Kembali meni_kmati .

"Jika saya bersedia membantu, lalu keuntungan apa yang akan saya dapatkan, Nona???."

"Apa maksud anda, tuan????." cicit Dea dengan dahi berkerut bingung, tak sepenuhnya paham dengan maksud ucapan Brian.

"Ayolah Nona.... anda jangan lupa saya ini seorang pengusaha, Tentu saja seseorang yang berprofesi sebagai pengusaha tidak akan melakukan sesuatu yang tidak akan menguntungkan baginya, bukan begitu Nona???." nada suara Brian terdengar pelan namun tersirat penekanan di setiap kata yang diucapkannya.

"Lalu apa yang anda inginkan dari saya, tuan??? Jika anda menginginkan uang sepertinya saya tidak bisa memberikannya, selama ini biaya hidup saya saja hanya dipenuhi oleh kak Aris. Tapi jika anda memang menginginkan uang dari saya maka saya akan bekerja keras untuk mencarinya asalkan anda bersedia membantu kakak saya ." ungkap Dea dengan wajah sendu.

"Tapi sayangnya bukan itu yang saya inginkan dari anda, Nona Deanita elisya. Saya memiliki banyak uang dan bahkan saya sendiri bingung cara menghabiskannya." jawab Brian dengan angkuhnya.

Dahi Dea kembali mengeryit bingung. "Lalu apa yang anda inginkan dari saya???."

"Yang saya inginkan adalah kehangatan tu_buh anda. bagaimana, apa anda tidak keberatan???." dengan santainya Brian berucap tanpa peduli dengan perasaan dari lawan bicaranya yang terasa hancur sekaligus malu dengan ucapannya.

"Bagaimana??? saya beri anda waktu dua menit untuk berpikir!!." lanjutnya.

Ingin rasanya Dea merobek mulut pria itu dengan tangannya sendiri karena sudah begitu kurang ajarnya mengutarakan permintaannya, namun tentu saja Dea tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu semua, hingga kini wanita itu hanya terlihat membeku dengan kedua tangan yang terkepal dengan sempurna.

"Sepertinya waktu anda sudah habis, Nona." Brian kembali memainkan sandiwaranya dengan bangkit dari tempat duduknya.

"Saya bersedia tuan. Bukankah anda sudah pernah melakukannya sebelumnya lalu apa bedanya jika anda mengulangnya kembali malam ini, bukankah sama saja saya sudah tidak suci lagi." dengan emosi yang tertahan Dea berucap.

"Malam ini???." ulang Brian. "sepertinya anda sudah salah paham Nona, karena saya menginginkannya bukan hanya untuk malam ini tapi sampai dengan saya merasa bosan pada anda, selagi rasa bosan itu belum tiba maka selama itu saya berhak sepenuhnya atas tu_buh anda. Sekarang Keputusan ada ditangan anda Nona Deanita elisya, jika anda setuju maka saya pastikan besok pak Aristio akan segera terbebas dari tuduhan yang dialamatkan padanya." ucapan Brian mampu menggetarkan jiwa dan tu_buh Dea.

Di satu sisi ia merasa permintaan Brian sangat tidak masuk di akal namun di sisi lain ia tak sanggup melihat kakaknya yang merupakan anggota keluarganya satu satunya itu mendekam dibalik jeruji besi.

"Dengan diamnya anda Nona, saya anggap anda menolak persyaratan dari saya." kata Brian sembari menahan smirk agar tak terbit disudut bibirnya.

Dengan perasaan tak karuan Dea berucap.

"Saya bersedia tuan, saya bersedia menerima tawaran anda." dengan memejamkan mata serta menggenggam erat ujung bajunya Dea berkata.

Seketika Brian mengulas senyum penuh kemenangan di bibirnya. "Akhirnya usahaku tidak berakhir sia-sia." lirihnya dalam hati.

"Jika seperti itu keputusan anda, maka anda harus memulainya malam ini!!!."

Deg

"Malam ini, tuan???." tanya Dea memastikan pendengarannya, dan Brian menganggukkan kepala sebagai jawaban.

***

Di kamar yang telah terlihat rapi dengan sprei berwarna merah terang menghiasi tempat tidur berukuran king size, kamar yang sama di mana malam itu ia kehilangan kepe_rawanannya.

"Maafkan Dea, kak. Dea memang tak tega melihat Kakak kecewa dengan apa yang Dea lakukan dibelakang kak Aris, tapi Dea lebih tak sanggup lagi harus melihat masa depan kak Aris hancur karena harus mendekam dibalik jeruji besi." batin Dea dengan air mata yang telah beranak sungai di kedua pelupuk matanya, Air mata yang siap jatuh walau hanya dengan sekali kedipan mata.

Suara pintu kamar mandi terbuka mengalihkan pandangan sekaligus membuyarkan lamunan Dea dari sosok kakak laki-lakinya itu.

Brian yang kini hanya mengenakan sebuah handuk putih untuk menutupi bagian bawah tu_buhnya terlihat melangkah mendekati Dea.

Tanpa aba-aba pria itu meraup bi_bir Dea sementara salah satu tangan kekarnya turut menelusup masuk ke dalam kemeja yang dikenakan wanita itu.

Dengan pergerakan pelan tapi pasti, Brian menuntun tu_buh Dea ke arah tempat tidur hingga kini tu_buh wanita itu terlentang di atas tempat tidur, dengan begitu Brian dengan leluasa mengg_erayangi serta melepas pakaian yang masih menutupi pandangannya untuk menikmati tubuh Indah yang terpampang nyata didepan matanya.

"Emsssth....." nyaring terdengar suara deca_pan memenuhi seluruh ruangan ketika papilla berwarna merah jambu yang dikelilingi areola berwarna coklat muda milik Dea terlepas dari his_apan mulut Brian. entah kenapa Brian tak suka saat melihat air mata yang membasahi kedua sudut mata indah Dea.

"Saya tidak suka melihat tangisan." kesal Brian, hendak bangkit dari posisinya mengu_ngkung tubuh indah Dea.

"Maafkan saya tuan, Saya janji tidak akan menangis lagi." bagai seorang ja_lang Dea meminta untuk kembali di sentuh oleh Brian, ia bahkan sampai menahan bahu Brian yang hendak beranjak dari tubuhnya. Ya, semua itu dilakukan Dea semata karena tidak ingin sampai Brian berubah pikiran dan mengurungkan niatnya untuk membantu permasalahan yang menimpa kakaknya.

Melihat Brian masih diam seraya menatapnya dengan tatapan tajam, Dea pun memutuskan untuk lebih dulu menyatukan bi_birnya dengan milik Brian, tentunya hal itu cukup mengejutkan Brian namun pria sangat menyukainya.

Malam itu tak sejengkal pun tu_buh Dea yang terlewatkan dari sentuhan Brian, pria itu begitu menik_mati setiap inci tu_buh wanita yang berhasil membuatnya tergila-gila tersebut.

Malam itu bukan hanya sekedar ingin menik_mati tubuh Dea, namun Brian juga berniat memberikan kenik_matan yang membuat wanita itu ketagihan sehingga menginginkan sentuhan lagi dan lagi darinya.

"Argh......" walaupun bukan pertama kalinya, namun milik pria berperawakan bule tersebut mampu membuat Dea kembali meringis saat benda tumpul tersebut terbenam dengan sempurna pada intinya.

Seraya mulai menggerakkan ping_gulnya dengan gerakan maju-mundur Brian menye_sap salah satu papilla Milik Dea yang sejak tadi seperti memanggil manggil ingin dinik_mati, sementara satu tangan kekarnya sibuk mere_mas payu_dara Dea yang lainnya hingga suara kenik_matan lolos begitu saja dari dalam mulut mungil Dea walaupun sudah sekuat tenaga ditahan oleh wanita itu.

Tidak bisa dipungkiri, Brian sangat pandai memanjakan wanitanya di ran_jang hingga beberapa saat kemudian era_ngan panjang lolos dari mulut mungil Dea pertanda wanita itu baru saja mencapai puncak keni_kmatan

Wajah Dea berubah merah menahan malu saat seringai terbit di sudut bibir Brian kala ia berhasil membawa lawan mainnya itu ke puncak kenik_matan.

Merasa ia pun hampir berada di puncak Brian lantas membalikkan tu_buh Dea kemudian kembali melakukan penyatuan. "Argh......" Brian merasa miliknya seperti terse_dot dengan sempurna hingga membuatnya semakin menggila dan semakin mempercepat irama permainannya.

"Argh.....argh....argh...... tu_buhmu benar-benar nik_mat sayang....." Brian menge_cup pung_gung polos Dea setelah melakukan pele_pasannya.

Malam itu Dea berpikir Brian akan melakukannya sekali saja mengingat permainan pa_nas Mereka hampir berlangsung tiga jam tapi ternyata dugaannya salah sebab pria itu kembali melakukannya hingga beberapa kali dan baru mengistirahatkan tubuhnya Pukul Empat dini hari.

Brian menatap wajah lelah Dea usai mela_yani dirinya dengan tatapan tak terbaca. Entah apa yang ada dipikiran pria itu, hanya ia dan author yang tahu heeeeeheeee.

Selamat menikmati my reader...... jangan lupa dukungannya 😘😘😘😘😘😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

dasar laknat brian

2024-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Kehilangan kesucian.
2 Merasa kotor.
3 Pria itu lagi.
4 Keinginan Brian.
5 Apa sebenarnya alasan dan tujuannya???
6 Tuduhan terhadap Aristio.
7 Meminta bantuan Pria itu.
8 Kembali meni_kmati .
9 Tenyata sebuah jebakan.
10 Untuk kesekian kalinya.
11 Perkelahian dua wanita cantik.
12 Hukuman dari pihak kampus.
13 Perintah Brian yang terasa aneh.
14 Pesan dari seorang sahabat.
15 Wanita pilihan Paman.
16 Wanita simpanan???.
17 Tolong Lepaskanlah aku!!!!
18 Keberangkatan Dea.
19 Hari pertama kuliah.
20 Salad buah.
21 Jatuh pingsan.
22 Memeriksakan kandungan.
23 Tudingan Dani terhadap Lita.
24 Menyerah pun tak mungkin.
25 Berita pertunangan Brian.
26 Kedatangan Dude.
27 Kebesaran hati Dude.
28 Mual Muntah.
29 Kehamilan simpatik.
30 Keputusan Brian.
31 Membatalkan rencana pertunangan.
32 Rencana keberangkatan Brian.
33 Tetap bersyukur memilikinya.
34 Perkara salad buah tante Lili Dilema.
35 Tak sengaja melihatnya.
36 Kedatangan seseorang.
37 Aku tetap ayah kandungnya.
38 Menikahlah denganku!!!."
39 Bertanggung jawab.
40 Lamaran Brian.
41 Pengakuan Brian.
42 Kedatangan Lita.
43 Mulai menunjukkan sikap posesif.
44 Perhatian Brian.
45 pengakuan Brian dihadapan Aris.
46 Keinginan menikah di tanah air.
47 Memasak untuk pertama kalinya.
48 Sikap aneh Dani.
49 Setelah menjauh baru terasa.
50 Tamparan di wajah berharga seorang Brian Jilbert.
51 Pernikahan Dea dan Brian.
52 Kesalahpahaman berakhir manis.
53 Kecemburuan bumil.
54 Beralih profesi.
55 Kedatangan Sahabat Papa dan juga putranya.
56 Pembuktian Seorang Dani.
57 Tak ingin sampai menyesal.
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Kehilangan kesucian.
2
Merasa kotor.
3
Pria itu lagi.
4
Keinginan Brian.
5
Apa sebenarnya alasan dan tujuannya???
6
Tuduhan terhadap Aristio.
7
Meminta bantuan Pria itu.
8
Kembali meni_kmati .
9
Tenyata sebuah jebakan.
10
Untuk kesekian kalinya.
11
Perkelahian dua wanita cantik.
12
Hukuman dari pihak kampus.
13
Perintah Brian yang terasa aneh.
14
Pesan dari seorang sahabat.
15
Wanita pilihan Paman.
16
Wanita simpanan???.
17
Tolong Lepaskanlah aku!!!!
18
Keberangkatan Dea.
19
Hari pertama kuliah.
20
Salad buah.
21
Jatuh pingsan.
22
Memeriksakan kandungan.
23
Tudingan Dani terhadap Lita.
24
Menyerah pun tak mungkin.
25
Berita pertunangan Brian.
26
Kedatangan Dude.
27
Kebesaran hati Dude.
28
Mual Muntah.
29
Kehamilan simpatik.
30
Keputusan Brian.
31
Membatalkan rencana pertunangan.
32
Rencana keberangkatan Brian.
33
Tetap bersyukur memilikinya.
34
Perkara salad buah tante Lili Dilema.
35
Tak sengaja melihatnya.
36
Kedatangan seseorang.
37
Aku tetap ayah kandungnya.
38
Menikahlah denganku!!!."
39
Bertanggung jawab.
40
Lamaran Brian.
41
Pengakuan Brian.
42
Kedatangan Lita.
43
Mulai menunjukkan sikap posesif.
44
Perhatian Brian.
45
pengakuan Brian dihadapan Aris.
46
Keinginan menikah di tanah air.
47
Memasak untuk pertama kalinya.
48
Sikap aneh Dani.
49
Setelah menjauh baru terasa.
50
Tamparan di wajah berharga seorang Brian Jilbert.
51
Pernikahan Dea dan Brian.
52
Kesalahpahaman berakhir manis.
53
Kecemburuan bumil.
54
Beralih profesi.
55
Kedatangan Sahabat Papa dan juga putranya.
56
Pembuktian Seorang Dani.
57
Tak ingin sampai menyesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!