Wajah Baru

🥀🥀🥀

Setelah acara selesai, Tiara bergegas mengajak Hera meninggalkan acara itu dengan Dante yang sibuk saling berjabat tangan, berbicara bersama beberapa orang. Hera jadi bingung dengan gelagat cepat anaknya itu, seakan sedang menghindari sesuatu yang tidak diketahuinya adalah Dante.

“Kenapa?” tanya Hera setelah mereka berada di luar gedung tersebut.

“Tidak ada. Sebenarnya aku sudah merencanakan sesuatu. Kita akan kembali ke kampung, aku merindukan rumah kita yang ada di sana,” bohong Tiara dan kembali mengajaknya ibunya itu meninggal tempat itu.

Tiara bergegas membawa Hera kembali ke rumah kecil mereka dengan mobil yang baru saja berhenti di hadapan mereka, mobil sewaan yang dirental Tiara. Setelah sampai di rumah, Tiara menyuruh Hera tetap berdiam diri di dalam mobil, sedangkan dirinya memasuki rumah kecil tersebut dan keluar bersama beberapa tas dan koper yang berisi barang-barang mereka yang sudah disiapkannya pagi tadi tanpa sepengetahuan sang ibu.

Sopir mobil itu keluar dari mobil, membantu Tiara memasukkan barang-barang tersebut ke dalam bagasi.

“Kita hanya sekedar berkunjung atau pindah? Mengapa terburu-buru begini?” tanya Hera, bingung. 

Tiara menghampiri jendela mobil, mereka berbicara melalui jendela mobil karena Tiara masih di luar mobil itu, menunggu sopir mobil itu memasukkan barang-barang. 

“Ibu tenang saja, semua baik-baik saja,” ucap Tiara, menenangkan. 

Tiara beranjak berjalan menuju pintu bagian lain mobil setelah melihat pria yang tadi membantunya sudah menutup bagasi mobil. Tiara masuk dan duduk di samping samping Hera, di bangku belakang pengemudi. Lalu, menyuruh sopir mobil itu untuk menancap gas mobil, mengantar mereka langsung ke kampung halaman yang berada cukup jauh dari keberadaan mereka saat ini, butuh waktu satu hari untuk sampai di sana.

“Semoga dia tidak menemukan kami. Satupun jejak tidak ada yang aku tinggalkan, dia pasti tidak bisa menemukanku,” kata Tiara, dalam hati bersama kegelisahan yang masih terlihat.

Hera memperhatikan dan menafsirkan sendiri raut wajah gelisah yang tergambar di wajah anaknya itu. Ia tahu ada yang tidak beres, sesuatu disembunyikan oleh anaknya itu darinya.

“Apa terjadi sesuatu?” tanya Hera dengan tenang agar anaknya itu tidak ragu untuk bercerita.

“Tidak ada, Bu.” Tiara masih berbohong.

Wanita itu menenangkan diri bagian luar agar Hera tidak curiga dengan gelagat dan ekspresinya itu, meskipun  hatinya berada dalam kecamuk rasa gelisah dan takut.

Setelah satu jam mobil berjalan, muncul tanda-tanda mobil dalam keadaan tidak baik-baik saja terasa oleh sopir mobil itu. Tapi, ia masih melanjutkan perjalanan, mengemudikan mobil tersebut tanpa memberitahu Tiara maupun Hera dengan kejanggalan itu, ia hanya memperhatikan kedua wanita itu duduk bersandar di belakang melalui cermin di atasnya, di mana tampak Hera yang sudah tertidur dan Tiara duduk dalam lamunan dengan pandangan mengarah ke luar jendela dalam beban pikiran. 

Satu jam kemudian, mobil mulai menunjukkan ketidakberesan yang semakin membuat pengemudi mobil itu merasa ganjal. Asap keluar dari bagian depan mobil dengan kondisi mobil masih berjalan. Pria itu menginjak rem untuk memberhentikan mobil tersebut, tetapi rem itu tidak berfungsi, alias blong.

“Kenapa, Pak?” tanya Tiara setelah melihat kepanikan di wajah pria itu.

“Remnya blong dan sepertinya ada kabel yang konslet,” jawab Pria itu dengan panik.

Hera terbangun dari tidurnya dan melihat kelajuan mobil yang tidak terkendalikan dan mendengar pembicaraan antara Tiara dan pengemudi mobil itu dalam ekspresi panik. 

“Ini kenapa?” tanya Hera, memandangi Tiara dan pria itu bergantian. 

“Ibu tenang saja, semua akan baik-baik saja,” ucap Tiara, menenangkan ibunya itu agar tidak ikut panik.

Sebuah mobil truk yang sedang menyalip mobil kecil tampak di hadapan mereka dengan jarak sekitar dua puluh meter. Untuk menghindari terjadinya bentrok antara mobil mereka dan truk yang sudah terbaca, pengemudi mobil mereka banting setir dengan mengarah mobil ke sisi kanan, membawa mobil itu keluar dari jalur jalan yang mana saat itu tidak ada bangunan, melainkan hanya hutan pinus.

“Jurang, Pak,” ucap Tiara dengan mata terbelalak kaget menemukan jurang beberapa meter dari keberadaan mobil.

“Ibu …!” teriak Tiara sambil memeluk Hera dan menutup mata setelah melihat bayangan mereka akan jatuh ke dalam jurang sudah berada di depan mata.

BOOM!

Bak petir di siang bolong, mobil itu meledak dan mengobarkan api setelah jatuh ke sana. 

***

LIMA TAHUN KEMUDIAN ….

Seorang wanita turun dari pesawat dan dua orang pria berpakaian hitam, berseragam, menyambutnya di bawah, mereka menjadi ajudan wanita berpakaian rapi bak model papan atas itu. Memang benar, wanita itu seorang model yang laris di luar negeri dan akan singgah di Indonesia untuk mengembangkan karirnya.

Tiara Natasia, wanita yang kini jadi pusat perhatian pengunjung bandara itu adalah Tiara. Lima tahun sudah berlalu, ia kembali ke Indonesia setelah terjadinya tragedi kecelakaan yang membuatnya melakukan transplantasi wajah karena kerusakan parah di wajahnya. Kini, ia memakai wajah orang lain.

“Buk Tiara Natasia?” tanya seorang pria berbaju kaos lengan panjang berwarna putih dan celana levis terpasang di bawahannya.

Pria itu baru berhenti di hadapan Tiara sambil menyodorkan sebuah map, menghentikan kaki Tiara berjalan yang berlagak angkuh sebelumnya.

“Iya.”

“Ini data-data yang Anda minta,” ucap pria yang sebaya dengan Tiara itu, namanya Haris.

“Terima kasih,” ucap Tiara dan memberikan map itu kepada asisten perempuannya yang sejak tadi mengikutinya dari belakang.

Tiara kembali melanjutkan kaki berjalan meninggalkan tempat itu dengan melewati keberadaan pria tersebut.

“Tiara. Sepertinya kamu tidak mengenalku,” ucap Haris, berkata dalam hati sambil memperhatikan kepergian Tiara dengan perasaan sedikit kecewa.

Haris adalah salah satu teman kuliah Tiara yang menyukai wanita itu secara diam-diam. Mereka jarang berinteraksi, itu sebabnya Tiara tidak mengingat Haris. Pertanyaan, dari mana Haris tahu bahwa itu Tiara? 

Setelah keluar dari gedung bandara, Tiara memasuki mobil pribadi yang menjemputnya. Mobil tersebut sudah dibeli dari jauh hari melalui pengurusan online yang diselesaikan oleh Haris. 

Salah satu dari ajudan Tiara menjadi pengemudi mobil itu. Tidak hanya Tiara, asistennya bersama satu ajudan lain juga memasuki mobil tersebut. 

“Mbak, masih yakin ingin melanjutkan ini?” tanya Lola, asisten Tiara, sekaligus manager yang juga sudah dianggap sebagai adik sendiri.

Mereka berbicara dalam kondisi mobil sudah berjalan. 

“Hanya sebentar. Satu bulan saja. Setelah itu, kita kembali,” balas Tiara dengan wajah yakin dan tangan memegang tangan Lola yang ada di atas pangkuan gadis itu.

Lola adalah orang yang sudah membantu Tiara dari kecelakaan lima tahun lalu. Gadis yang delapan tahun lebih muda dari Tiara itu hanya seorang yatim-piatu yang menemukan Tiara ketika gadis itu tengah mencari kayu bakar di dasar jurang dan secara tidak sengaja menemukan Tiara merangkak dalam lumuran darah banyak bekas luka di sekujur tubuh wanita itu.

“Bawa mobilnya ke apartemen Gold Harden,” titah Tiara kepada pengemudi mobil barunya itu. 

Pria yang menyetir mobil itu menganggukkan kepala, menurut sebagai anak buah. 

“Bos, nanti malam ada acara di gedung Silver. Katanya pernikahan salah satu anak pejabat pemerintah kota. Bos juga dapat undangan setelah mereka tahu kalau bos berada di sini,” kata pria berambut gondrong yang duduk di samping pria pengemudi mobil.

“Baiklah. Jika ada informasi lain yang kalian dapatkan, kasih tau saya,” ucap Tiara.

Kedua pria itu menganggukan kepala secara kompak. 

“Lola, siapkan busana untuk malam ini. Kamu juga ikut,” ujar Tiara, beralih berbicara bersama asisten yang sebenarnya juga manajernya.

“Baik, Mbak.”

Episodes
1 Terpaksa Melakukan Ini
2 Dua Kali Lipat
3 Sudah Terencana
4 Meyakinkan Pria Itu
5 Wajah Baru
6 Saya Bukan Mamamu
7 Gadis Kecil Itu Demam
8 Anda Memang Sudah Lama Kesepian
9 Nona Tiara Natasia
10 Sudah Tahu?
11 Membalas Mu Untuknya
12 Diakui Sebagai Calon Istri
13 Ini Bekas Operasi Apa?
14 Memang Wanita Lima Tahun Lalu
15 Bertemu Denganmu
16 Marah Karena Kekasaran Mereka
17 Aku Bukan Aku
18 Ingat Pesan Ibu
19 Bagiku, Hubungan Ini Sah
20 Hanya Memastikan
21 Operasi Caesar, Bukan Usus Buntu
22 Bisakah Semuanya Kembali?
23 Kamu Berhutang Anak Padaku
24 Pada Pandangan Pertama
25 Karena Ingin Dekat Denganmu
26 Mamamu Kupu-Kupu Malam
27 Menjajal Di Mana-Mana
28 Pernyataan Dante
29 Kamu Mencintainya?
30 Sedikit Merindukannya
31 Tidak Mungkin Bisa Dikenali
32 Kamu Yang Menjualnya?
33 Kamu Masih Butuh Uang?
34 Stres Berat
35 Kita Cerai Saja
36 Jangan Sebut Lagi
37 Anak Kita Masih Hidup
38 Bisakah Kami Melakukan Tes DNA?
39 Menjebak, Malah Terjebak
40 Kamu Membuatku Sulit Duduk
41 Benar Anak Kita
42 Itu Belum Tentu Anakmu
43 Meninggalkannya
44 Mereka Di Mana?
45 Mengapa Kamu Pergi?
46 Sesuatu Untuk Tunangan Ku
47 Anak Kita?
48 Hanya Menemani
49 Setidaknya Jangan Menyulitkannya
50 Kembali Padaku
51 Jangan Menghina Ibuku
52 Maafkan Aku
53 Mungkin Aku Bisa Menerimamu
54 Dugaan Apa?
55 Kita Temukan Pria Itu Dulu
56 Saya Tidak Merasa Menculik
57 Itu Karena Dia
58 Hari Persidangan
59 Beri Aku Waktu
60 Kamu Yakin Ingin Berpisah Dariku?
61 Menjagamu Dengan Baik
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Terpaksa Melakukan Ini
2
Dua Kali Lipat
3
Sudah Terencana
4
Meyakinkan Pria Itu
5
Wajah Baru
6
Saya Bukan Mamamu
7
Gadis Kecil Itu Demam
8
Anda Memang Sudah Lama Kesepian
9
Nona Tiara Natasia
10
Sudah Tahu?
11
Membalas Mu Untuknya
12
Diakui Sebagai Calon Istri
13
Ini Bekas Operasi Apa?
14
Memang Wanita Lima Tahun Lalu
15
Bertemu Denganmu
16
Marah Karena Kekasaran Mereka
17
Aku Bukan Aku
18
Ingat Pesan Ibu
19
Bagiku, Hubungan Ini Sah
20
Hanya Memastikan
21
Operasi Caesar, Bukan Usus Buntu
22
Bisakah Semuanya Kembali?
23
Kamu Berhutang Anak Padaku
24
Pada Pandangan Pertama
25
Karena Ingin Dekat Denganmu
26
Mamamu Kupu-Kupu Malam
27
Menjajal Di Mana-Mana
28
Pernyataan Dante
29
Kamu Mencintainya?
30
Sedikit Merindukannya
31
Tidak Mungkin Bisa Dikenali
32
Kamu Yang Menjualnya?
33
Kamu Masih Butuh Uang?
34
Stres Berat
35
Kita Cerai Saja
36
Jangan Sebut Lagi
37
Anak Kita Masih Hidup
38
Bisakah Kami Melakukan Tes DNA?
39
Menjebak, Malah Terjebak
40
Kamu Membuatku Sulit Duduk
41
Benar Anak Kita
42
Itu Belum Tentu Anakmu
43
Meninggalkannya
44
Mereka Di Mana?
45
Mengapa Kamu Pergi?
46
Sesuatu Untuk Tunangan Ku
47
Anak Kita?
48
Hanya Menemani
49
Setidaknya Jangan Menyulitkannya
50
Kembali Padaku
51
Jangan Menghina Ibuku
52
Maafkan Aku
53
Mungkin Aku Bisa Menerimamu
54
Dugaan Apa?
55
Kita Temukan Pria Itu Dulu
56
Saya Tidak Merasa Menculik
57
Itu Karena Dia
58
Hari Persidangan
59
Beri Aku Waktu
60
Kamu Yakin Ingin Berpisah Dariku?
61
Menjagamu Dengan Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!