Rin keluar dari ruang Pak Lukas. Ia menarik napas panjang, Ia melirik ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada siapa-siapa di sana.
"Yes!" katanya sambil loncat kegirangan.
"ehem!" tiba-tiba ada yang datang,
"ah, sial!" batin Rin saat tau siapa yang datang.
"kayaknya ada kabar baik." katanya lagi.
"ih, lu apaan, sih? kenapa lu gak pake sepatu hak lu aja, supaya gue bisa tau kedatangan lu?? ugh..., nyebelin!!!" kata Rin lalu pergi.
"ah.., gue salah lagi?" kata orang itu yang sebenarnya adalah Iska. Ia lalu masuk ke ruangan Pak Lukas.
*
Baru mau ke kantin, Rin tiba-tiba bertemu Ori,
"Rin!!" panggil Ori.
"lah, Ori, lu sendirian aja. cewek lu mana?" tanya Rin.
"kita rapat buat konten mading terakhir di semester ini." kata Ori tanpa menjawab pertanyaan Rin.
"what?"
"udah, ayo, nanti Ridwan ngomel kalo telat." kata Ori.
"ya ampun..., waktu istirahat gue...," keluh Rin tapi tetap mengikuti Ori.
*
Keisha datang ke kelas XI MIA C, ia melongokkan kepalanya, melihat ke sekeliling, mencari keberadaan Rin,
"hai gadis cantik dari khayangan, nyari siapa di kelas sebelas MIA C?" tanya Gunawan.
"uhmm..., Rin ada?" tanya Keisha.
"Ups, gak tau,tuh. Gimana kalo nyari Abang Gunawan aja?"
Keisha tersenyum, "enggak, deh_," matanya tiba-tiba melihat seseorang,
"wahaha..., langsung ditolak lu, Wan!" kata Fatih yang sedang bermain game online bersamanya.
"sialan." umpat Gunawan.
Namun Keisha tetap masuk ke kelas XI MIA C dan mendatangi seseorang,
"hai..., kamu Yura,kan?" sapa Keisha.
Yura yang sedang asyik menonton anime di ponselnya langsung mempause lalu mendongak dan tersenyum,
"iya, kamu siapa?" tanya Yura.
"kenalin gue Keisha." kata Keisha lalu duduk di samping Yura.
"hai Keisha. Senang berkenalan dengan kamu." kata Yura ramah.
Keisha tersenyum, "ya ampun..., kamu lucu banget, sih?" kata Keisha.
"hah?"
"tapi gini, lu kayaknya duduk sebangku sama Rin."
"uhm."
"Lu tau, Rin kemana?" tanya Keisha.
"ada rapat tim Mading. kenapa?"
"ooh.., pantesan. Gue penasaran, dia bersalah atau enggak. Gue khawatir, deh. baru kali ini dia dapet pengalaman kayak gini...,"
"kamu juga tau?" tanya Yura.
"iyalah, gue, kan temennya Rin." kata Keisha.
Yura lalu menarik napasnya,
"Aku juga khawatir. Jahat banget, sih yang ngelakuin itu. Tapi dari ruangan Pak Lukas dia belum balik. Pasti langsung rapat."
"oh, iya, kamu lumayan Deket gak, sih sama Rin?" tanya Keisha.
"uhmm.., bagi aku Rin teman aku satu-satunya di sini."
"berarti kamu tahu hubungan Rin sama Iska?"
"hah?" Lagi-lagi Yura dibuat kaget.
"iya, kalo menurut analisis aku, Rin itu suka sama Iska."
"mereka gak punya hubungan gitu." kata Yura santai.
"begitu. Kalau gitu, Aku curhat sama kamu aja, deh...,"
"eeh??" kata Yura kaget.
"kenapa?"
"kok tiba-tiba? Kamu aneh juga, kok mau curhat malah ke sini?" tanya Yura. Masalahnya perempuan di hadapannya ini telah mengganggu waktu menonton animenya.
"please..., Aku biasanya curhat sama Iska, tapi dia lagi ada urusan, kalo gak aku curhat sama Rin, tapi dia lagi rapat, jadi sama kamu aja gimana?"
"uhmmm..., kamu gak ada temen lain?" tanya Yura.
Keisha cemberut, "di kelasku semuanya individualis, kecuali Iska. Jadi aku gak punya temen di sana." kata Keisha.
"hemm..., kalau gitu, boleh deh."
"kamu.., tunggu, kenapa aku jadi ikut-ikutan pake aku-kamu ngomongnya?"
"biasanya suka begitu, sih. Hihi...," kata Yura.
"oke, kalo ngomong sama kamu, aku pake aku-kamu,ya." kata Keisha.
"boleh aja."
"jadi sekarang kita ini temen?" kata Keisha mengulurkan tangannya.
"ya, kita temen." kata Yura lalu membalas uluran tanga Keisha.
*
Rin kembali ke kelas dengan malas, Ori yang berjalan di sampingnya hanya menggeleng- gelengkan kepalanya,
"kalo gak sanggup, silahkan keluar aja." kata Ori.
"ck, sialan lu!" kata Rin.
"lagian, ngapa lu lesu gitu, biasanya juga kita bikin Mading di hari weekend." tanya Ori.
"entahlah, Bunda bilang gue gak boleh kabur lagi kali ini di acara makan siang sama keluarga sahabatnya dari SMA."
"ooh..., nanti izin aja, yang penting, bagian lu udah selesai, kan kita paling diakusi sama tim layout." kata Ori.
"serius boleh?" tanya Rin.
"iyaa...,"
"ya ampun, Pak ketua, terimakasih banyak..., gue khawatir, mungkin kalo gak Dateng, gue bisa dipecat jadi anak." kata Rin.
"emak lu, anak cuman satu aja, pake dipecat, ck,ck, dasar!"
"hehe...,"
Ting,
Tiba-tiba Rin mendapatkan pesan dari Keisha,
"sayangkuuh, kamu gimana, gak bersalah kan?"
Rin lalu membalas pesan itu,
"tenang, enggak kok. aman."
Di sisi lain,
Keisha tersenyum mendapat jawaban Rin,
"Iska, dia aman." kata Keisha yang sedang duduk di samping Iska.
Iska hanya tersenyum,
"hemm..., lu seneng,kan..., cie, cie...," ledek Keisha.
"Gue seneng karena salah satu murid teladan di sekolah tahun lalu kayak Rin tidak membuat kesalahan yang fatal."
"Halah, alibi aja." ledek Keisha tak mau kalah, tapi tak digubris oleh Iska.
*
Hari Minggu, Rin langsung naik ojek setelah urusannya di sekolah selesai. Dari tadi Bundanya sudah berkali-kali mengirimkannya pesan yang sama,
Ting!
bunyi ponsel Rin tanda ada pesan masuk,
"duuh.., Bunda harus setiap detik apa untuk tahu posisi gue???" keluhnya kesal.
hingga Akhirnya ia sampai di sebuah komplek mewah, Katanya ini adalah komplek para Tentara.
"alamatnya harusnya di sini." kata Rin lalu turun dari ojeknya. Ia lalu membayarnya,
"neng, Abang ga ada kembalian..,"
"udah, bang, ambil aja." kata Rin tanpa berbalik. Ojek itu pun langsung melaju. Rin lalu memencet bel di pagar rumah besar itu.
*
Padahal Rin memencet bel di rumah itu, tapi malah bundanya sendiri yang menyambutnya,
"Haduuh, Bunda, apa Bunda yang punya rumah ini?" ledek Rin.
"tentu aja bukan, sayang. Mami Friska lagi pergi sama anaknya buat jemput kucingnya." kata Amanda, Bundanya Rin.
"hah? jemput kucingnya??"
"Mami Friska itu sangat suka kucing, bahkan mereka punya rumah khusus untuk kucing-kucingnya." kata Amanda.
"hah?? mereka punya berapa kucing?"
"ada lima, sayang." kata Amanda lagi lalu membawa Rin ke ruang keluarga. Di sana sudah banyak sekali makanan dan minuman yang tersedia.
"Bunda, Ayah hari ini gak ikut lagi?"
Mendengar itu wajah Amanda langsung berubah kesal,
"bahkan Papi Yoyo juga gak bisa ikut." kata Amanda menyebut suami sahabatnya itu saat SMA.
"mereka kemana?" tanya Rin.
Amanda menarik napas panjang, "sepertinya mereka lupa kalau harus berkumpul di rumah. Mereka malah berkumpul di tempat pemancingan Haji Suseno, hahaha...," kata Amanda memaksa tawanya.
"haduuh..., ayah, bersyukurlah istrimu masih setia sampai sekarang....," batin Rin yang seharusnya sudah tau kemana ayahnya jika tidak menunjukkan batang hidungnya.
"Amanda..., kami pulang...," tiba-tiba ada suara seorang wanita yang heboh dari depan.
"oh, ya ampun, itu pasti Mami Friska dan anaknya. Ayo, sayang, kita sambut mereka!" kata Amanda.
Rin mengikuti Bundanya yang biasanya tidak seheboh ini, yang ia tahu, bundanya ini adalah wanita penyabar, bahkan sabar dalam segala tindakannya.
"Friska....," kata Amanda lalu memeluk temannya itu.
"ya ampun, Bunda kayak anak SMA aja." batin Rin yang malu.
Friska lalu melihat ke arah Rin lalu melepas pelukannya dengan Amanda, "Dia Rin?" tanya Friska lalu mendatangi Rin.
"uhm.., oh, iya mana anak-anak kamu?" tanya Amanda.
"Mami...., ada yang gak mau pisah, niih...," tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menggendong kucing kecil datang.
mendengar itu, Rin langsung menoleh, matanya langsung terbelalak,
"Iskandar???!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
jlsetapak
jd inget cerita SMU...harus ngejuarain sepak bola putri juara 1 biar bisa kenalan Ama kakak kelas IPA 1 kak Senopati 😂😂😂😂
2020-09-14
0