Bab 18

Like nya jangan lupa.. Happy Reading💐

Raffi menggeleng lemah, dia tak menyukai sesuatu yang memiliki rasa pahit pekat itu.

Cici menggeram. "Buka sendiri atau gue paksa buka!" ancam Cici dengan mata melotot. Raffi tetap bungkam menahan untuk tak mengeluarkan suara sedikitpun.

"Lo tu cowok bukan sih? Lemah banget, sama obat aja takut" cibir Cici dengan tatapan mengejek pada Raffi, siapa tau mau minum obat setelah di ejek.

Raffi menggeleng dengan mata melotot seakan mengatakan sesuatu.

"Hah apa? Ngomong dong yang jelas, jangan mulut di kunci rapat, ada resleting nya kah?" ucap Cici sudah siap dengan obat di tangan nya.

Raffi terus melotot tapi dengan mulut tertutup rapat.

"Lo sakit, lo juga yang ribet. Gue ngga ngurusin lo lagi lah, cape gue" keluh Cici hampir menyerah.

"Bag- hmmpph" Raffi reflek membuka mulut dan berucap, tapi ternyata mulut nya tak kalah cepat dari gerakan Cici yang langsung memasukkan obat yang ada di telapak tangan nya.

"Telan ! Lo lepeh, siap-siap tidur di kulkas" ancam Cici dengan ngelantur.

Raffi menutup mulut nya dengan ekspresi tak enak, saat hendak melepeh Cici langsung melotot.

"Nih minum biar bisa di telan" ucap Cici memberikan segelas air putih yang langsung di ambil Raffi dengan gerakan cepat.

Raffi sudah merasakan rasa obat yang menyeruak pahit nya di dalam mulut.

Hingga air di gelas habis, Raffi masih merasa rasa obat itu.

Cici kembali naik ke kasur tempat nya awal, lalu hendak memejamkan mata melanjutkan tidur nya yang terganggu.

Cup

Cici seketika melotot merasakan ada sesuatu yang menempel di bibir nya.

"Hmmphh" Cici mulai berontak karna napas nya mulai tersenggal.

Raffi segera melepas kecupan itu dan menatap Cici yang berada di bawah nya.

"Lo apa-apaan sih ? Ganggu banget tau ngga pake cium-cium segala, cih mana itu first kiss gue" dumel Cici langsung mengusap bibir nya yang baru di kecup oleh Raffi.

"Obat nya masih kerasa, gue mau hilangin rasa nya" balas Raffi dengan tatapan terkunci pada bibir ranum Cici.

Cici memutar bola mata jengah. "Kan bisa pake air putih" ucap Cici dengan kesal.

"Habis" sahut Raffi melirik gelas yang ada di nakas, dan memang gelang itu sudah habis tak tersisa.

Cici berdecak. "Ambil di dapur lah, gitu aja ribet" Cici sudah terlanjur kesal dengan perlakuan Raffi.

"Gue lagi demam Ci, ngga kuat buat jalan ke dapur" balas Raffi di sertai raut mengiba.

"Fine, gue yang ambilin" Cici mengalah dan hendak bangun dari kasur.

Raffi menahan Cici di bawah tubuh nya dengan cara mengurung. Cici mulai kembali berontak.

"Lo kalau demam jangan aneh-aneh deh" ucap Cici menahan kesal yang berkali-kali lipat.

"Gue ngga butuh air Ci" balas Raffi dengan mata fokus pada bibir yang tadi sempat dia rasakan walau hanya sebentar.

"Butuh nya apa?" sahut Cici menggeram kesal. Tapi bagi Raffi pertanyaan itu sebagai godaan.

"Ini"

Cup

Raffi tak hanya mengecup bibir Cici, dia sedikit melumat bibir yang masih tertutup rapat. Raffi tak peduli walau Cici berontak.

Tangan Cici mulai beraksi untuk memukul Raffi. Tapi ternyata tangan Cici kalah cepat, seketika tangan Cici berada di atas kepala nya di dalam satu genggaman tangan Raffi.

Cici menoleh ke kanan dan ke kiri, berharap kecupan itu lepas. Tapi Raffi sudah mengetahui cara itu, kepala nya akan mengikuti arah gerakan Cici.

Tak berselang lama, Cici sudah mulai kehabisan napas. Dia pun semakin berontak. Raffi pun akhirnya melepas kecupan itu.

"Lo.. Bener-bener gila ya.." seru Cici di tengah-tengah engapan napas nya.

Raffi menatap Cici tanpa rasa bersalah. Entah kenapa sakit nya bisa membuat pikiran Raffi lumayan kotor.

"Awas!" Cici kembali mendorong tubuh Raffi yang mengungkung tubuh mungil nya.

Terpopuler

Comments

c

c

masa lemah sama obat

2024-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!