Bab 14

Like nya jangan lupa.. Happy Reading💐

"Kenapa ngga Kakak laporin aja? Ke ruang konseling" tanya Fita mengorek lebih dalam.

"Udah pernah dulu pas awal-awal masuk sekolah, tapi ternyata gue keduluan sama mereka yang ngebully gue, mereka ngebalikin fakta seolah-olah gue yang ngebully mereka" jawab Cici menatap ke arah langit kamar.

"Lempar batu sembunyi tangan kalau peribahasa nya kan Kak?" sahut Fita di angguki Cici.

"Siapa sih pelaku nya yang ngebully Kaka itu?" tanya Fita makin di buat penasaran. Cici hanya tersenyum menanggapi.

"Mami Papi Kakak tau soal Kakak di bully di sekolah?" Cici menggeleng.

"Mereka tau nya gue emang nakal. Gue jelasin pakai cara apapun mereka ngga akan percaya, karna mereka juga udah kehasut sama kepala sekolah" jelas Cici. Membuat Fita geleng-geleng tak percaya.

"Kok bisa ya Mami Papi Kakak ngga tanyain dulu lebih jelas ke Kakak, atau setidaknya jangan memihak satu pihak aja" ucap Fita dengan ekspresi tak percaya.

Cici tersenyum. "Terlepas dari itu. Mereka tetap Mami Papi nya gue" balas Cici dengan mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

"Sesulit itu hidup yang Kakak jalani.. Tenang aja Kak, selama Kakak di sini, Kakak bisa bilang ke Fita kalau ada apa-apa, Fita bisa bantu" sahut Fita membuat Cici melirik nya sekilas.

"Lo masih kecil, Fit" ujar Cici mendapat tatapan datar dari Fita.

"Kecil jangan di sangka kecil loh aku tu Kak, aku tau segala hal. Dan aku tu jago nya dalam hal simpan rahasia" ucap Fita menyombongkan diri.

"Oh ya? Rahasia Abang lo, lo tau ngga?" tanya Cici dengan penasaran.

"Oh jelas.. Banyak banget rahasia abang yang aku tau" jawab Fita melirik tipis ke arah pintu kamar.

"Apa tu?" tanya Cici dengan penasaran.

Brak

Belum sempat Fita menjawab pertanyaan Cici. Raffi tiba-tiba masuk dan mendobrak pintu.

Raffi nampak tegang. "Kenapa Bang?" tanya Fita berpura-pura tak mengerti raut Raffi yang terlihat panik.

"Disuruh Mommy ke bawah, makan siang" jawab Raffi gugup. Sesekali melirik Fita yang terus tersenyum nakal.

"Oh.. Ayo Kak, Fita udah laper nih" ajak Fita di angguki Cici. Raffi lebih dulu keluar dari kamar Fita dengan perasaan lumayan lega.

Hari-hari berlalu, Cici jadi lebih sering bercerita pada Fita setiap ada masalah.

Mommy Key dan Daddy Aksa sebenarnya sudah mengetahui hal itu, tapi mereka ingin Raffi yang bertindak sebagai suami yang patut melindungi istri nya.

"Kakak sama Abang di rumah baik-baik ya" ucap Fita.

Fita, Mommy Key, dan Daddy Aksa akan pergi ke Australia beberapa saat karna Grandma mereka sedang mengalami sakit.

"Kalian bisa jaga diri kan selama kami ngga ada?" tanya Daddy Aksa menatap Raffi dengan tegas.

"Bisa kok, Dad" jawab Raffi dengan singkat.

Daddy Aksa mengangguk sembari menepuk pundak Raffi. "Jaga istri mu, jangan kamu buat terluka selama kami ngga ada" ucap Daddy Aksa lagi memberi peringatan.

"Iya Dad. Kalian hati-hati, sampaiin permintaan maaf Raffi ke Grandma karna ngga bisa ke sana" balas Raffi menitip pesan.

"Ya, kalian pergi lah. Ini sudah jam masuk sekolah, jangan terlambat" ucap Mommy Key di angguki patuh oleh Raffi dan Cici.

Cici melambaikan tangan pada mertua dan adik ipar nya yang banyak mengubah hidup nya.

Raffi melirik ke samping di mana Cici berjalan di sebelah nya.

Selama perjalanan tak ada obrolan yang mengisi, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Turunin aja di supermarket depan" cetus Cici mendongak menatap jalanan setelah banyak diam bermain ponsel.

Raffi melirik sekilas. "Jangan harap" balas Raffi dengan dingin. Cici tertegun dengan mata melotot menatap Raffi.

"Turunin ngga?" sentak Cici dengan ketus. Raffi tetap kekeuh melajukan mobil melewati supermarket yang seharusnya menjadi tujuan Cici.

"Lo harus sekolah, jangan apa-apa bolos. Jadi cewek disiplin sedikit" ujar Raffi dengan datar.

Cici berdecak. "Lo ngga ada hak ngatur hidup gue" sungut Cici kesal dengan lelaki di samping nya ini.

"Ada, gue suami lo" sahut Raffi dengan santai tapi tak meninggalkan raut dingin.

Cih

"Sehari lo nurut bisa ngga sih? Jadi cewek disiplin yang ngga pernah bolos, temen-temen lo aja ngga pernah bolos, mereka ngga malu ya punya temen kayak lo" cibir Raffi dengan panjang lebar.

"Mereka santai aja, ngga kayak lo" balas Cici ikut mencibir.

"Sekali-kali gitu.. Jadi kayak El di sekolah, dia ngga pernah ngelawan kata-kata orang lain, ngga nakal juga kayak lo" Raffi kembali membanding-bandingkan Cici lagi. Seakan lupa beberapa hari lalu dia mendengar Cici yang di bully itu.

Deg

"Selalu aja ke El.. Lo ngga kenal El secara dekat, jangan nilai orang dari luar nya aja" balas Cici dengan suara tertahan.

Raffi melirik Cici yang berubah dalam sekejap. Apa dia salah bicara? Salah kah diri nya membandingkan Cici? Itu kan untuk memotivasi agar Cici mau lebih baik.

Terpopuler

Comments

G

G

kok blm update juga sih thor
diharap hari ini up

2024-03-02

0

G

G

lanjut please thor hari ini double up

2024-03-01

0

G

G

thor please update ya

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!