Pukul 17.05 wib.
Mama Wulan dan Nayla baru saja sampai di rumah,
Sementara papa Tama dan Sheila sudah tiba dari 20 menit yang lalu.
"Ma, Nay langsung ke kamar ya ma. Mau mandi langsung." ucap Nayla.
"Iya kak." ucap mama Wulan.
Sheila yang melihat mama Wulan baru masuk sendirian pun nyamperin mama Wulan.
"Mama, tadi adek beli bakso dengan papa. Nanti kita makan bareng ya ma." ucap Sheila.
"Iya dek, mama mandi dulu sebentar, papa mana." tanya mama Wulan sambil berjalan.
"Di kamar sepertinya ma." ucap Sheila.
"Adek tunggu sebentar ya, nanti panggil kakak juga, kakak lagi mandi di kamar." ucap mama Wulan.
"Iya ma." ucap Sheila.
Sheila pun menuju kamar Nayla.
"Kak, kakak.." teriak Sheila.
Nayla yang sedang mandi tidak mendengar adiknya memanggil manggilnya.
Sheila yang tidak sabar pun masuk kedalam kamar Nayla yang tidak di kunci.
Ia melihat laptop nayla masih menyala.
Tiba tiba ada email masuk dari Rayhan.
Sheila yang penasaran pun langsung membukanya dan membacanya.
Message From Rayhan :
"Nay, kapan ada waktu, aku ingin mengobrol dengan mu, setiap kali aku mengajakmu pasti selalu sibuk."
"Siapa Rayhan." batin Sheila.
Tiba tiba Nayla keluar dengan pakaian santainya.
Ia melihat Sheila di depan laptopnya, dan memperhatikan sesuatu.
"Kamu ngapain dek." tanya Nayla.
Sheila pun terkejut.
"Eeeemmmmpp, gak ngapa ngapain kak. Nunggui kakak buat makan bakso, adek tunggu di bawah kak," ucap Sheila langsung berdiri dan buru buru keluar dari kamar Nayla.
Nayla yang curiga pun mendekat ke arah laptopnya.
Ia melihat email yang sudah terbuka, dan email itu terkirim dari 3 menit yang lalu.
Nayla menghela napasnya.
"Pasti Sheila sudah membacanya." ucap Nayla.
Nayla send message to Rayhan :
"Maaf Ray, aku benar benar sibuk. Tapi aku janji bakalan ngobrol dengan kamu tapi tidak dalam waktu dekat ini, nanti aku kabari kembali."
Lalu Nayla mematikan laptopnya.
"Dasar Sheila, selalu saja buat aku kesal. Gara gara dia jadi aku harus membalas email gak penting ini." ucap Nayla.
Nayla pun kebawah, ia sangat kesal dengan adiknya itu. Sehingga Nayla hanya diam saja.
"Kak, kamu kenapa, sakit lagi." ucap mama Wulan.
Tama pun langsung memperhatikan Nayla.
"Mampus aku, sepertinya kakak tau aku membuka emailnya." batin Sheila sambil menunduk.
Nayla menggeleng.
Ia menjadi tidak selera makan.
"Ma, pa, Nay masih kenyang, Nay ke kamar dulu ya." ucap Nayla.
Nayla pun bangkit dari duduknya dan menuju kamarnya.
Sampai di dalam kamar, Nayla mengunci pintu kamarnya.
Sementara di ruang makan,
"Dek, kamu ngapain kakak." tanya papa Tama.
"Eeem, gak ngapa ngapain pa." ucap Sheila terbata bata.
"Jujur dek." ucap mama Wulan.
"Ta . .tadi .. . .tadi adek buka email kakak ma, pa, adek penasaran siapa Rayhan." ucap Sheila.
Mama Wulan dan papa Tama saling menatap dan menghela napasnya.
"Sekarang kamu minta maaf dengan kakak kamu." ucap papa Tama sedikit meninggi.
Sheila yang terkejut pun meneteskan air matanya.
"Ma." ucap sheila sambil meneteskan air matanya.
Mama Wulan mengangguk.
Sheila pun kini sudah berdiri di depan pintu kamar Nayla.
"Kak." ucap sheila sambil mengetuk pintu.
Nayla yang mendengar pun membiarkannya, ia sudah merasa kesal dengan kelakuan Sheila yang suka kepo.
"Kak." ucap Sheila lagi.
Nayla yang tidak tega pun akhirnya membuka pintu dan membiarkan Sheila masuk.
"Kak, adek mau minta maaf." ucap Sheila masih meneteskan air matanya.
Nayla tau jika Sheila sudah menangis pasti di marahi papanya.
"Kak." ucap Sheila.
Nayla masih berdiam diri di depan pintu kamar.
Nayla pun menarik napasnya.
"Iya sudah, jangan menangis. Tapi jangan ganggu kakak dulu." ucap Nayla.
Sheila pun memeluk Nayla
"Sudah, sana pasti mama dan papa nungguin kamu." ucap Nayla.
"Iya kak, sekali lagi maaf, adek sudah membuka dan membaca email di laptop kakak." ucap Sheila.
"Lain kali jangan di ulangi lagi." ucap Nayla.
"Iya kak." ucap Sheila.
Sheila pun meninggalkan Nayla.
Nayla kembali mengunci pintu kamarnya.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments