Gadis Miskin Dan Lelaki Kaya
Hari ini, hari Senin dimana hari hari anak-anak sekolah disibukkan dengan kegiatannya Masing-masing, untuk mempersiapkan berangkat ke sekolah mereka masing-masing, begitu pula dengan keluarga bu Lastri....
"Cantika....,kakak mu masih tidur do?" ucap sang ibu.
"iya bu,,! "aldo,adik cantika yang masih bersekolah duduk dikelas tiga menengah pertama, begitu pun dengan intan adik cantika yang masih duduk dikelas satu menengah pertama, mereka sudah siap dengan seragam sekolahnya dan akan melakukan sarapan pagi.
Lain halnya dengan sang kaka Raffa..
begitu sibuk dengan hari hari ya dalam bekerja serabutan, membantu sang ibu dalam memenuhi kebutuhan sehari hari untuk adik adiknya dan kebutuhan sang ibu.
menurut cantika sang kakak bekerja sebagai serabutan, karena berangkat memakai kendaraan roda dua bututnya dan tanpa memakai dasi.
"Cantika....,!"panggil sang ibu, ibu mulai memanggil dengan suara nada lembut, bahkan cantika pun dengan lelapnya tidak mendengar panggilan dari ibu Lastri.
"Cantika....!" panggilan bu Lastri yang ke dua ini, agak mulai terdengar keras, karna sang anak sedari tadi tidak ada sahutan.
"Ayo..cantika anak sekolah Menengah atas semester akhir, harus semangat sekolah nak..., sebentar lagi lulus jangan hanya males males nak," bu Lastri mulai mengetuk pintu kamar, ketika pintu diketuk dan ternyata pintu tidak di kunci oleh cantika.
"Ya Ampun cantika...! kamu itu mau jadi apa sih cantika..?" bu Lastri mulai masuk ke kamar cantika,sembari memunguti serakkan baju cantika, yang berserakan dimana mana, di atas kursi, di atas meja belajar, diatas kasur yg sudah mulai sangat menipis busanya, sudah terlalu lama belum di ganti.
"Cantika...kamu tuh ya anak gadis kok malasnya minta ampun" bu Lastri mulai kesal dengan kelakuan malas cantika.
dan bu Lastri hanya bisa mengomel karena yang punya empunya kamar masih mendengkur tidur nyenyak...
"kamu tuh ya, anak gadis kamar berantakan, tidur tak karuan, kamu itu anak perempuan lho nak...males mu itu jangan di piara dong cantika!
ayo bangun mandi, sarapan lalu berangkat ke sekolah bareng kakakmu.. liat tuh adik adik kamu cantika! mereka sangat pintar, setiap pagi tanpa ibu suruh mereka sudah siap dengan seragam ya....
kasih contoh yang baik lah nak untuk adik adikmu! ! " marah bu Lastri mulai kesal.
kemudian ....
Bu Lastri menggoyangkan badan Cantika yang masih terlelap, karna semalam ia tertidur begitu larut malam.
hanya karna banyak ya khayalan yang ia impikan menjadi seorang direktur perusahaan ternama... tapi malasnya kebangetan.
" iya ...bu....apaan sih, orang masih pukul lima subuh, ibu ini berisik tau... ganggu orang yang sedang tidur itu tidak baik bu" cantika malah menasihati sang ibu.. cantika melanjutkan tidurnya dan berbalik badan membelakangi sang ibu yang sedari tadi mengomel tapi tidak di dengar sama sekali oleh sang anak yaitu cantika.
"Ya Ampun cantika.. ini tuh udah pukul tujuh nak,..! " cantika lalu berbalik badan mengubah posisi tidurnya menghadap sang ibu dan menodongkan tangan kanannya, kearah sang ibu meminta jatah harian untuk pergi ke sekolah..
karena setiap hari bagun tidur, cantika langsung mengulurkan tangannya dan menadahkan tangan kanannya agar sang ibu memberikan uang saku sekolah.... karna kalau uang saku sekolah tidak ada atau berkurang, cantika enggan pergi ke sekolah tapi sang kaka tak pernah membiarkan sang adik pergi tanpa uang saku.. sang kaka lah yang memenuhi kebutuhan mereka sehari hari, karna bapak mereka sudah almarhum ketika mereka masih usia balita
Ketika itu sang kaka berumur tujuh tahun, cantika berumur tiga tahun.. sang adik aldo berumur dua tahun, dan sang adik bungsu berumur empat puluh hari.
saa itu sang ayah baru sajan menerima harta warisan, dari ke dua orang tuanya yang seorang pengusaha sukses d jerman,dan sang ayahlah anak satu satunya dari keluarga itu dan tidak ada penerus perusahaannya, dan harta warisan tersebut,berupa rumah mewah, mobil mewah dan vila mewah serta apartemen mewah.
Sedangkan perusahaan sang ayah di kelola oleh sang paman yang saat ini keadaannya sedang sakit keras... cantika tidak mengetahui semua itu.. hanya karena wasiat sang bapak ketika itu.
"bu... bapak sangat bahagia hidup seperti ini, rumah sederhana anak sehat dan bahagia... bapak amanat jangan sampai rumah hasil jerih kita sewaktu muda ini di jual atau d tinggalkan, biarlah ini menjadi kenangan indah bapak,, ibu janji ya.. seandainya bapak nanti lebih dahulu meninggalkan ibu dan anak anak kita, rumah ini jangan sampai di jual atau di tinggalkan,.. biarlah rumah mewah, mobil dan yang lainya, untuk anak anak kita nanti setelah mereka hidup bahagia dengan pasangannya masing-masing, dan satu lagi yang bapak amanat kan jangan sampai ketika mereka menemukan calon mereka ibu tidak boleh melarang ya..ibu harus berjanji" ucap suami bu Lastri.
Lastri dengan air mata terurai... mengucapkan janji dan menepati amanah sang suami,
bu Lastri terkejut dari lamunannya, ketika cantika menggoyangkan lengan kanan sang ibu.
"Mana bu uang saku aku hari ini, aku banyak tugas bu kasih lebih dong bu..." ucap cantika.
cantika mulai beranjak dari tempat tidurnya dengan bermalas malasan... dan mengambil uang saku yang diberikan bu Lastri tadi.
"bu kenapa sih hidup kita miskin banget bu?.. tidak seperti tetangga sebelah kita, yang kaya raya,anak ya aja sekolah di luar negri bu..,
kenapa sih bu,ibu sama bapak tidak kerja keras sewaktu lagi masih muda bu...
aku itu bosan bu hidup seperti ini,miskin terus, kapan kaya ya,aku pengen hidup kaya orang lain bu, sekolah naik mobil di antar jemput sopir, bawa uang saku, banyak teman banyak yang suka..dan aku hanya di jatah dua puluh ribu sehari sama ibu...ach menyebalkan tau bu.." imbuh cantika dengan nada marah.
"kak Rafa yang hanya bekerja serabutan padahal kak Raffa lulusan sarjana ekonomi bu...! kenapa bu !? " ucap cantika lagi bertanya dengan nada marah dan kesal.
Bu Lastri hanya diam dan menangis
"Cantika sudah lah... jangan terlalu menyudutkan ibu dan bapak"
Rafa mulai kesal dengan cantika,
"Apa kak...!? kakak bangga hidup miskin ? rumah riot.. dan..kasur aku pun yang anak gadis tipis begini kak... kaka tuh yang harusnya berusaha kerja keras cari lowongan kerja sana sini... siapa tau ijazah kakak diperlukan di perusahaan terkenal..." cantika menasehati Raffa.
cantika tidak mengetahui sebenarnya sang kakak adalah seorang ceo di perusahaan ternama menggantikan sang paman yang sudah mulai jatuh sakit sakitan dan yang sebenarnya perusahaan itu milik keluarganya.
"Iya sudah ayo buruan mandi dan berangkat ke sekolah.. ini sudah hampir kesiangan" ucap Raffa.
Cantika mulai kesal, "kerja serabutan aja bilang ya kesiangan", gerutu cantika dalam hati, sambil memonyongkan bibir atasnya, meledek sang kaka.
Kerja pake motor butut aja bangga, " celetuk sang adik,Raffa hanya membuang napas dalam dalam, menahan amarah yang tidak mungkin di luapkan karna kekesalannya terhadap sang adik.
Cantika lalu menyeret handuk dan mendorong sang kaka yang sedari tadi berdiri didepan pintu kamar.
bu Lastri hanya diam tanpa sepatah katapun.
"Raffa..! "panggil bu Lastri,
"iya bu..."
" kapan kamu akan menceritakan semua kebenarannya kepada cantika fa..." ucap Ibu Lastri.
Iya cantika belum mengetahui sebenarnya mereka seorang kaya raya,akan tetapi ini wasiat dari sang suami rumah ini tidak boleh di tinggalkan dan tidak boleh dijual...
Sedangkan rumah mewah mereka hanya boleh ditempati ketika mereka sudah berumah tangga itulah wasiat sang bapak ketika mereka masih kecil,hanya Rafa yang mendengarkan ketika itu
"Iya bu ..! pasti suatu saat Rafa akan memberi tahu semua ini, ke adik adik Raffa bu, maafkan Rafa bu" jawab Raffa dengan suara pelan.
Bu Lastri hanya menganggukkan kepala, tanda mengerti dan menarik napas dalam dalam.. karena cantika sudah mulai selesai mandi paginya, dan mulai keluar dari kamar mandi dengan cemberut,..
"Cantika,.! ibu tunggu d dapur untuk sarapan ya nak" sapa sang ibu
cantika hanya menoleh..
"hmmmm" jawab cantika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments