"Lu sama Rin ada hubungan spesial, ya?"
Iskandar dan Rin sama-sama terkesiap mendengar pernyataan Keisha. Bahkan Iskandar tersedak saat meminum jus alpukatnya.
"Keisha!!!!" panik Rin reflek.
"Kenapa? Gue bener,ya?" tanya Keisha iseng.
"Jangan asbun lu!" sarkas Iskandar yang membuat Rin bungkam, padahal gadis mungil itu hendak bercerocos.
"Hanya menduga Iska sayangku...," ujar Keisha manja.
"Apa, jangan-jangan Rin, lu suka sama Iska, ya? Tapi Iska, untuk ke sekian kalinya lu gak bakalan membalas perasaan cewe yang suka sama elu???" tebak Keisha lagi.
Rin mengangkat kepalanya, "Keisha!!" geram Rin yang rasanya ingin menyumpal mulut bocor Keisha.
"Weh?" tiba-tiba ada seorang anak laki-laki berdiri di samping meja mereka. Sontak mata Keisha membulat.
"Juan?" Keisha kaget. Rin yang tadi mau marah, jadi tertunda karena kehadiran Juan. Untungnya, pawang seorang Keisha datang, meskipun lelaki itu tidak sadar bisa jadi pawang gadis secantok Keisha.
"Ada apa, nih?" tanya Juan sambil duduk di samping Rin.
"Ngapain lu duduk di sini??" ketus Iska.
"Gue ada perlu sama lu," kata Juan.
"Tapi, lu-nya diculik sama cewe paling cantik di sekolah ini." Juan malah ambil kesempatan sambil mengedipkan matanya pada Keisha.
Blush!
Seketika wajah Keisha langsung memerah. Ia tak bisa berkata-kata.
"Perlu apa?" tanya Iskandar.
"Itu, acara kita hari Sabtu. Jadi kagak?" tanya Juan.
"Berenang?" Iskandar mengkonfirmasi.
"Ya iyalah."
"Jadi lah. terus?"
Juan mendekatkan dirinya pada Iska yang ada di hadapannya.
"Gue mau nebeng sama elu. soalnya motor gue lagi di servis," bisiknya .
"Oh, oke. tapi lu dateng ke rumah gue, ya, dan gue gak mau nunggu!" tekan Iskandar.
"Siap pak Ketua!" kata Juan bersemangat.
"Udah, gitu doang?" tanya Iskandar.
"Iya, kalo gitu, gue gabung dulu sama anak lapangan." Juan berdiri.
"Eh, tapi...," Juan tiba-tiba membuat semua orang menoleh.
"Lu sama Keisha cocok juga!" sahut Juan iseng. yang membuat semua orang di meja itu membulatkan matanya.
"WHAT???" Keisha malah tak terima.
"Jangan bicara sembarangan!" tegas Iskandar.
"Weh.., sorry, Bro, bercanda. kalo gitu gue cabut duluan, ya. daagh.., Keisha dan..., lu siapa, deh?" tanya Juan pada Rin yang sedang memalingkan muka.
"Rin. Namanya Rin,' ujar Iskandar.
"Oh, Rin, soulmatenya Ori, ya? hahaha..., diliat-liat, manis juga." goda Juan dengan rayuan gombalnya.
"Kalo gitu daah, Rin," pamit Juan lagi, sayangnya tak digubris oleh Rin. Juan lalu menoleh ke arah Iskandar lagi,
"Sampe ketemu Sabtu, ya Bos!" Juan pun pergi samb melempar senyum khasnya.
Iskandar menghela nafas.
"Jadi, urusan lu udah selesai, kan, Kei?" tanya Iskandar sambil menoleh ke arah Keisha.
Keisha langsung mencengkeram lengan Iskandar.
"Huhuhu..., Iskandar...., gimana ini??? Masa gue dibilang cocok sama elu??? sama cowo yang gue suka lagi?? hwaaaa.....," rengek Keisha.
Iskandar langsung menarik lengannya.
"Salah lu sendiri deket-deket gue kayak gak ada batas aja!" protes lelaki berdarah dingin itu.
"Yaah..., tolongin gue dong.., dia 'kan temen lu, tetangga lu, gimana, sih?" Keisha malah jadi kelabakan sendiri.
"Udah, dia juga tau gue sama elu cuman temenan." Iskandar berusaha menghibur.
"Gu-gue.., gue permisi duluan," seru Rin tiba-tiba yang merebut atensi dua orang di hadapannya.
"Eh, Rin? Rin? kok mau pergi?" melas Keisha. Namun gadis mungil itu pergi vegitu saja tanpa memedulikan Keisha.
"Gue juga mau siap-siap buat menertibkan anak-anak," ujar Iskandar beranjak.
"Yah, Iska, lu belum jawab, lu sama Rin ada sesuatu, ya?" tanya Keisha buru-buru.
"Nanti lu juga tau pada saatnya," kata Iskandar lalu pergi.
***
Rin berjalan sambil menghentakkan kakinya ke kelas.
"Keisha ngapain, sih? Kenapa dia bisa masuk ke kelas MIA A kalo dia sepolos itu?? kenapa dia pake bawa-bawa Iskandar segala???" gerutunya berbicara sendiri.
"Rin!" tiba-tiba ada yang memanggilnya,
"Yura?" seru Rin.
"Kamu kenapa, Rin? Kok cemberut?" tanya Yura.
"Umm..., gue.., gue ..., ngomongnya di kelas aja!" kata Rin lalu menarik tangan Yura.
Di kelas Rin menceritakan kejadian di kantin pada Yura.
"Hemm...., aku rasa Keisha cuman mau meluruskan aja gitu. toh Iskanya biasa aja, kan?"
"Dia,sih biasa aja, tapi itu berarti sekarang dia udah kenal, udah tau, siapa gue??? haduuh.., kacau!!" Rin malah panik sendiri.
"Udah gitu, Keisha segala bilang gue suka sama Iskandar lagi, kalo tuh anak kegeeran gimana?? ewh...,"
"Ya, kalo emang dia nembak kamu gara-gara kata-kata Keisha, terus kamu gak suka sama dia, ya tolak aja." kata Yura enteng.
"Yura, gimana kalo dia dendam setelah itu? Terus gue dijebak untuk selalu melakukan kesalahan? gimana? dia bahkan dikasih wewenang sama kepala sekolah buat ngasih hukuman langsung sama siswa yang melanggar aturan. Ya ampun...," Segala pikiran negatif langsung memenuhi keoala Rin sampai.gadis itu jadi pusing sendiri.
"Tenang aja Rin...," sahut Ori yang baru datang dan tiba-tiba nimbrung.
"Iih..., lu nguping,ya??" tukas Rin. Namun Ori tak memedulikannya.
"Sebagai teman Iska dari SD, gue itu tau, dia bukan orang yang kayak gitu," bela Ori.
"Iya, juga, sih, menurut aku dia orangnya baik banget. Bahkan dia selalu menawarkan diri untuk ngelindungin aku." Tura ikut-ikutan membela Iskandar.
"Yah, kalo lu gak suka dia, tolak aja, tapi kalo bisa." Ori malah cekikikan.
"Hah? apa? Kalo bisa? Emang dia bakalan ngelakuin apa ke gue sampe-sampe gue gak bisa nolak dia??" tanya Rin.
"Entahlah. Iska itu tak terduga. sebanyak-banyaknya informasi yang lu dapet tentang dia, lu gak akan pernah bisa mengenal dia, lu harus deketin dia kalo lu emang bener-bener pengen kenal sama dia," ujar Ori sambil tersenyum penuh arti.
"Idiih..., ogah. Mending gue gak usah kenal sama dia," timpal Rin ogah-ogahan.
"Yakin? jiwa kekepoan lu gak meronta-ronta?? Lu gak penasaran kenapa dia sering ngeliatin elu?"
"Pe-penasaran,sih...." Rin malah terpancing.
"Kalo gitu, coba lu amatin dia dulu dari jauh dan perlahan-lahan deketin dia," usul Ori.
"Ori lagi berusaha nyomblangin Rin sama Iska,ya?" tebak Yura.
Rin langsung menoleh ke arah Yura.
"Ih, bener juga. Lu mau nipu gue??" tukas Rin.
"Yah.., itu, sih kalo lu mau. Keputusannya ada di lu. ^ue cuman ngasih saran aja." Ori malah berdalih.
"Tapi, lu pasti tau sesuatu, kan Ori?" curiga Rin.
"Ck, oke gue jujur," kata Ori.
"Gue emang tau sesuatu, tapi, gak seru kalo lu taunya dari gue." Ucapan Ori sama aekali tak membantu.
"Apa? Gak apa-apa, yang penting gue udah tau duluan." Rin masih berusaha membujuk Ori.
"Hemm..., sorry, mulut ini gak bisa bilang." Ori mulai menyombong seolah tahu segalanya.
"Ori culun!" geram Rin sengan sikap temannya yang satu ini.
"Sorry ya." Sayang, Ori masih berpegang teguh dengan prinsipnya, ia malah memberikan senyum khasnya.
"Ck, gue harus cari tau sendiri kalo gitu," ujar Rin menyerah.
"Mau Yura tanyain ke iskanya?" tawar Yura.
"enggak! jangan! duuh .., kacau kalo ditanya langsung. biar gue yang cari tau sendiri," cegah Rin.
"Sabar aja, Rin. Nanti lu juga tau." Ori malah geli sendiri.
"Iya, tapi tau darimana?" tanya Rin.
"Hemm..., dari Iska sendiri mungkin?" kata Ori lagi.
"ewh..., gue gak mau!!! amit-amit!!" kata Rin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Amma Ar-Rahma
dari tadi ceritax lucu mulu. senyum sendiri akunya...😀😁😂😃😄
2020-08-09
1
Alya_Kalyarha
semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih
2020-06-03
3
hany
jejak...
2020-05-26
0