Keinginan Brian.

"Sepertinya gadis itu adiknya pak Aristio, tuan." ucapan Bani sekaligus memecah keheningan di dalam mobil.

Brian masih diam saja, ia tak berniat merespon ucapan Asisten pribadinya itu karena sejak tadi hal yang sama pun terlintas dipikirannya.

Tiga puluh menit kemudian, mobil yang dikendarai Bani akhirnya tiba di kediaman tuannya.

"Kau boleh pulang sekarang!!!!." titah Brian pada Bani ketika pria itu membukakan pintu mobil untuk tuannya itu.

"Baik tuan."

Setelahnya, Bani tak berani lagi bersuara karena saat ini raut wajah Brian terlihat gelap. entah apa yang tengah dipikirkan oleh pria itu tentunya hanya Brian yang tahu.

***

Tiga hari berlalu, Dea sedikit bernapas lega karena selama tiga hari ini ia tak lagi bertemu dengan Brian. Ya, Dea mengetahui nama pria itu dari Aris, kakaknya itu mengakui Pria bernama Brian Jilbert sebagai CEO sekaligus pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

"De..." Dea yang berjalan meninggalkan area parkiran kampus lantas menoleh ketika mendengar seseorang menyerukan namanya.

Dani mempercepat langkahnya hendak menyusul Dea.

"Kamu kemana saja sih, De, sudah tiga hari ini aku tidak melihatmu di kampus, jangan katakan kamu sengaja menghindari ku???." Dani yang tidak ingin menduga-duga lantas langsung saja mempertanyakan hal itu pada Dea.

"Kamu bicara apa sih Dan, mana ada aku menghindari kamu." Dea merasa tak enak jika Dani sampai berpikir demikian tentang dirinya meski kenyataannya dugaan Dani memang tak salah.

"Tiga hari kemarin aku di minta sama pak Arham untuk membantu memeriksa tugas mahasiswa junior." lanjut Dea yang tak sepenuhnya berdusta karena tiga hari kemarin memang ia di minta oleh salah satu dosen kampusnya untuk memeriksa tugas junior kampusnya.

Dani terlihat mengangguk pertanda percaya dengan ucapan Dea.

Keduanya terus berjalan sampai kemudian berpisah saat Dea pamit masuk ke dalam kelasnya.

Tanpa sepengetahuan keduanya, dari kejauhan ada sepasang mata yang sejak tadi mengamati interaksi di antara keduanya. Sepasang mata elang yang terlihat semakin menatap tajam kala objeknya berjalan beriringan menjauh dari pandangannya.

"Makasih kak, maaf Lita sudah merepotkan kak Brian." Ucap Lita ketika hendak turun dari mobil Brian.

"Kak....kak Brian." Lita sampai melambaikan tangannya di depan wajah Brian ketika melihat kakak sepupunya itu hanya diam saja dengan pandangan yang entah kemana.

"Kak Brian melihat apa sih???." Lita lantas mengikuti arah pandang Brian tapi sayangnya objek yang menjadi pemandangan Brian tadi sudah tak lagi terlihat olehnya.

"Tidak melihat apa apa." dusta Brian seraya memalingkan pandangannya kembali pada Lita.

"Sudahlah, sebaiknya kamu masuk sekarang nanti kamu telat!!!." kata Brian yang tidak ingin Lita terus mempertanyakan sesuatu padanya.

"Baiklah." sahut Lita dengan gurat wajah bingung melihat perubahan sikap Brian secara tiba-tiba.

Entah mengapa ada perasaan tak suka di hati Brian ketika melihat Dea sekedar berjalan beriringan dengan Dani, dan perasaan itu bukan hanya sekedar perasaan tak suka karena Dani adalah kekasih adiknya tapi perasaan lain, perasaan yang Brian sendiri tidak mengerti.

*

Seperti hari hari sebelumnya, setelah kembali dari kampus Dea beristirahat sejenak sebelum kemudian berangkat ke cafe.

"Sore De...." seperti biasa Lini pasti menyambut kedatangan Dea dengan senyuman khasnya.

"Sore juga Lin." sahut Dea di sertai dengan senyum manis di sudut bibirnya. Tiga hari tak lagi bertemu dengan pria bernama Brian membuat senyuman manis kembali menghiasi wajah cantik Dea.

"De, tadi kamu di tanyain loh sama pak Dude." lirih Lini dengan nada menggoda ketika melihat Dea tengah memasang apron pada tubuhnya. Pak Dude merupakan pemilik cafe tempat Dea dan Lini bekerja. Dari sikap yang ditunjukkan Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu, sepertinya Dude menaruh hati pada Dea.

"Apaan sih Lin." cicit Dea tanpa merasa besar kepala sedikit pun setiap kali pemilik cafe tersebut menanyakan perihal tentangnya. ia merasa sangat tak pantas bagi seorang Dude yang merupakan pria tampan lagi mapan, terlebih saat ini ia tak lagi gadis, semakin tak pantas rasanya Dea di sukai oleh pria seperti Dude spek pria sempurna idaman para wanita.

Daripada melayani Lini yang terus tersenyum menggoda dirinya, Dea memilih beranjak untuk mengantarkan kopi pesanan tamu di depan.

Deg.

Dea terkejut bukan main ketika melihat pria yang menempati salah satu meja cafe bersama dengan seorang teman prianya, terlebih pesanan kopi di tangannya saat ini tak lain adalah pesanan kedua pria di meja tersebut.

Dea berusaha menampilkan wajah setenang mungkin dihadapan Brian dan juga temannya, seolah belum pernah bertemu sebelumnya dengan pria itu. tapi sepertinya alam sedang tak berada di pihak Dea, pria yang datang bersama Brian pamit sebentar untuk menerima panggilan telepon dari istrinya.

"Apa yang anda lakukan, tuan???." Dea mencoba menarik tangannya ketika Brian mencengkram lengannya, bukannya melepas Cengkraman tangannya pada lengan Dea pria itu justru semakin mengeratkan cengkraman nya hingga membuat Dea meringis kesakitan.

"Sshhtt." ringisan Dea tertahan, tak ingin sampai dirinya menjadi pusat perhatian pengunjung cafe yang lain.

Dengan santainya Brian merogoh kantong celana Dea dengan satu tangannya yang lepas. Pria itu kemudian menarik sudut bibirnya ke samping hingga menciptakan sebuah seringai ketika berhasil mendapatkan yang ia inginkan.

"Bagaimana anda bisa tahu sandi ponsel saya????." cecar Dea dengan kedua mata yang membulat dengan sempurna kala melihat Ponselnya yang kini berada di tangan Brian telah terbuka, dan pria itu mengetik nomor ponselnya lalu kemudian melakukan panggilan sehingga secara otomatis kini ia telah mendapatkan nomor ponsel wanita itu.

"Jangankan sandi ponselmu, Bahkan ukuran pakaian dalammu pun saya tahu, Nona." sahut Brian masih dengan seringai yang terbit di sudut bibirnya. Sementara Dea, dengan cepat wanita itu merampas ponselnya dari tangan Brian dengan tangannya yang lepas.

"Sebenarnya siapa anda sebenarnya tuan, kenapa anda melakukan semua ini padaku??? Tidak puas kah anda setelah merampas harta yang paling berharga dalam hidupku, sehingga anda masih terus mengganggu kehidupanku???." pertanyaan yang sejak hari itu bersarang di benak dan pikiran Dea akhirnya lontarkan wanita itu dihadapan Brian.

"Saya tidak akan pernah puas selama apa yang saya inginkan belum sepenuhnya tercapai." sinis Brian dengan tatapan tak terbaca.

Brian sontak melepas Cengkraman tangannya pada lengan Dea saat melihat Damar kembali. Sementara Dea, wanita segera menggunakan kesempatan itu untuk beranjak pergi. Namun sebelum benar benar beranjak, Dea menghunuskan tatapan penuh kebencian pada Brian, dan hal itu masih terlihat bahkan sanggup membuat mood Brian berubah buruk seketika.

"Ada apa denganmu???." kedua alis Damar saling bertaut ketika melihat Brian beranjak dari kursinya.

"Aku mau pulang." jawab Brian, yang kini telah mengayunkan langkah menjauh dari Damar.

"Apa dia sudah tidak waras, bukankah dia sendiri tadi yang kekeh ingin ke sini???." gumam Damar tak habis pikir.

Mau tidak mau Damar pun ikut beranjak. Namun sebelum itu ia meletakkan dua lembar uang merah di atas meja sebagai bayaran atas dua gelas kopi yang mereka pesan, meski belum sempat dinikmati.

Tujuan utama Brian datang ke cafe itu memang bukanlah untuk menikmati secangkir kopi melainkan ingin melihat wajah Wanita yang sudah membuatnya ingin lagi dan lagi menikmati malam pa_nas bersama. Entah kenapa, selama tiga hari ini bayangan tu_buh indah Dea mampu membangkitkan ga_irah kelakiannya. padahal kenyataannya begitu banyak wanita di luar sana yang bahkan bersedia sekedar melakukan ci_nta satu malam dengannya, tapi tak sedikitpun membuat tubuh Brian bereaksi seperti halnya kala malam itu ia menghabiskan malam pan_as bersama dengan Dea.

Terpopuler

Comments

Pasrah

Pasrah

lanjut

2024-06-07

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

tanggung jawab brian

2024-02-08

2

lihat semua
Episodes
1 Kehilangan kesucian.
2 Merasa kotor.
3 Pria itu lagi.
4 Keinginan Brian.
5 Apa sebenarnya alasan dan tujuannya???
6 Tuduhan terhadap Aristio.
7 Meminta bantuan Pria itu.
8 Kembali meni_kmati .
9 Tenyata sebuah jebakan.
10 Untuk kesekian kalinya.
11 Perkelahian dua wanita cantik.
12 Hukuman dari pihak kampus.
13 Perintah Brian yang terasa aneh.
14 Pesan dari seorang sahabat.
15 Wanita pilihan Paman.
16 Wanita simpanan???.
17 Tolong Lepaskanlah aku!!!!
18 Keberangkatan Dea.
19 Hari pertama kuliah.
20 Salad buah.
21 Jatuh pingsan.
22 Memeriksakan kandungan.
23 Tudingan Dani terhadap Lita.
24 Menyerah pun tak mungkin.
25 Berita pertunangan Brian.
26 Kedatangan Dude.
27 Kebesaran hati Dude.
28 Mual Muntah.
29 Kehamilan simpatik.
30 Keputusan Brian.
31 Membatalkan rencana pertunangan.
32 Rencana keberangkatan Brian.
33 Tetap bersyukur memilikinya.
34 Perkara salad buah tante Lili Dilema.
35 Tak sengaja melihatnya.
36 Kedatangan seseorang.
37 Aku tetap ayah kandungnya.
38 Menikahlah denganku!!!."
39 Bertanggung jawab.
40 Lamaran Brian.
41 Pengakuan Brian.
42 Kedatangan Lita.
43 Mulai menunjukkan sikap posesif.
44 Perhatian Brian.
45 pengakuan Brian dihadapan Aris.
46 Keinginan menikah di tanah air.
47 Memasak untuk pertama kalinya.
48 Sikap aneh Dani.
49 Setelah menjauh baru terasa.
50 Tamparan di wajah berharga seorang Brian Jilbert.
51 Pernikahan Dea dan Brian.
52 Kesalahpahaman berakhir manis.
53 Kecemburuan bumil.
54 Beralih profesi.
55 Kedatangan Sahabat Papa dan juga putranya.
56 Pembuktian Seorang Dani.
57 Tak ingin sampai menyesal.
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Kehilangan kesucian.
2
Merasa kotor.
3
Pria itu lagi.
4
Keinginan Brian.
5
Apa sebenarnya alasan dan tujuannya???
6
Tuduhan terhadap Aristio.
7
Meminta bantuan Pria itu.
8
Kembali meni_kmati .
9
Tenyata sebuah jebakan.
10
Untuk kesekian kalinya.
11
Perkelahian dua wanita cantik.
12
Hukuman dari pihak kampus.
13
Perintah Brian yang terasa aneh.
14
Pesan dari seorang sahabat.
15
Wanita pilihan Paman.
16
Wanita simpanan???.
17
Tolong Lepaskanlah aku!!!!
18
Keberangkatan Dea.
19
Hari pertama kuliah.
20
Salad buah.
21
Jatuh pingsan.
22
Memeriksakan kandungan.
23
Tudingan Dani terhadap Lita.
24
Menyerah pun tak mungkin.
25
Berita pertunangan Brian.
26
Kedatangan Dude.
27
Kebesaran hati Dude.
28
Mual Muntah.
29
Kehamilan simpatik.
30
Keputusan Brian.
31
Membatalkan rencana pertunangan.
32
Rencana keberangkatan Brian.
33
Tetap bersyukur memilikinya.
34
Perkara salad buah tante Lili Dilema.
35
Tak sengaja melihatnya.
36
Kedatangan seseorang.
37
Aku tetap ayah kandungnya.
38
Menikahlah denganku!!!."
39
Bertanggung jawab.
40
Lamaran Brian.
41
Pengakuan Brian.
42
Kedatangan Lita.
43
Mulai menunjukkan sikap posesif.
44
Perhatian Brian.
45
pengakuan Brian dihadapan Aris.
46
Keinginan menikah di tanah air.
47
Memasak untuk pertama kalinya.
48
Sikap aneh Dani.
49
Setelah menjauh baru terasa.
50
Tamparan di wajah berharga seorang Brian Jilbert.
51
Pernikahan Dea dan Brian.
52
Kesalahpahaman berakhir manis.
53
Kecemburuan bumil.
54
Beralih profesi.
55
Kedatangan Sahabat Papa dan juga putranya.
56
Pembuktian Seorang Dani.
57
Tak ingin sampai menyesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!