Friska mendatangi Rin lalu tersenyum padanya,
"uhm.., oh, iya mana anak-anak kamu?" tanya Amanda.
"Mami...., ada yang gak mau pisah, niih...," tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menggendong kucing kecil datang.
mendengar itu, Rin langsung menoleh, matanya langsung terbelalak,
"Iskandar???!!!" kata Rin reflek dengan kaget.
Iskandar yang merasa dipanggil langsung menoleh,
"Rin?" reaksinya lebih tenang.
"woah? kalian sudah saling kenal? Mami sempet khawatir kalian gak bisa akrab karena udah lama gak ketemu." kata Friska.
"udah lama gak ketemu?" tanya Rin.
"iya, kalian dulu waktu masih balita sering main bareng-bareng, sama siapa itu satu lagi..."
"Idho. si imut Idho." kata Amanda menambahkan.
"Idho???" kata Rin lebih kaget lagi.
"Iskandar, makan siang sebentar lagi, kamu bisa pulangin Marble,kan?" pinta Friska.
"ya, Mami..., Marble, kamu harus pisah dulu sama aku,ya, nanti kita main lagi." kata Iska dengan suara yang dibuat seperti anak kecil lalu pergi.
"ini.., ini Iskandar yang ketua komdis itu bukan, sih?" batin Rin heran.
"Rin, ayo kita siapin makan siang." ajak Friska.
"i,iya Tante...,"
"what? kamu panggil Mami dengan sebutan Tante?? Panggil aja Mami,ya. Ga usah canggung, sayang." kata Friska ramah.
"i,iya, Ma.., Mami...," kata Rin berusaha.
*
Mereka kini duduk di sebuah meja makan yang besar. Beberapa hidangan sudah tertata rapih di atas meja,
di sana sudah ada seorang anak perempuan dengan mata yang tajam, berambut panjang bergelombang, dengan kulit putih sedang meletakkan salah satu hidangan,
"oh,iya, Rin pasti gak inget kalo sama yang ini, sayang, coba kenalin ke kakak Rin." pinta Friska.
"hai, kak Rin, nama aku Diandita. Panggil aja Dita." kata anak perempuan itu.
"dia masih bayi waktu kamu masih suka main di sini." kata Friska.
"ooh...," kata Rin supaya cepat.
"halo, Mami, ada yang bisa Iska bantu?" tanya Iska yang tiba-tiba muncul.
"Iska udah cuci tangan?" tanya Maminya.
"of course, Mami." kata Iska ramah.
"auranya hangat, gak mencekam kayak biasanya. apa karena ada Maminya,ya?" batin Rin.
"Iska cukup menunggu aja, biar semua perempuan di sini yang menyiapkan." kata Amanda yang tiba-tiba muncul dengan setumpuk piring makan.
"ya ampun, Bunda, itu,kan berat, biar Iska aja...," kata Iska.
"what?? dia gak ada canggungnya manggil nyokap gue dengan sebutan bunda??" batin Rin lagi.
Iska lalu mengambil setumpuk piring yang dibawa Amanda dan menatanya di atas meja.
"mas Iska sok kuat, nih...," ledek Dita.
"bukan sok, tapi emang kuat, Wee..," kata Iska.
"dia bisa bercanda juga??"
"Rin, kamu pasti canggung, ya karena udah lama gak ketemu lagi sama Iska...," kata Mami Friska tiba-tiba.
"uhmm.., Rin ambil sup di belakang dulu, ya Tan.., uhmm.., Mami...," kata Rin yang hampir lupa lalu pergi ke dapur.
"ya ampun.., imut banget." kata Friska.
"Friska, apa lagi yang belum?" tanya Amanda.
"tinggal sup, lagi diambil sama Rin." kata Friska.
*
suasana makan siang ini ramai dengan kehebohan dua ibu-ibu di sini.
"oh,iya, Friska, Awan gak Dateng lagi?" tanya Amanda.
"dia sibuk dengan bisnis kecil-kecilan nya."
"hemm.., udah cocok nikah, nih."
"dia bilang mau segera menikahi pacarnya."
"waah..., segera punya menantu dong." kata Amanda.
"iya...," kata Friska bahagia. "oh,iya, Mami denger, kalian berdua..., enggak, bertiga sama si Idho satu sekolah,ya?" tanya Friska.
"iya, Mi." jawab Iska.
"ya ampun.., pantesan.., Iskandar, kamu itu kalo main, ajak-ajak Rin, dong..., jangan berdua Mulu sama si Idho."
"kalo sama Idho, Iska latihan, Mi, bukan main."
"ooh.., terus yang ke kolam renang Satria itu apa namanya, Mas Iska?" tanya Dita.
"yah.., itu,kan rame-rame sama Juan juga." kata Iska.
"udah, udah, gimana kalo Minggu depan kamu ajak Rin jalan, Iska?" tanya Amanda, membuat Rin langsung menghentikan aktivitas makannya,
"gak per__,"
"boleh aja. Emangnya Rin mau jalan-jalan kemana?" tanya Iska.
"hah?" kata Rin tak percaya.
"ooh..., apakah ini yang namanya nge date?" ledek Dita.
"bukan, jalan-jalan aja." kata Iska buru-buru.
"enggak perlu, Rin lebih suka di rumah." kata Rin.
"haduuh.., yang satu hobinya ke pemancingan, yang satu hobinya di rumah...," keluh Amanda.
"Apa Bunda mau Iska Dateng ke rumah bunda?" tawar Iska.
"ide buruk!!" batin Rin.
"boleh! kita bisa bikin kegiatan seru di rumah Bunda." kata Amanda bersemangat.
"waah..., kalo gini Mami juga semangat!" kata Friska.
"Dita juga bersemangat!!"
"ya ampun, jadi apa bedanya dengan hari ini? mungkin lebih buruk." batin Rin.
*
Rin duduk di ruang keluarga sambil menonton film yang sama sekali tidak ia kenal. Amanda dan Friska tidak bisa dipisahkan, sedangkan Iska dan Dita sedang membersihkan meja makan, Friska tidak membiarkan Rin melakukannya karena baru sekarang Rin datang.
Tiba-tiba Iska datang dan duduk tepat di sebelahnya,
"jadi, apa yang akan kita lakukan Minggu depan?" tanya Iska.
"jangan sok akrab sama gue." kata Rin judes.
"ah.., baiklah...," kata Iska. Rin langsung menoleh,
"haah.., sorry,ya, pasti banyak pertanyaan di kepala lu...," kata Iska.
"diem___," tiba-tiba Rin menyadari sesuatu,
"apa karena ini lu suka ngeliatin gue__" Rin langsung menutup mulutnya saat menyadari apa yang dia katakan.
"ngeliatin elu?" tanya Iska.
"anggap aja gak denger." kata Rin lalu memalingkan wajahnya.
"haha.., ternyata lu nyadar,ya..," kata Iska lagi.
Rin langsung menoleh, "jadi gue gak salah???"
"enggak.., sorry, lu jadi gak nyaman,ya?" kata Iska lembut.
"kebanyakan sorry nya lu!" kata Rin lagi.
"wait! kok gue jadi gak canggung sama dia??"
"sayang...," Friska datang dengan Amanda. Dita juga ikut datang.
"kok tiba-tiba perasaan gue gak enak." batin Rin.
Iska lalu menghela napasnya, hal itu tak luput dari perhatian Rin,
"dia kok reaksinya gitu?" batin Rin.
"mas, tenang aja, Mas." kata Dita.
"iya, Mami sama bunda mau ngasih tau hal yang sangat penting." kata Friska lalu duduk di sofa.
"apa itu?" tanya Rin.
Amanda yang baru duduk di samping Friska meliriknya lalu tersenyum,
"duuh, Bunda gugup, nih ngomongnya."
"ya ampun, Amanda, dari dulu kamu gitu,ya? ck,ck...,"
"biarkan Mami Friska yang ngomong...," kata Friska.
"sesaat kok gue ngerasa Tante.., eh Mami Friska ini kayak seseorang,ya...," batin Rin.
"Iska dan Rin, Mami sama Bunda mau menjodohkan kalian. Yeeay.... ." kata Friska heboh.
"oh.., What???" kata Rin kaget, ia langsung menoleh ke arah Iska yang duduk di sampingnya,
"dia gak kaget sama sekali??" batin Rin.
"kalian pasti setuju,kan??" tanya Friska.
"setuju!!!" kata Dita.
Rin langsung menoleh ke arah Dita,
"anak ini...,"
"tunggu, ini dijodohin gimana, Mami?" Rin sudah mulai terbiasa.
"yah, dijodohin buat nikah."
"nikah??" kata Rin semakin tak percaya.
"Iska, jawab...," pinta Friska tanpa memedulikan reaksi Rin.
"ya, Iska setuju." jawab Iska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
yuko྅≞⃗ .☀
😨😨💀 whaaatt??? yeeeay...ISKA POV 😂😂
2020-09-02
1