Kalimat Wei Chan saat itu sungguh membuat semua orang berpikir, bahkan sang kaisar sendiri terdiam dibuatnya.
Tapi di saat dirinya hampir membuat seluruh situasi berpihak padanya, sungguh suatu hal yang tidak terduga karena permaisuri justru membela Yu Jia.
“Xiao Chan, kamu tidak boleh memojokan seseorang seperti itu. Aku tidak tau siapa yang benar dan yang salah, tapi kalimatmu barusan akan memprovokasi sesuatu yang tidak diinginkan.”
“Aku tidak ingin keributan ini terus berlanjut. Minta maaflah pada Jia’er sekarang.”
Wei Chan hanya terdiam dan memberi hormat pada Nyonya Xin.
“Xiao Chan hanya berusaha membela diri. Bukan salahku semua ini terjadi. Nona Yu yang memulainya.”
“Tapi tindakanmu yang mendorong Jia’er adalah sesuatu yang dilihat oleh semua orang. Kamu harus minta maaf untuk itu.”
Wei Chan hanya menggigit bibirnya dan menggertakan giginya dan menatap sinis Yu Jia. Dengan sangat terpaksa dia memberi hormat dan meminta maaf pada Yu Jia.
“Nona Yu, Xiao Chan meminta maaf atas tindakan yang tak sopan itu.”
Meskipun kelihatannya minta maaf, tapi matanya sama sekali tidak menunjukkan ekspresi menyesal sedikitpun.
Panglima Bai Luohan sedikit terkejut menyaksikan akhir dari semua tontonan menarik tersebut.
“Kenapa Nona Xin justru membelanya. Jika dilihat dari cara pandang dan sudut gadis itu, jelas Nona Yu memang sengaja.”
“Apa yang membuatnya begitu membelanya?”
Tapi kegaduhan masih belum sepenuhnya selesai. Tidak mungkin drama itu bisa selesai hanya dengan permintaan maaf dari seorang Wei Chan.
Terlebih, para menteri yang mencari muka pada pemimpin masih di sana. Salah seorang menteri berkata pada Wei Chan.
“Nona Wei, kamu mungkin masih baru di sini. Tapi kamu adalah pelayan dari seorang permaisuri sekarang. Jaga sikap dan ucapanmu barusan, mengerti?”
“Itu benar, Nona Wei. Jika kamu berkata bahwa semua orang mencoba untuk berhenti menggunakan akal sehat dan takut dihukum, bukankah tindakanmu barusan yang menyalahi hukum?”
“Benar! Pelayan yang berasal dari jalanan memang tidak pernah mengenyam pendidikan tata krama sebelumnya. Sangat wajar tindakannya tidak beraturan seperti itu.”
Kalimat para orang tua itu seperti sebuah ejekan dan dukungan untuk Yu Jia. Dia tersenyum dan menggunakan semua empati para menteri untuk membuat dirinya terlihat baik.
“Para Menteri yang Terhormat, hentikan itu. Aku sangat memahami posisi Xiao Chan yang panik. Dia mungkin belum pernah berada di tengah keramaian bersama orang-orang hebat seperti kalian.”
“Tolong jangan seperti itu, maafkanlah dia. Kaisar juga, aku yakin akan bermurah hati memberikan maaf untuk juniorku ini.”
Wei Chan begitu kesal mendengarnya dan mencoba membalas ucapannya, tapi hal itu dicegah oleh kedua seniornya, Mei Lan dan Feng Meng. Mereka mendekati Wei Chan dan berbisik, “Xiao Chan, hentikan. Tidak apa-apa, kami akan bersamamu. Jangan berkata apapun dan kita keluar untuk menenangkan diri, ya?” kata Feng Meng.
Wei Chan melihat permaisuri dengan ekspresi kecewa dan memberikan hormat pada semuanya tanpa membalas apapun.
Entah kenapa, sejak Wei Chan pergi dan Kaisar membantu Yu Jia berdiri, permaisuri merasakan hal yang sungguh aneh.
“Kenapa hati ini begitu menyesal? Ekspresi Xiao Chan tadi…apa dia marah padaku?”
Panglima Bai Luohan yang melihat gadis itu pergi akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pesta dan keluar. Entah dia akan pergi kemana, tapi akhirnya keadaan menjadi kondusif kembali.
**
Sementara itu, Wei Chan yang pergi bersama kedua seniornya berhenti di sebuah taman.
“Xiao Chan…” Mei Lan memanggilnya.
Saat gadis itu memanggilnya, Wei Chan menitikkan air mata.
“Xiao Chan?!”
“Kamu tidak apa-apa kan, Xiao Chan?!”
Kedua seniornya khawatir dan berusaha untuk menghiburnya. Air mata itu jatuh bukan karena semua kalimat tidak berperasaan dari para menteri yang tidak berguna itu, tapi itu adalah bentuk kekecewaannya pada permaisuri yang membela Yu Jia di hadapan semua orang.
“Aku tau Nyonya Xin tidak mengetahui semuanya. Tapi hati ini sakit saat dia memintaku untuk minta maaf pada wanita jalang itu.”
“Aku…aku hanya tidak tau bahwa semuanya akan sesakit ini.”
Kedua seniornya berpikir Wei Chan mungkin sedih karena hinaan dari para menteri kerajaan. Mereka memeluknya dan berusaha menghiburnya.
“Xiao Chan, jangan menangis. Kamu tidak seburuk itu.”
“Benar, kami tau sebaik dan sekeras apa usahamu untuk melayani Nyonya Xin. Nyonya Xin juga hanya berusaha untuk membuatmu tidak terlibat masalah.”
“Para menteri itu sangat menyebalkan, tapi sementara ini biarkan semuanya terjadi. Nanti, kamu pasti akan menunjukkan bahwa kamu bukan seperti yang mereka katakan.”
“Dari mana asalmu itu tidak penting. Kami tau kamu sangat baik dan memiliki sikap yang sopan, karena itu jangan dipikirkan. Semua orang berhak membela dirinya. Kamu atau Nona Yu tidak ada yang salah.”
Kalimat itu sebenarnya sangat, sangat, sangat salah bagi Wei Chan. Yu Jia jelas salah, dialah yang bersalah.
Tapi Wei Chan tidak ingin mengatakannya pada kedua seniornya yang sedang berusaha menghibur hatinya.
Dia hanya mengangguk dan menghapus air matanya.
“Terima kasih banyak. Maafkan aku karena sudah membuat kalian terlibat. Aku harap Nyonya Xin tidak marah pada kalian berdua.” kata Wei Chan sambil mengusap air matanya.
Kedua seniornya hanya berkata bahwa semua akan baik-baik saja dan mengajaknya duduk di taman sambil berbicara sebentar.
Dari kejauhan, Bai Luohan melihat semua itu dan tanpa bicara apapun, dia pergi membawa banyak hal yang masih tidak diketahui.
Penyambutan kaisar berlangsung cukup lama. Hal tersebut karena begitu banyak hal yang berbau politik dan perang yang dibicarakan. Namun tak ayal pula, hal menyenangkan seperti pesta dan keindahan para penari juga menjadi topiknya.
Di malam hari, pesta akhirnya selesai. Semua orang mulai kembali ke tempatnya masing-masing dan selesai pesta, permaisuri kembali dilayani oleh para pelayannya.
**
Di kamarnya, Nyonya Xin telah berganti pakaian menjadi pakaian tidur. Wei Chan tentu ada di sana bersama kedua seniornya dan Yu Jia.
Wei Chan berusaha untuk tidak mengatakan apapun pada Yu Jia. Dia mengamati situasi kembali. Kejadian hari ini tidak membuatnya mengendurkan tekad balas dendam dan bahkan, dia semakin yakin bahwa dia harus berbuat sesuatu.
“Aku ingin melihat apa yang akan si busuk ini lakukan nanti malam. Kaisar tidak berguna itu sudah pulang dan Nyonya Xin mungkin akan bersama kaisar malam ini.”
“Akan tetapi, perselingkuhan si busuk itu dengan kaisar sudah terjadi sejak lama. Aku yakin mereka pasti akan menggunakan semua cara untuk bertemu malam ini.”
“Aku tidak akan membiarkan kalian!”
Yu Jia dengan elegan memasangkan selendang cantik ke bahu Nyonya Xin. “Nyonya, Kaisar pasti sangat bahagia bisa tidur dengan Nyonya Xin lagi.”
“Ahahaha, Jia’er. Jangan begitu, aku jadi malu.”
“Tidak tidak, itu benar. Nyonya Xin sangat cantik jadi Jia’er yakin itu.”
Nyonya Xin hanya tertawa dan melihat Wei Chan. “Xiao Chan, mau menolongku menyisir rambutku?”
Wei Chan tidak mengatakan apapun dan hanya memberi hormat sebagai tanda bahwa dia akan melakukannya.
Selama menyisir rambut permaisuri, Wei Chan tidak berkata apapun dan hanya diam.
Ketika gadis itu hendak menyisir rambut sang permaisuri, permaisuri meminta pelayannya yang lain untuk keluar dari kamarnya sebentar dan meninggalkan mereka berdua saja.
Pelayan yang lain termasuk Yu Jia menurut dan keluar dari kamarnya. Sekarang, tinggallah Nyonya Xin dan Wei Chan seorang.
Nyonya Xin melihat ke cermin dan bertanya padanya saat Wei Chan sedang menyisir rambutnya.
“Xiao Chan…apa kamu marah padaku?”
“Xiao Chan tidak berhak marah pada Nyonya Xin. Xiao Chan hanya sedang tidak ingin banyak bicara.” jawabnya.
Jelas itu mewakili isi hatinya yang masih sedikit kecewa pada Nyonya Xin. Tapi apa yang bisa dia perbuat? Tidak ada untuk sekarang.
Nyonya Xin terlihat sedikit murung dan berkata, “Aku minta maaf kalau aku menyakitimu, Xiao Chan.”
Wei Chan sedikit tersentak, “Nyonya Xin tidak perlu minta maaf! Xiao Chan benar-benar tidak marah pada Nyonya Xin! Sungguh!”
Nyonya Xin melihat Wei Chan dan memegang tangannya, “Xiao Chan…aku sangat yakin kamu sangat baik dan aku tau itu. Jika apa yang aku katakan dan aku minta menyakiti hatimu, aku benar-benar menyesal.”
“Nyonya Xin…” Wei Chan berlutut di hadapan permaisuri dan tersenyum, “Nyonya Xin, Xiao Chan sama sekali tidak marah. Mungkin benar apa yang terjadi hari ini membuatku sangat emosi dan sedikit keterlaluan, tapi itu bukan karena Nyonya Xin.”
“Xiao Chan juga tidak marah pada Nyonya Xin. Xiao Chan sudah memutuskan untuk melayanimu, karena itu tidak mungkin Xiao Chan akan marah padamu.”
Nyonya Xin mengusap-usap rambut Wei Chan dan memeluknya, “Xiao Chan-ku adalah anak yang baik. Jika kamu sedih karena perkataan para menteri, aku akan bicara pada mereka untuk tidak menyinggungmu lagi ya.”
“Terima kasih banyak, Nyonya Xin.”
Entah kenapa, hati dan rasa kecewa Wei Chan langsung hilang seketika. Mungkin karena dalam dirinya, hanya upaya dendam saja yang tersimpan sehingga tidak ada ruang bagi perasaan sakit hati lainnya yang bisa bertahan lama selain dendam.
Keduanya bisa tersenyum kembali dan rasa kecewa itu sudah terobati sepenuhnya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌
Nggak, kalian nya aja yang lulus lewat jalur orang dalam ( wah esmoni sedikit terpacu, kukira bakalan b aja )
2024-02-29
1