Rin duduk di bangku di depan ruang BK bersama Yura.
"Tenanglah Rin, kalau kamu gak bersalah, kamu cukup menjelaskan aja." Kata Yura.
"Penjelasan gue gak akan berarti tanpa adanya bukti." Kata Rin.
Roger lalu keluar dari ruang BK,
"Rin, lu tuh sekarang." Kata Roger.
Rin lalu berdiri, ia mengambil napas panjang.
"Tenang, gue tau lu gak salah." Kata Roger, baru kali ini dia bertindak baik seperti ini,
"Iya. Thanks Roger." Kata Rin lalu masuk ke dalam ruang BK.
*
Rin POV
Aku mengetuk pintu ruang BK,
Tok,
Tok,
Tok,
"Masuk." Kata Pak Lukas.
Aku masuk dengan agak takut-takut. Kenapa juga hal ini bisa terjadi padaku. Dipanggil Sampai ke ruang BK setelah razia, pasti aku telah melakukan kesalahan yang besar.
"Arini Kalista dari sebelas MIA C?" Tanya pak Lukas. Dia hanya memastikan. Pak Lukas sangat mengenal semua murid di sekolah ini.
"I,iya, Pak." Kataku.
"Duduk." Katanya. Aku lalu duduk di bangku yang ada di hadapannya itu.
"Kamu tau kenapa kamu dipanggil ke sini?" Tanya Pak Lukas tanpa basa-basi.
"Tidak, Pak." Kataku agak menunduk.
"Menurut kamu, kamu salah atau enggak?" Tanya Pak Lukas lagi.
"Enggak, Pak." Kataku lagi masih menunduk karena takut melihat wajah Pak Lukas.
"Lalu kenapa menunduk?" Tanya Pak Lukas.
"Benar juga!" batinku. Aku langsung menegakkan kepalaku,
Pak Lukas lalu tersenyum,
"Sekali lagi bapak tanya, kamu tau kenapa kamu dipanggil ke sini?" Tanya Pak Lukas.
"Enggak,Pak." Aku mengulang jawabanku.
"Kamu salah atau enggak?" Tanya Pak Lukas lagi.
"Enggak, Pak." Kataku.
"Lalu kenapa nama kamu ada di daftar orang-orang yang bawa barang terlarang?" Tanya Pak Lukas.
"Ba,barang terlarang? Barang apa yang saya bawa, Pak?" Tanyaku.
"Kamu gak tau atau pura-pura gak tau?"
"Sa,saya beneran gak tau, Pak." Kataku berusaha meyakinkan pak Lukas.
Pak Lukas lalu mengeluarkan sebuah plastik yang berisikan dua batang rokok. Di plastik itu tertulis nama dan kelasku.
"Ini, kamu bawa barang ini di tas yang ada di laci meja kamu."
"I,itu bukan punya saya,Pak." Kataku membela diri.
"Terus punya siapa?"
"Sa, saya gak tau, Pak." Kataku.
"Terus kenapa bisa ada di tas kamu?" Tanya Pak Lukas.
"Saya gak tau, Pak."
"Saya yakin kamu bukan pengguna." Kata Pak Lukas, apa dia mulai percaya.
"Tapi, bisa jadi kamu jual ini,kan?" Kata Pak Lukas lagi.
"Ya Allah, Pak, beneran, itu bukan punya saya, apalagi saya jual itu. Saya ini penulis konten mading, mendingan saya jual tulisan saya daripada barang begitu." Kataku.
"Lalu buktinya apa?"
Aku terdiam. Aku tidak tahu harus jawab apa. Bilang kalau tidak tahu juga tidak ada gunanya.
"Baik, kamu boleh pulang. Tapi besok kamu ke sini lagi di jam istirahat kedua." Kata Pak Lukas.
"Apa, Pak?"
"Kenapa? Gak mau pulang?" Tanya Pak Lukas.
"I,iya, Pak." Kataku langsung berdiri.
"Ingat, besok saat jam istirahat kedua. Oh, Iya, kalo ada anak yang nunggu di luar, suruh masuk." Kata Pak Lukas.
"Iya, Pak." Kataku. Aku lalu keluar
*
Di luar ruang BK sudah ada beberapa anak kelas XI IIS A,
"Uhm.., giliran lu," kataku pura-pura tidak kenal, meskipun aku tahu nama anak itu adalah Indra.
"Haduh.., pak Lukas lagi, pak Lukas lagi." Keluhnya lalu masuk ke ruang BK.
"Rin!" Tiba-tiba Yura memanggilku. Anak ini belum pulang. Ia datang bersama Ori dan Iska??
"Rin, gimana? Kamu udah jelasin?" Tanya Yura.
Aku mengangguk,
"Terus kamu dapat hukuman, gak?" Tanya Yura lagi.
"Belum. Besok aku harus Dateng lagi ke ruang BK." Kataku.
"Anak komdis belum bisa konfirmasi siapa yang salah sebenarnya. Ini kasus baru. Biasanya berita mau ada razia itu gak pernah bocor, tapi kayaknya kali ini bocor. Lu tenang aja, kalo bukan salah lu, Lu gak akan dihukum." Kata Iska tiba-tiba.
Aku diam saja, kenapa anak ini tiba-tiba ada di sini dan sok-sokan menghiburku. Itu aku juga tau!
"Tapi kalo lu penasaran, silahkan cari sendiri." Tambah Ori. Anak ini selalu membangun hasrat kekepoanku.
"Iya, gue tau." Kataku.
"Kalo gitu ayo pulang, Yura, lu masih mau berapa lama lagi di sini?" Tanya Ori.
"Eh? Jadi lu nungguin Yura?" Tanya Iska.
"Iya." Kata Ori.
"Buat apa?"
"Iska, aku sama Ori sekarang udah jadian...," Kata Yura.
"Haaah??!!" Kataku dan Iska bersamaan.
"Lu__,"
"Udah, kalo mau kepoin nanti aja. Pulang dulu yuk...," Ajak Ori.
"Ori, sekalian anterin Rin juga, ya." Pinta Yura.
"Iya,iya, ajak aja semua orang yang mau lu ajak." Kata Ori lalu pergi duluan.
Iska melirik Yura, ia lalu tersenyum. Yura membalas senyum itu. Apa arti dari senyum itu. Iska lalu berjalan mengikuti Ori.
"Yura, kita emang pulang naik apa?" Tanyaku.
"Ori bawa mobil." Kata Yura.
"Ayo...,"
*
Padahal tadi aku sempat kepo tentang siapa orang yang berusaha menjebakku, tapi kepoin hubungan Yura dan Ori yang tidak terendus ini lebih menarik bagiku.
Untungnya aku duduk di belakang bersama Yura, tunggu, Iska nebeng juga sama Ori? Seorang anak jendral, pulang nebeng sama temennya?? Kalo tadi tidak ada aku, dia bakalan jadi orang ketiga dong?
"Sejak kapan kalian jadian?" Tanya Iska tiba-tiba. Orang ini memiliki jiwa kekepoan juga rupanya.
"Baru kemaren." Jawab Ori santai.
"Kemaren??" Kata Iska heboh. Dia juga bisa heboh. Biasanya di sekolah itu dingin banget.
"Kenapa emangnya?"
"Bukan hari ini tapi dari kemaren? Dan gue baru tau sekarang???" Tanya Iska.
"Uhmmm....,"
"Sumpah, gue merasa terkhianati!!" Kata Iska.
"Hah?"
Iska yang terdengar gak ada ampun dan dingin itu kemana? Kok jadi lebay begini? Tunggu, terkhianati? Jangan-jangan Iska suka sama Yura?
"Maksud Iska apa terkhianati? Apa Yura melakukan kesalahan?" Kini dia angkat bicara.
"Enggak, Yura gak melakukan kesalahan apapun." Kata Iska.
"Lebay lu. Lagian gue berniat ngasih tau pada waktunya. Tapi Yura udah bilang, jadi apa boleh buat." Kata Ori dengan ketenangannya.
"Kenapa?"
"Uhmm..., Lu kan paham gue." Kata Ori lagi.
Tunggu, aku jadi bingung, sebenarnya ada apa Antara Yura dan Ori, sepertinya mereka pacaran bukan karena sama-sama suka.
Lalu Iska menoleh ke belakang,
"Yura, semangat,ya, sabar-sabar aja sama Ori." Kata Iska lalu tersenyum. Yura juga membalas senyum Iska.
Entah kenapa hari ini aku merasa aneh. Tatapan Iska, senyum Iska, perhatian Iska semuanya untuk Yura. Apa di sini sedang terjadi drama cinta segitiga antara sepasang sahabat? Lalu aku di sini sebagai apa? Figuran kah?
"Rin." Tiba-tiba Iska memanggilku yang sedang menduga-duga ini.
"Eh, i,iya...," Kataku kikuk.
Iska lalu tersenyum, "jangan bengong. Lu gak usah khawatir,kerjain PR yang bener, tidur yang nyenyak nanti, moga aja besok ada kabar baik dari pak Lukas." Katanya lagi.
"Iya, gue juga tau." kataku agak judes.
"Ck,ck.., ya ampun..," kata Ori tiba-tiba.
Kenapa respon Ori begitu. Kayak ada sesuatu yang dia tau, tapi aku gak tau. Sebenernya ada apa? Hari ini teralu banyak teka-teki yang harus aku pecahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Amell~MAF
h
2020-07-06
0
Nafsiyah 56
bagus bagt thur
2020-06-27
0