19 Menyakiti

Mereka bertiga kini tiba di bandara. Virza dan Vindra menghela nafas lega—karena mereka tiba dengan selamat.

"Apa kamu mau ke rumah sakit dulu?" tanya Vindra yang masih melihat wajah pucat Keanu.

"Memangnya siapa yang sakit?" tanya Keanu.

"Ya kamu." Vindra memutar bola matanya malas.

"Ayo, kita harus semangat. Siapa tahu saja kita mendapatkan jodoh di sini," ucap Virza.

Keanu dan Vindra menatap Virza yang terkekeh. Ya siapa tahu saja, kan, takdir siapa yang tahu?

Mereka masuk ke mobil jemputan mereka, dan tidak membutuhkan waktu lama, mereka tiba di hotel.

Rean dan Rion kembali sibuk dengan laptop milik Nina. Kedua anak itu sebelumnya membersihkan rumah. Nina dan Raya memutuskan untuk tinggal bersama, dan berbagai uang sewa untuk saling meringankan beban.

Sore harinya, Nina pulang lebih dulu dibandingkan dengan Raya. Dia melihat rumah yang terlihat bersih.

"Apa Rean dan Rion yang membersihkan rumah?"

"Iya."

"Kalian tidak perlu membersihkan rumah. Ini tugas mama."

"Kami mau bantu Mama dan mommy. Bial gak cape."

Nina merasa terharu, kenapa anak-anak ini begitu cerdas? Sayang, nasib mereka tidak beruntung.

"Kenapa mama sedih?"

"Tidak. Terima kasih sudah hadir dalam kehidupan mama."

Nina memeluk Rean dan Rion, yang dibalas pelukan juga oleh kedua anak itu.

Di lain tempat

Justin sedang membaca berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya. Tidak lama kemudian, pintu ruangannya diketuk.

"Masuk."

"Maaf, Tuan. Tuan Anderson ingin menemui Anda."

"Suruh masuk."

"Baik."

"Halo, Justin."

"Hai, Tommy."

"Jadi, bagaimana dengan rencana perjodohan anak kita?"

"Akan aku pikirkan dulu. Kamu tahu, kan, aku menginginkan yang terbaik untuk anakku."

Sebenarnya bukan hanya Tommy saja yang ingin menjodohkan anaknya dengan Keanu, tapi banyak. Justin hanya akan memilih yang terbaik dari perempuan-perempuan itu.

Keanu, Vindra dan Virza kini menuju perusahaan mereka. Mereka melihat keadaan perusahaan, dan meminta untuk menambah tiga orang karyawan baru sesuai bidangnya masing-masing.

Malam harinya, Raya pulang dengan wajah lelah. Dia membawa bahan masakan karena baru saja menerima gajian. Uang dari hasil lomba desain akan dia gunakan untuk keperluan mendesak saja.

"Biar aku yang masak, kamu istirahat saja."

"Terima kasih. Aku akan mandi lebih dulu, baru mengerjakan tugas. Tugas kuliah begitu banyak."

Ponsel Raya berbunyi, sebuah pesan dari dosen pembimbingnya.

[Temui saya besok jam tujuh, ya. Ada hal penting yang harus dibicarakan.]

[Baik, Bu.]

Keesokan harinya, Raya pagi-pagi sekali pergi ke kampus. Menaiki bis yang penuh sesak. Matanya menatap billboard yang memperlihatkan nama perusahaan.

Semoga saja aku bisa bekerja di sana.

Tanpa dia tahu siapa pemilik perusahaan itu.

Di ruang dosen, Raya diberi tahu kalau dia bisa lulus lebih cepat dari yang seharusnya.

"Nilai-nilai kamu selalu tinggi, mumpung masih awal semester tiga. Tapi tentu saja kamu harus lebih kerja keras lagi. Bagaimana?"

Lulus lebih cepat, berarti lebih banyak lagi yang harus dikorbankan. Fisik, pikiran dan waktu. Jika lulus lebih cepat, dia akan lebih fokus ke lainnya.

"Baik, Bu. Akan saya lakukan."

"Saya tahu kamu bisa."

...----------------...

Keanu, Virza, dan Vindra sedang berada di salah satu kafe yang tidak jauh dari taman. Arah pandangan mereka ke dua anak laki-laki yang sedang bermain bola.

"Anak-anak itu, orang tuanya ke mana? Masa dibiarkan main sendiri," ucap Virza.

Mata Keanu dan Vindra menatap lekat ke sana. Keanu jadi teringat dengan calon anaknya. Kalau masih ada, mungkin sebesar mereka?

Entah calon anaknya itu laki-laki atau perempuan.

"Sayang, aku ngidam ingin makan es krim," ucap salah satu perempuan hamil kepada suaminya.

Pandangan mereka bertiga kini beralih ke perempuan hamil itu, yang duduk tidak jauh dari mereka.

"Oh, anak Daddy ingin makan es krim?"

Pria itu mengusap perut buncit sang istri. Mereka terlihat bahagia.

Dulu, saat Raya hamil, dia tidak pernah mengusap perutnya. Jangankan mengusap, berbicara saja tidak. Jangankan memenuhi keinginan ibu hamil itu, memastikan kebutuhannya saja tidak. Tidak pernah mengajak check up.

"Daddy."

Keanu tersentak saat merasa ada yang berbisik di telinganya.

"Daddy jahat. Kenapa daddy menyakiti kami? Daddy tidak sayang pada kami. Daddy jahat. Mommy menderita karena Daddy."

"Keanu! Keanu!"

"Ya?"

"Kamu kenapa, sih? Bengong terus!"

"Tidak."

"Kalau ada apa-apa, kamu bisa bercerita kepada kami."

"Menikahlah, kalau kamu ingin punya anak," ucap Virza.

Ya, seharusnya dia sudah punya anak meski belum menikah. Tidak ada yang tahu akan hal ini selain kedua orang tuanya, dokter Bian dan istrinya.

Siang ini, kepala divisi Raya mengajak anak buahnya makan siang bersama di salah satu kafe dekat kantor.

"Kamu harus ikut, Aya. Setelah makan, baru ke kampus."

"Tapi ...."

"Ayo!"

Perasaan Raya sebenarnya tidak enak, tapi tidak bisa juga menolak.

Mereka kini masuk ke kafe, dan memilih meja kosong dekat jendela.

Keanu, Virza dan Vindra melihat kedatangan orang-orang itu.

"Itu bukannya gadis yang menang itu, kan? Ternyata dia ada di sini?" tanya Virza.

Raya tanpa sengaja melihat mereka, yang juga sedang menatap dirinya. Perempuan itu secara refleks langsung memalingkan wajahnya, pura-pura tidak melihat.

"Dia pura-pura tidak melihat kita? Wah, sungguh sopan sekali, ya!" ucap Virza.

"Biasanya orang-orang yang melihat kita, akan langsung menghampiri untuk berbasa-basi."

Keanu menatap tajam perempuan itu.

Jadi dia di sini?

"Ketiga pria tampan itu, sepertinya aku kenal," ucap salah satu di antara teman Raya.

Raya meremas kedua tangannya di bawah meja.

"Aya, kamu sakit?"

"Enggak."

"Ayo makan."

Raya memakan makanan itu, makanan enak namun terasa pahit di mulutnya. Melihat makanan itu, dia jadi tidak nafsu makan. Dia jadi teringat dengan Rean, Rion dan Nina. Memakan makanan enak ini tanpa mereka, seperti melakukan dosa besar.

Ingatkan Raya untuk membelinya saat pulang kerja nanti.

Tanpa sadar dia mengangguk. Kalau dia bisa cepat lulus, dia akan fokus bekerja. Gajinya juga pasti akan lebih besar. Dia ingin membeli rumah, uang dari hasil lomba itu tidak akan cukup untuk membeli rumah.

Ketiga pria itu melihat wajah Raya yang terlihat serius.

"Dia benar-benar tidak menyapa kita?" tanya Virza.

"Dia saja kelihatan ketakutan saat melihat kita bertiga. Memangnya kita pernah berbuat jahat padanya?" tanya Vindra.

"Tapi aku yakin, pernah melihat wajahnya entah di mana, sebelum malam penghargaan itu."

Keanu diam saja.

"Jangan-jangan ...."

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan salah satu dari kalian pernah menyakiti hatinya. Ayo ngaku!"

"Sembarangan! Kenal saja tidak."

"Menyakiti tidak harus kenal dulu, ya kan!"

Terpopuler

Comments

Erina Situmeang

Erina Situmeang

ya benar..bahkan Keanu menyakiti raya sebelum mereka saling kenal

2024-02-10

1

Sururin Marfu'ah

Sururin Marfu'ah

betul banget,menyakiti tidak harus mengenal dulu.contohnya seperti keanu dan orang tuanya yang sombong itu.. 😡😡👊👊👊

2024-01-09

3

lihat semua
Episodes
1 1 Malam Naas
2 2 Bimbang
3 3 Visum
4 4 Ancaman
5 5 Mencoba Melupakan
6 6 Bukan Barang Bekas
7 7 Siksaan
8 8 Yang Terbaik
9 9 Satu Tahun
10 10 Waktu Yang Berlalu
11 11 Besser
12 12 Di Rumah Sakit
13 13 Mimpi
14 14 Mereka Anak Kita?
15 15 Jantung Yang Berdebar
16 16 Siapa Namanya?
17 17 Memantau
18 18 Pemilik Mata
19 19 Menyakiti
20 20 Apa Mereka Saling Mengenal
21 21 Tokoh Antagonis
22 22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23 23 Ingin Merebut
24 24 Dua Pria
25 25 Mimpi
26 26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27 27 Kecewa
28 28 Mengawasi
29 29 Egois dan Jahat?
30 30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31 31 'Begini Saja'
32 32 Tiba-Tiba
33 33 Harapan
34 34 Sidang?
35 35 Ujian Pertama
36 36 Saling Serang
37 37 Bertengkar
38 38 Justin dan Keanu
39 39 Air Mata Raya
40 40 Berpisah Jalan
41 41 Anak Yang Tidak Baik?
42 42 Senang Sendiri?
43 43 Ruang Kosong
44 44 Di Sini di Sana
45 45 Harus Adil
46 46 Larut Malam
47 47 Memilih Jalan
48 48 Empat Jiwa
49 49 Pergi?
50 50 Menghubungi
51 51 Ibu Yang Buruk
52 52 Titik Paling Sensitif
53 53 Di Ruangan Yang Sama
54 54 Jangan Kenapa-Kenapa
55 55 Sebelum Kehilangan
56 56 Kurus
57 57 Bahagiakan Mommy Dulu
58 58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59 59 Kita Saudara
60 60 Takut
61 61 Rahasia Masing-masing
62 62 Ajakan Rion
63 63 Bertemu Dengannya
64 64 Menjadi Lebih Baik
65 65 Aneh
66 66 Langsung Saja
67 67 Ribuan Bintang
68 68 Bertemu Bibi
69 69 Sang Penyelamat
70 70 Menggelap
71 71 Terus?
72 72 Pesawat
73 73 Maaf
74 74 Bahagiakan Kalian
75 75 Tatapan Justin
76 76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77 77 Di Bandara
78 78 Siap Bertemu Masa Lalu
79 79 Orang Asing yang Mengawasi
80 80 Pilihan Untuk Raya
81 81 Keputusan Raya
82 82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83 83 Persiapan Pernikahan
84 84 Siapa yang Tahu
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1 Malam Naas
2
2 Bimbang
3
3 Visum
4
4 Ancaman
5
5 Mencoba Melupakan
6
6 Bukan Barang Bekas
7
7 Siksaan
8
8 Yang Terbaik
9
9 Satu Tahun
10
10 Waktu Yang Berlalu
11
11 Besser
12
12 Di Rumah Sakit
13
13 Mimpi
14
14 Mereka Anak Kita?
15
15 Jantung Yang Berdebar
16
16 Siapa Namanya?
17
17 Memantau
18
18 Pemilik Mata
19
19 Menyakiti
20
20 Apa Mereka Saling Mengenal
21
21 Tokoh Antagonis
22
22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23
23 Ingin Merebut
24
24 Dua Pria
25
25 Mimpi
26
26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27
27 Kecewa
28
28 Mengawasi
29
29 Egois dan Jahat?
30
30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31
31 'Begini Saja'
32
32 Tiba-Tiba
33
33 Harapan
34
34 Sidang?
35
35 Ujian Pertama
36
36 Saling Serang
37
37 Bertengkar
38
38 Justin dan Keanu
39
39 Air Mata Raya
40
40 Berpisah Jalan
41
41 Anak Yang Tidak Baik?
42
42 Senang Sendiri?
43
43 Ruang Kosong
44
44 Di Sini di Sana
45
45 Harus Adil
46
46 Larut Malam
47
47 Memilih Jalan
48
48 Empat Jiwa
49
49 Pergi?
50
50 Menghubungi
51
51 Ibu Yang Buruk
52
52 Titik Paling Sensitif
53
53 Di Ruangan Yang Sama
54
54 Jangan Kenapa-Kenapa
55
55 Sebelum Kehilangan
56
56 Kurus
57
57 Bahagiakan Mommy Dulu
58
58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59
59 Kita Saudara
60
60 Takut
61
61 Rahasia Masing-masing
62
62 Ajakan Rion
63
63 Bertemu Dengannya
64
64 Menjadi Lebih Baik
65
65 Aneh
66
66 Langsung Saja
67
67 Ribuan Bintang
68
68 Bertemu Bibi
69
69 Sang Penyelamat
70
70 Menggelap
71
71 Terus?
72
72 Pesawat
73
73 Maaf
74
74 Bahagiakan Kalian
75
75 Tatapan Justin
76
76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77
77 Di Bandara
78
78 Siap Bertemu Masa Lalu
79
79 Orang Asing yang Mengawasi
80
80 Pilihan Untuk Raya
81
81 Keputusan Raya
82
82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83
83 Persiapan Pernikahan
84
84 Siapa yang Tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!