Episode 20: Anugerah

Yohanes memarkirkan kereta kudanya di halaman depan kediamannya. Kedatangannya sudah di sambut oleh Ares.

“Kau baru kembali…” Seru Ares dengan mengernyitkan dahinya.

Yohanes terdiam sejenak kemudian baru membalas perkataan Ares, “Aku baru saja kembali dari perjalanan yang cukup jauh.”

“Memangnya, ke mana kau pergi semalam? Kenapa tidak mengajakku…” Ares kesal karena Yohanes tidak melibatkan dirinya.

“Aku berkeliling kota dan ada beberapa bandit yang menyerangku,” setelahnya terdengar suara hembusan napas yang dapat melegakan.

“Bandit?! Apakah kau terluka parah?!” Ares mencemaskannya. Pemuda itu melihat ke arah lengan Yohanes yang terbalut dengan kain. “Lenganmu!!” Paniknya.

“Aku baik – baik saja. Untung saja ada yang menolongku,” Lily adalah penolong yang dimaksud oleh Yohanes.

“Siapa yang sudah menolongmu, kak. Aku harus sampaikan rasa terima kasihku, karena sudah menyelamatkanmu.”

“Dia salah satu makhluk ciptaan Tuhan. Hatinya baik. Kalau tidak ada dia, mungkin aku sudah tidak berada di sini.”

Ares mengajak Yohanes masuk ke dalam dan hendak mengganti kain perban yang membalut lengannya.

“Kau menginap di tempatku semalam… Dan sengaja menungguku?” Tanya Yohanes.

“Tidak. Aku baru datang pagi ini. Sudah menjadi tugasku selalu mengantarkan sarapan untukmu. Secara kebetulan kau datang di saat aku sudah ada di sini,” pungkas Ares sembari mengganti perban di lengan Yohanes.

“Jangan sampai Pater Eugenius mengetahui apa yang sudah terjadi. Aku tidak ingin membuatnya khawatir.”

Mendengar Yohanes menyebut nama Eugenius, Ares teringat sesuatu.

“Pater Eugenius ingin bertemu denganmu hari ini. Ada yang ingin disampaikannya langsung.”

“Aku akan segera ke sana!”

Ares selesai mengganti perban di lengan Yohanes. “Kak Yohanes, bisakah kau berjanji padaku…” Yohanes langsung menatap Ares intens.

“Aku ingin kau benar – benar menjaga dirimu dan jangan sampai terluka kembali. Belum genap satu tahun kau berada di sini, tapi sudah terlalu banyak kejadian yang menimpa dirimu.”

Yohanes tersenyum dan membalas, “Semua ini terjadi juga bukan karena kehendakku, Ares. Aku selalu berusaha melindungi diriku. Tetap saja, semua ini memang sepertinya harus terjadi.”

“Setelah sekian lama kita berpisah, ketika bertemu kembali aku ikut bersyukur dengan jalan pilihanmu, menjadi seorang pastor. Tapi, aku tidak ingin jika apa yang sudah menjadi pilihanmu ini malah justru mencelakaimu.”

“Kau terlalu mengkhawatirkanku. Ini sudah menjadi risiko, aku harus menerima dan menghadapinya. Memang tidak mudah ikut berperan dalam mengemban misi di jalan Tuhan. Tapi aku percaya dengan semua rencana-Nya.”

Ares menghela napasnya pasrah. “Aku tidak ingin kehilanganmu lagi, kak Yohanes. Kau adalah satu – satunya keluargaku.”

Yohanes memberikan pelukan hangat untuk Ares. Semakin erat pelukannya menandakan bahwa mereka saling menyayangi dan mengasihi.

##########

Setelah dirinya pulih, Yohanes pergi menemui Eugenius di biara, tidak di kediamannya.

Dalam pikiran Yohanes mencoba menerka, apa yang akan diobrolkan Eugenius dengannya. Pasti sesuatu hal yang sangat serius. Tidak biasa, Eugenius mengajaknya bertemu tidak di kediamannya.

Yohanes menuju ke ruang suster kepala yang di sana sudah ada Eugenius, menunggu kedatangannya.

“Yohanes… Silakan duduk,” Eugenius mempersilahkannya.

“Terima kasih, pater,” balasnya.

Yohanes melihat dari raut wajah Eugenius dan suster kepala sangat mengkhawatirkan seuatu yang mungkin sudah terjadi dan akan terjadi lagi.

Eugenius memberikan beberapa foto kepada Yohanes. Sang pastor muda mengamati foto tersebut dalam keseriusannya.

Foto – foto tersebut menunjukkan hasil pengamatan dari tim gereja. Seseorang yang sudah terkena nafas iblis dan harus segera menerima eksorsisme. Terdapat tanda salib terbalik di tengkuknya.

“Kabarnya dia baru pindah ke desa ini,” kata Eugenius. “Pagi tadi kami baru menerima kabar dan laporan dari keuskupan mengenai kasus ini,” lanjutnya.

“Kita harus segera bertindak, Pater Yohanes,” sahut suster kepala. “Sebelum semuanya semakin memburuk dan membahayakan kita semua,” sambungnya.

“Aku akan segera mengurusnya,” ujar Yohanes.

“Bukan hanya kau. Tetapi kita semua juga akan ikut berperan,” tutur Eugenius.

“Tunggu! bukankah Pater Eugenius dan suster kepala belum pernah melakukan pengusiran roh…”

“Kami akan mendampingimu, Yohanes.”

“Ini terlalu berbahaya. Dan aku tidak bisa mengikut sertakan kalian dalam hal ini.”

“Bukankah sudah menjadi kewajiban kami untuk membantumu,” sanggah suster kepala.

“Aku bisa menghargai niat baik kalian. Tetapi, melakukan praktik eksorsisme hanya mereka yang terpilih secara istimewa dan mendapat izin,” menurutnya. Yohanes berusaha menolak tawaran Eugenius dan suster kepala demi keselamatan. Yang dimaksud terpilih istimewa adalah mereka yang memiliki anugerah sebuah kelebihan khusus dari Tuhan.

Yohanes tidak mungkin membiarkan Eugenius dan suster kepala melakukan hal yang belum pernah sama sekali di embannya. Pengalaman sangat dibutuhkan dalam hal pengusiran roh.

“Keuskupan telah mengambil keputusan, Yohanes,” sahut Eugenius.

Yohanes menghela napasnya pasrah. “Kau juga bisa mengajak rekanmu yang sempat membantumu,” tukas Eugenius.

Sebuah kalimat yang menggugah emosi Yohanes. Tidak mungkin dirinya melibatkan Lily jika Eugenius dan suster kepala ikut turun tangan mengatasi permasalahan pengusiran roh.

Yohanes sengaja merahasiakan Lily agar tidak timbul perpecahan. Pastor muda itu sadar, jika yang menjadi pilihannya ini telah menentang gereja dan kode etiknya sebagai seorang pastor.

“Bagaimana jika urusan ini menjadi tanggung jawabku sepenuhnya bersama rekanku. Aku akan berbicara dengan Uskup Agung,” kata Yohanes. “Melakukan hal ini butuh pengalaman. Bukan berarti aku menghalangi kalian untuk turut andil.”

“Uskup Agung berkata, kau belum membicarakan perihal rekanmu. Apakah kau sengaja menyembunyikannya dari kami?” Tanya Eugenius.

“Rekanku hanyalah makhluk biasa seperti kita. Hanya…” Yohanes menghentikan perkataannya. “Dia memang bukan seorang diaken. Tetapi, kemampuannya dapat menandingi roh jahat,” sambungnya.

Eugenius dan suster kepala berpikir. Siapa gerangan rekan dari Yohanes yang dinilai sangat kuat itu.

“Biarkan kami ikut serta membantumu, Pater Yohanes,” suster kepala berusaha membujuk Yohanes.

“Kita harus menghadapinya. Dan kami tidak akan membiarkanmu melakukannya sendirian. Kami juga mengkhawatirkan keselamatanmu,” sahut Eugenius. “Terakhir kali kau melakukannya, kau kembali dengan kondisi yang memprihatinkan,” lanjutnya.

“Semua itu terjadi di luar kendaliku, Pater Eugenius,” balas Yohanes.

“Kau mengkhawatirkan keselamatan kami untuk ikut serta. Bisa kau terangkan siapa gerangan rekanmu itu. Maka kami tidak perlu mencemaskanmu,” ujar suster kepala. Eugenius langsung memalingkan pandangannya menatap suster kepala.

“Dia sedikit berbeda. Roh Kudus memberinya anugerah berupa kelebihan yang manusia biasa tidak miliki,” jelas Yohanes, tersirat.

Dengan berbekal iman, siapa saja dapat melakukan hal yang berhubungan dengan pengusiran setan. Tetapi, kebanyakan dari mereka, hanya dia yang benar – benar mengabdikan dirinya sepenuh jiwa raga untuk menyelamatkan umat manusia dari pengaruh iblis, yang dapat melakukannya.

Hal yang menjadi pemberat di pikiran Yohanes adalah belum pernah melakukannya, belum tentu tidak bisa mempraktikkannya. Butuh banyak pertimbangan mengenai hal tersebut karena sangat dapat membahayakan diri sendiri. Tidak semua dari mereka yang mengabdi di jalan Tuhan dapat melakukannya. Tuhan menganugerahkan secara khusus kemampuan tersebut. Yohanes adalah salah satunya.

Episodes
Episodes

Updated 39 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!