"Adinda sepertinya kamu keguguran nak..!"
"Maksud ibu apa ?"
Tampak ibu menarik nafasnya berat , aku tak kuasa menatap wajah mereka , hanya kata maaf yang selalu ku ucap dalam hati
"Sebaiknya bapak panggil Arjuna kesini secepatnya !"
"Baik Bu " Dengan berlari kecil Ayah keluar menuju kamar disebelah kamarku
"Tok...tok...!"
Tak lama pintu kamar pun dibuka dari dalam , tampak Arjuna menyambut kedatangan Ayahku
"Loh Ayah kenapa , apa ada sesuatu yang terjadi ?"
"Adinda keguguran Arjuna , cepat lah kekamar Adinda sekarang !"
Arjuna yang mendapat kabar itupun kaget dan begitu cemasnya
" Dimana Adinda , ayah ?"
"Ada dikamarnya bersama ibu !" Arjuna berlari menuju kamarku , saat tiba di kamarku pendarahan yang ku alami sudah berhenti
"Mas...hik...hik !"
"Sabar sayang , apakah kamu baik baik saja ?"
Aku mengangguk sedih , rasanya betapa aku kecewa pada diriku sendiri yang tak bisa menjaga kandunganku
"Anak kita mas , maaf aku tidak bisa menjaganya"
"Ini takdir sayang dan mungkin ini belum rejeki kita , karena Allah lebih sayang sama anak kita "
"Sebaiknya Adinda harus segera diperiksa ke dokter biar diperiksa keadaan kandungan nya "
"Kalau begitu sekarang juga aku bawa Adinda ke dokter Bu !"
Tak selang beberapa grab yang dipesan adikku Bayu sudah tiba
Dengan sangat hati hati Arjuna membopong tubuhku menuju gang didepan rumah
"Mas aku jalan sendiri saja , jadi please turunkan aku dong"
"Bisa diam ngak sih sayang "
"Aku malu dilihatin mereka mas "
"Mereka punya mata, jadi biarkan saja mereka melihat asal jangan ikutan minta digendong kayak kamu saja !"
"Huh..dasar keras kepala !"
Arjuna terkikik mendengarnya ,
dan disaat aku mendongak untuk melihat wajahnya tiba tiba
"Cup " Tanpa malu Arjuna mencium bibirku , Aku semakin malu dibuatnya , Ku Sembunyikan wajah ku didada bidangnya
Diperjalanan aku tak hentinya menangis, dan Arjuna selalu menenangkan ku
"Sudah diikhlaskan yank , jangan nangis terus , tuh lihat mukanya jelek begitu ingat loh besok kata nya mau dirias ?"
"Berisik ..!"
Aku kesal dengan Arjuna , karena ulah dia dan keluarganya lah yang membuat aku jadi kehilangan bayi ku
"Gimana dok rahimnya sekarang ?"
"Alhamdulillah semuanya baik dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan"
Aku tersenyum lega mendengarnya , mesti berat rasanya aku harus mengikhlaskannya , dan sekarang rasanya aku ingin
meluapkan kekesalanku pada Arjuna juga
"Terima kasih dokter !"
Dokter Pun mengangguk dan membalas ucapan suamiku
"Ayo kita pulang yank ?"
"Hmm !"
Sesampainya dirumah aku memasuki kamarku diikuti Arjuna di belakang ku
" Duduklah mas , aku ingin bicara sebentar "
"Kelihatannya penting sekali sampai mimik muka kamu terlihat seperti memendam amarah "
"Mas , apakah mas tidak pernah melihat atau menyaksikan orang nikahan sebelumnya?"
"Sudah sering "
"Lantas kenapa mas lakukan ini sama aku dan keluargaku!"
"Maksud kamu apa yank ?"
"Mas dimana keluarga kamu atau kerabat mas yang hadir , tidak ada kan dan apakah mas membawa hantaran pada umumnya , juga tidak ada kan dan terakhir saya tanya apakah mas sudah menyiapkan maskawin apa yang akan mas berikan padaku ?"
Mendengar pertanyaan ku yang beruntun tampaknya Arjuna terhenyak , dia baru menyadari kesalahannya
"Maaf...!"
"mas kamu tahu tidak dengan begini aku baru medari arti diriku di matamu , apalagi keluargamu "
"Mas minta maaf yank , mas pikir...!"
"Apa mas , pikir kalau kita sudah menikah siri dan kamu
seenaknya padaku dan orang tuaku , kamu keterlaluan tahu ngak sih !"
"Yank...!"
"Sebaiknya mas keluar biarkan aku sendiri sekarang !"
Dengan terpaksa Arjuna keluar dari kamarku , entah apa yang tengah dia pikirkan aku tak peduli saat ini
*bersambung ..
#Happy reading ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments