8 Yang Terbaik

“Apa yang kamu lakukan?” teriak Justin.

Raya memutar tubuhnya, berdiri kaku di hadapan Justin yang kini terlihat murka.

Wajah Raya ditampar, bahkan rambut panjangnya dijambak dengan kuat. Keanu dan Jenia datang, ingin tahu apa yang menyebabkan Justin berteriak sekencang itu.

“Kamu ingin kabur dari rumah ini, hah? Kamu pikir saya sudi menampung kamu? Kalau bukan karena anak yang kamu kandung, saya tidak akan pernah akan membiarkan kamu di rumah ini.”

Justin menarik tubuh Raya sampai perempuan itu terseret, lalu menghempaskannya dengan kencang begitu sampai di kamar Raya. Untung saja Raya masih sempat menyeimbangkan tubuhnya, hingga tidak terjatuh.

Justin menampar wajah Raya, menjambak rambut, bahkan menendang kaki perempuan itu tanpa bekas kasihan.

“Hari ini kamu tidak boleh makan, dan siapa saja yang memberinya makan, maka akan saya pecat.”

Sebelum pintu tertutup, pandangan mata Raya bertemu dengan pandangan mata Keanu. Pria itu memalingkan wajahnya, hingga pintu tertutup dan dikunci dari luar.

Raya meringkuk di kamarnya. Dia berpikir, kalau memang mereka tidak mau dia menceritakan semuanya pada orang-orang, kenapa tidak mengancam saja dirinya seperti yang lalu.

Sudah satu bulan Raya di sini. Dia tidak pernah minum susu ibu hamil, belum pernah juga memeriksakan kehamilannya. Tidak ada yang peduli dengan dirinya. Bahkan dia tidak tahu, apakah para pelayan di sini tahu tentang kehamilannya. Dia senang karena perutnya masih terlihat rata, tidak membuncit. Dia malu hamil di luar nikah.

Eriza merasa sangat cemas. Dia sudah melapor pada polisi tentang orang hilang, tapi belum memberikan hasil apa-apa. Apalagi dari keterangan pemilik tempat kos, Raya pergi dengan kesadaran sendiri, tanpa paksaan.

Raya membersihkan ruang keluarga, sayup-sayup dia mendengar pembicaraan yang entah kenapa, membuat dia penasaran. Dengan hati-hati, Raya mendekat dan mendengarkan diam-diam.

“Kenapa Tuan menyuruh perempuan itu tinggal di sini? Biarkan saja dia pergi, toh dia tidak akan menceritakan apa pun pada orang-orang. Dia hanya perempuan lemah.”

“Bagaimana pun juga, dia akan melahirkan keturunan Ainsley.”

“Tuan ingin merawat anak itu?”

“Jika anak yang dilahirkan laki-laki, kami akan mengambilnya dan menyuruh perempuan itu pergi. Keanu akan menikah dengan perempuan lain, dan doa akan menjadi ibu dari anak itu.”

“Kalau perempuan?”

“Tentu saja mereka harus pergi. Saya tidak sudi menampung mereka.”

Raya membekap mulutnya, lututnya terasa lemas saat mendengar percakapan itu. Entah ada berapa orang di sana, namun Raya seperti melihat bayangan Keanu di sudut jendela.

Raya mundur pelan-pelan, dan menabrak seseorang.

“Dokter Bian?” ucap Raya dengan lirih.

Dia sangat yakin, kalau dokter Bian juga mendengar pembicaraan itu.

“Dok, tolong bantu saya pergi dari rumah ini. Tolong saya ....”

Dokter Bian tidak mengatakan apa-apa, langsung berlalu begitu saja, memberikan rasa kecewa yang begitu besar bagi Raya.

Di dalam kamarnya, Raya termenung. Kini dia tahu alasan yang sebenarnya, mengapa mereka membaurkan dia ada di rumah ini, dan tidak boleh pergi begitu saja. Bukan karena takut orang-orang tahu akan aib keluarga ini, karena mereka cukup mengancam dirinya dengan menyakiti orang-orang terdekatnya seperti sebelumnya. Ternyata mereka menginginkan anak ini, jika anak ini laki-laki. Raya cukup paham kalau untuk sebagai orang, anak laki-laki itu sangat penting, sebagai pewaris utama sebuah keluarga.

Tapi kenapa harus anaknya? Keanu bisa menikahi perempuan lain dan memiliki anak laki-laki. Mungkin karena mereka ragu apakah anak perempuan lain itu laki-laki atau perempuan, atau mungkin tidak akan memiliki anak lagi. Ya, tentu saja Raya juga tahu hal ini. Sudah banyak contoh perselingkuhan karena anak. Mereka lebih baik jaga-jaga daripada harus mencarinya di kemudian hari.

Benar-benar licik!

Aku memang tidak menginginkan kamu, tapi aku juga tidak mau kamu dibesarkan oleh mereka. Apa jadinya kamu dalam didikan mereka? Cukup ayah kamu saja yang menjadi bajingan, kamu jangan. Mereka menginginkan kamu, tapi tidak pernah bersikap baik padamu. Bagaimana caranya kita kabur dari sini?

Raya sungguh tidak ikhlas anaknya direbut. Apa bagi mereka dia hanya mesin penghasil anak.

Begitu jahatnya mereka ingin memisahkan aku dengan anakku, dan menjadikan perempuan lain ibu dari anakku. Aku tidak akan sudi. Keluarga kandungnya saja begitu, bagaimana ibu tirinya? Bisa-bisa anakku disiksa.

Perut Raya terasa keram, tapi dia berusaha menahannya. Dia kembali memikirkan cara untuk kabur, dan kali ini dia harap akan berhasil.

Keesokannya, Raya mengamati sekitarnya. Dia menghela nafas, semua sudut dijaga dengan ketat, jadi bagaimana caranya dia kabur? Ingin memanjat, tapi tembok itu sangat tinggi, apalagi dirinya sedang hamil.

Raya mencuci baju sambil tetap berpikir, otaknya menjadi buntu. Sekali lagi dia hanya bisa pasrah.

Semalaman perut Raya terasa keram. Dia tidak bisa tidur akibat terlalu memikirkan masalah ini.

“Awsss,” ringisnya.

Saat ini, di rumah sangat sepi, entah ke mana perginya orang-orang yang suka sekali berteriak itu. Dia pergi ke dapur, gelas yang dipegangnya terjatuh begitu saja.

“Kamu kenapa?” tanya salah seorang pelayan.

“Perutku, sakit sekali! Tolong!”

Bertepatan dengan itu, dokter Bian datang.

“Ke mana Justin?” tanyanya pada salah seorang pelayan.

“Tolong!” suara teriakan dari dapur mengagetkan mereka. Dokter Bian dan pelayan itu segera menuju asal suara.

“Dokter Bian, tolong.”

Dokter Bian segera membawa Raya ke mobilnya dan pergi ke rumah sakit. Dia juga sudah menghubungi dokter kandungan agar Raya bisa segera ditangani.

Mereka tiba di depan pintu UGD. Perawat membawa brankar dengan Raya yang terlihat pucat. Dokter Bram menunggu di luar, dan beberapa saat kemudian, dokter keluar. Dokter Siska menunduk hormat pada dokter Bian, dan mereka berbicara serius.

Raya terbangun dari tidurnya, dan tidak lama kemudian seorang dokter perempuan datang.

Justin mengangkat panggilan dari dokter Bian.

“Ya?”

“Dia keguguran.”

“Oh.”

Raya mengusap sudut matanya. Jantungnya berdetak kencang saat mendengar perkataan dokter Bian.

Semoga saja ini yang terbaik, pikirnya.

Hingga menjalang malam, tidak ada satu pun dari mereka yang datang melihat keadaannya. Memang apa yang Raya harapkan? Mereka hanya menginginkan anak ini, dan kini anak ini sudah tidak ada.

Keanu yang mendengar kabar itu, diam saja. Pria minim ekspresi itu hanya memandang lurus, tidak terganggu dengan sekitarnya. Dia tidak menunjukkan raut sedih, tidak juga menunjukkan kegembiraan karena terlepas dari tanggung jawab yang tidak dia inginkan.

Keluarga itu tetap melakukan aktivitas mereka meski terjadi sesuatu pada Raya.

Keesokan harinya, Raya terbangun, menatap ruangan yang hanya ada dia saja. Perempuan itu menghela nafas berkali-kali. Satu hal uang pasti, mereka sudah tidak punya alasan untuk membiarkan dia tinggal di sana.

Apa ini cara Tuhan membantu aku untuk pergi?

Aku harus pergi ke mana?

Raya keluar dari ruangan perawatan itu. Berjalan dengan pelan, sambil berpikir. Dia tidak punya apa-apa saat ini, semua barangnya ada di mansion itu.

Sekali lagi dia menyesal, menyesali keputusannya. Kenapa saat itu dia membawa semua barangnya dari kosan? Kalau tahu akan seperti ini, dia akan menyisakan barang-barang pentingnya di sana.

Kali ini, aku harap aku mengambil keputusan yang tepat. Raya mulai berjalan cepat, takut bertemu dengan orang-orang yang tidak dia harapkan.

Saatnya untuk melarikan diri dan pergi jauh.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

kejam x mereka . kau dokter bian sm brengseknya kalian sekeluarga. gak ada tondakannapapun kalau raya di siksa. dasar keluarga biadab kalian semuanya

2024-05-12

0

Erina Situmeang

Erina Situmeang

ayo lari rayaaaa

2024-02-09

2

🌹 Mommy caeeeem 😍

🌹 Mommy caeeeem 😍

bagus Raya,,,ayo,,,!! tk boncengin buat kabur 🏇🏇🏇

2023-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 1 Malam Naas
2 2 Bimbang
3 3 Visum
4 4 Ancaman
5 5 Mencoba Melupakan
6 6 Bukan Barang Bekas
7 7 Siksaan
8 8 Yang Terbaik
9 9 Satu Tahun
10 10 Waktu Yang Berlalu
11 11 Besser
12 12 Di Rumah Sakit
13 13 Mimpi
14 14 Mereka Anak Kita?
15 15 Jantung Yang Berdebar
16 16 Siapa Namanya?
17 17 Memantau
18 18 Pemilik Mata
19 19 Menyakiti
20 20 Apa Mereka Saling Mengenal
21 21 Tokoh Antagonis
22 22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23 23 Ingin Merebut
24 24 Dua Pria
25 25 Mimpi
26 26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27 27 Kecewa
28 28 Mengawasi
29 29 Egois dan Jahat?
30 30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31 31 'Begini Saja'
32 32 Tiba-Tiba
33 33 Harapan
34 34 Sidang?
35 35 Ujian Pertama
36 36 Saling Serang
37 37 Bertengkar
38 38 Justin dan Keanu
39 39 Air Mata Raya
40 40 Berpisah Jalan
41 41 Anak Yang Tidak Baik?
42 42 Senang Sendiri?
43 43 Ruang Kosong
44 44 Di Sini di Sana
45 45 Harus Adil
46 46 Larut Malam
47 47 Memilih Jalan
48 48 Empat Jiwa
49 49 Pergi?
50 50 Menghubungi
51 51 Ibu Yang Buruk
52 52 Titik Paling Sensitif
53 53 Di Ruangan Yang Sama
54 54 Jangan Kenapa-Kenapa
55 55 Sebelum Kehilangan
56 56 Kurus
57 57 Bahagiakan Mommy Dulu
58 58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59 59 Kita Saudara
60 60 Takut
61 61 Rahasia Masing-masing
62 62 Ajakan Rion
63 63 Bertemu Dengannya
64 64 Menjadi Lebih Baik
65 65 Aneh
66 66 Langsung Saja
67 67 Ribuan Bintang
68 68 Bertemu Bibi
69 69 Sang Penyelamat
70 70 Menggelap
71 71 Terus?
72 72 Pesawat
73 73 Maaf
74 74 Bahagiakan Kalian
75 75 Tatapan Justin
76 76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77 77 Di Bandara
78 78 Siap Bertemu Masa Lalu
79 79 Orang Asing yang Mengawasi
80 80 Pilihan Untuk Raya
81 81 Keputusan Raya
82 82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83 83 Persiapan Pernikahan
84 84 Siapa yang Tahu
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1 Malam Naas
2
2 Bimbang
3
3 Visum
4
4 Ancaman
5
5 Mencoba Melupakan
6
6 Bukan Barang Bekas
7
7 Siksaan
8
8 Yang Terbaik
9
9 Satu Tahun
10
10 Waktu Yang Berlalu
11
11 Besser
12
12 Di Rumah Sakit
13
13 Mimpi
14
14 Mereka Anak Kita?
15
15 Jantung Yang Berdebar
16
16 Siapa Namanya?
17
17 Memantau
18
18 Pemilik Mata
19
19 Menyakiti
20
20 Apa Mereka Saling Mengenal
21
21 Tokoh Antagonis
22
22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23
23 Ingin Merebut
24
24 Dua Pria
25
25 Mimpi
26
26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27
27 Kecewa
28
28 Mengawasi
29
29 Egois dan Jahat?
30
30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31
31 'Begini Saja'
32
32 Tiba-Tiba
33
33 Harapan
34
34 Sidang?
35
35 Ujian Pertama
36
36 Saling Serang
37
37 Bertengkar
38
38 Justin dan Keanu
39
39 Air Mata Raya
40
40 Berpisah Jalan
41
41 Anak Yang Tidak Baik?
42
42 Senang Sendiri?
43
43 Ruang Kosong
44
44 Di Sini di Sana
45
45 Harus Adil
46
46 Larut Malam
47
47 Memilih Jalan
48
48 Empat Jiwa
49
49 Pergi?
50
50 Menghubungi
51
51 Ibu Yang Buruk
52
52 Titik Paling Sensitif
53
53 Di Ruangan Yang Sama
54
54 Jangan Kenapa-Kenapa
55
55 Sebelum Kehilangan
56
56 Kurus
57
57 Bahagiakan Mommy Dulu
58
58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59
59 Kita Saudara
60
60 Takut
61
61 Rahasia Masing-masing
62
62 Ajakan Rion
63
63 Bertemu Dengannya
64
64 Menjadi Lebih Baik
65
65 Aneh
66
66 Langsung Saja
67
67 Ribuan Bintang
68
68 Bertemu Bibi
69
69 Sang Penyelamat
70
70 Menggelap
71
71 Terus?
72
72 Pesawat
73
73 Maaf
74
74 Bahagiakan Kalian
75
75 Tatapan Justin
76
76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77
77 Di Bandara
78
78 Siap Bertemu Masa Lalu
79
79 Orang Asing yang Mengawasi
80
80 Pilihan Untuk Raya
81
81 Keputusan Raya
82
82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83
83 Persiapan Pernikahan
84
84 Siapa yang Tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!