Episode 17: Ternyata Hanya Mimpi

Malam ini sedikit lebih tenang. Tidak ada badai bahkan hembusan angin pun terasa seperti telah terkendalikan. Bulan tidak berwujud penuh, tetapi sinarnya tidak menggelapkan kondisi bumi. Bintang tidak banyak bertaburan, tapi mampu membuat langit tampak indah.

Di balik jendela dengan kerangka kayu tanpa kelambu, terlihat sesosok manusia sedang tertidur di atas ranjangnya. Sang pastor muda yang sedang tertidur tanpa mengeluarkan suara dengkuran. Napasnya bergerak secara teratur.

Sebuah perjalanan tidur yang sangat dekat dengan kedamaian. Posisi tidur yang paling tenang adalah dengan tidak melakukan aktivitas di alam mimpi.

Tepat di hadapannya, sedang berdiri vampir wanita yang memandanginya. Dalam pikirnya, merindukan bagaimana rasa kantuk dapat menyerang. Dirinya tidak pernah lagi merasakan bagaimana rasa lelah dan kantuk dapat menjadi bagian dari variasi hidupnya. Selain nafsu ingin menguasai darah, tidak ada yang lain.

Vampir wanita itu mendekatkan wajahnya ke leher sang pastor sembari mencium dan merasakan aroma tubuhnya.

“Harum sekali…” Monolognya lirih di sela desahannya. Vampir wanita itu menikmati aroma darah yang dapat menggugah nafsunya. Seketika itu, kedua taringnya mencuat keluar.

Sebentar setelahnya kedua mata pastor muda itu terbuka dan menelisik di setiap sudut ruang kamarnya. Rupanya, dia dapat merasakan jika ada yang memperhatikannya ketika sedang tidur.

Dilihatnya tidak ada siapa – siapa, hanya dirinya sendiri di kamar itu. Sang pastor bangkit memeriksa. Pintu kamarnya masih terkunci, tetapi tidak dengan jendela kamarnya yang telah terbuka.

Pastor muda itu berbalik badan dan terkejut melihat sosok yang sudah berdiri di hadapannya.

“Lily!!” Serunya. “Bagaimana kau bisa… Mau apa datang ke sini?!” Paniknya.

Setelahnya, sang pastor teringat sesuatu. Hari ini dirinya lupa memberi makan teman vampirnya itu.

“Oh Tuhan… Aku telah melupakanmu, Lily maafkan aku,” ucapnya.

“Yohanes!!” Lily berjalan dengan langkah cepat mendekatkan tubuhnya kepada Yohanes. Kedua mata Yohanes terbelalak, tubuhnya terkesiap, Lily seperti ingin menyerang dirinya.

Langsung, Lily merangkul Yohanes dengan melingkarkan kedua tangannya di leher pastor muda itu.

Kedua mata Lily terpejam tatkala merasakan aroma tubuh Yohanes. Lebih tepatnya, Lily mencium aroma darahnya.

“Yohanes… Aku lapar!!” Kalimat yang diucapkan sambil sedikit mendesah.

Degup jantungnya tiba – tiba saja tergugah, meningkatkan irama pacuannya. Yohanes baru teringat jika Lily adalah seorang vampir yang haus akan darah. Setelah menyadarinya, segera Yohanes melepaskan paksa pelukan Lily.

“Lily aku akan memberimu satu ekor domba untuk makan malammu,” Yohanes menelan salivanya. Tentu saja, bulu romanya sedang meremang saat ini. Tubuhnya bergidik ngeri.

Lily mendapati jika Yohanes seperti ketakutan melihatnya. Lily mengambil langkahnya mundur kemudian berbalik badan seraya berkata, “Maaf Yohanes. Aroma tubuhmu sangat membuatku bernafsu ingin menghisap darahmu. Bau darahmu sangat menggugah seleraku,” ungkapnya sembari memeluk sendiri tubuhnya.

Yohanes berpikir keras. Dirinya harus segera menemukan cara untuk menenangkan Lily, dengan mengalihkan perhatiannya.

“Tidak, Lily. Kau harus bisa menahannya. Ini memang salahku karena hari ini aku melupakanmu. Aku akan mengantarmu ke kandang ternak,” bujuknya.

“Darah hewan itu tidak akan pernah sanggup memuaskanku. Aku ingin… Aku ingin darah manusia,” pintanya yang menggebu.

“Tidak! Aku akan menentangmu. Aku tidak akan membiarkanmu mencelakai manusia,” tegas Yohanes.

“Maafkan aku Yohanes. Aku benar – benar tidak bisa menahannya. Pertama kali aku mencium aroma darah manusia, aku terbuai dan sangat tergoda untuk menghisapnya.”

Yohanes meraih lengan Lily dan membalik tubuh vampir wanita itu menghadap ke arahnya.

“Lily dengarkan aku, kau harus bisa menahan nafsumu terhadap manusia! Ingat, kau sudah berjanji untuk patuh kepadaku,” Yohanes semakin tajam dan dalam menatapnya.

“Tapi aku sangat tersiksa Yohanes. Izinkan aku sekali mencicipinya,” rintihnya memohon.

“Tidak! Sampai kapan pun tidak akan kubiarkan kau mengusik atau bahkan sampai menyentuh manusia.”

Sekali mencicipi darah manusia, akan menjadi seperti heroin bagi Lily. Sekali menghisapnya tidak hanya menciptakan rasa nikmat, akan menjadikan vampir semakin candu hingga tidak dapat mengendalikan dirinya.

“Ternyata kau sama saja seperti mereka yang telah membuatku seperti ini...” Lily mulai meluapkan amarahnya.

“Bukan seperti itu maksudku. Lily, tolong percaya padaku. Aku sedang mencari cara untuk menyembuhkanmu. Tenangkan dirimu,” Yohanes berusaha menegosiasinya.

Apakah vampir wanita itu tidak sadar, betapa bahayanya dia bagi manusia. Sakau telah menyerang Lily akibat tidak bisa menahan nafsunya akan darah manusia.

“Lalu, apa yang membuatku harus percaya padamu?!”

Yohanes menghela napasnya. Ini semua salahnya. Dirinya telah ceroboh dengan tidak sengaja mengingkari janjinya.

“Bukankah selama ini aku selalu membiarkanmu… Tapi, jika aku tahu kau mencelakai manusia. Aku akan samakan nasibmu dengan mereka yang menjadi lawanku,” lidah sang pastor semakin tajam dalam berucap, mengancam.

Maksud dari perkataan Yohanes sangat mudah untuk dicerna bagi otak vampir wanita itu. Jelas saja, hanya kemusnahan yang akan dihadapinya.

Yohanes sukses membuat Lily merasa ketakutan. Dirinya pernah secara langsung melihat bagaimana kekuatan jahat yang sangat besar dapat dikalahkan oleh pastor muda itu, lalu bagaimana dengan dirinya. Sudah pasti, akan jauh lebih mudah.

“Maafkan aku Yohanes. Aku melanggar janjiku padamu,” Lily meraih tubuh Yohanes dan langsung menerkamnya.

Lily mengeluarkan taringnya dan tanpa segan menggigit leher Yohanes. Menghisap darahnya. Teriakan dan rintih kesakitan sangat nyata dirasakan oleh Yohanes.

Samar terdengar suara seorang laki – laki yang memanggil namanya.

“Kak Yohanes!!! Kak Yohanes!!” Serunya sedikit berteriak.

Yohanes tersentak dari tidurnya, terbangun dengan napas yang tersengal dan seluruh keringat yang telah membanjiri tubuhnya. Hembusan napasnya memburu kasar.

“Kak Yohanes kau tidak apa – apa?!” Tanya Ares yang sudah duduk di tepi ranjang Yohanes. Pemuda itu terlihat panik.

“Apa yang sudah terjadi padaku?” Tanya Yohanes.

“Tadinya aku hendak mengantarkan makanan untukmu sarapan pagi. Lalu, aku mendengar teriakanmu. Kau mengigau dalam tidurmu. Apakah kau memimpikan sesuatu yang sangat mengerikan?”

Yohanes mendesah dan menghela napasnya, merasa lega ‘Ternyata hanya mimpi’ Gumamnya dalam hati. Mimpi yang sangat dekat dengan kondisi nyata.

Yohanes mengusap wajahnya setelahnya berkata, “Aku memimpikan hal yang sangat menakutkan,” ungkapnya.

“Sudah… Jangan kau ingat lagi. Sekarang, sebaiknya kau segera berbenah diri kemudian sarapan. Aku sudah meletakkannya di atas meja,” Yohanes mengangguk, membalas Ares.

“Aku akan pergi ke kandang,” pamitnya.

“Terima kasih, Ares.”

“Sama – sama, kak,” Ares tersenyum sembari membalasnya.

Yohanes merasa jika mimpinya semalam terasa sangat nyata. Bagaimana bisa bunga tidur seperti merepresentasikan kenyataan. Apakah dirinya terlalu takut dengan apa yang sudah menimpanya baru – baru ini? Kekhawatirannya yang menyerang, sangat mengganggu pikirannya.

Sejauh ini, semuanya berjalan dengan baik. Tidak ada efek samping yang serius setelah dirinya melakukan praktik eksorsisme beberapa waktu lalu. Bahkan, Lily sudah berada di bawah kendalinya. Sebuah pertanyaan besar, kenapa dirinya bisa memimpikan hal tersebut. Apakah sebuah pertanda dari Tuhan, jika dirinya harus lebih waspada. Atau sebuah pesan dari Tuhan, bahwa dirinya telah mengambil keputusan yang salah, menjadikan vampir wanita itu teman.

Episodes
Episodes

Updated 39 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!