Iska berjalan sendirian di pagi hari. Biasanya ia berangkat dengan Ori dan Dinda sahabatnya sejak SMP, tetapi karena hari ini ia harus bertugas, ia harus berangkat lebih pagi.
Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, matanya itu terusik dengan sesosok gadis yang sedang sibuk memberi makan pada kucing-kucing liar di sekolah.
Iskandar tersenyum lalu mendatangi gadis itu,
"Apa yang lu kasih ke mereka?" Tanya Iska pada gadis itu.
Mendengar suara Iska, gadis itu langsung berhenti dari aktivitasnya,
Iska lalu berjongkok di sampingnya, dan mengelus salah satu kucing liar itu dengan lembut,
"Lu suka kucing juga?" Tanya Iska lagi.
Gadis itu menoleh, "Umm..., Emmm...,"
Iska juga ikut menoleh, ia lalu tersenyum, gadis itu memandang Iska heran,
"Lu..., Lu kenal gue?" Tanya gadis itu.
"Ya iyalah, lu Rin, kan?" Tanya Iska.
Gadis itu alias Rin langsung berdiri,
Iska memandangnya heran, Rin berjalan mundur pelan-pelan,
"Uhm.., emm.., daah!" Kata Rin langsung lari, pergi meninggalkan Iska.
Iska menghela nafas, "Ah, kesan gue kayaknya buruk." Gumam Iska, ia lalu memandang kucing-kucing liar yang menempel padanya,
"Hei, gue bertugas dulu,ya. Semoga kalian kenyang." Kata Iska pada kucing-kucing liar itu lalu beranjak, tiba-tiba matanya terusik pada sebuah tas kecil di dekat kucing itu, ia lalu tersenyum.
*
Rin berjalan dengan cepat, sejak terkena hukuman Minggu lalu, ia tidak lagi mau terlambat. Bahaya. Untuk menjadi populer itu ada dua cara, menjadi anak yang berprestasi atau menjadi anak yang bermasalah. Rin tidak mau jadi keduanya.
Ia langsung duduk di bangkunya.
"Fiuh...., Hampir aja." Katanya lega lalu bersender di bangkunya.
"Sumpah, dia ngapain SKSD sama gue? Ewh...," Kata Rin.
Tok..,
Tok..,
Tok..,
Tiba-tiba pintu kelasnya diketuk. Rin segera menegakkan tubuhnya,
"Si,siapa?" Katanya.
Tiba-tiba muncul sebuah tas kecil lalu muncul orang yang membawanya,
"Kayaknya lu ninggalin ini." Kata orang itu yang sebenarnya adalah Iska.
Rin mematung.
Tap
Tap
Tap
Suara sepatu berhak Iska terdengar sangat jelas, membuat Rin merinding, ia masih memalingkan mukanya,
Iska meletakkan tas kecil itu di atas meja Rin,
"Lu gak perlu takut sama gue. Gue gak makan orang, kok, haha...," Katanya tertawa tanpa kebahagiaan.
Rin mengangkat kepalanya, "ma,makasih...,"
Iska tersenyum lagi lalu pergi.
"Wah..., Kenapa kalo berpapasan langsung sama dia gue gak bisa nafas??" Kata Rin mengambil nafas panjang untuk mengisi paru-parunya.
"Ta,tadi dia bercanda,ya?" Kata Rin berbicara sendiri.
"Woah.., dasar orang aneh!" Kata Rin.
*
Suasana kelas XI MIA C yang biasanya penuh keributan kini hening karena sedang dilangsungkan Pre test kimia, namun tiba-tiba dari speaker kelas terdengar sebuah lagu yang menandakan bahwa akan ada pengumuman penting, semua anak langsung mengangkat kepalanya,
"Ori!" Bisik Rin dari bangkunya.
"Hm?" Kata Ori yang masih sibuk mengerjakan pre testnya.
"Hari ini ada razia,kah?" Tebak Rin.
"Yah, dengerin aja bakalan ada pengumuman apa." Kata Ori.
"Test.., test..., Kepada seluruh siswa-siswi SMA Gandaria, dimohon menghentikan aktivitasnya sejenak karena akan dilangsungkan razia dalam waktu sepuluh menit, dimohon siswa-siswi berdiri di luar kelas untuk menunggu....,"
"Baik anak-anak, selesai gak selesai, pre testnya dikumpulkan." Kata Bu Farah.
"Yah, Bu.., belum kelar, ini...," Keluh anak-anak.
"Tidak apa-apa, dipertemuan berikutnya, kita bahas soal pre testnya." Kata Bu Farah.
Akhirnya anak-anak mengumpulkan kertas jawaban mereka. Setelah itu mereka keluar kelas.
*
Rin menghentakkan kakinya berkali-kali, ia benar-benar ingin tugas para anggota komdis itu selesai.
Tap
Tap
Tap
Para anggota komdis keluar dengan membawa barang-barang sitaan,
"Yang merasa nanti dipanggil oleh wali kelas, harap datang ke ruang BK." Kata Iska, setelah itu ia dan anggotanya pergi ke kelas lain untuk melanjutkan tugas.
Anak-anak langsung ke dalam kelas dan memeriksa tas mereka,
"Sial! maskara gue!! Pasti ke sita lagi!" Kata Pinky.
"Iih.., eyeshadow gue juga, ah sial!" Kata Veronica.
"Yes! Komik gue masih ada!" Kata Andra.
"Sial, korek gue...," Kata Roger.
"Lu bawa korek? Ngerokok di sekolah lu?" Tanya Ori ketika tau teman sebangkunya mengeluh tentang koreknya.
"Yah, kagaklah, tadi sebelum berangkat." kata Roger.
"Eh, sial, fd gue gak ada masa!" Celetuk Gunawan.
"Waah..., Lu nyimpen apa di FD Lu?" Tanya Teguh.
"Ah, apes gue, deh!" Kata Gunawan.
"DVD drama gue...,"
Semua anak mengeluh tentang barang-barang mereka yang tersita.
"Rin...," Panggil Yura.
"Hm?"
"Komdis di sini itu gak ada ampun, ya?"
"Iya, mereka gak ada ampun dan sangat teliti." Kata Rin.
"Tapi, Ipod aku kok ga disita,ya?" Tanya Yura.
"Komik, novel, Ipod, dan hal-hal seperti itu gak disita, baru disita kalo digunakan saat KBM berlangsung, apalagi kalo guru lagi nerangin pelajaran. Bisa dihancurkan saat itu juga sama guru yang bersangkutan." Jelas Rin.
"Wah.., harusnya kamu juga jadi anggota komdis,ya." Kata Yura.
"Kamu harus tau hal-hal seperti itu, Yura." Kata Rin yang merasa bangga dengan dirinya sendiri.
"Eh, tapi itu tas kamu yang isinya alat tulis kok kayak abis diobrak-abrik gitu?" Tanya Yura.
"Yah, pasti dirogoh semualah...," Kata Rin lalu mengambil tas kecilnya itu, namun tiba-tiba ia mencium bau yang aneh,
"Kenapa, Rin?" Tanya Yura.
"Bentar, aku ke Roger dulu." Kata Rin. Lalu mendatangi Roger yang sedang ngobrol dengan Teguh.
"Woy, jambul cetar membahana!" Panggil Rin.
"Eh, Rin, Napa?" Tanya Roger.
"Lu cium tas gue, deh." Kata Rin memberikan tas kecilnya.
"Kenapa tas ini..," Roger lalu menciumnya, "rokok..., Ini bau rokok...," Kata Roger.
"Nah, iya, kan, gue juga mikirnya itu...,"
"Eh, Pak Dwi udah Dateng. Balik ke bangku lu semua." Kata Teguh yang mengingatkan kalau wali kelas mereka sudah datang.
Seketika anak-anak yang tadi heboh karena barang mereka yang disita bubar dan kembali ke tempat duduk mereka.
"Selamat sore anak-anak...," Sapa Pak Dwi sambil berdiri di depan kelas.
"sore, pak.., "
"Yang namanya bapak panggil, nanti setelah bel pulang ke ruang BK ya...," Kata Pak Dwi lalu membaca secarik kertas yang dibawanya,
"Yaah.., ada tiga orang doang. Dua laki-laki dan satu perempuan...," Kata pak Dwi.
Anak-anak langsung heboh, mempertanyakan siapa orang yang harus pergi ke ruang BK hanya karena barangnya yang disita.
"Gunawan...," Nama pertama yang dipanggil pak Dwi.
"Rohman..., Ehmm.., maksudnya Roger, kamu jangan pura-pura gak tau Roger, nama asli kamu,kan Rohman." Kata Pak Dwi yang memergoki Roger memalingkan wajahnya.
"Ba,baik, Pak," kata Roger cengengesan.
"Baik, yang ketiga, Hem.., padahal anak ini gak pernah berbuat onar, bahkan termasuk seratus anak teladan tahun lalu...," Kata Pak Dwi.
Anak-anak langsung heboh, berusaha menduga-duga,
"Arini..., Bapak sangat menyayangkan." Kata Pak Dwi.
Rin yang merasa namanya dipanggil langsung melotot tak percaya,
"Eh, Arini siapa?" Tanya Veronica.
"Arini? Kita punya temen namanya Arini?" Tanya Andra.
Pak Dwi memukul meja, "Rin, maksudnya..., Kalian biasa manggil Arini dengan sebutan Rin." Kata Pak Dwi.
"Ooh..., Si kembaran culun...," Kata mereka kompak.
"Sudah-sudah..., Jangan lupa pesan bapak, lebih baik tiga orang itu ke ruang BK daripada dapet hukuman Lebih berat. Terimakasih atas waktu kalian. Bapak permisi dulu." Kata Pak Dwi lalu pergi.
"Rin.., itu kamu,kan?" Bisik Yura.
Glek!
Rin hanya bisa menelan ludahnya, kenapa ia bisa dipanggil ke ruang BK, memangnya barang apa yang dia bawa?
KRIIING...,
Disaat yang bersamaan bel tanda pulang berbunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments