Kelakuan Sheila membuat mama dan papanya menggelengkan kepalanya.
Mereka menikmati kue yang di bawa oleh Tama.
Tiba tiba ponsel Tama berbunyi.
"Siapa pa?" tanya Wulan.
"Gak tau ma, nomernya gak ada tersimpan." ucap Tama.
"Coba angkat saja pa, mana tau penting." ucap Wulan.
Tama pun mengangkatnya.
"Hallo." ucap Tama.
"Hallo Tama, ini aku Roy." ucap Roy.
"Oohh kamu Roy, aku kira siapa tadi roy." ucap Tama.
"Aku ingin mengajak kamu bertemu besok, apa bisa?" tanya Roy.
"Kalau siang bagaimana Roy, sekalian makan siang dan mengobrol, pagi aku ada meeting sebentar." ucap Tama.
"Baiklah Tama, aku tunggu, nanti tempatnya aku kirimkan kepada kamu." ucap Roy.
"Ya, baiklah, aku tunggu kabar dari kamu." ucap Tama.
Panggilan pun terputus.
"Siapa pa." tanya Wulan.
"Ini Roy ma, ngajak bertemu besok." ucap Tama.
Selesai Roy menelpon, Tama mendekat ke meja makan lagi, ternyata Sheila dan Nayla pun sudah selesai makan kue.
"Kak, apa masih sakit." tanya papa.
"Gak pa, sudah mendingan kok." ucap Nayla.
"Kakak itu harus banyak istirahat, jangan mikirin kuliah sampai lupa makan." ucap papa Tama.
"Iya pa, lain kali Nay akan memperhatikan pola makan." ucap Nayla.
"Malam ini mau makan apa." tanya mama Wulan.
"Terserah mama saja,." ucap papa Tama.
"Adek, kakak." ucap mama Wulan.
"Iya ma, terserah mama saja." ucap Sheila dan Nayla.
"Ya sudah, nanti mama pesan sama bibik untuk membuat sop dan lain lain." ucap mama Wulan.
Nayla mempunyai alergi terhadap seafood. Maka dari itu terkadang hanya memasak seafood sedikit saja.
Lain halnya dengan Sheila yang sangat menyukai seafood.
Tidak terasa sudah pukul 19.15 wib
Kini mereka sedang menikmati makan malam bersama,
Selesai makan malam, mama Wulan tidak lupa mengingatkan Nayla untuk minum obat.
"Kak, besok kuliah." tanya papa.
"Iya pa, tapi siang." ucap Nayla.
"Papa gak bisa antar kakak besok, papa sudah ada janji dengan om Roy." ucap papa Tama.
"Gak apa apa pa, Nay bawa mobil saja besok." ucap Nayla.
Mereka pun mengobrol, sementara Sheila sibuk dengan ponselnya, ia asik bermain game.
"Adek jangan main game saja, belajar sana, lihat kakak mu ini, selalu mementingkan belajar." ucap papa Tama.
"Sebentar lagi pa, nanggung." ucap Sheila.
"Ma, lihat tu anak mama." ucap papa Tama.
"Anak papa juga pa." ucap mama Wulan.
Sontak saja mereka semua tertawa.
Sementara di rumah Roy.
"Al, kapan kamu akan menikah." ucap Roy kepada anaknya.
"Pa, jangan bahas itu terus, nanti jika waktunya juga Al akan menikah pa." ucap Al.
"Sampai kapan Al, dan satu lagi, papa juga akan tidak menyetujui jika kamu menikah dengan kekasih kamu yang tidak beres itu." ucap Roy sedikit meninggi.
"Pa, Abel anak yang baik pa." ucap Al membela Abel.
"Kamu sudah di butakan dengan cinta Al. Coba buka mata dan hati kamu, siapa sebenarnya Abel." ucap papa Roy.
Hening sejenak,
Mama Vina pun pusing di buat dengan perdebatan anak dan papa nya itu .
"Al, mungkin papa mengetahui sesuatu, dan sekarang umur kamu sudah 25 tahun nak." ucap mama Vina.
"Ma, pa, Al punya pilihan Al sendiri." ucap Al.
"Pokoknya papa tidak setuju." ucap papa Roy.
Roy pun meninggalkan al bersama mama Vina.
"Ma." ucap Al.
"Menurut lah dengan perkataan papa kamu Al, ini demi kebaikan kamu kedepannya." ucap mama Vina.
Vina pun meninggalkan Al sendirian.
Al pun menuju kamarnya.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments