Setelah melalukan perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Sean sampai disebuah villa yang dekat dengan pantai, yang dimana pantai tersebut adalah lokasi shooting Sara. Sean menurunkan barang-barangnya dari dalam mobil, kemudian membawanya masuk ke dalam villanya.
Sebetulnya villa ini lebih cocok untuk dipakai honeymoon atau liburan romantis bersama pasangan karena desainnya. Villa tersebut menyediakan kamar yang luas dengan desain yang simpel dan memukau. Dari dalam kamar, kita bisa melihat pemandangan yang luar biasa berupa lautan biru. Di villa tersebut juga menyediakan kolam renang private yang terletak tepat di depan kamar.
Setelah Sean menaruh semua barangnya dan mengganti pakaiannya menggunakan pakaian santai, ia pun segera berjalan menuju bibir pantai untuk melihat proses shooting.
Dari kejauhan Sean melihat Sara yang sedang beradu akting dengan seorang pria. Namun tiba-tiba datang sebuah ombak yang menyeret Sara ke tengah laut. Benar-benar tidak bisa diprediksi.
Sean yang melihat hal tersebut di depan mata, segera berlari dan melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya serta melemparnya ke sembarang arah.
“SARA!!!!” Sean berlari sekuat tenaga sambil berteriak memanggil nama Sara.
“Help me!” Sara masih mampu berteriak dan melambaikan tangannya.
Sean panik setengah mati, ia melompat ke dalam air dan sekuat tenaga berenang ke tengah untuk menarik Sara yang terbawa arus.
“SARA!!”
Semua orang di sana panik termasuk Chris yang juga terus meneriaki nama Sara. Wajahnya pucat pasi, ia tidak bisa membantu apa-apa.
“Ya tuhaan bagaimana ini. Saraaaa!!!!” Chris berteriak dari bibir pantai dengan panik dan suara yang bergetar.
Sean mengangkat tubuh Sara yang tergulung ombak dan hampir terseret ke tengah lautan yang dalam. Sean bersusah payah melawan arus sambil menarik Sara ke daratan. Ketika hampir sampai ke bibir pantai, Sean menggendong Sara ala bridal style dan menidurkannya di atas kursi lipat yang memanjang yang disediakan oleh crew untuk beristirahat.
Untung Sara masih sadar meskipun agak lemas dan sedikit terbatuk karena air lautnya sempat tertelan. Beberapa crew membawakan sebuah kain sejenis selendang berbahan dasar rayon untuk menutupi sebagian tubuh Sara karena Sara hanya menggunakan bikini saja. Dan Chris membawakan sebotol air minum dan meminumkannya kepada Sara.
“Sara, are you okey?” Tanya Sean dengan sangat khawatir sambil berjongkok di samping Sara dan mengecek seluruh tubuh Sara dari mulai wajah hingga kaki.
“Aku takut Sean.” Jawab Sara dengan suara yang bergetar dan hampir menangis.
“Apa kalian tidak tahu jika Sara tidak bisa berenang hah?! Seharusnya kalian menyediakan tim medis dan penjaga pantai agar jika terjadi hal seperti ini kalian tidak hanya diam saja, dasar bodoh!” Teriak Sean kepada seluruh crew dengan nada tinggi.
Sara terdiam menundukkan kepala sambil berusaha untuk mengatur pernafasannya.
“Tenanglah hm?” Sean menangkup wajah Sara dan Sara mengangguk.
“Shooting hari ini dilanjut besok, keadaan Sara tidak memungkinkan untuk sekarang!" Sahut Sean sambil berteriak lagi.
“Kita ke villa.” Tanpa menunggu persetujuan Sara ia langsung menggendong Sara dan membawanya ke villa tempat dimana Sean akan menginap. Chris hanya mengekori keduanya di belakang sambil membawa barang-barang milik Sara.
Sara hanya terdiam dan membenamkan wajahnya di leher Sean. “Terimakasih.” Ucap Sara dengan sangat pelan. Sean hanya diam fokus membawa Sara hingga ke dalam villa dan membaringkannya di ranjang.
Chris yang juga ikut ke dalam sedang menaruh barang-barang milik Sara.
“Chris kau bisa kembali ke hotelmu. Biarkan Sara beristirahat di sini.”
Perkataan Sean benar-benar tidak bisa disanggah. Chris pun tidak akan berani untuk melarangnya. Akhirnya Chris menggangguk patuh dan meninggalkan keduanya.
Chris berjalan kembali ke pantai tadi untuk mengambil barangnya yang tadi ia tinggalkan. Saat Chris sampai sebagian crew yang hobi gosip bertanya kepada Chris mengenai Sara dan Sean.
“Chris aku benar-benar terkejut. Ini adalah kali pertama Tuan Sean marah seperti iblis.” Ujar Tiffany.
“Chris, apa mereka ada hubungan? Bagaimana dengan Aidan?” Tanya Rossa.
“Oh God, stop it. Mereka tidak ada hubungan apa-apa. Jelas-jelas Sara sangat setia kepada Aidan. Itu hanya sebatas hubungan kerja saja tidak lebih.” Jawab Chris.
Tiffany dan Rossa nampak tidak puas dengan jawaban Chris. Karena mereka tahu, seorang Sean Lazarus tidak pernah sekhawatir itu kepada wanita manapun.
"Oh dan satu lagi, kejadian tadi jangan sampai tercium oleh media manapun. sampaikan kepada semua crew. Jika sampai ada media yang tahu,maka kalian akan berurusan secara langsung dengan Tuan Sean." Ancam Chris kepada Tiffany dan Rossa.
Sementara itu di villa, Sean sedang membuat kopi hangat untuk Sara. Sara sedang meringkuk di atas ranjang dengan dibalut bed cover berwarna putih. Matanya menatap nyalang ke arah kolam renang yang berada tepat di depan kamarnya.
“Ini minumlah.” Sean menyerahkan segelas kopi hangat kepada Sara. Sara bangun dari tidurnya yang otomatis menurunkan bed cover yang menutupi tubuhnya. Hal itu menampakkan dengan jelas betapa berisinya dua gunung milik Sara itu.
“Thanks.” Sara nampak biasa saja meskipun ia sedang berhadapan dengan Sean dan hanya menggunakan bikini.
“Apa yang membuatmu nekat dan berani untuk mengambil kontrak ini?” Tanya Sean dengan serius.
“Aku hanya ingin tahu dan memastikan. Apakah laut semenakutkan itu? Sedangkan menurut beberapa orang laut itu menenangkan.” Jawab Sara sambil menyesap kopinya.
“Itu beda Sara, kau ada trauma terhadap laut. Kenapa kau berani ambil resiko? Bahkan kejadian saat kau kecil terulang kembali Sara. Aku hampir mati berdiri melihatmu terbawa arus seperti tadi. Kau tahu, aku benar-benar seperti mengulang kejadian waktu itu. Kali ini bukan hanya kau yang trauma, tapi aku juga!” Sahut Sean dengan nada frustasi.
“Lagi pula untuk apa kau datang kemari?” Tanya Sara dengan sarkas.
“Kau lupa? Aku pemilik Lazarus Entertainment dan kau di bawah naunganku Sara.”
“Lebih bagus lagi jika kau tidak datang, Sean. Kau tidak perlu repot-repot datang kemari hanya untuk memastikan apakah shooting hari ini berjalan lancar atau tidak.” Sahut Sara yang langsung beranjak dari ranjang.
Sean ikut berdiri kemudian mencekal lengan Sara bermaksud untuk menahannya agar tidak pergi.
“Jika aku tidak datang, kau sudah mati di tengah lautan sana Sara! Entah tubuh mu akan ditemukan atau habis di makan ikan di dalam sana!” Teriak Sean kepada Sara. Sean benar-benar marah. Entah apa sebenarnya yang membuat Sean begitu emosi terhadap Sara.
“Oh ya? Jadi kau adalah sang penyelamat? Kau berbangga hati karena telah menyelamatkan aku?” Jawab Sara tak kalah emosi.
“Tidak, bukan begitu maksudku Sara.”
“LALU APA?!” Sara berteriak frustasi tepat di depan wajah Sean.
“AKU MENYAYANGIMU SARA! AKU TIDAK INGIN ADA HAL BURUK APAPUN YANG MENIMPAMU. APA KAU PAHAM?!” Sean balik berteriak kepada Sara.
Sara terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. “Perasaan itu sudah lama Sean. Seharusnya kau sudah melupakan itu dan jangan pernah kau ungkit lagi.” Ucap Sara sembari melenggang keluar kamar dengan masih menggunakan bikini tadi.
“Sara, tidak ada yang bisa mencintaimu setulus aku. Akan aku pastikan itu!” Sean berteriak, ia melemparkan gelas yang sejak tadi ia pegang bahkan ia belum sempat meminumnya. Pecahan gelas berserakan di lantai, Sean mengusap wajahnya dengan gusar.
Sara terus berjalan keluar villa menyusuri bibir pantai hingga sampai ke hotel tempat ia menginap bersama Chris. Dadanya berdetak dengan kencang, ucapan Sean terus memutar di kepalanya hingga Sara tak sadar setetes kristal bening telah jatuh membasahi pipinya.
'itu sudah lama Sean. Seharusnya kau tutup rapat-rapat' dewi dalam hati Sara berucap.
Dulu saat masih duduk dibangku sekolah mereka sempat menjalani sebuah hubungan yang dimana hanya mereka berdua dan orang tua Sara yang tau. Saat itu Sara masih awal meniti karir, ia baru saja mulai debut dan agensinya tidak mengizinkan Sara untuk menjalin percintaan dengan siapapun.
Saat hubungan mereka berjalan hampir dua tahun lamanya, tiba-tiba Sara memergoki bahwa Sean sedang mabuk dan tidur bersama seorang wanita di apartemennya. Sara benar-benar kecewa dan sakit hati.
Tapi entah kenapa setiap membicarakan hal ini Sean selalu menyebutkan bahwa ia dijebak oleh seseorang tetapi Sean tidak mengetahui siapa dalangnya. Tentu saja Sara tidak mempercayai hal itu. Akhirnya karena terlalu sakit hati, Sara lebih memilih untuk melupakan perasaannya terhadap Sean dan fokus dengan karirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sleepyhead
lanjuut
2024-07-12
0