Sara meminum cukup banyak vodka hingga membuat dirinya mabuk. Ia terlalu lelah memikirkan hubungannya dengan Aidan. Aidan yang sangat posesif dan cemburuan. Ia sebenarnya sedang mempertimbangkan hubungannya dengan Aidan, apakah layak untuk dilanjutkan atau tidak.
“Cukup Sara.” Ucap Celine merebut gelas yang dipegang Sara. Entah sudah berapa gelas yang ia habiskan.
“Kali ini saja Cel. Aku ingin menenangkan pikiranku sejenak.” Jawab Sara dengan nada khas orang mabuk.
“Kau sudah mabuk Sara. Lebih baik kita pulang. Chris akan segera tiba.” Ucap Celine sambil memaksa menarik tubuh Sara agar Sara berdiri dari duduknya.
“Astaga kau berat sekali.” Celine cukup kesusahan saat menopang tubuh Sara yang perawakannya tinggi.
Sean dan kawan-kawannya melihat kejadian itu, saat Celine dan Sara hampir terjatuh Sean segera menghampiri kedua Wanita itu.
“Boleh ku bantu?” Tanya Sean basa-basi, karena biasanya jika mengenai Wanita ia tidak akan repot-repot untuk meminta izin. Karena sudah pasti semua Wanita akan mengiyakan apapun permintaannya. Beda dengan hal ini, keduanya adalah aktris dan model yang dinaungi oleh perusahaannya. Setidaknya Sean ingin memberikan kesan baik di hari pertama mereka bertemu.
“Ya Mr. Sean.” Jawab Celine dengan ekspresi tak terbaca, mungkin ia cukup terkejut.
“Kalian membawa mobil?” Tanya Sean lagi.
“Tidak Mr.Sean, kami diantar Chris asistennya Sara.” Jawab Celine
Sean memegangi lengan Sara, kemudian menepuk pipinya pelan berusaha untuk menyadarkan Sara. “Sara bangunlah.”
Sara hanya membuka setengah matanya kemudian ia Kembali menutup matanya. Tanpa menunggu lagi Sean langsung menggendong Sara ala bridal style kemudian berjalan keluar dari club. Diikuti oleh Celine yang berjalan di belakangnya sambil membawa tas milik Sara.
Setelah berhasil keluar dari club, Sean berjalan menuju sebuah mobil yang ditunjuk oleh Celine. Chris yang baru keluar dari dalam mobil terkejut melihat Sara berada dalam gendongan bosnya.
“Oh my god Tuan Sean, maafkan kelancangan Sara. Biar aku saja yang membawanya.” Sahut Chris dengan nada gemulainya.
“Apa aku harus menyerahkannya kepada pria gemulai sepertimu? Kau bisa menggendongnya? Aku tak yakin. Lebih baik kau buka pintu belakang sekarang, tanganku sudah mulai pegal.” Ucap Sean blak-blakan tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya.
Chris membuka pintu bagian belakang, kemudian Sean menaruh Sara secara perlahan dan Celine duduk di kursi sebelah Sara. Celine pun mengucapkan terimakasih kemudian mobil melaju meninggalkan halaman club dan juga Sean.
Sean Kembali masuk ke dalam club miliknya dan belum apa-apa sudah dihujani oleh pertanyaan-pertanyaan dari sahabatnya.
“Bagaimana rasanya menggendong superstar dari Lazarus Entertainment?” Tanya Natha dengan penasaran.
“Apa maksudmu?” Tanya Sean dengan kening yang berkerut.
“Apakah sama rasanya dengan Wanita-wanita yang sudah pernah bersamamu? Secara dia adalah Sara Harcourt, dia adalah ladang uangmu. Aktris paling terkenal dengan bayaran paling mahal.” Kali ini Leon yang berbicara.
“Ck sudahlah kalian terlalu berlebihan menanggapinya. Aku tidak bermaksud apapun. Aku membantunya karena aku sadar dia adalah salah satu sumber kekayaanku saat ini.” Sahut Sean dengan santai.
**
Perlahan kelopak mata yang bertiraikan bulu halus itu terbuka. Sara sedang berusaha untuk menyesuaikan penglihatannya. Ia sedikit meringis saat merasakan pening dibagian kepalanya dan Sara memijatnya pelan. Sara tidak mengingat kejadian semalam sepertinya, ia terlalu mabuk untuk menyadari semuanya.
“Goor morning Sara my angel.” Tiba-tiba Chris masuk ke dalam kamarnya kemudian membuka gorden berwarna pink pastel dan membuka jendela kamar Sara agar udara segar masuk.
“OMG SARA!!! Ini tidak bisa dibiarkan!” Pekik Chris saat menghadap kea rah Sara.
“Ada apa Chris?”
“Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan. Kau harus menggunakan ini.” Chris menyerahkan satu bungkusan berisi sheet mask. “Ini sheet mask yang sengaja aku beli dengan hargan fantastis, tapi aku hanya membayar setengah harga saja karena mereka ingin saat kau menggunakan produknya kau harus mempostingnya di Instagram mu. Ahh aku sudah memprediksi bahwa kejadian ini akan terulang. Kau mabuk dan lingkaran hitam dan wajah tak segar itu akan muncul! Sedangkan siang ini kita ada pemotretan Sara!” Ujar Chris dengan kecepatan berbicaranya melebihi kereta.
“Kau cerewet sekali Chris.” Hanya itu yang diucapkan Sara kepada Chris. Ia tahu bahwa asistennya ini akan terus banyak berbicara dengan kecepatan tinggi.
Sara beranjak dari kasurnya kemudian berjalan dengan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan setelah itu menggunakan sheet mask yang sudah disiapkan oleh Chris kemudian tak lupa untuk mempostingnya. Sara tidak pernah berkomentar mengenai pekerjaannya, Sara sangat mempercayai Chris. Chris pasti bisa mengatur semuanya.
Sara dan Chris telah sampai di lokasi shooting, Sara sedang duduk sambil memperhatikan wajahnya yang sedang dirias, ia memperhatikannya dengan seksama dari pantulan cermin. Tak ingin ada satu kekurangan apapun, ia ingin terlihat nampak sempurna. Dari mulai tatanan rambut hingga wajah, ia tak ingin ada kesalahan sedikitpun. Maklum, model kelas hiu dengan bayaran fantastis.
Tiba-tiba saja Aidan datang dan memasuki ruangan Sara. “Baby..” Sahutnya sambil memberikan isyarat kepada sang make up artist untuk menjauh sejenak, kemudian Aidan mengecup bibir Sara.
“Hai sayang, kau kemari? Apa kau tidak ada shooting hari ini?” Tanya Sara membalas kecupan Aidan dan memeluknya sejenak dengan sangat hati-hati karena takut make upnya tergores atau menempel dibaju Aidan.
“Aku sempatkan kemari karena ingin melihatmu. Sejak pertengkaran semalam aku belum menghubungimu lagi, maafkan aku Sara.” Ucapnya dengan tatapan penuh penyesalan.
“Hai Sara..” Tiba-tiba Celine pun datang dengan membawakan segelas ice coffee ditangannya.
“Cel, bukankah kau ada pemotretan juga?” Tanya Sara dengan sedikit kebingungan.
“Aku sudah selesai Sara, hanya foto beberapa produk skin care. Ini untukmu” Jawab Celine sambil menyerahkan segelas ice coffee.
“Terimakasih.” Sahut Sara.
“Aku kemari hanya ingin memberimu ini agar semakin semangat.” Ucap Celine dengan senyum yang memperlihatkan deretan giginya.
“Romantis sekali, kau melebihi kekasihku.” Jawab Sara sambil tersenyum kecil seakan menyindir Aidan.
“Memang laki-laki itu tidak pernah peka Sara.” Celine menambahkan dengan menyipitkan matanya.
“Wah jadi kalian berdua menyerangku?” Balas Aidan.
“Apakah kau merasa?” Sahut Celine.
“Tunggu Sara aku akan bawakan food truck saat kau shooting atau pemotretan nanti.” Ucap Aidan tak mau kalah.
Sara dan Celine hanya tertawa dan tak lama Chris datang untuk memberitahukan bahwa kali ini sudah giliran Sara untuk difoto.
“Kalau begitu aku pergi dulu. Jika ada apa-apa hubungi aku baby.” Ucap Aidan sambil mengecup bibir Sara dan mengelus puncak kepalanya dengan pelan. Sara mengangguk pelan sambil tersenyum.
“Aku juga, aku ingin menikmati hari ini dengan tidur dan menonton film di kamar kesayanganku.” Jawab Celine.
“Baiklah, hati-hati kalian.” Sara berlalu lebih dulu karena ia sudah ditunggu di studio foto.
Kali ini Sara pemotretan untuk sebuah brand pakaian terkenal di negaranya. Ia harus melakukan beberapa sesi foto dengan pakaian yang berbeda. Tapi tiba-tiba Sean datang untuk memantau jalannya pemotretan brand tersebut.
“Bagaimana?” Tanya Sean kepada sang fotografer.
“Tuan, seperti yang kau lihat. Jika Sara yang melakukan, maka yang terlihat biasa akan terlihat mewah dan yang mewah akan terlihat semakin mewah.” Jawab Robert sambil menunjukkan hasil fotonya di sebuah laptop yang sudah terhubung dengan kameranya.
“Bagus. Jangan sampai ada yang gagal, karena brand ini milik bibiku, jangan sampai membuatnya kecewa.” Ucap Sean mengingatkan. Robert mengangguk patuh.
“Tapi tuan ada satu kendala.” Tiba-tiba salah satu crew mendatangi Sean.
“Kita kekurangan model pria yang sesuai dengan tema pemotretan dan sesuai dengan pakaiannya. Tiba-tiba saja model prianya sakit dan saat ini dirawat di rumah sakit.”
“Apa tidak ada model lainnya?” Tanya Sean.
“Tidak ada Tuan.”
“Jika memang tidak ada, kau saja yang menjadi modelnya Sean.” Tiba-tiba Lauren, pemilik dari brand pakaian itu datang. “Aku yakin kau cocok menggunakannya, tinggal mengolah ekspresi dan emosi dengan lawan modelmu agar fotonya seakan-akan hidup dan menarik perhatian banyak konsumen.”
“Bibi kapan kau datang?” Tanya Sean lalu mengecup kedua pipi Lauren.
“Baru saja, aku mendengar percakapanmu. Jadi bagaimana? Demi berjalannya pemotretan kali ini agar aku bisa segera menjual produknya dengan memasang foto keponakanku yang paling tampan.” Jawab Lauren sambil menyentuh dagu Sean dengan manja.
“Waw ternyata model wanitanya sangat cantik dan seksi, badannya seperti gitar spanyol. Sungguh model yang sempurna, Sean. Aku senang kau bisa merekrut dia menjadi aktris dan model di perusahaanmu.” Ucap Lauren lagi. Ia terkesan melihat penampilan Sara yang sedang berjalan masuk ke studio dengan pakaian yang berbeda dari sesi foto pertama.
“Sudahlah Robert, sekarang kau bawa Sean ke ruangan ganti. Dia yang akan menggantikan model prianya. Anggap ini adalah permintaan klien.” Sahut Lauren.
“Bibi, lebih baik aku carikan model yang lain oke? Aku sibuk hari ini.” Sean berusaha mencari alasan.
Lauren menggelengkan kepalanya. “Tak ada alasan Sean, ini permintaan klien. Jika tidak, maka aku akan menggagalkan kerja sama kita. Bagaimana?” Ancam Lauren kepada Sean.
“Baiklah. Apapun alasannya aku tidak akan bisa menolak permintaan bibi.” Jawab Sean sambil berjalan menuju ruang ganti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sleepyhead
Hummm... Sebuah pengalihan yg cerdik 😁 lanjjuut
2024-07-12
0