Singa VS Kucing

Singa VS Kucing

Bagian 1 : Mengapa Dia Menatapku?

Bel tanda masuk sudah berbunyi, tidak biasanya Rin masih ada di luar kelas di jam segini. Ini semua karena Rin harus mencari sumber untuk konten Mading besok. Arini Kalista atau yang akrab dipanggil Rin masuk dalam tim konten untuk Mading. Di sekolah swasta yang sangat mewah dan besar ini, terdapat organisasi sendiri yang bertugas mengisi berita dan konten penting di 5 Mading yang tersebar di beberapa gedung.

Rin berlari tunggang langgang menuju kelasnya.

"Kenapa perpustakaan harus ada di gedung utama???" keluhnya yang masih terus berlari. Sebagai anak kelas sebelas, memang agak sengsara karena kelas mereka berada jauh dari segala fasilitas sekolah seperti perpustakaan, kantin dan gedung serbaguna. Ya, meski tidak sejauh saat masih kelas sepuluh.

Rin membenarkan kacamatanya yang miring lalu melihat jam tangannya, Ia ingat sangat jelas bahwa toleransi di luar kelas setelah bel masuk berbunyi adalah lima belas menit,

"Ugh, sepuluh menit la—"

Gedubrak!

"Ah sial! Gue jatuh??" umpatnya refleks.

"eh, kacamata gue??" Ia berusaha mencari kacamatanya. Pasti terlepas saat aku jatuh tadi.

"Ini ...." Tiba-tiba ada yang menyodorkan kacamata padanya, Rin buru-buru mengambilnya.

"Thanks," ucapnya lalu langsung memakai kacamata itu dan berusaha melihat siapa orang yang dengan baik hati menolong dirinya.

"Habislah gue," umpatnya sekali lagi saat melihat sosok di hadapannya.

Bukan seorang pahlawan yang barusan menolong, melainkan ketua komisi kedisiplinan sekolah ini, Iskandar Radjamuda Utama.

Rin berusaha berdiri.

"Aaw ...." rintihnya, sepertinya lututnya terasa agak nyeri.

Orang itu denagn sigap mengulurkan tangannya, sayangnya Rin ragu menerimanya.

"Jangan buang-buang waktu!" bentaknya langsung menarik tangan Rin dan membantunya berdiri.

"Lu bisa jalan?" tanyanya lagi agak ketus.

Rin mengangguk pelan sambil membuang muka, lebih tepatnya tidak berani menatap wajahnya.

"Kalau gitu segera kembali ke kelas, sebelum gue kasih lu poin!" ancamnya lalu pergi begitu saja.

Sepeninggalannya, Rin langsung mengipas-ngipasi diri dengan tangannya.

"Ya ampun, sesaat gue berhenti bernafas. Auranya mengerikan." Ia berbicara sendiri,

"Oh,iya, balik ke kelas!" serunya baru ingat lalu segera berlari sambil menahan sakit.

***

Arini Kalista atau Rin, seorang gadis berponi, berkacamata dengan setelan yang selalu rapih yang sangat tidak suka jika harus berurusan dengan yang namanya Komisi Kedisiplinan. Bahkan tidak menggunakan dasi atau menggulung lengan kemeja atau bahkan memendekkan rok akan langsung dapat hukuman di sini.

Tapi tidak hanya itu, ia memiliki identitas yang lain di sini. Bukan hanya seorang gadis biasa yang terlihat cupu atau seorang pengisi konten mading. Ia adalah si Pencuri Informasi, atau bahasa kerennya adalah stalker. Menelusuri informasi semua warga sekolah tanpa diketahui adalah keahliannya, entah kenapa sejak Mao Riyandi Rahyudi alias Ori—pertnernya mengajak stalking, ia malah ketagihan.

Ya, Ori adalah rekannya dalam ketua tim konten Mading sekaligus satu-satunya anak laki-laki yang bisa ia ajak berbicara santai. Mereka memiliki sifat dan pandangan yang sama.

Sedangkan Iskandar Radjamuda Utama adalah salah satu penghuni Kelas XI-MIA-A yang disebut sebagai kelas dewa. Itu karena semua siswa di situ sangat sempurna seperti para dewa. Dia super duper disiplin, itu kenapa dia dipilih sebagai ketua komdis.

Tidak hanya itu, dia dikenal dekat dengan semua siswi cantik di sekolah ini. Itu yang membuat para siswa iri padanya. Namun Di kepala Rin dia seperti seorang raja kejam yang memiliki banyak selir.

"cukup Rin, kamu kebanyakan nonton drama saeguk!"

Tapi satu hal yang tidak Rin tahu tentang dia. Kenapa dia selalu memandangnya akhir-akhir ini?? haruskah Rin cari tahu tentang ini? Khusunya sejak insiden kacamata itu.

***

Rin berlari menuju lapangan setelah selesai rapat organisasi. Akhirnya setelah bertahun-tahun menjadi obat nyamuk Liska—sahabatnya mengajak pulang bareng. Ya, setelah ia jadian dengan si jambul cetar membahana alias Roger, mereka jadi jarang menghabiskan waktu bersama, meskipun sebenarnya si Roger itu agak dekat juga dengan Rin karena mereka berasal dari SMP yang sama.

Akhirnya sampai di pinggir lapangan, Rin membenarkan kacamataknya yang miring, matanya langsung mencari sosok Liska yang sedang berlatih paskibra untuk upacara pembukaan class meeting nanti.

Namun tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasimya dengan tatapan yang tajam. Rin tidak butuh waktu lama untuk bisa menemukannya. Seorang laki-laki tinggi, bertubuh tegap, berambut agak ikal, dengan alis tebal dan rahangnya yang tegas sedang menatap dirinya.

Kaki Rin langsung lemas.

"Ya ampun..., Gue salah apa, sih sebenarnya?" ucapnya reflek. Pasti orang itu yang menatapnya. Jika memang orang itu yang menatapnya, pasti ia sudah melakukan kesalahan. Ya, siapa lagi kalau bukan si ketua komdis, Iskandar Radjamuda Utama. Anehnya, laki-laki itu hanya menatap Rin saja tanpa melakukan apapun.

"Woy..!" Tiba-tiba ada yang menyenggol siku Rin.

"Liska!" serunya lega.

"Ngapain bengong? Liatin siapa? Liatin Iskandar, ya??" ledek Liska sambil menaikturunkan alisnya.

"Bukan!!" seru Rin ketakutan.

"Ooh..., Dikira. Soalnya dari tadi dia ngeliatin elu mulu," kata Liska.

"Hah? I-iya ... makanya, kenapa dia ngeliatin gue?" Ternyata insting Rin tidak salah.

"Uhmm..., Entahlah. Suka kali," jawab Liska asal.

"Ih, jangan ngaco! Pasti gue udah melakukan kesalahan ..." Rin malah membuat asumsi.

"Kesalahan? Negatif thinking banget. Udah, ah ayok pulang," katanya sambil memeluk lenganku.

Sayangnya rasa khawatir itu tak sirna begitu saja. Rin selama hampir dua tahun menjadi murid SMA Gandaria, tidak pernah sekalipun melakukan kesalahan. Ia bahkan sangat menjamin itu. Ia sangat hafal peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar. Sebagai sekolah swasta, sekolah ini memang agak ketat. Namun jika sudah berurusan dengan yang namanya Iskandar Radjamuda Utama, itu berarti adalah kesialan. Pasti orang-orang akan langsung menyadari keberadaan dirinya, pasti orang-orang akan langsung membicarakannyA dan pasti orang-orang akan langsung mencap dirinya sebagai murid yang buruk.

"Emangnya elu ngelakuin kesalahan apa, sih Rin?" tanya Liska setelah mendengar semua kekhawatiran gadis mungil ini jika berurusan dengan si ketua komdis itu.

"Makanya.., mungkin aja gue melakukan kesalahan tanpa gue sadari ... " imbuh Rin yang masih saja khawatir.

"Eh, Rin, kalau emang elu melanggar aturan-aturan sekolah, dia pasti langsung datengin elu dan negur elu plus ngasih hukumannya di saat itu juga," ujar Liska.

"Begitu?"

"Iya, mungkin aja bukan elu kali yang diliatin, tapi orang di belakang elu." Lagi-lagi Liska asal berucap.

"Gak ada siapa-siapa di belakang gue!"

"Yah, yaudah, positif thinking aja," hibur Liska.

Rin berharap apa yang Liska bilang adalah benar. Jika sampai orang-orang mengenalnya, maka ia tidak bisa lagi sebebas dulu "berkarya".

***

Keesokan harinya.

Meskipun Liska sudah berusaha menghibur Rin, tetap saja ia tidak bisa tenang, tatapan Iskandar yang tajam itu yang bahkan masih ia rasakan terus mengusik hidupnya.

Kini Rin menunggu seseorang di depan pintu kelas. Orang itu adalah sumber terpercaya yang bisa memberikannya informasi tentang Iskandar.

Seorang anak laki-laki dengan rambut belah tengah, berkacamata bulat dan pakaian yang sangat rapih berjalan menuju pintu kelas.

"Hai, Rin, lu ngapain di depan kelas?" tanyanya. Narasumber Rin adalah Ori. Tanpa basa-basi Rin langsung menariknya ke dalam kelas.

"Woy, lu ngapain dah narik-narik gue?" paniknya.

"Diem, culun!" gertak Rin menyebut julukannya.

"Duduk di sini!" perintahnya sambil menunjuk bangku di belakang.

"Itu, kan emang bangku gue!" protes Ori agak kesal lalu meletakkan tas di atas mejanya dan duduk.

"Kenapa? Cepet cerita! Lu mau komplain sama hasil rapat kemarin?"

"Enggak. Gue, kan udah bilang kalo gue setuju."

"Terus?"

"Uhmm ..." Rin duduk di bangkunya sambil menghadap Ori.

"Lu sama Iskandar temen deket,kan?" Rin memulai pembukaan.

"Iya. Terus?"

"Uhmm..., Apa dia pernah cerita tentang gue? Misal, gue bermasalah apa gitu?"

Ori alias si culun itu memandang Rin dengan tatapan serius.

"Pernah, gak?" tanya Rin penasaran.

"Pft...," Tiba-tiba Ori malah tertawa.

"Kok ketawa?" bingung Rin.

"Sumpah, lu Ge-er banget. Dia itu cuman cerita tentang anak-anak yang benar-benar bermasalah. Kalau orang kayak lu, paling kesalahannya lupa pake dasi, atau telat masuk kelas. Hahaha ...."

"Beneran? Berarti gue emang gak ada masalah,kan?"

"Tapi ..." Kata Ori tiba-tiba.

"Tapi apa?"

"Dia pernah ngomongin sesuatu tentang elu, tapi emang bukan tentang elu yang bermasalah, tapi dia punya masalah sama elu,"

"Apa? Masalah sama gue?"

"Iya, masalah pribadi," Kata Ori sambil tersenyum.

"Ma, masalah pribadi? Masalah pribadi gimana?"

"Ya, tanya aja langsung sama dia. Itu udah bukan wewenang gue, sayangnya," ujar Ori dengan senyum licik khasnya.

"Ck, oke. Liat aja, nanti akan gue introgasi dia!!" tekad Rin, meskipun sebenarnya sok-sokan doang, padahal kakinya ini gemetaran. Ia benar-benar khawatir, jika itu masalah pribadi, maka itu masalah yang lebih besar dari sekedar melanggar aturan sekolah.

***

Hayoo, Apakah tujuan sebenarnya Iskandar menatap Rin?

Langsung next bab aja yuk

Jangan lupa, Favorit, like, komen, vote dan kasih hadiah. Happy reading guys

Terpopuler

Comments

🍂-----🌿

🍂-----🌿

🥺 ajarin buat yg kaya gini

2020-10-17

1

Dewi Asmara

Dewi Asmara

Kata2nya enak dan jelas untuk di baca 👍👍👍

2020-09-24

4

Andiyas

Andiyas

ceritanya keren...bikin penasaran..

2020-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Mengapa Dia Menatapku?
2 Bagian 2 : Dia Tahu Namaku
3 Bagian 3 : Permintaan Keisha
4 Bagian 4 : Salah Sasaran
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Extra Story 1
102 Extra Story 2
103 Extra Story 3
104 Extra Story 4
105 Extra Story 5
106 Extra Story 6
107 Extra Story 7
108 Pengumuman Season 2
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bagian 1 : Mengapa Dia Menatapku?
2
Bagian 2 : Dia Tahu Namaku
3
Bagian 3 : Permintaan Keisha
4
Bagian 4 : Salah Sasaran
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Extra Story 1
102
Extra Story 2
103
Extra Story 3
104
Extra Story 4
105
Extra Story 5
106
Extra Story 6
107
Extra Story 7
108
Pengumuman Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!