Masih di bandara, mereka kini menunggu jemputan.
"Kak, itu mobilnya." ucap Sheila tiba tiba.
"Non Sheila." ucap pak Rudi memangil Sheila.
"Pak Rudi, apa kabar." tanya Sheila.
"Baik non, non Nayla apa kabar." tanya pak Rudi.
"Baik juga pak, ayok pak kita jalan." ucap Nayla.
Dalam perjalanan menuju villa, para kedua sahabat itu pun semakin bingung.
"Pak, kata papa sama mama 2 hari lagi akan menyusul kesini." ucap Sheila.
"Waaah, bakalan rame dong villa non. Sudah lama soalnya bapak dan ibu tidak kemari." ucap pak Rudi.
"Iya pak." ucap Sheila.
"Non kenapa pake masker dari tadi." tanya pak Rudi kepada Sheila.
Namun yang menjawab bukan Sheila, akan tetapi Nayla.
"Dia lagi flu pak," ucap Nayla.
Sheila mendengus kesal.
"Apa ini sudah waktunya sahabat ku tau siapa aku." batin Nayla.
Nayla termenung.
"Nay, kamu kok diam saja." tanya Sila.
"Kamu sakit Nay." tanya Nadin lagi.
"Gak kok, hanya lelah saja." ucap Nayla asal.
35 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di villa.
"Nay, ini bukannya villa punya pak Tama." tanya Sila yang tau dengan Tama.
"Emang puu....." ucap Sheila terhenti ketika mulutnya di bekap oleh Nayla.
"Emang pu apa Sheila." tanya Nadin penasaran.
"Sudah yuuk masuk, pasti sudah lelah juga. Hari ini kita istirahat dulu. Kamar kalian berdua di sini ya, aku dan sheila di depan sana." ucap Nayla.
"Oke." ucap keduanya.
Sampai di dalam kamar, Sila dan Nadin beristirahat.
Sementara Nayla berbicara dengan adiknya.
"Dek, kakak mohon, saat ini kakak belum bisa memberitahu mereka siapa kakak. Kakak takut mereka kecewa." ucap Nayla.
"Maaf kak." ucap Sheila menunduk.
"Sudah gak apa apa, nanti tunggu mama dan papa datang baru kakak akan menjelaskan semuanya." ucap Nayla.
"Iya kak, maaf ya kak." ucap Sheila.
"Ya sudah kamu mandi dulu sana, habis itu istirahat." ucap Nayla.
Sheila pun mengangguk.
Nayla berjalan menuju dapur,
Ia melihat istri pak Rudi sedang membuat makanan.
"Bik Ijah." ucap Nayla.
"Ya ampun non Nayla, apa kabar." ucap bik Ijah.
"Sehat bik, Nay kangen sama bibik." ucap Nayla.
Tanpa rasa canggung Nayla memeluk bik Ijah.
Itu semua pun tak luput dari pandangan kedua sahabat Nayla.
"Sil, elo ngerasa seperti ada yang di sembunyiin oleh Nayla gak sih." ucap Nadin tiba tiba.
"Din, gue juga ngerasa gitu, tapi apa ya Din." ucap Sila.
"Entah lah, aku juga tidak tau, tapi jika iya, aku akan meminta penjelasannya." ucap Nadin.
Mereka pun mendekat,.
"Nay, gue laper." ucap Sila.
"Eeeh kalian, bik ada makanan apa." tanya Nayla.
"Ini bibik lagi masak ayam semur, tinggal sedikit lagi non, non tunggu saja di ruang makan." ucap bik Ijah.
"Oke bik." ucap mereka.
Sheila pun menelpon mamanya.
"Ma, adek sudah sampai." ucap Sheila.
"Syukurlah dek, kakak mu mana." tanya mama Wulan.
"Lagi asik sama temen temennya ma." ucap Sheila.
"Ma, mama cepetan kesininya ya ma." ucap Sheila tiba tiba.
"Ada apa dek." tanya mama Wulan.
"Adek gak bebas mau ngapa ngapain, adek di suruh ngikuti kata kakak, ini bukan liburan ma namanya, tapi penyanderaan.." ucap Sheila.
Mama Wulan dan papa Tama pun tertawa terbahak bahak.
"Mama sama papa kok malah di ketawa." ucap Sheila semakin kesal.
"Kamu itu ada ada aja dek, gak mungkinlah kakak kamu menyandera kamu." ucap papa Tama.
"Pokoknya papa dan mama cepetan kesini." ucap Sheila dan langsung mematikan ponselnya.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments