga melepaskan pelukannya dan berbalik kearah suara, demikian pula dengan Nindy.
" Siapa ?" tanya Nindy
" Namanya Pak Bimo, katanya teman teh Nindy waktu di Yogya"
" Yaa..Ampuun Mas Bimo? aa tunggu dulu yaa..disini"
Lalu Nindy segera keluar dari dapur cafe untuk menemui Bimo
" Mas ? dia panggil mas ? sama si Bimo itu ? " Batin Yoga
Kalau teman semasa kuliah saja, kenapa Nindy harus panggil orang itu dengan kata "mas?"
Dan kenapa aku disuruhnya menunggu disini, bukannya malah mengajak aku untuk dikenalkan sama temannya itu !!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Evi Aseh
kan jeloues..
2020-04-27
2