18 Pemilik Mata

Sebagai seorang dokter, tentu saja dia merasa bersalah. Tapi apa mau dikata, kalau takdir berkehendak seperti itu.

Di lain tempat

Eriza melihat ke arah jalanan. Dia merasa seperti melihat Raya, tapi tidak mungkin. Dia hanya melihat Keanu, Virza dan Vindra yang ada di sana. Gadis itu menghela nafas berkali-kali.

"Kamu kenapa, Er?"

"Gak apa."

Raya, bagaimana keadaan kamu saat ini?

Raya tiba di hotel di waktu yang tidak terlalu lama dengan Nina.

"Ayo kita ke bandara," ucap mereka.

Tidak perlu lagi bertanya kenapa, sepertinya mereka sama-sama tahu. Meski jam penerbangan mereka masih sangat lama, tapi lebih baik menunggu di bandara daripada di sini namun selalu dihantui ketakutan, seolah Rayalah penjahatnya.

"Maafkan mommy, ya, Rean, Rion."

Kedua anak itu diam saja, bukan berarti mereka tidak tahu, kalau sejak datang ke kota ini, Raya dan Nina seperti orang yang selalu ketakutan. Dalam hati mereka berpikir, apa di tempat ini ada ayah mereka? Siapa pria itu?

Bisakah mereka bertemu dengannya. Mereka ingin memiliki ayah, tapi takut untuk mengatakannya. Mereka juga ingin seperti anak-anak yang lain. Mungkin jika mereka memiliki ayah, hidup mereka akan lebih baik. Bisa pergi berlibur setiap minggu, atau setidaknya sebulan sekali.

"Apa sebaiknya kita di sini saja sampai nanti sore? Aku jadi tidak tega dengan anak-anak," ucap Raya.

Rion sedang bersandar sambil sesekali memejamkan matanya.

"Aku rasa juga sebaiknya begitu. Kita tidak boleh egois, hanya karena masalah kita, mereka yang menjadi korban."

Keanu telah kembali ke kantornya. Dia meletakkan jasnya dan melonggarkan dasi. Hanya duduk saja yang pria tampan itu lakukan hingga menjelang sore. Bukan karena tidak ada pekerjaan, tapi karena tidak bisa konsentrasi.

Biasanya, tidak akan ada hal yang bisa menggangu konsentrasinya.

Raya dan yang lain kini sedang dalam perjalanan menuju bandara. Untung saja tadi mereka memutuskan untuk berdiam dulu di hotel, karena ternyata Rean dan Rion tertidur sangat nyenyak.

Pukul sembilan, pesawat lepas landas. langit malam yang diterangi oleh lampu-lampu kota dan kendaraan, yang semakin lama semakin terlihat kecil. Rean dan Rion terus memperhatikan keindahan malam itu.

"Apa nanti kita ke sini lagi?"

"Tidak."

Rean diam saja mendengar jawaban singkat itu. Namun dalam hati, dia ingin ke tempat ini lagi. Seperti ada magnet yang menarik dirinya. Begitu juga dengan Rion. Kedua anak itu sehati, memikirkan hal yang sama, juga merasakan hal yang sama.

Tidak ada yang pernah membahas tentang ayah mereka. Baik nama, pekerjaan, atau hal lainnya.

Keanu sedang menatap langit, lampu pesawat nampak kelap kelip di kejauhan sana. Terbang tinggi dan semakin jauh.

"Lihat apa?" tanya Vindra.

Melihat Keanu yang diam saja, Vindra ikut menatap langit.

Raya akhirnya tiba juga, menggendong Rean yang tidur, sedangkan Nina menggendong Rion.

"Akhirnya, aku bisa melihat kasur lagi," ucap Nina setelah tiba di rumah.

Rean dan Rion ditidurkan di kasur, tidak merasa terganggu sedikit pun. Raya memasak nasi, sementara Nina tidur di sebelah Rean dan Rion. Perempuan itu langsung memeriksa grup chat dan email. Apa ada tugas kuliah atau pekerjaan yang harus dilakukan.

Ya, tidak ada waktu untuk bersantai. Meskipun dia telah menang, bukan berarti dia bisa berleha-leha. Entah kenapa, sejak pertemuannya kembali dengan Keanu, perasaan Raya selalu gelisah. Dia merasa akan ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi.

Tahu rasanya dikejar-kejar oleh penjahat? Ya, rasanya seperti itu. Raya lalu membuka tugas yang diberikan oleh dosen. Beberapa makalah harus dia buat. Raya kini fokus mengerjakan tugasnya, juga membaca buku tentang hukum dan HAM.

Dua hari kemudian

Keanu, Vindra dan Virza akan pergi untuk mengurus perusahaan milik mereka bertiga. Awalnya hanya iseng-iseng saja saat masih sekolah dulu, tapi ternyata dari hobi itu, malah jadi berkembang.

"Kenapa harus bertiga? Kalian berdua saja kan bisa?" tanya Keanu.

"Anggap saja ini liburan. Oya, desain dari mahasiswi itu, katanya sudah diambil sama salah satu perusahaan," ucap Virza, antara bertanya tapi juga memberi tahu.

Keanu diam saja, tidak terlihat tertarik dengan pembicaraan ini.

"Aku dengar, katanya dia mahasiswi berprestasi di kampusnya, dan saat ini sudah bekerja di salah satu perusahaan juga sebagai karyawan freelance."

"Kenapa kamu banyak tahu?" tanya Keanu.

"Dari dosennya. Memangnya kamu tidak membaca biodatanya?"

"Gak penting."

Kini mereka tiba di bandara. Kedatangan mereka menjadi perhatian orang-orang. Wajah tampan dengan barang-barang branded. Meski hanya memakai kemeja, tapi mampu membuat kaum hawa terpesona.

Mereka memasuki jet pribadi milik Keanu. Keanu menatap langit yang cerah, jendela yang memantulkan wajahnya yang berahang tegas.

Perlahan matanya terpejam, dan mimpi itu kembali datang, dengan teriakan memilukan. Jari-jari kecil menggerayanginya tubuhnya, terasa dingin dan terlihat membiru. Lalu Keanu melihat bola mata, yang menggambarkan kesedihan dan kesaktian. Kenai belum pernah melihat wajah yang semenyedihkan itu sebelumnya.

Siapa pemilik mata itu. Mata yang indah, tapi memendam duka.

Mengapa daddy menyakiti aku? Kenapa tidak peduli apa kami? Daddy ingin membunuhku?

"Aaaa, jangan, jangan! Tidak!"

"Keanu! Keanu!"

Keanu berusaha menggapai apa saja untuk mempertahankan tubuhnya agar tidak jatuh. Dia menghirup udara banyak-banyak. Tangannya mencengkram dengan erat.

"Keanu, kamu kenapa?" tanya Vindra dengan wajah cemas.

Saat Keanu melihat Vindra, dia lalu melihat ke sekelilingnya, dan langsung terlonjak keget, seolah tubuhnya melayang, dan kembali peregangan erat.

"Kamu kenapa, sih, bersikap seolah jet ini akan jatuh?"

Vindra langsung digeplak dengan kencang oleh Virza.

"Ngomong jangan sembarangan. Bagaimana kalau ucapan kamu itu langsung terkabul?"

"Bukan salahku, salah sendiri kenapa Keanu bersikap kaya begitu? Seolah sedang terjun bebas ke jurang atau tenggelam!"

Virza meringis, karena sebenarnya apa yang dikatakan oleh Vindra itu memang benar.

"Ini, minum dulu, lalu atur pernafasan kamu."

Setelah minum, Keanu menyeka keringatnya.

"Mimpi apa, sih?"

Keanu diam saja, hanya memandang hamparan awan di luar sana. Pramugari lalu membawakan makanan dan minuman.

"Ayo makan, isi tenaga kamu."

Keanu masih diam, memikirkan mimpi itu terus.

Kenapa perempuan itu harus datang lagi? Seharusnya dia tetap pergi jauh, dan tidak pernah kembali.

Rean dan Rion sedang mengotak-atik laptop milik Nina. Kedua anak itu terlihat serius, tidak seperti anak seumurannya. Hanya ada mereka berdua saja di rumah, karena Nina dan Raya yang sibuk bekerja.

Rion lalu mengambil nasi, telur ceplok dan sayur yang sudah dibuat oleh Nina dan Raya. Tidak ada makanan yang istimewa, tapi Rean dan Rion tidak pernah mengeluh.

"Kapan kita bisa bertemu dengan ayah?"

Terpopuler

Comments

Naruto Uzumaki family

Naruto Uzumaki family

lanjut thor

2024-03-01

1

Sururin Marfu'ah

Sururin Marfu'ah

sedih banget dengerin curahan hati Rean dan Reon.😭😭😭😭😭

2024-01-08

3

lihat semua
Episodes
1 1 Malam Naas
2 2 Bimbang
3 3 Visum
4 4 Ancaman
5 5 Mencoba Melupakan
6 6 Bukan Barang Bekas
7 7 Siksaan
8 8 Yang Terbaik
9 9 Satu Tahun
10 10 Waktu Yang Berlalu
11 11 Besser
12 12 Di Rumah Sakit
13 13 Mimpi
14 14 Mereka Anak Kita?
15 15 Jantung Yang Berdebar
16 16 Siapa Namanya?
17 17 Memantau
18 18 Pemilik Mata
19 19 Menyakiti
20 20 Apa Mereka Saling Mengenal
21 21 Tokoh Antagonis
22 22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23 23 Ingin Merebut
24 24 Dua Pria
25 25 Mimpi
26 26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27 27 Kecewa
28 28 Mengawasi
29 29 Egois dan Jahat?
30 30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31 31 'Begini Saja'
32 32 Tiba-Tiba
33 33 Harapan
34 34 Sidang?
35 35 Ujian Pertama
36 36 Saling Serang
37 37 Bertengkar
38 38 Justin dan Keanu
39 39 Air Mata Raya
40 40 Berpisah Jalan
41 41 Anak Yang Tidak Baik?
42 42 Senang Sendiri?
43 43 Ruang Kosong
44 44 Di Sini di Sana
45 45 Harus Adil
46 46 Larut Malam
47 47 Memilih Jalan
48 48 Empat Jiwa
49 49 Pergi?
50 50 Menghubungi
51 51 Ibu Yang Buruk
52 52 Titik Paling Sensitif
53 53 Di Ruangan Yang Sama
54 54 Jangan Kenapa-Kenapa
55 55 Sebelum Kehilangan
56 56 Kurus
57 57 Bahagiakan Mommy Dulu
58 58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59 59 Kita Saudara
60 60 Takut
61 61 Rahasia Masing-masing
62 62 Ajakan Rion
63 63 Bertemu Dengannya
64 64 Menjadi Lebih Baik
65 65 Aneh
66 66 Langsung Saja
67 67 Ribuan Bintang
68 68 Bertemu Bibi
69 69 Sang Penyelamat
70 70 Menggelap
71 71 Terus?
72 72 Pesawat
73 73 Maaf
74 74 Bahagiakan Kalian
75 75 Tatapan Justin
76 76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77 77 Di Bandara
78 78 Siap Bertemu Masa Lalu
79 79 Orang Asing yang Mengawasi
80 80 Pilihan Untuk Raya
81 81 Keputusan Raya
82 82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83 83 Persiapan Pernikahan
84 84 Siapa yang Tahu
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1 Malam Naas
2
2 Bimbang
3
3 Visum
4
4 Ancaman
5
5 Mencoba Melupakan
6
6 Bukan Barang Bekas
7
7 Siksaan
8
8 Yang Terbaik
9
9 Satu Tahun
10
10 Waktu Yang Berlalu
11
11 Besser
12
12 Di Rumah Sakit
13
13 Mimpi
14
14 Mereka Anak Kita?
15
15 Jantung Yang Berdebar
16
16 Siapa Namanya?
17
17 Memantau
18
18 Pemilik Mata
19
19 Menyakiti
20
20 Apa Mereka Saling Mengenal
21
21 Tokoh Antagonis
22
22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23
23 Ingin Merebut
24
24 Dua Pria
25
25 Mimpi
26
26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27
27 Kecewa
28
28 Mengawasi
29
29 Egois dan Jahat?
30
30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31
31 'Begini Saja'
32
32 Tiba-Tiba
33
33 Harapan
34
34 Sidang?
35
35 Ujian Pertama
36
36 Saling Serang
37
37 Bertengkar
38
38 Justin dan Keanu
39
39 Air Mata Raya
40
40 Berpisah Jalan
41
41 Anak Yang Tidak Baik?
42
42 Senang Sendiri?
43
43 Ruang Kosong
44
44 Di Sini di Sana
45
45 Harus Adil
46
46 Larut Malam
47
47 Memilih Jalan
48
48 Empat Jiwa
49
49 Pergi?
50
50 Menghubungi
51
51 Ibu Yang Buruk
52
52 Titik Paling Sensitif
53
53 Di Ruangan Yang Sama
54
54 Jangan Kenapa-Kenapa
55
55 Sebelum Kehilangan
56
56 Kurus
57
57 Bahagiakan Mommy Dulu
58
58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59
59 Kita Saudara
60
60 Takut
61
61 Rahasia Masing-masing
62
62 Ajakan Rion
63
63 Bertemu Dengannya
64
64 Menjadi Lebih Baik
65
65 Aneh
66
66 Langsung Saja
67
67 Ribuan Bintang
68
68 Bertemu Bibi
69
69 Sang Penyelamat
70
70 Menggelap
71
71 Terus?
72
72 Pesawat
73
73 Maaf
74
74 Bahagiakan Kalian
75
75 Tatapan Justin
76
76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77
77 Di Bandara
78
78 Siap Bertemu Masa Lalu
79
79 Orang Asing yang Mengawasi
80
80 Pilihan Untuk Raya
81
81 Keputusan Raya
82
82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83
83 Persiapan Pernikahan
84
84 Siapa yang Tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!