4 Ancaman

Hasil visum telah keluar. Raya juga telah memberikan semua pakaian miliknya yang dia pakai malam itu, yang nantinya akan diperiksa sidik jari dan bekas sperma yang mungkin menempel di sana.

Justin sangat geram, bagaimana bisa anak laki-lakinya, yang akan menjadi penerusnya, justru terlibat kasus pelecehan?

“Bawa perempuan itu ke sini, dan aku mau laporan lengkap tentang dirinya!” ucap Justin.

“Baik, Tuan.”

Kini tatapan tajam Justin terarah pada Keanu.

“Kamu ini bagaimana? Kenapa bisa melakukan hal itu, di mana otak kamu, hah?”

Keanu hanya menghela nafas. Dia pikir perempuan itu akan diam saja, layaknya gadis lemah yang penakut.

“Kita bisa membayarnya untuk menutup mulut.”

“Bahkan papa tidak sudi untuk mengeluarkan uang sepeser pun untuk perempuan itu!”

Tidak membutuhkan waktu lama, Bram datang lagi dengan membawa map yang berisikan informasi tentang Raya.

“Ini data tentang perempuan itu, Tuan.”

“Bacakan!”

“Nama lengkap, Raya. Nama orang tua, tidak diketahui ....”

“Apa maksudnya tidak diketahui?”

“Perempuan itu anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan, Tuan.”

“Cih, orang rendahan, ternyata. Lanjutkan!”

Bram lalu melanjutkan membacakan biodata Raya.

“Perempuan itu, tidak punya kekuatan apa-apa, baik kekuasaan atau kekayaan, tapi berani mengusik keluargaku. Bawa dia ke sini!”

Bram segera menjalankan perintah dari Justin. Raya ada di kamar kosannya. Perempuan itu menghela nafas berkali-kali. Dia harus menjalankan hidup, meski kini mungkin kehidupannya tak akan seindah yang dia impikan. Kenapa tidak sekalian saja pria itu menghilangkan nyawanya? Hingga dia tidak perlu menanggung ketakutan ini seorang diri. Memang ada Bu Mirna. Tapi Bu Mirna juga pasti sibuk mengurus panti, mengurus anak-anak yang ada di sini.

Raya bangkit dari duduknya kemudian memakai tas selempangnya. Dia harus pergi bekerja untuk menyambung hidup, meski dia tidak tahu apa gunanya melanjutkan hidup.

Raya yang dulu begitu ceria dan bersemangat, selalu berpikir positif, kini menjadi Raya yang murung, pesimis dan penyendiri.

Raya menyusuri gang kecil yang sepi. Dia harus melewati jalan pintas ini untuk menghemat ongkos menuju tempat kerjanya. Kosannya termasuk yang paling murah mengingat ini bukan pinggiran kota, meski juga tidak berada di dekat jalan utama. Raya harus masuk ke gang-gang kecil yang bahkan untuk dilewati satu motor saja, sudah sempit.

Raya menoleh ke belakang, karena merasa ada yang mengikuti dirinya. Jantungnya berdetak kencang tak karuan. Nafasnya memburu dengan keringat yang mulai bercucuran. Baru saja Raya kembali menoleh ke depan, dia langsung berteriak kencang. Di hadapannya, ada dua orang pria berpakaian hitam. Rapih, tidak terlihat seperti berandalan, namun juga tidak bisa membuat hati Raya tenang. Raya ingin melarikan diri, tapi ternyata di belakangnya ada dua orang pria lagi.

“Siapa kalian?”

“Anda harus ikut kami, Nona.”

“Aku tidak mengenal kalian.”

“Jangan banyak bicara!”

Salah satu pria itu mencekal lengan Raya. Bayangan kejadian malam itu kembali terngiang di memorinya. Mereka memaksa Raya masuk ke dalam mobil hitam. Dirinya duduk dengan diapit dua pria, sedangkan dua orang pria lagi duduk di depan. Dalam hati, Raya membaca banyak doa. Dia berpikir, tidak masalah kalau dirinya dibunuh, dia tidak akan takut. Karena ada hal lain yang lebih menakutkan baginya, yaitu dirinya kembali dinodai, bahkan bukan hanya satu pria, tapi empat sekaligus. Tanpa sadar Raya menggelengkan kepalanya. Mencoba mengenyahkan pikiran buruk itu. Tapi siapa yang tidak akan berpikiran buruk seperti itu? Dia tidak memiliki hutang kepada siapa pun, jadi tidak mungkin dikejar-kejar penagih hutang. Uang satu juta yang dia pinjam dari sahabatnya, sudah dia kembalikan sebagian.

Mereka kini tiba di sebuah rumah, namun bagai istana bagi Raya. Raya dibawa masuk. Ingin melarikan diri, tapi dia tahu itu tidak mungkin.

“Ibu?” Raya langsung menghampiri Bu Mirna.

“Bu, sebenarnya ada apa ini? Kenapa ibu ada di sini?”

Raya tidak sadar, kalau di hadapannya ada beberapa orang yang sedang menatap tajam pada dirinya. Kini mereka bisa melihat secara langsung wajah Raya. Ya harus mereka akui, meski hanya dalam hati, kalau Raya sangat cantik. Tidak seperti perempuan kampung yang tidak terurus.

Wajah Bu Mirna terlihat sangat cemas.

“Jadi kamu perempuan itu?”

Raya tersentak. Dia kini melihat orang-orang yang ada di hadapannya.

Deg

Jantungnya kembali berdetak. Ini masih pagi, tapi dia seperti dia sudah mendapatkan serangan jantung berkali-kali.

Keanu menatap mata Raya.

“Saya tidak akan berbasa-basi. Batalkan laporan kamu, dan pergi sejauh mungkin. Kalau tidak, saya akan menghancurkan orang-orang di sekitar kamu. Termasuk perempuan yang membesarkan kamu ini, rumah panti tempat kami dibesarkan, juga sahabat kamu yang saat ini berlibur bersama keluarganya di luar negeri!”

Kini Raya menyesali keputusannya saat itu. Dia menyesal kenapa malam itu harus ke apartemen temannya. Dia menyesal melaporkan pria itu ke polisi, karena bukannya keadilan yang dia dapatkan, tapi tekanan. Tidak masalah kalau dirinya dihina, tapi kenapa orang-orang di sekitarnya yang harus menanggung semuanya? Sahabatnya saja tidak tahu apa-apa tentang masalah ini.

Raya menatap ibu Mirna. Dia tahu apa yang dikatakan pria tua yang ada di hadapannya itu tidak main-main, meski dia tidak tahu siapa pria itu. Melihat Bu Mirna yang ada di sini, sudah jelas kalau ini sebagai tanda ancaman itu telah dimulai.

“Baiklah.”

“Bagus, pilihan yang tepat. Kalau begitu, tanda tangani ini.”

Raya menatap jijik pria yang ada di hadapannya. Dia yang dijahati, dia yang diancam, dia juga yang harus menandatangani surat perjanjian.

Dunia memang kejam!

Dulu dia berpikir, menjadi orang miskin tak masalah, asal tidak meminta-minta. Kini pikirannya berubah. Menjadi miskin itu tidak enak.

Raya membaca perjanjian itu, yang tertulis kalau dia tidak boleh menuntut atau melaporkan hal ini kepada siapa pun.

Raya dan Bu Mirna lalu pergi dari rumah sialan itu. Mereka yang dipaksa datang ke sini, namun pergi begitu saja tanpa rasa peduli orang-orang yang ada di sana.

“Tunggu!” panggil Keanu.

Keanu memberikan selembar cek.

“Sebagai ganti rugi!”

“Saya tidak menjual kehormatan saya, juga tidak menjual harga diri saya. Kalian memang kaya, tapi miskin hati. Rumah besar, tapi bagai neraka. Anda lahir dari rahim perempuan, tapi melihat orang-orang yang mungkin kedua orang tua Anda, saya jadi tidak heran kenapa Anda seperti setan, karena orang tua Anda seperti iblis!”

Raya langsung membawa Bu Mirna pergi. Sedikit lega karena sudah mengeluarkan kata-kata kasar yang belum pernah dia katakan kepada siapa pun. Dia memang anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan, tapi bukan berarti tidak memiliki sopan santun.

Tangan Keanu terkepal. Dia pikir seharusnya Raya berterima kasih Keanu sudah mau memberikan uang yang banyak kepada perempuan itu.

Terpopuler

Comments

Erina Situmeang

Erina Situmeang

bukan uang yg di minta raya tapi keadilan keanu

2024-02-09

2

Sururin Marfu'ah

Sururin Marfu'ah

kayak harta miskin hati...😡👊👊

2023-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 1 Malam Naas
2 2 Bimbang
3 3 Visum
4 4 Ancaman
5 5 Mencoba Melupakan
6 6 Bukan Barang Bekas
7 7 Siksaan
8 8 Yang Terbaik
9 9 Satu Tahun
10 10 Waktu Yang Berlalu
11 11 Besser
12 12 Di Rumah Sakit
13 13 Mimpi
14 14 Mereka Anak Kita?
15 15 Jantung Yang Berdebar
16 16 Siapa Namanya?
17 17 Memantau
18 18 Pemilik Mata
19 19 Menyakiti
20 20 Apa Mereka Saling Mengenal
21 21 Tokoh Antagonis
22 22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23 23 Ingin Merebut
24 24 Dua Pria
25 25 Mimpi
26 26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27 27 Kecewa
28 28 Mengawasi
29 29 Egois dan Jahat?
30 30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31 31 'Begini Saja'
32 32 Tiba-Tiba
33 33 Harapan
34 34 Sidang?
35 35 Ujian Pertama
36 36 Saling Serang
37 37 Bertengkar
38 38 Justin dan Keanu
39 39 Air Mata Raya
40 40 Berpisah Jalan
41 41 Anak Yang Tidak Baik?
42 42 Senang Sendiri?
43 43 Ruang Kosong
44 44 Di Sini di Sana
45 45 Harus Adil
46 46 Larut Malam
47 47 Memilih Jalan
48 48 Empat Jiwa
49 49 Pergi?
50 50 Menghubungi
51 51 Ibu Yang Buruk
52 52 Titik Paling Sensitif
53 53 Di Ruangan Yang Sama
54 54 Jangan Kenapa-Kenapa
55 55 Sebelum Kehilangan
56 56 Kurus
57 57 Bahagiakan Mommy Dulu
58 58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59 59 Kita Saudara
60 60 Takut
61 61 Rahasia Masing-masing
62 62 Ajakan Rion
63 63 Bertemu Dengannya
64 64 Menjadi Lebih Baik
65 65 Aneh
66 66 Langsung Saja
67 67 Ribuan Bintang
68 68 Bertemu Bibi
69 69 Sang Penyelamat
70 70 Menggelap
71 71 Terus?
72 72 Pesawat
73 73 Maaf
74 74 Bahagiakan Kalian
75 75 Tatapan Justin
76 76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77 77 Di Bandara
78 78 Siap Bertemu Masa Lalu
79 79 Orang Asing yang Mengawasi
80 80 Pilihan Untuk Raya
81 81 Keputusan Raya
82 82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83 83 Persiapan Pernikahan
84 84 Siapa yang Tahu
85 85 Menjelang Hari H
86 86 Jangan Goyah Lagi
87 87 Tegang
88 88 Pernikahan Anakku
Episodes

Updated 88 Episodes

1
1 Malam Naas
2
2 Bimbang
3
3 Visum
4
4 Ancaman
5
5 Mencoba Melupakan
6
6 Bukan Barang Bekas
7
7 Siksaan
8
8 Yang Terbaik
9
9 Satu Tahun
10
10 Waktu Yang Berlalu
11
11 Besser
12
12 Di Rumah Sakit
13
13 Mimpi
14
14 Mereka Anak Kita?
15
15 Jantung Yang Berdebar
16
16 Siapa Namanya?
17
17 Memantau
18
18 Pemilik Mata
19
19 Menyakiti
20
20 Apa Mereka Saling Mengenal
21
21 Tokoh Antagonis
22
22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23
23 Ingin Merebut
24
24 Dua Pria
25
25 Mimpi
26
26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27
27 Kecewa
28
28 Mengawasi
29
29 Egois dan Jahat?
30
30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31
31 'Begini Saja'
32
32 Tiba-Tiba
33
33 Harapan
34
34 Sidang?
35
35 Ujian Pertama
36
36 Saling Serang
37
37 Bertengkar
38
38 Justin dan Keanu
39
39 Air Mata Raya
40
40 Berpisah Jalan
41
41 Anak Yang Tidak Baik?
42
42 Senang Sendiri?
43
43 Ruang Kosong
44
44 Di Sini di Sana
45
45 Harus Adil
46
46 Larut Malam
47
47 Memilih Jalan
48
48 Empat Jiwa
49
49 Pergi?
50
50 Menghubungi
51
51 Ibu Yang Buruk
52
52 Titik Paling Sensitif
53
53 Di Ruangan Yang Sama
54
54 Jangan Kenapa-Kenapa
55
55 Sebelum Kehilangan
56
56 Kurus
57
57 Bahagiakan Mommy Dulu
58
58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59
59 Kita Saudara
60
60 Takut
61
61 Rahasia Masing-masing
62
62 Ajakan Rion
63
63 Bertemu Dengannya
64
64 Menjadi Lebih Baik
65
65 Aneh
66
66 Langsung Saja
67
67 Ribuan Bintang
68
68 Bertemu Bibi
69
69 Sang Penyelamat
70
70 Menggelap
71
71 Terus?
72
72 Pesawat
73
73 Maaf
74
74 Bahagiakan Kalian
75
75 Tatapan Justin
76
76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77
77 Di Bandara
78
78 Siap Bertemu Masa Lalu
79
79 Orang Asing yang Mengawasi
80
80 Pilihan Untuk Raya
81
81 Keputusan Raya
82
82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83
83 Persiapan Pernikahan
84
84 Siapa yang Tahu
85
85 Menjelang Hari H
86
86 Jangan Goyah Lagi
87
87 Tegang
88
88 Pernikahan Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!