Pagi pukul 07.10 wib di rumah Tama.
Mereka sedang sarapan bersama sambil bercerita.
"Kamu berangkat jam berapa kak." tanya papa Tama.
"Jam 8 pa, ada kuliah pagi sampai siang, kakak bawa mobil sendiri nanti pa." ucap Nayla.
"Gak di antar aja kak." ucap papa Tama.
"Kakak ada janji dengan temen pa mau pergi sebentar nanti." ucap Nayla lagi.
Papa Tama hanya mengangguk mengerti.
"Hati hati nanti bawa mobilnya kak, jangan ngebut." ucap mama Wulan.
"Iya ma." ucap Nayla.
"Kalau begitu kami duluan ya kak." ucap papa Tama.
Nayla mengangguk.
"Kak, adek sekolah dulu." ucap Sheila yang manja.
"Iya, sekolah yang pintar, biar gak kepo." sindir Nayla.
Sheila yang tersindir pun mendengus kesal.
Selesai sarapan Tama, Wulan dan Sheila berangkat. Mereka mengantar Sheila terlebih dahulu.
Jam pun sudah pukul 08.00 wib.
Nayla sudah dalam perjalanan ke kampus.
Sampai di kampus, Nayla sudah di sambut dengan kedua sahabatnya.
"Nay, Rayhan nanyain elo dari tadi." ucap Sila.
Nayla pun gak menanggapi ucapan Sila.
"Sudah masih pagi, jangan membuat nyonya satu ini bad mood." ucap Nadin.
Mereka pun tertawa.
Sampai di dalam kelas, mereka duduk di kursi masing masing.
Tidak lama dosen pun datang.
Satu setengah jam lamanya, akhirnya kelas selesai. Mereka masih ada 1 jam kelas lagi setelah ini.
Mereka istirahat terlebih dahulu di kantin.
"Nanti mau makan di mana." tanya Nayla.
"Ngikut aja kamu mau bawa kami kemana." ucap Nadin.
Nayla mengangguk.
Ia sengaja membawa mobil yang tidak terlalu mahal. Mobil ini adalah mobil kesayangannya.
Padahal Nayla mempunyai mobil sport edisi keluaran terbaru yang hanya sesekali di pakainya.
Dan mobil itu di pakai ketika orang tuanya meminta dia hadir di sebuah acara perusahaan.
Pukul 12.45 wib.
Kelas kedua pun di mulai.
Mereka hanya sampai pukul 13.45.
Selesai kelas ke dua, mereka langsung pergi menuju cafe yang sangat terkenal dan hanya untuk anak orang kaya.
"Nay, elo gak salah bawa kita kesini." ucap Sila.
Nadin pun juga terkejut.
"Elo pada gak percaya gue bisa bayarnya." ucap Nayla sambil tertawa.
Sila dan Nadin mengangguk serentak.
Padahal mereka juga was was.
Nayla pun tertawa.
"Ayoo masuk." ajak Nayla
Mereka pun masuk dan memesan makanan.
"Bentar gue ambil ponsel gue dulu di mobil." ucap Nayla.
"Oke." hawab mereka berdua serentak.
Ketika Nayla ingin keluar, Nayla menabrak seorang laki laki yang mempunyai wajah tampan, tinggi, dan sempurna.
"Maaf." ucap Nayla.
Laki laki itu hanya diam saja tanpa ingin membuka kaca mata hitamnya.
"Lain kali kalau jalan pakai mata." ucap laki laki itu dan pergi masuk.
"Dimana mana jalan pakai kaki." ucap Nayla kesal.
Nayla pun menuju mobilnya.
Ia mengambil ponsel yang tertinggal di mobil.
Nayla pun kini sudah kembali kepada kedua sahabatnya. Mereka mengobrol sambil makan.
Sementara Al sudah bersama dengan Abel.
"Abel, ada yang mau aku bicarakan." ucap Al serius.
"Kamu mau bicara apa Al." tanya Abel.
"Aku, aku di jodohkan." ucap Al.
"Whaaaaat." ucap Abel terkejut.
"Maafkan aku Bel, tapi kita harus putus.,aku tidak bisa menolak keinginan kedua orang tua ku. Aku harap kamu mengerti posisiku saat ini." ucap Al dengan hati hati.
"Al, kamu nyerah dengan hubungan kita yang sudah lama ini." ucap Abel.
"Aku ingin tidak menyerah Bel, tapi aku tau ucapan papa gak main main. Aku sangat mencintai kamu, dan aku juga bingung harus apa." ucap Al.
"Aku kecewa sama kamu Al. Aku kira kamu ingin mengajak ku berjuang." ucap Abel emosi.
Abel yang sudah emosi pun segera menyiram Al dengan minumannya dan segera pergi.
Al hanya bisa memijat kepalanya yang sedikit pusing.
"Maaf kan aku Bel, maaf saat ini aku benar benar bingung." batin Al.
Nayla dan teman temannya yang melihat kejadian itu pun tertawa.
"Mampus elo." ucap Nayla.
Dan mereka pun tertawa lepas.
Al pun melihat Nayla yang tertawa dan segera pergi.
"Emang kamu kenal dengan dia." tanya Nadin.
Nayla menggeleng.
"Lalu kenapa kamu sepertinya senang banget nay." ucap Sila bingung.
Nayla pun masih tersenyum.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Hanisah Nisa
lanjut
2024-01-04
1