Episode 18: Sungguh Ini Sangat Nikmat

Yohanes fokus melihat aktivitas Lily yang tengah menikmati hewan yang menjadi santapannya. Sang pastor membawakannya dua ekor domba kali ini.

Tatapan Yohanes berbeda. Dirinya seperti melihat sisi lain dalam diri Lily. Setelah menghisap seluruh darah hewan ternak itu, Lily berbalik badan menghadap Yohanes.

“Kau sangat menikmatinya. Mereka begitu lezat untukmu…” Ucap Yohanes sembari membersihkan bekas darah yang ada di mulut Lily menggunakan ibu jarinya, bak pasangan romantis. Lily langsung mengusap seluruh jejak darah di mulutnya dengan lengan bajunya.

Yohanes melirik penampilan Lily dari atas sampai bawah.

“Sepertinya kau harus mengubah penampilanmu, Lily,” kata Yohanes.

Penampilan Lily sangat jauh dari kata modern pada era ini. Model pakaiannya yang sangat kuno seperti baju kerajaan zaman dahulu. Rambutnya yang panjang dan berantakan. Sangat jauh dari kerapian.

Lily melihat penampilan dirinya dan berkata, “Memangnya ada yang salah dengan diriku?” Tanyanya.

“Hm… Tidak ada yang salah. Tetapi, membutuhkan sedikit perubahan. Bagaimana jika hari ini kita pergi jalan – jalan,” ajaknya.

“Jalan – jalan?!” Lily mengulangi perkataan Yohanes dengan pertanyaan.

Yohanes mengangguk, “Ya. Aku akan mengajakmu ke kota hari ini.”

Pastor muda itu tidak memiliki tujuan terselubung mengajak Lily untuk pergi bertamasya. Keinginan ini berasal dari hatinya.

Menaiki kereta kuda, Lily duduk di samping Yohanes yang sedang mengemudikannya.

Di sepanjang perjalanan, Lily menikmati keindahan kota yang banyak menyimpan peninggalan sejarah itu. Tak terlewatkan, menikmati pemandangan alam yang masih sangat asri.

Untuk pertama kalinya, vampir wanita itu mengubah ekspresi dinginnya. Tercipta senyum yang manis di raut wajahnya. Vampir wanita itu dapat merasakan hal yang membahagiakannya saat ini.

Yohanes sesekali mencuri pandang, menatap Lily. Yohanes juga turut andil menciptakan kesenangan hatinya.

Setelah memakan waktu hampir empat jam, mereka sampai di pusat kota. Banyak dari mereka yang memandang Lily sebelah mata karena penampilannya. Vampir itu tidak menghiraukannya, karena pandangannya teralihkan dengan hal yang sangat menarik kedua matanya. Semua hal yang ada di kota menjadi pusat perhatiannya. Semua yang dilihatnya adalah yang pertama kali dan rasa yang tidak dapat terdeskripsi.

“Ayo!” Ajak Yohanes.

Yohanes menggandeng tangan Lily agar teman vampirnya itu tidak berbuat onar dan bahkan yang paling buruk adalah kehilangannya. Karena pusat kota sangat ramai. Banyak terdapat manusia yang terpajang bagai ikan di pasar. Bisa menjadi harta karun bagi sang vampir.

Yohanes mengajak Lily ke sebuah toko baju. Selain membelikan baju untuk Lily, juga menata rambut, dan sedikit merias wajahnya agar terlihat seperti manusia pada umumnya.

Setelahnya, Yohanes dibuat ternganga dengan penampilan baru Lily yang sangat memukau. Lily terlihat sangat cantik dan menawan, selayaknya wanita dari kalangan keluarga bangsawan.

“Aku tidak menyangka... Kau sangat cantik, Lily,” pujinya sembari tersenyum. Yohanes segera menyadarkan diri dari lamunannya dengan menyebut nama Tuhan.

Yohanes mengajaknya berkeliling. Lily yang sekarang tampak seperti manusia tetap saja seorang vampir. Dirinya membawa Lily berada di tengah – tengah manusia. Perasaan risau telah terusir jauh. Lupa, jika Lily bisa saja mencelakai manusia.

Kecemasan itu tidak muncul karena Yohanes berpikir dirinya telah memberi makan Lily. Jadi, vampir itu akan dapat menahan rasa laparnya sampai beberapa waktu ke depan. Selagi tidak sampai bersentuhan dengan manusia langsung, indra penciumannya tidak begitu tajam.

Hari hampir menjelang malam. Yohanes mengajak Lily kembali pulang sebelum bulan lebih dulu tampak. Akan sangat berbahaya. Malam hari, membuat kekuatan vampir sepenuhnya pulih.

Di tengah perjalanan pulang, mereka di hadang oleh sekumpulan bandit yang membawa senjata tajam.

Yohanes turun dari kereta kuda dan menyuruh Lily untuk tetap di atas kereta, menunggunya.

“Cepat serahkan barang berhargamu!” Perintah bandit itu dengan menodongkan parang ke arah Yohanes.

“Jika kau ingin merampok harta kami, maaf kami tidak memilikinya. Sepeser pun,” tukas Yohanes.

Para bandit itu saling tatap. Tak berselang lama, langsung menyerang Yohanes. Pastor muda itu tidak bisa menghindar, terpaksa harus menghadapi setiap serangan yang diberikan bandit itu.

Lily yang mengetahuinya, langsung turun dari kereta kuda membantu Yohanes menyerang para bandit itu.

“Kau perempuan… Sebaiknya minggir. Kau bukan lawan kami! Atau… Sebagai gantinya temani kami saja Ha ha ha…” Bandit itu menggoda Lily.

Tanpa menghiraukannya, Lily langsung meluncurkan serangan fisiknya. Para bandit yang menghadang Lily, langsung menyerang dengan senjata tajamnya. Lily sempat acap kali terjatuh dan sedikit lebih mudah untuk dilumpuhkan.

Vampir wanita itu sempat menatap langit, jika sebentar lagi hari akan berganti menjadi malam. Harapannya segera terwujud. Lily akan mendapatkan kembali seluruh kekuatannya. Hanya menunggu beberapa menit, awan hitam telah menguasai langit dan bulan memulai pekerjaannya.

Lily merasakan seluruh tenaganya telah pulih dan langsung menumpas habis para bandit itu.

Selama berkelahi melawan bandit, Yohanes harus terluka karena serangan senjata tajam dari bandit yang merobek lengan bajunya hingga mengenai tangannya.

Melihat Yohanes terluka, membuat Lily murka. Vampir wanita itu meraih tubuh bandit yang melukai Yohanes dan melemparkan tubuhnya, terjatuh cukup jauh. Bandit lain yang melihatnya, merasa Lily bukan manusia biasa. Mereka, para bandit lari terbirit – birit sambil ketakutan.

“Yohanes kau tidak apa – apa?!” Lily sangat mencemaskannya. Vampir wanita itu membopong Yohanes menaiki kereta kuda dan mengemudikannya, menyuruh kuda jantan itu berlari cepat agar segera sampai ke tempat tujuan.

Lily tidak mengantar Yohanes pulang ke rumahnya, melainkan ke kastel. Lily merebahkan tubuh Yohanes, menyandarkannya pada salah satu fondasi.

“Sepertinya, tubuhmu terkena racun dari senjata bandit itu,” kata Lily ketika melihat wajah Yohanes yang sudah pucat pasi, lemas, dan hampir seluruh tubuhnya membiru.

Tidak ada cara lain untuk menolongnya. Lily merobek lengan baju Yohanes dan menghisap darah dari lengannya, bermaksud untuk menetralkan racun.

Melihat perlakuan Lily, Yohanes tidak dapat berpikir dan hanya pasrah. Dalam hatinya terus berdoa kepada Tuhan.

Lily sangat menikmatinya. Entah kenapa darah Yohanes sangat menggugah nafsunya untuk tidak berhenti menghisapnya.

‘Sungguh ini sangat nikmat’ Dalam batin Lily.

Setelah menghilangkan seluruh racun yang mengalir dalam darah Yohanes, Lily segera menghentikannya. Lily harus bisa mengendalikan dirinya untuk menolong temannya.

Napas Yohanes sudah mulai kembali teratur. “Aku sudah merasa lebih baik. Terima kasih Lily.”

“Malam ini, kau menginap saja di sini. Besok pagi setelah tubuhmu pulih, kau bisa kembali,” saran Lily.

Yohanes hanya bisa mengangguk meresponsnya. Lily membantu Yohanes agar mendapatkan posisi tidur yang nyaman. Vampir perempuan itu meminjamkan peti matinya sebagai tempat tidur Yohanes.

Peti mati yang terbuat dari kayu itu telah dilapisi kain sebagai alas. Itu jauh lebih baik, dari pada Yohanes harus tertidur di lantai yang dingin; akan membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk.

Tatapan mata vampir wanita itu penuh iba melihat kondisi temannya yang sedang tak berdaya. Lily tidak menghentikan tangannya yang bergerak membelai lembut kening dan puncak kepala Yohanes penuh sayang.

Episodes
Episodes

Updated 39 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!