Bab 2

Like nya jangan lupa.. Happy Reading💐

__

Cici datang ke sekolah lumayan lambat, tapi untung nya gerbang belum di kunci, memudahkan nya untuk masuk.

Pembelajaran pertama, Cici mengikuti materi nya dengan baik walau dalam keadaan mengantuk.

"Ah.. Gue dah ngga tahan," pekik Cici setelah guru yang mengajar keluar dari kelas karena bel sudah berbunyi.

"Kebelet Ci?" tanya Aeri menebak dengan gelagat Cici yang berdiri dengan tak sabaran.

"Iya, kebelet pengen pulang" jawab Cici dengan santai. "Nitip tas ya Ri" Cici mengakhiri ucapan nya dengan kiss bye.

Aeri geleng-geleng kepala memperhatikan Cici yang berlenggang keluar kelas tak memperdulikan apapun.

Aeri keluar dari kelas sendirian, tujuan nya dia akan ke kantin lalu kembali ke kelas.

"Cici pasti lagi rebahan di kasur empuk.. Ah.. Mau juga," gumam Aeri membayangkan diri nya tidur di kasur nya saat ini.

Setelah memesan makanan dan minuman, Aeri langsung kembali ke kelas.

Aeri termasuk yang apa-apa ngikut aja. Tapi kalau urusan bolos dia harus mikir berulang-ulang kali agar tak salah langkah.

"Ri" panggil Noa mengejar Aeri uang sudah hendak masuk ke dalam kelas.

"Eh? Ngapa Noa?" sahut Aeri menoleh ke belakang dan menghentikan langkah nya.

"Cici.. Cici kena amuk sama Raffi lagi di deket gerbang pos" ucap Noa dengan tersenggal-senggal.

"Hah? Cici? Terus sekarang dia dimana?" tanya Aeri. Noa menunjuk ke arah kantin.

"Cici abis kena hukum, dia disuruh mungut sampah di selokan" ujar Noa. Aeri semakin terkejut.

"Buset.. Cici jadi bau selokan inimah," gumam Aeri membayangkan keadaan Cici sekarang.

"Ngga kebayang jadi Cici gimana" timpal Noa yang mendengar gumaman Aeri.

"Cici masih di kantin kan?" tanya Aeri dengan nada khawatir. Noa mengangguk.

"Kita susul Cici ke kantin, ayok" ajak Aeri menarik paksa tangan Noa agar ikut dengan nya.

"Ih.. Bau banget badan gue, hiks.." Cici menyemprotkan parfum ke seluruh badan nya agar bau sampah dari selokan hilang.

"Ini semua gegara manusia es itu, nyebelin banget sih" sungut Cici menatap ke arah depan dengan kesal.

"Salah sendiri mau bolos," cetus Raffi yang tiba-tiba datang dari arah belakang dengan kedua tangan di dalam kantong celana.

Cici melirik sekilas dengan tatapan sinis. Dia tak memperdulikan keberadaan Raffi yang berada di samping nya.

Raffi tanpa basa-basi menyodorkan amplop yang entah berisi apa, beserta sepack tissue.

"Apa itu?" tanya Cici melirik ke arah amplop dengan penasaran.

"Surat panggilan orang tua" jawab Raffi dengan singkat dan berwajah datar.

Deg!

"Mampus gue.." lirih Cici dengan kalang kabut.

Raffi mengangkat satu alis nya menatap datar Cici. "Makanya jangan sering bolos. Besok di harapkan orang tua lo bisa hadir buat konsultasi" kata Raffi dengan panjang lebar.

Cici melirik sinis dan tajam pada Raffi. "Jauh-jauh deh lo dari gue" sungut Cici dengan kesal mengambil amplop serta tissue dari Raffi.

Cici segera melangkah keluar dari kantin dengan perasaan dongkol, ingin rasanya dia mencabik-cabik ketua osis yang notabene nya sebentar lagi akan di nikahkan dengan nya, tanpa orang lain tau.

Raffi geleng-geleng samar melihat tingkah Cici yang benar-benar di luar batas otak.

Gue harus ngedidik dia dengan keras setelah resmi jadi suami istri. Chintia Maizar, lo harus siap-siap.

Terpopuler

Comments

Ira Tri puspita

Ira Tri puspita

thor karna jdul nya ketua osis kan masih anak ya,gambar profil nya d ganti yg mudaan dong

2024-04-23

1

G

G

udh lama loh menantikan kelanjutannya

2024-01-16

0

G

G

ini gimana sih kok gk up?

2024-01-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!