Saat Wei Chan meninggalkan Yu Jia sendiri, dia bermaksud menyusul permaisuri. Tapi, tidak disangka bahwa Yu Jia akan menyusulnya kembali dan menarik tangannya.
Sebelumnya, dia cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Wei Chan.
Ketika dia berhasil menangkap Wei Chan, Yu Jia langsung mendesaknya ke tiang di samping dan mengatakan hal kejam padanya.
“Dengan gadis kampung, kamu hanya gelandangan. Berani sekali kamu mengancamku!”
“Memangnya apa yang kamu tau, hah?!”
“Jangan bersikap seolah kamu tau siapa aku! Bahkan, aku bisa dengan mudah meminta Nyonya Xin untuk mengusirmu dari sini!”
Mendengar ucapan itu, Wei Chan langsung mendorong Yu Jia dan menamparnya hingga terjatuh.
-Plaak
“Akh!!” teriaknya saat menerima sebuah tamparan keras. Sesaat setelah Yu Jia terjatuh, Wei Chan menatapnya sinis.
“Jangan bersikap seolah Nyonya Xin adalah pelayan yang harus mengikuti perintahmu, benalu.”
“Berani sekali kamu bersikap seolah kamu yang paling mengerti Nyonya Xin.”
“Bahkan gelandangan ini lebih baik daripada wanita murahan yang bisa dengan mudah membuka kedua kaki dan pahanya untuk menggoda suami orang.”
-Deg
Satu lagi kejutan dari Wei Chan untuk Yu Jia yang sama sekali tidak pernah menyangka akan mendengar kalimat itu.
“Apa…apa yang dia katakan. Kenapa…”
Di saat dia berpikir dan bertanya-tanya soal pernyataan Wei Chan, mata keduanya saling bertemu.
Tentu saja ekspresi syok Yu Jia tidak bisa disembunyikan. Dengan gaya tolak pinggangnya, Wei Chan berkata, “Jangan pernah mencoba mengusikku, Nona Yu.”
“Aku akan katakan padamu dengan jelas. Aku membenci rubah sepertimu. Senyuman yang kamu tunjukkan pada Nyonya Xin adalah kepalsuan dan aku bisa melihatnya.”
“Nyonya Xin mungkin tidak bisa melihatnya karena dia memang baik. Tapi seperti katamu, gelandangan ini telah bertemu banyak orang di jalan.”
“Dan jenis munafik sepertimu paling sering aku temui, Nona Yu. Ingat itu.”
Wei Chan meninggalkan Yu Jia dan kali ini, Yu Jia sama sekali tidak bisa membalas kata-katanya. Dengan mengernyitkan dahi dan memegangi pipinya, dia terlihat sangat marah.
**
Sementara itu, permaisuri yang berada di perpustakaan mencari kedua gadisnya.
“Kemana Jia’er dan Xiao Chan?”
“Barusan di sini. Mungkin mereka sedang pergi ke belakang, Nyonya Xin.” kata salah satu pelayannya, Mei Lan.
“Begitu. Aku harap mereka cepat kembali.” kata Nyonya Xin.
Tampaknya, kedua pelayannya cukup penasaran akan suatu hal.
“Nyonya Xin, Xiao Meng ingin bertanya.” ucap pelayan Nyonya Xin yang lain, Feng Meng.
“Ada apa, Xiao Meng?”
“Apakah Anda akan mengangkat gadis bernama Wei Chan sebagai pelayanmu juga? Tampaknya Nona Yu tidak begitu menyukai anak itu.”
“Xiao Lan juga berpikir demikian, Nyonya Xin.” sambung Mei Lan, “Xiao Lan juga berpikir kalau Xiao Chan itu memiliki masalah serius dengan Nona Yu. Tapi Xiao Lan tidak tau apa itu.”
Permaisuri Xin Yi Lan mengingat kembali sikap Wei Chan yang begitu menolak apapun dari Yu Jia. Bahkan gadis itu bisa membuang teh yang Yu Jia tuangkan untuk dirinya.
“Aku tidak mengerti, tapi entah kenapa aku merasa bahwa aku…tidak bisa menolaknya.”
Dengan perasaan aneh, permaisuri mengingat hari pertama saat dirinya dan Wei Chan bertemu.
“Saat aku bertemu dengan Xiao Chan, seolah dia pernah mengenalku, pernah tau siapa aku dan rasanya hati ini seperti…begitu akrab dengannya.”
Kedua pelayannya saling melihat satu sama lain.
Mei Lan berkata, “Mungkinkah beliau adalah reinkarnasi dari kehidupan sebelumnya. Dewa selalu memberikan petunjuk mengenai kehidupan di masa lalu.”
“Xiao Lan benar, Nyonya Xin.” kata Feng Meng mendukung temannya. “Mungkin sebelum ini Nyonya Xin dan Xiao Chan adalah sahabat dan kalian dipertemukan dalam kondisi yang berbeda di kehidupan sekarang.”
“Begitu. Mungkin saja benar.”
Tidak ada yang menganggap itu serius.
Di zaman itu, reinkarnasi dari kehidupan masa lalu sangat kental karena ajaran kekaisaran sehingga semua orang mempercayai hal tersebut.
Kata-kata kedua pelayannya menjadi sebuah tanda tanya besar untuk permaisuri.
Tidak lama kemudian, Wei Chan tiba di perpustakaan dan menghampiri permaisuri dengan senyum.
“Nyonya Xin!”
Permaisuri melihat gadis itu. Seperti ada sesuatu yang menyedihkan, tapi ada hal yang membuatnya berpikir untuk membiarkan Wei Chan di sampingnya.
Wei Chan memberi hormat pada permaisuri dan berkata, “Wei Chan mencari Nyonya Xin. Sungguh lega mengetahui Nyonya Xin ada di sini.”
Tampak jelas gadis itu begitu senang berada di samping Permaisuri Xin Yi Lan. Namun, ekspresinya berubah saat sang permaisuri bertanya soal keberadaan pelayan kepercayaannya itu.
“Dimana Jia’er?”
Dengan santai, Wei Chan menjawab, “Nona Yu sedang sibuk mengepel lantai dengan pakaiannya.”
Jawaban itu jelas sebuah jawaban mengganjal. Permaisuri mendekati Wei Chan dan bertanya padanya.
“Xiao Chan, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu seperti membenci Jia’er? Apa kalian sebelumnya saling mengenal?”
Wei Chan terdiam dan tersenyum pada permaisuri.
“Aku hanya merasa bahwa Nona Yu seperti ular dalam selimut. Mungkin hanya perasaanku saja. Maafkan sikapku yang tidak menyenangkan itu, Nyonya Xin.”
Sebuah rasa penasaran muncul. Dan bersamaan dengan itu, sebuah hal akan datang.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
FT. Zira
jawaban yag membuat otak perlu berpikir dua detik lebih lana🤣🤣
2024-01-21
1
Tomorrow
uuhhh singkat tapi sangat dalam🤣
2023-12-30
1
Tomorrow
ayo Wei Chan, jadiin si yu Jia bahan bakar-bakaran buat tahun baru. tar aku siap in kompor portabel nya, sekalian bumbu barbeque
2023-12-30
1