Ucapan Brian tadi berhasil membuat Dea tak konsentrasi dengan pekerjaannya, terbukti saat ini wanita itu sampai tak sengaja menjatuhkan sebuah gelas dari genggamannya.
Prang.
Suara nyaring gelas kaca yang membentur ke lantai hingga berubah bentuk menjadi pecahan kaca berhasil menyadarkan Dea dari lamunannya.
Lini yang saat itu juga ikut terkejut mendengarnya lantas mendekat ke arah sahabatnya itu.
"Are you Okay???." tanya Lini dengan wajah cemas.
"Aku baik-baik saja." ucapan Dea tak selaras dengan pikirannya, buktinya saat mulai memungut pecahan kaca tangannya justru terluka oleh pecahan gelas kaca hingga membuatnya spontan meringis. "Argh...."
"Sudah, biar aku yang membersihkannya, Sebaiknya kau istirahat saja dulu Sepertinya kau sedang lelah!!!." saran Lini, lalu kemudian beranjak untuk mengambil sekop sampah serta sapu untuk membersihkan pecahan gelas di lantai.
"Sebenarnya apa maksud ucapan pria itu tadi ???." batin Dea setelah kepergian Lini.
Di tengah kebingungan yang kini dirasakan Dea, Brian justru terlihat tersenyum penuh makna usia membaca beberapa berkas dihadapannya.
Setelah kembali dari cafe Brian memutuskan kembali ke perusahaan. Sementara Bani yang sebelumnya telah diperbolehkan pulang oleh tuannya itu dibuat bingung saat di minta untuk segera kembali ke perusahaan padahal waktu telah menunjukkan pukul delapan malam.
"Simpan berkas ini dengan baik, sepertinya suatu saat nanti saya akan membutuhkannya!!!." titah Brian dengan senyuman tipis yang menghiasi wajah dinginnya.
"Baik tuan." pria itu terlihat mengangguk patuh. meskipun dalam hatinya ia dibuat bertanya tanya, untuk apa tuannya itu melakukan semua itu??? Untuk apa Brian menyimpan berkas tentang data pribadi Aristo serta kinerja pria itu selama bekerja di perusahaannya.
Brian tetap menyibukkan diri di perusahaan hingga waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam dan kini pikirannya kembali terfokus pada wanita cantik bernama Deanita elisya.
"Tu_buhnya memang sangat memabukkan." komentar Brian seraya mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jarinya kala bayangan tub_uh indah serta wajah cantik Dea tengah berada di bawah Kung_kungannya terlintas di pikirannya.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan????." tanya Bani, saat pria itu di panggil ke ruangan Brian.
"Jemput wanita itu, dan bawa dia ke hotel XXX aku akan menunggu di sana!!!." titah Brian.
"Ada apa???." kedua alis Brian saling bertaut saat Bani tak kunjung beranjak dari tempatnya.
"Bagaimana jika gadis itu menolak, tuan???." bayangan raut ketakutan di wajah Dea tempo hari masih tercetak jelas di pikiran Bani hingga membuat pria itu tak yakin dapat membawa serta Dea ke hotel sesuai dengan perintah Brian.
"Saya tidak mau tahu, bagaimana pun caranya kau harus bisa membawa wanita itu!!!."
Sebagai asisten pribadi yang harus patuh pada majikannya, Bani hanya bisa menghela napas dalam sebelum kemudian mengiyakannya.
Setelahnya Bani pun pamit untuk segera melaksanakan perintah Brian. tiga puluh menit berada di perjalanan kini mobil Bani telah tiba di depan cafe tempat Dea bekerja. kurang lebih sepuluh menit menunggu di mobil, Bani melihat Dea melangkah keluar dari dalam cafe tapi wanita itu tak sendiri, Dea berjalan beriringan dengan teman wanitanya sampai kemudian keduanya berpisah dengan mengendarai kendaraan roda dua milik masing masing.
Tidak ada pilihan lain, Bani membuntuti motor Dea hingga di jalan yang tak begitu ramai Bani membunyikan klakson untuk menarik perhatian Dea. Bani menyamakan laju mobilnya dengan motor matic yang dikendarai Dea, hingga Dea dapat melihat sosoknya.
"Nona bolehkah anda menepikan motor anda sebentar!!!." Bani sedikit meninggikan suaranya agar dapat terdengar oleh Dea.
Dea yang dilanda rasa takut awalnya tak bersedia menepikan motornya namun Bani yang tak terus membuntutinya pada akhirnya Dea menyerah dan menepikan motornya di tepi jalan yang cukup ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.
"Jangan takut Nona, saya bukan orang jahat!!!." ucap Bani ketika mendekat ke arah Dea. Pria itu bisa melihat gurat ketakutan di wajah Dea.
"Untuk apa anda meminta saya menepi tuan???." Dea yang tak ingin berbasa-basi lantas langsung mempertanyakan tujuan Bani.
"Saya hanya melaksanakan tugas dari majikan saya untuk mengajak anda ikut bersama dengan saya, Nona!!!." Bani yang tidak tahu menahu tentang apa yang telah di lakukan Brian pada Dea lantas menyampaikan hal itu pada Dea.
"Tuan Brian Jilbert, apa beliau yang menyuruh anda, tuan???." pertanyaan Dea di jawab Bani dengan anggukan kepala.
"Maaf tuan, tapi saya tidak bisa ikut dengan anda." tanpa menunggu jawaban dari Bani, Dea kembali menghidupkan mesin motornya kemudian menarik pedal gas dengan cukup kencang hingga berhasil membuat kerutan halus tercipta di dahi Bani.
"Ada apa dengan gadis itu, apa yang sudah dilakukan tuan Brian padanya hingga membuatnya seperti orang ketakutan begitu???." batin Bani.
Malam ini Bani menuju hotel di maksud Brian tanpa kehadiran Dea dan itu membuat Brian murka padanya.
"Mengurus satu wanita saja kau tak becus." sentak Brian yang sejak tadi sudah berharap jika Bani akan tiba di hotel bersama dengan Dea.
"Maafkan saya tuan."
Melihat ekspresi Brian, Bani bisa menyimpulkan sudah terjadi sesuatu di antara tuannya itu dengan wanita bernama Dea, lebih tepatnya tuannya itu pasti telah melakukan sesuatu pada gadis itu.
Dengan perasaan kesalnya Brian menjatuhkan bokongnya di sofa. wajah pria itu terlihat memancarkan aura gelap hingga Bani pun tak berani mengucap satu katapun dibuatnya.
"Sepertinya aku harus melakukan sesuatu, dengan begitu kau sendiri yang akan datang padaku, Nona." gumam Brian disertai seringai di sudut bibirnya.
***
"Ada apa???." Aris dibuat cemas saat melihat Dea memarkirkan motornya dengan sedikit tergesa.
"Tidak ada apa apa kak, Dea hanya kebelet pipis" dusta Dea seraya memastikan Bani tidak membuntutinya lagi.
"Kebelet???." ulang Aris dengan wajah bingung. Bagaimana tidak, adiknya itu mengatakan jika ia kebelet buang hajat tapi bukannya buru-buru ke toilet, adiknya itu justru terlihat sibuk memandang ke arah luar.
"Dea ke belakang dulu ya kak." pamit Dea yang tak ingin Aris semakin curiga dengan sikapnya.
Aris mengangguk mengiyakan.
Di dalam kamar mandi, Dea yang tadinya hanya berpura pura lantas menyandarkan tubuhnya pada daun pintu kamar mandi seraya memejamkan matanya.
Sepanjang hidupnya baru kali ini ia berurusan dengan seseorang, apalagi seorang pria asing. Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dibenaknya, mengapa sampai seorang Brian Jilbert yang merupakan salah seorang pengusaha ternama di tanah air tersebut sampai buang buang waktu berurusan dengan dirinya. Satu alasan yang pernah dilontarkan Brian malam itu adalah jauhi pria bernama Dani, dan itu sudah dilakukan Dea walaupun tak tahu apa alasannya. akan tetapi mengapa sampai saat ini pria itu masih saja mengganggu ketenangan hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Pasrah
kenapa gak pergi aja sejauh mungkin
2024-06-07
0
Wirda Lubis
dea lemah tegas Dea lawan jangan seenak sama si Brian mau meleceh kan
2024-02-08
1