Iskandar baru saja mau minum setelah selesai bermain basket tadi, tetapi belum sempat ia menempelkan bibirnya pada tempat minum itu, tiba-tiba ada seorang gadis yang mencegahnya.
"Ck, ngapain, sih lu, caper!” jutek Iskandar kembali mencoba meminum air mineralnya.
Gadis itu dengan raut wajah manja langsung duduk di samping Iskandar dan menyenderkan kepalanya ke bahu lelaki bertubuh tegap itu.
"Hu,hu,hu..., Iska..., Gimana ini..., Tolong gue...," melasnya.
"Kenapa lagi?" sahut Iskandar yang membiarkan perilaku gadis itu lalu meneguk air mineralnya.
"Kayaknya, cinta gue bertepuk sebelah tangan, deh," lapornya.
"Terus?"
Gadis itu segera menegakkan tubuhnya.
"Ya gila, kali, cewek kayak gue bertepuk sebelah tangan!!" Ia malah menyombong, membuat Iskandar mencebik.
"Iya, berarti jelas 'kan, lu suka sama cowo gila." kekeh Iskandar.
"Ih!" Gadis itu langsung memukul pundak Iskandar tanpa rasa takut dengan kesal.
"Sakit, woy!" protes Iskandar.
"Lagian, cowo itu 'kan temen lu sendiri." Gadis iti malah melipat tangannya sambil cemberut. Iskandar hanya bisa geleng-geleng kepala mendapatinya.
"Lagian, Cuman ada dua kemungkinan, lu atau dia yang gila? Hahaha!" tawa Iskandar lagi.
"Iih!!" Saking kesalnya gadis malah mencubit pinggang Iskandar hingga lelaki berambut keriting itu merintih
Tuk,tuk,tuk...,
Tiba-tiba ada seseorang dengan kacamata berframe tebal berdiri di samping gadis itu sembari memasang wajah datarnya.
"Keisha yang cantik, bisa 'kan permisi? Itu tempat gue," dingin lelaki berkacamata itu.
"Ih, Rhama, dasar pelit, gue 'kan lagi curhat sama Iska!" kukuh Keisha.
"Balik sana ke bangku lu." Iskandar malah membela Rhama—Teman sebangkunya.
"Iska!" rajuk Keisha manja.
"Iska, gue mau tanya, apa ada jam di sekolah yang namanya sesi curhat dengan teman?" tanya Rhama.
"Tidak ada, sesi curhat dengan teman itu adanya saat jam istirahat. Sedangkan sesi curhat dengan wali kelas itu adanya saat morning class." Iskandar malah menjelaskan, membuat bibir Keisha semakin maju.
"Jadi, apakah yang dilakukan siswa Keisha ini adalah kesalahan atau bukan?" tanya Rhama lagi.
"Seharusnya, 5 poin untuk—"
"Iya stop! Gue balik." seru Keisha.
"Ugh.., kalian ngeselin, deh!" gerutunya sambil beranjak.
"Tapi, Iska, nanti, gue mau curhat lagi,ya, bye-bye." Keisha lalu kembali ke tempat duduknya.
Rhama langsung duduk di tempat duduknya.
"Kok lu bisa-bisanya temenan sama cewe berisik gitu, sih?" herannya. Iskandar hanya terkekeh.
"Jangan sembarangan, luarnya aja dia yang kayak gitu, tapi hatinya itu baik," bela Iskandar.
***
Ting!
Tiba-tiba ponsel Rin berbunyi.
Rin yang masih berada di tengah kegiatan belajar-mengajar, diam-diam mengambil ponselnya dan melihat notifikasi apa barusan.
Queen Keisha👑
Rin, bantuin gue, dong, stalkerin Juan, anak IIS A, lu tau,kan, yang tampannya sejagat raya itu, omaygat.
Rin menghela nafas, lalu mengetik balasannya.
Rin🕵️
Gue bakalan dapet apa?
Queen Keisha 👑
Lu maunya apa? Mau komik dan novel lagi kayak kemaren?
Rin berpikir sebelum membalas pesan Keisha. "Oh! Gue tau!" Katanya lalu mengetik lagi,
Rin🕵️
Lu temen sekelasnya Iskandar 'kan? Gue mau pertukaran informasi
Queen Keisha👑
Ya ampun, kesambet apa lu tiba-tiba mau informasi tentang Iska?? Jadi curiga gue... .
Queen Keisha👑
Tapi bukannya lu yang lebih tau tentang semua orang di sini? Ngapain butuh informasi dari gue? Info kayak apa yang mau lu tau?
Rin🕵️
Misal...,
Queen Keisha👑
Misal apa?
Rin🕵️
Misal..., Ih, gak jadi,deh, nanti gue kasih list novel yang mau gue beli ke elu.
Keisha meletakkan ponsel di laci mejanya. matanya langsung memandang ke arah Iskandar, ia lalu tersenyum.
Saat jam istirahat kedua.
"Lu abis ini mau ke perpus, Rham?" tanya Iskandar.
"Iya, gue mau balikin buku. Kenapa? Lu mau ngikut?"
"Iya, gue mau pinjam buku."
"EITS!" Tiba-tiba Keisha datang.
"Rhama yang sangat cerdas, mohon maaf,ya, Iskanya aku pinjam dulu. Rhama bisa ke perpus sendirian,kan? Rhama mandiri,kan?"
Lelaki berkacamata itu mendelik kesal seraya memandang Iskandar, tetapi Iskandar hanya menganggukkan kepalanya.
"Oke, Keisha yang cantik, silahkan nikmati waktunya bersama Iska!" ketua Rhama lalu pergi sambil memasang wajah kesal.
"Oke, waktu elu lima belas menit, dimulai dari sekarang." Iskandar malah pasang timer.
"What?? Iska?? Pelit banget!"
"Tik,tok, tik, tok..., Tiga puluh detik berlalu."
"Oke,oke, uhmm.., gue mau nanya sama elu.., mm..., Dimulai darimana,ya?"
"Satu menit, empat puluh lima detik."
"Ugh, oke, ini aja, lu punya cewe gak sekarang?"
"Enggak."
"Kalo mantan?"
"Enggak."
"Kalo gebetan?"
"Eng— uhmm.., enggak."
"Duh, apalagi,ya? Kalo lu anak jendral, orang-orang udah pada tau, alamat, tanggal lahir, semuanya juga bisa dapet dari TU."
"Lu mau nanya buat apa?"
"Soalnya Rin nanya ke gue tentang elu. Kenapa, ya? Hmm.., jangan-jangan dia tertarik sama elu."
Lelaki yang selalu memasang wajah intimidasinyanitu tiba-tiba membulatkan matanya sambil diam-diam tersenyum, "ooh."
"Iih, kok cuman oh? Kasih gue ide,dong!!" Kata Keisha.
"Kan lu yang mau nanya, kenapa harus gue yang ngasih ide?" Iskandar malah senyam-senyum sendiri.
"Ck, lu temen gue bukan,sih?"
"Di saat seperti ini kayaknya bukan."
"Uugh.., sebel deh, gue kalo lu mulai gini..,"
"Ayo, waktu lu tinggal tiga menit lagi."
"What?? Iskandar..., Lu pelit amet, ya. Kasihan dong temen gue Rin boncel."
"Tidak ada hal penting, dari tadi, maka dianggap habis waktunya."
"Apa?? Iskandar! Hei!! Iskandar!!"
Iskandar langsung beranjak dan pergi meninggalkan Keisha.
"Ugh, liat aja, nanti."
***
Saat Istirahat kedua, Rin dan Keisha duduk bersama di kantin.
"Oke detektif Rin, apa aja informasi yang udah lu dapet tentang my Bebeb Juan?"
"Dia 'kan belum jadi cowo elu."
"Ih, biarin, emang salah berharap??"
Rin menghela napas.
"Oke, nih, gue kasih catatan gue aja, silahkan baca sendiri." Kata Rin.
Keisha membacanya, ia tersenyum.
"Hmm.., bagus, bagus, woah? Jadi dia udah pernah pacaran???" seru Keisha heboh.
"Iya, tapi udah putus. Sekarang single," timpal Rin sambil memakan siomay yang tadi ia beli.
"Bagus,deh, eh??" Tiba-tiba mata Keisha teralihkan.
"Kenapa, Kei?" tanya Rin.
"Bentar, ya, sayang, gue segera balik." Keisha beranjak lalu pergi.
Gadis cantik itu segera mendatangi orang yang tadi sempat menjadi perhatiannya, ia langsung memeluk lengan orang itu.
"Apaan,sih lu,Kei? Gak cukup gangguin gue di kelas??" sontak Iskandar yang langsung risih— orang yang tadi membuat Keisha meninggalkan Rin.
"Sayangnya enggak!" geli gadis itu sambil menarik lengan Iska.
"Ini, mau ke mana lagi?" protes Iskandar, tetapi tetap mengikuti kemana Keisha pergi.
"Ini dia!" seru Keisha setelah sampai di mejanya, di sana ada Rin yang sedang menunggu sambil menyeruput es teh manisnya.
Rin mendongak, melihat siapa yang dibawa oleh Keisha, matanya langsung melotot.
"Surprise !" girang Keisha.
"Surprise kenapa, Kei?" Iskandar malah heran.
"Sini dulu, sayangkuuh...." Keisha membuat Iskandar duduk di sampingnya.
Sementara Rin melotot mendengar cara Keisha memanggil ketua komdis menyeramkan itu.
"Sayangku?? Mereka pacaran??" batin Rin.
"Jangan panggil gue begitu, nanti jadi salah paham," tegas Iskandar sambil duduk di samping Keisha. Namun gadia itu sama sekali tak menggubrisnya dan malah cengengesan.
Sedangkan Iskandar diam-diam memandang Rin yang menunduk.
"Jadi, mau lu apa nyuruh gue duduk di sini?" Tanya Iskandar tanpa basa-basi lalu meminum jus alpukatnya.
"Ya ampun, Iska, lu mah tau aja gue ada maunya, hihi...," Keisha masih geli sendiri.
"Ugh.., Keisha apaan, sih?" Batin Rin agak kesal.
"Oke, oke.., gue itu sebenarnya penasaran, ganteng," kata Keisha genit.
"Jangan basa-basi, cepetan, lu mau ngomong apa??" tekan Iskandar.
"Aneh, dia kesel, tapi tetap berbaik hati menunggu Keisha." batin Rin.
"Lu sama Rin ada hubungan spesial, ya?"
"Uhuk!" Iskandar yang baru saja meminum jus alpukatnya langsung tersedak.
"Keisha!!!!" teriak Rin reflek.
"Kenapa? Gue bener,ya?" Keisha malah mengeluarkan senyum isengnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
alfa
klo gua auto kabur itu
2020-08-31
2
fi sera sera
woww
2020-08-24
0