Save Me From The Dark
Ansara Harcourt seorang model, aktris, dan mahasiswa ilmu komunikasi yang cantik paripurna. Lahir dari pasangan Andrew Harcourt dan Diana Harcourt, sepasang suami isteri yang memiliki kebun anggur seluas 120.000 hektar. Kebun anggur tersebut menjadi kebun terbesar di negaranya. Selain perkebunan anggur, keluarga Harcourt juga memiliki pabrik untuk mengolah anggur dan menghasilkan lebih dari 700 juta botol anggur. Mulai dari anggur biasa hingga anggur termahal dan bergengsi di dunia. Sara memiliki adik kembar bernama Julian Harcourt dan Jane Harcourt. Keluarga Harcourt terkenal dengan keromantisan dan kehangatannya, bak keluarga cemara.
Ansara adalah anak pertama dan ya dia seorang wanita. Biasanya wanita selalu dituntut untuk bertanggung jawab atas banyak hal. Yaitu harga diri, martabat keluarga, opini dunia, nafsu pria, keharmonisan rumah tangga, dan semua hal lainnya. Semua ada di bahu seorang Wanita, ditambah lagi jika berstatus anak pertama. Anak pertama yang akan menjadi harapan untuk kedua orang tuanya. Panjang umurlah kalian dan semoga selalu setegar karang di lautan.
Bekerja di perusahaan televisi dan menjadi seorang jurnalis adalah keinginannya maka dari itu ia berkuliah di Ilmu Komunikasi dan mengambil konsentrasi Jurnalistik. Meskipun ia sudah menjadi seorang model dan aktris terkenal, sebenarnya mudah saja bagi dirinya untuk menjadi seorang jurnalis mengingat ia memiliki banyak kenalan di dunia petelevisian dan juga nama besar ayahnya. Tapi Ansara bukan orang yang memanfaatkan itu semua. Ia ingin belajar dengan sungguh-sungguh agar ia bisa menjadi seorang jurnalis yang berkualitas.
Di pagi yang cukup dingin, keluarga Harcourt sedang menyantap sarapan bersama disebuah meja makan berbentuk oval yang cukup besar. “Sara, apa kegiatanmu hari ini?” Tanya Andrew setelah menyesap kopinya.
“Pagi ini ada kuliah, lalu setelah itu aku ada pemotretan.” Jawab Ansara sambil mengunyah sandwichnya.
“Apa kau tidak mau sekali saja ikut bersama Daddy ke kebun anggur?”
“No Dad, aku sudah bilang kepadamu. Aku tidak mau, berikan saja tugas itu kepada Julian atau Jane. Aku ingin fokus dengan karirku yang lain.” Jawab Ansara yang sudah mulai malas.
“Oh come on Sara. Mereka masih 17 tahun. Bagaimana bisa mereka mengurus perkebunan dan pabrik anggur?” Kali ini Diana ikut bersuara.
“Oke oke, akan aku pikirkan.” Jawab Ansara sekenanya agar pembicaraan itu segera selesai.
**
Ansara mengendarai Rolls Royce Sweptail miliknya untuk menuju ke kampus. Ini adalah mobil pertama yang ia beli dari hasil kerja kerasnya selama ini. Mobil dengan harga 17,5 juta dolar mampu ia beli diusianya yang masih 23 tahun.
Sara telah sampai, ia berjalan menyusuri lorong untuk sampai ke kelasnya. Semua mata tertuju kepadanya, padahal ia hanya memoles wajahnya dengan sunscreen dan lipgloss, tak ada make up berlebih dan ia mengenakan pakaian sesuai standar kampus. Tapi hampir semua mata tertuju padanya.
Di ujung lorong tepatnya di depan pintu kelas, Celine sahabat Sara sudah berdiri dan melambaikan tangannya ke arah Sara. Sara membalasnya dengan senyuman dan berjalan dengan tempo yang agak cepat.
“Hello gergous woman..” sapa Celine dengan senyum dan mata yang menyipit.
“Hello Celine, waw you look pretty. Keluaran terbaru?” Tanya Sara saat melihat pakaian yang dikenakan Celine.
“Exactly. Apakah cocok?”
“Sangat cocok, kau nampak lebih cantik saat memakainya.” Puji Sara kepada Celine.
Mereka berjalan masuk ke dalam kelas, menunggu dosen yang akan masuk sambil berbincang-bincang mengenai tugas dan juga pemotretan yang akan dilakukan nanti.
Ditempat lain Aidan, kekasih dari Sara sedang berkumpul bersama keluarga besarnya disalah satu villa milik saudaranya. Acara ini rutin dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan.
Wangi daging yang dipanggang di halaman dekat kolam, tercium hingga ke bagian ruang tamu. Hal itu membuat fokus Aidan hilang sejenak dan berjalan menuju arah kolam untuk mencicipi beberapa makanan yang sudah tersedia di sana.
“Ini dia aktor kita, kenapa kau datang sendiri Aidan?” Tanya seorang pria berbadan tinggi dengan perut agak buncit serta kepala yang pelontos.
“Lalu aku harus datang bersama siapa uncle Eric? Lagi pula ini acara keluarga, apa perlu aku membawa orang lain?” Jawab Aidan sambil mencicipi daging panggang yang sudah sangat menggoda lidahnya.
“Kekasihmu Aidan.” Balas Eric.
“Uncle tahu sendiri, dia sangat sibuk.” Jawab Aidan singkat.
“Bagaimana rasanya memiliki kekasih seorang Ansara Harcourt?”
“Susah untuk dijelaskan yang jelas sejauh ini aku menikmatinya.”
“Menikmati tubuhnya maksudmu?”
“Uncle aku cukup menghargaimu, tapi pertanyaan seperti itu rasanya kurang pantas kau tanyakan.” Aidan mulai geram karena Eric sudah mulai berani menanyakan hal yang sangat privat.
“Oh come on, she’s very sexy. Apa kau sama sekali belum merasakannya?”
Aidan tidak menjawab, ia hanya menatap Eric dengan tatapan dingin kemudian Aidan pergi meninggalkan Eric dengan amarah yang sengaja ia tahan karena ia tidak ingin merusak acara ini.
**
Musik berdentum dengan keras. Lautan manusia memenuhi tempat tersebut sambil menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik. Di sudut lain, Sean Lazarus dan kedua sahabatnya sedang asyik menghisap nikotin dan juga meminum beberapa gelas berisikan minuman beralkohol. Natha dan Leon sibuk membuka beranda instagramnya di ponsel masing-masing.
Sean Lazarus adalah pemilik dari Lazarus Group. Daddy nya yaitu Roy Lazarus berhasil mendirikan perusahaan besar ini dibidang entertainment dan menjadi dasar dari perusahaan tersebut. Tapi saat perusahaan diserahkan kepada Sean, kini perusahaan Lazarus Group memperluas usahanya mulai dari restaurant, mall, hotel bahkan hiburan malam. Lazarus Group akhirnya tumbuh menjadi perusahaan terbesar di negaranya dan juga dibeberapa negara luar. Dan Lazarus Entertainment adalah agensi yang menaungi Sara.
“Seaaann...” Tiba-tiba seorang wanita dengan tubuh bak gitar spanyol datang menghampiri Sean yang sedang sibuk menghembuskan asap yang tadi ia hisap.
“Kau kemana saja? Akhir-akhir ini aku jarang melihatmu.” Ujar wanita tersebut sambil duduk di samping Sean dan bergelayut manja di lengan kokohnya.
“Lepas Carol, aku sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.” Sahut Sean sambil menyingkirkan tangan Carol.
“Kau kenapa Sean? Apa kau sedang putus cinta? Aku siap menghiburmu.” Ujar Carol memaksa.
“Hei Carol, Sean bilang sedang tidak ingin diganggu, apa pendengaranmu sudah mulai rusak?” Tanya Natha.
“Sudahlah Carol, cantik karena plastik tidak akan membuat Sean jatuh cinta kepadamu.” Timpal Leon tak kalah pedas.
“Sepertinya belatung pun tidak akan bisa mengurai makhluk ini jika dia mati. Secara, komponen badannya 90% plastik dan 10% cairan kimia. Proses dia hancur butuh waktu ratusan tahun.” Imbuh Natha dengan sangat puas.
“Ya kau benar Nath haha.” Tawa Leon dan Natha terdengar begitu renyah, sedangkan Sean hanya tersenyum kecil.
“Leon, Natha kalian menertawakanku seakan-akan kalian sempurna. Adik kecil kalian saja hanya sebesar ibu jari!” Balas Carol dengan kesal.
“Wow..Haha..” Natha tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataan wanita tersebut. “Dia belum tau senjata nenek moyang kita sebesar apa.”
“Hahaha..” Tawa mereka benar-benar mampu membuat Carol semakin kesal. Carol pun bangkit dari duduknya dan segera meninggalkan tiga makhluk tengil itu.
“Thanks bro.” Ucap Sean kepada kedua sahabatnya.
“Ini tidak gratis Sean, kami menginginkan bayaran yang sangat mahal.” Jawab Natha.
“Apa?”
“Berikan kami wanita paling cantik di sini.” Ucap Leon dengan semangat.
“Kau cari saja sendiri. Aku bukan penyedia jasa perempuan cantik dan seksi sesuai keinginan kalian.” Tolak Sean.
“Oh ayolah Sean, kau kan sering bersama para wanita cantik walau hanya semalam. Berikan kami salah satunya.” Rengek Leon seperti anak kecil yang meminta dibelikan ice cream kepada daddynya.
Sean hanya menggelengkan kepalanya sambil terus menghisap nikotinnya dan sesekali meneguk minumannya.
Di sudut lain, Sara dan Celine sedang menikmati dentuman musik yang terdengar begitu menggelegar memenuhi seluruh ruangan. Sara dan Celine menikmati asap nikotin yang dihisap dan juga sebotol vodka yang sudah tersedia di mejanya. Hal ini cukup bisa menghilangkan penat selepas bekerja. Padatnya aktivitas Sara dan Celine membuat mereka ingin sesekali menikmati hidup tanpa ada asisten mereka yang menganggu dan mengaturnya.
“Sara kau jangan jauh-jauh dariku. Kau selalu menyusahkanku jika sedang mabuk!” Celine berteriak tepat di depan telinga Sara agar ucapannya bisa didengar dan Sara hanya mengangguk.
“Cel, aku ke toilet sebentar.”
Saat Sara selesai dari tugasnya ia segera keluar untuk menuju kembali ke tempat dimana Celine berada. Tapi saat berada di lorong luar toilet tiba-tiba ada yang menyapanya.
“Sara..” Ucap pria tersebut.
“Aidan..”
“Sedang apa kau di sini? Dengan siapa?” Tanya Aidan dengan raut wajah curiga.
“Aku bersama Celine.”
“Jangan bohong Sara, apa kau ingin tebar pesona di sini?”
“Wait, what?? Kau berpikir aku seperti itu?” Tanya Sara dengan kening berkerut.
“Dengar Sara, lihatlah pakaianmu. Belahan dadamu sangat terbuka. Lalu apa namanya jika bukan tebar pesona? Apa kau menjadi wanita murahan? Kau itu milikku Sara!”
“Aidan, perkataanmu benar-benar menyakitiku! Kau sudah sangat keterlaluan!” Jawab Sara dengan nada tak kalah tinggi.
“Oh sekarang kau berani melawan hah?!” Aidan mengangkat tangan kanannya dan siap untuk menampar wajah Sara.
Refleks Sara menutup mata dan wajahnya karena ia sangat ketakutan, tapi anehnya tamparan itu tidak mendarat sama sekali di wajah Sara. Ternyata ada seorang pria yang baru saja datang dan menepis tangan Aidan.
“Apa-apaan ini? Lepas!” Ujar Aidan.
Sara yang sadar akan suara tersebut segera membuka matanya. Ia melihat seorang pria dengan tubuh yang tinggi tegap, dada bidang dan lengan yang cukup kekar berdiri di hadapan Aidan.
“Kau tidak sepantasnya memperlakukan seorang wanita seperti itu.” Ucap pria tersebut dengan nada dingin.
“Dia kekasihku, kau tidak berhak melarangku untuk melakukan apapun terhadapnya!”
BUGH
Tanpa basa-basi pria tersebut melemparkan pukulan tepat di wajah Aidan. Pukulan tersebut membuat tubuh Aidan tersungkur. Cairan berwarna merah keluar dari sudut bibirnya. Pria itu mendekat ke arah Aidan dan bersiap untuk melayangkan pukulan lagi namun berhasil dilerai oleh Sara.
“Stop! Mr. Sean sudah cukup!” Sara membantu Aidan untuk berdiri.
“Sara, percuma saja kau menjadi model dan aktris terkenal jika perihal memilih pria saja kau bodoh.” Ucap Sean kemudian kembali berjalan memasuki bilik toilet.
Sara yang mendengar ucapan bosnya itu hanya terdiam. Kata-katanya mampu menusuk jantung dan hatinya. Untuk menelan saliva pun rasanya sulit. Karena secara tidak langsung ucapan Sean Lazarus tadi diakui oleh Sara.
“Bibirmu berdarah Aidan.” Ucap Sara sambil mencoba untuk membersihkan sudut bibir Aidan
“Tak usah, aku bisa sendiri.” Aidan menepis tangan Sara kemudian berjalan sendiri meninggalkan Sara.
Sara terdiam sejenak memandangi Aidan yang berjalan perlahan menjauh dari dirinya. Sara menghembuskan nafasnya berat dan kembali ke tempat duduknya.
“Kau lama sekali Sara.” Gerutu Celine saat Sara baru saja kembali duduk di samping Celine.
“Ada tragedi Cel.” Ucapnya, setelah itu Sara langsung menceritakan apa yang baru saja terjadi sambil menunjuk siapa pria yang tadi menolongnya. Kebetulan ternyata Sean duduk disebuah sofa yang berada disudut ruangan yang letaknya tidak jauh dari tempat duduk Sara dan Celine.
“What? Dia Sean Lazarus! Dia bos kita Sara!” Sahut Celine dengan terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sleepyhead
🤣
2024-07-12
0
Sleepyhead
Why people's staring at u, it because your adorable vehicle🚲🚗⛵🚁
2024-07-12
1