Jangan Lupa Tinggalkan Like dan Koment Kalian yah Sebelum Kalian Membaca Tulisanku 🙏🏻
Kalian Jangan Sungkan juga untuk promosikan karya kalian di Kolom Komentar Novel ku, Nanti aku feedback 🙏🏻🙏🏻
Happy Reading😊😊😊😊
Kediaman Trian yang tampak Sebuah Rumah yang bisa dikatakan Cukup Lumayan Berkelas dengan Design Yang simple namun tertata sangat mewah, Bangunan yang sudah berdiri 23 Tahun itu dibangun Oleh Hasil Keringat Ayah dan Ibu Trian yang notabenenya bekerja Sebagai Pedagang Pakaian yang sudah memiliki Nama di Kota itu.
Keluarga Trian memiliki beberapa usaha pertokoan pakaian baik itu di mall maupun di ruko ruko elit yang sering disinggahi orang orang berkelas ataupun pejabat. Bahkan Saat ini Trian dipercaya mengelola Restoran Dan Penginapan Milik Keluarganya. Meskipun Beberapa kali Trian turut campur tangan dalam usaha perdagangan milik ayah dan ibunya. Orang tua trian memberikan sejumlah modal untuk Trian untuk memgembangkan usaha kuliner, Dan hal itu dapat dibuktikan Trian. Dia dapat mengembalikan uang orantuanya setelah setahun membuka usaha dan hotel.
Saat Trian Memilih menikahi Qiara di usia yang ke 21 Tahun. Saat Itu Trian baru saja lulus dari Diploma 3 Disalah satu universitas Jurusan Komputer. Banyak Pro dan kontra yang dihadapi kedua sejoli itu mulai dari tentang pendapat dan tidak direstui oleh kedua belah pihak keluarga masing masing namun atas berkat doa dan usaha mereka yang tulus akhirnya batu batu besar yang ada dihadapan mereka hanya terlihat sebagai krikil yang dapat diterobos.
Dengan bersusah payah akhirnya keluarga Kedua belah pihak merestui hubungan mereka dan menikahkan anak anak mereka di hotel mewah dengan Resepsi mewah.
Disatu sisi menjadi kebanggaan tersediri buat keluarga masing masing karna dapat memiliki menantu yang berasal dari keluarga kaya raya.
Qiara adalah anak Pengusaha sukses yang memiliki Usaha Export Batu bara di kalimantan Dan memilikin bisnis property yang sudah dirintis sejak 6 tahun belakangan di Kota Jakarta dan beberapa Toko yang bergerak di bidang Mebel di Kota Jakarta dan ibu Qiara merupakan seorang Dosen Salah satu Universitas Swasta di kota Jakarta dan juga memiliki sebuah Butik Kecil yang baru dirintisnya beberapa bulan.
Sedangkan Trian, adalah Anak Tunggal dari Keluarga yang Merupakan Pedagang Sukses, Mulai merintis dari usaha kecil Menjadi Pedagang Keliling Kemudian sukses menjadi pedagang Besar yang sudah memiliki karyawan ratusan orang diberbagai cabang dan sudah memiliki beberapa mesin sebagai alat produksi pakaian. Bahkan Sudah memiliki Puluhan Cabang Pertokoan didalam kota dan sebagian diluar Kota.
Saat menikah Trian memang masih Fresh graduate yang belum sama sekali pernah bekerja, bahkan dia hanya lulusan diploma belum sarjana dan istrinya hanyalah lulusan Sma karena kuliahnya hanya sampai semester dua lalu memutuskan hidup bersama suaminya .
Trian dan Qiara Pernah hidup menjadi pasangan yang sangat bahagia, mereka selalu semangat menjalani hari hari seperti layaknya pengantin baru setiap hari.
Qiara membiasakan diri memasak dengan tangannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangan sang suami, Qiara sengaja tidak memakai jasa asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaanya dirumah yang kala itu hanya ada Trian dan Qiara.
Mereka dulu sempat tinggal sebuah rumah minimalis Jauh dari orangtua mereka. Rumah yang diberikan orangtua Trian untuk anak dan menantunya . Mereka tinggal dengan cinta kurang lebih 2tahun.
Ditahun Kedua Qiara hamil, Dia sangat bahagia akhirnya statusnya menjadi wanita akan bertambah satu tingkat yaitu calon ibu.
Kala itu Qiara adalah wanita paling bahagia, Dia dan suaminya kerap kali memposting kebahagian mereka di sosial media. Image jelek mengatakan mereka menikah karna telah hamil duluan sirna dimata orang orang setelah membaca postingan demi postingan. Karena sebelumnya memang banyak teman teman
Qiara yang sering disapa Qia menghilangkan anggapan jelek dari pikiran teman temanya bahwa dibalik pernikahan dini yang mereka langsungkan adalah kehamilan diluar nikah, namun semua itu segera sirna setelah Teman temannya mengetahui Ara mengandung di dua tahun pernikahan.
“Ternyata kami baru hamil sekarang ya say? Maaf slama ini kami pikir hamil saat baru nikah” Salah satu koment yang mewakili para sahabat dan kerabat.
Mereka hanya bisa tersenyum saat orang orang kini tahu kalau mereka tidak pernah melakukan kesalahan yang salah sebelum menikah.
Trian sangat mengasihi dan menyanyangi istrinya , Setiap Hari setelah pulang dari Restoran yang dikelolanya dari hasil pemberian orangtuanya itu Trian selalu membawakan buah atau buah tangan kecil kepada istri tersayangnya.
Dan itu menjadi sorotan para teman sosial media bahkan Alex dan Claudya sangat bahagia melihat pernikahan putrinya yang berhasil .
Alex berpikir Trian adalah laki laki yang benar benar dapat memegang janji suci pernikahan dan menjadi kepala rumah tangga yang baik.
Mertua qiara Sering mengirimkan makanan lewat kurir online walaupun mertuanya berada diluar kota namun mertuanya selalu menyuruh orang suruhannya memesankan makanan untuk menantunya.
Mertuanya tahu bahwa seorang yang sedang hamil muda pasti memiliki masalah mual muntah dan tidak semangat untuk makan sebab itu mertuanya selalu memberikan perhatian dan kasih sayang lewat makanan dan minuman yang dia masak. Ibu Mertua Qiara selalu memperhatikan Gizi untuk Kandungan menantunya , Mengirimkan Makanan dengan penuh Cinta disela sela kesibukannya sebagai Seorang Wanita Yang berbisnis dibidang perdagangan.
“Sudah Lama rumah ini tidak ada tangisan seorang bayi, aku ingin segera cucuku lahir disini dan dibesarkan disini..... Qiara akan melahirkan penerus keluarga kami, yang akan meneruskan usaha kami ini......” Gumam Mertua Qiara
Dua tahun Pernikahan mengecap manisnya madu, Di kehamilan yang memasuki Minggu ke 16 Qiara Mengalami Pendarahan karna Qiara Terpeleset di Kamar mandi , Dia mengalami Keguguran.
Qiara sempat kehilangan kesadaran dan bedrest total selama satu minggu di rumah sakit. Qiara sangat terpuruk dan mentalnya drop. Ketakutan demi ketakutan terbesit di pikirannya
“Bagaimana kalau aku tidak bisa hamil lagi? bagaimana kalau mama papa kecewa? bagaimana kalau ibu dan ayah marah kemudian memaksa mas trian meninggalkanku? Pertanyaaan yang sangat membuat pikirannya terganggu membuat dia harus dirawat dirumah sakit.
Trian memberikan support kepada istrinya dan trian selalu mendampingi Qiara , Saat Qiara dirumah sakit Alex dan Claudia berkunjung kekota mereka dan menungguin Qiara dirumah sakit secara bergantian dengan Ibu ayah Trian.
Saat keguguran itu Semua keluarga dan kerabat masih meyanyangi Qiara seperti semula walaupun ada sedikit goresan kekecewaan namun harapan untuk memiliki cucu masih banyak kesempatan.
Itulah yang membuat keluarga trian masih sayang dengan Qiara.
“Jangan Sedih sayang, kita masih mudah... kita masih ada kesempatan untuk punya anak, lagi pula kan ini bukan salah kamu... harusnya aku yang lebih peka. seandainya saja aku ada disanping kamu pasti kamu gak akan terpeleset seperti ini” Perasaan Bersalah terucap dari seorang laki laki yang sangat menyanyangi istrinya.
“Tapi .... gimana perasaan orangtua kita pasti mereka semua sudah berharap akan menimang cucu tapi semuanya berantakan seperti ini, aku merasa bersalah pada ayah dan ibu....” Ujar Qiara yang sedang terbaring lemah .
“Tidak nak.... kamu sekarang istirahat aja yah, kamu gak perlu mikirin banyak hal dulu karna semuanya akan baik baik saja. mungkin kesempatan punya cucu bisa ditahun depan , iyakan bu?” Ujar ayah mertuanya dengan penuh kasih sayang
“Iyah yah... ayah benar.... mungkin tahun depan kita akan memiliki cucu , dan tahun ini belum rejeki yang penting sekarang Qiara sembuh dulu dan pulih” Ujar ibu mertuanya meyakinkan Qiara dan menambah semangat untuk menantunya.
“Nak... Ibu rasa kalian sebaiknya tinggal dengan kami saja... lagi pula kan dirumah kita ada asisten rumah tangga dan banyak kamar yang kosong, mungkin dengan kehadiran kalian dirumah, rumah kita semakin ramai. Ibu dan Ayah sering merasa kesepian karna setiap kami pulang dari toko, kami menemui rumah yang sangat sepi.... kalian setuju kan ? Kita akn hidup bahagia kalau kita tinggal bersama sama..... lagi pula suatu saat nanti rumah itu kan juga milik kalian, barang kali setelah kalian tinggal dirumah dengan kami... kalian segera punya anak lagi!” Ujar ibu mertua Qiara membujuk Qiara dan Trian tinggal dirumah mereka.
“Iya benar itu.... sebaiknya kalian tinggal saja dirumah yah” Ujar Ayah mertua lagi.
“Gimana sayang? kamu mau gak tinggal dengan ibu dan ayah?” Tanya Trian pada istrinya.
Dari mata trian terlihat ada kebahagian saat bertanya , tentu saja Qiara tidak mampu menolak lagi pula selama ini Qiara sangat bahagia diperlakukan sebagai istri dan menantu. Tidak ada alasan menolak baginya.
“Iya bu ... ayah.... Qiara setuju dengan usul ayah dan ibu.... Qiara juga merasa sepi saat mas Trian pergi Kerja.... Qiara hanya berteman dengan Tv dan Hp... Mungkin kalau kita tinggal bersama , Itu membuat kebahagian kita lengkap” Jawab Qiara penuh semangat.
Qiara dan Trian Memutuskan untuk tinggal bersama Ibu ayah Trian di kediaman Orangtua Trian Di Kota Bandung. Ayah Ibu trian mengajak anak dan menantunya agar mereka bisa memperhatikan Qiara , Dirumah orangtua Trian ada Dua orang asisten rumah tangga yang biasanya bekerja melakukan semua pekerjaan dirumah itu.
Qiara bisa sedikit santai karna akan dibantu oleh asisten walaupun sebenarnya masih kurang nyaman namun qiara enggan menolak permintaan mertuanya , dia takut mertua nya itu kecewa dan Marah.
Akhirnya Setelah Pulang dari Rumah sakit pasca keguguran itu, Qiara dan Trian berangkat kebandung kerumah orang tua Trian.
“Mah... doakan Qiara yah... Qiara akan pindah dan tinggal dirumah mertua Qiara, kata orang orang.... tinggal bersama mertua adalah hal yang paling buruk... tapi Qiara yakin kok kalau mertua Qiara baik dan selalu sayang sama Qiara” Sebuah Pesan singkat yang dikirimkan Qiara pada ibunya.
Ibunya dan Ayah Qiara memang tidak mengunjungin Qiara saat keguguran itu, dikarenakan mereka tidak langsung memberitahukan kabar itu. Apalagi Ayah Qiara memiliki Penyakit serangan Jantung yang bisa kumat kapan saja saat mendengar kabar buruk. Jadi Trian dan Qiara memutuskan mengabari kabar keguguran saat Qiara sudah sedikit pulih dan pulang dari Rumah sakit.
Membaca Pesan singkat yang dikirimkan oleh putri sulungnya itu tentu saja membuat ibu Qiara bahagia, selain dia masih ada ibu lain yang mengasihi dan memperlakukan anaknya seperti putrinya sendiri yaitu mertua Qiara.
“Hati hati sayang... doa mama dan pap meneyertai kalian... setelah sampai disana kabarin kami ya. kami pasti akan datang untuk menemui kalian, Titip salam buat suami dan mertua kamu yah, dan tolong sayangi mereka seperti kamu menyayangi kami orangtua kamu” Balasan pesan dari Ibu Qiara.
“Nak.. kamu dan Trian boleh memilih kamar manapun yang akan kalian tempatin, ini semua kamar kosong dan kalau kalian mau memakai kamar Trian saat masih belum menikah dulu,, boleh kok... Nanti Bibi akan bersihkan.... kebetulan tadi bibi membersihkan kamar yang ada dipojok , karena menurut saya kamar itu lebih bagus sih . tapi semua terserah pada kalian ya.... kalian boleh duduk dulu bersantai menikmatin makanan dan minuman yang sudah ibu sajikan” Ujar Mertua Qiara.
Inilah awal kesengsaraan Qiara, Setelah setahun tidak kunjung hamil lagi, semuanya mulai berubah. Trian yang sebelumnya selalu pulang cepat dan memberi kabar kini setiap hari selalu menyibukkan diri dengan usahanya. Trian sangat merindukan seorang anak dalam rumah tangganya, Trian adalah anak tunggal . Dulu dia sangat ingin punya seorang adik agar rumah mereka ramai dan dia punya teman bermain namun ibunya tidak bisa lagi punya anak karna ada satu penyakit yang mengharuskan ibunya operasi angkat rahim. Sudah lama Keluarga mereka merindukan seorang bayi hadir dirumah mereka
“Seandainya waktu itu qiara tidak keguguran, seandainya waktu itu qiara mau pakai asisten rumah tangga pasti lantai kamar mandi tidak begitu licin pasti ada orang dirumah yang lamgsung membawa qiara kerumahsakit saat jatuh dan mungkin kandungannya masih bisa diselamatkan” Hela nafas pnjang keluar dari hidung Trian.
“Ara... ginana ? apa kamu sudah hamil lagi?” Tanya Mertua perempuan Qiara saat mertuanya baru tiba pulang dari toko disore hari.
Pertanyaan itu bukan pertama kali dilontarkan oleh ibu mertuanya, tapi hampir setiap hari. Bahkan Qiara merasa sangat tertekan karna selalu dicekokin pertanyaan kapan hamil.
“Bee.....” Jawaban Qiara terputus karna ibu mertuanya langsung memotong dengan nada ketus dan sinis.
“Aalahh bilang aja belum. jangan jangan kamu sudah mandul lagi. kenapa sih kamu susah hamil? kamu sudah dua tahun loh tinggal dirumah ini, bahkan kamu tidak pernah melakukan pekerjaan berat seperti dirumah kalian dulu, harusnya kamu banyak usaha dong kamu baca buku atau konsultasi kedokter gimana biar kamu cepat hamil..... lama lama anak saya pasti tinggalin kamu kalau kamu gak hamil hamil juga” Ujar mertuanya .
Setiap hari Qiara mendengar kata kata buruk yang diucapkan mertua perempuannya, Qiara merasakan perubahan kasih sayang mertuanya.
“Dulu ibu sangat sayang sama aku tapi sekarang.....” Gumam Qiara dalam hati.
Qiara semakin tak karuan menahan sepi dan kesedihannya, setiap kali berpapasan dengan ibu mertuanya pasti ibu mertuanya menyindir dan mengucapkan kata kata yang seharusnya tidak diucapkan, bahkan orangtua Trian yang terkenal Sombong dan arogan itu juga memperlakukan orang orang yang bekerja dengan mereka seperti itu.
Mertua Qiara memiliki banyak Perbedaan dengan orangtua Qiara, Jika orangtua Qiara sangat baik sopan dan ramah pada semua orang yang bekerja dengan mereka, sampai semua yang bekerja dengan mereka betah dan bertahan sampai belasan tahun berbeda dan jauh bertolak belakang dengan mertua Qiara yang sangat bengis dan sombong. Ibu mertua Qiara sangat sombong bahkan pelit pada asisten rumah tangga dan pekerja tokonya, tak jarang banyak yang berhenti bekerja karna diperlakukan tidak baik sedangkan Ayah Trian memiliki sikap Cuek dan pendiam. Dia kurang mau tahu tentang keadaan disekitarny, dia tidak pernah memikirkan apa yang membuat anggota dan karyawannya senang, dia tidak pernah memikirkan reward apa yang cocok untuk diberikan pada pekerjanya bahkan dia tidak pernah tanya apa yang dilakukan istrinya saat dia tidak ada.
Qiara sedang menunggu suaminya pulang bekerja, sudah beberapa minggu ini suaminya pulang larut malam. Saat suaminya pulang tidak ada kehangatan seperti dulu lagi. Qiara berulangkali mengirimkan pesan singkat menanyakan keberadaan suaminya namun hanya balasan singkat yang dia dapati
“Masih kerja, kalau mau tidur... tidur duluan saja!” Itulah kata kata yang biasa diucapkan pria itu lewat balasan pesan diponselnya.
“Mas sebenrnya kamu itu kenapa sih? belakangan ini kamu selalu sibuk banget bahkan lembur terus. kamu juga sudah tidak pernah hangat seperti dulu lagi, dulu setiap kali kamu pulang kerja kamu akan memberikan aku bunga, coklat atau mencium keningku meskipun aku sudah tidur pasti aku akan terbangun karna godaanmu untuk menghabiskan malam dipelukanmu, sekarang kamu sangat dingin” Gumam Qiara hanya dalam hati.
Qiara hanya menunggu waktu, waktu dimana dia akan ngantuk dan tidur , waktu dimana dia akan bangun dipagi hari waktu dimana dia akan berberes seperti istri lainnya. Tidak ada keromantisan lagi , ibaratkan Jam dinding yang sudah hanpir kehabisan batrai, berputar ditempat bahkan mundur tidak teratur.
Saat menonton Televisi , Seorang artis sedang memerankan acting sebuah rumah tangga yang penuh dengan kepalsuan, istri dihianati, suami selingkuh dengan wanita lain dan ibu mertua mengusir menantu yang tak kunjung hamil, seketika kesedihan dan ketakutan merasuki Qiara.
Entah mengapa Film itu seperti meniru kisah hidup Qiara , banyak kesamaan disana.
“Ya Tuhan aku takut kalau suamiku akan selingkuh dan aku akan bercerai dengan suamiku karna aku tak kunjung hamil” Ucap Qiara sambil meneteskan air mata saat menonton Sinetron Itu.
“Nyonya kenapa?” Tanya seorang wanita yang bekerja dengan keluarga Trian sebagai asisten rumah tangga.
“Gak kenapa kenapa kok mbok.... saya gak apa apa. saya sedih aja lihat sinetron ini..... kenapa ya mbok wanita yang tidak hamil membuat rumah tangga hancur?” Ujar Qiara
“Sabar ya nyonya... gak semua kok orang seperti itu, banyak orang yang belum dikaruaniain anak tapi bahagia terus sampai tua dan sampai ajal menjemput, anak bukan patokan kebahagiaan yang sesungguhnya. bahkan banyak orang menderita karna anak mereka sendiri. nyonya saba ya ini kan hany sinetron, jangan dimasukin kedalam pikiran dan hati nyonya” Ujar bibi menenangkan hati majikan mudanya. Bibi yang saat itu sedang menonton bersama Qiara.
Saat mertua Qiara tidak dirumah, Qiara memang selalu mengajak asisten rumah tangganya untuk menonton bersama setelah selesai melakukan pekerjaan rumah. Qiara memperlakukan Asisten rumah tangganya dengan baik dan penuh kasih sayang. Qiara juga tidak membeda bedakan level majikan dengan asisten rumah tangga, itu yang membuat asisten rumah tangga nyaman stelah kehadiran Qiara dirumah itu.
“Besok bibi akan kepasar belikan ramuan ramuan ya nyonya, bibi akan olah menjadi jamu kesuburan, barangkali aja manjur dan bisa buat nyonya segera hamil” Ucap bibi memberikan semangat pada istri Trian.
“Masalahnya bukan itu aja mbok....” Qiara sering sekali memanggil Bibi dengan sebutan Mbok, mungkin karna usia bibi yang sudah 54 tahun atau dia merasa nyaman karna mendapatkan kasih sayang ibu dari asisten rumah tangga mertuanya. Tapi beberap kali sebutan bibi masih keluar dari bibir merahnya.
“Masalah apa nyonya?” Tanya bibi
“Sudah dua bulan Mas Trian tidak pernah menyentuhku, bagaimana aku bisa hamil? aku tak mengerti apa yang terjadi sekarang ini mbok, yang pasti mas trian sudah dingin dan cuek pada qiara,, qiara sangat merasa kalau ada yang aneh dalam pernikahan kami....” Ujar Qiara pada bibi.
Trian Memandangi seorang anak yang sedang makan ice cream di restorannya.
Trian melihat anak itu , anak itu terlihat sedikit chubby menggemaskan, rambutnya dikepang seperti seorang putri. paras anak itu manis dan senyumnya menggoda, Trian tergoda untuk mendekati gadis kecil yang kira kira usianya 4,5 tahun.
“Hay cantik kamu kok sendirian aja? mana papa sama mama kamu?” Trian mencoba merayu gadis balita itu
“Mami aku lg ketoilet om terus papi aku da meninggal saat aku masih bayi” Gadis lugu itu melanjutkan ******* ice creamnya . Dia begitu polos dan lugu. Trian sangat tertegun melihat gadis itu
“Seandainya Tuhan memberikan aku putri seperti ini” Gumamnya dalam hati.
Tak berapa lama seorang wanita yang berpakaian dress diatas lutut berwarna hitam dengan aroma parfum yang sangat menggoda, hentakan sepatunya berhenti dibelakang Trian yang sedang menatapi gadis kecil itu .
“Mohon maaf” Sapa wanita berambut hitam panjang itu
“Eh maaf mbak.... saya hanya ingin ngobrol dengan gadis cantik ini, saya sangat menyukai anak anak. Perkenalkan nama saya trian!”
Trian memang sangat ramah kepada smua pengunjung restorannya, bahkan dia kerap sekali menyapa semua pengunjung tanpa membeda bedakan orang. Dia selalu memberikan balon atau hadiah kecil kepada anak anak yang datang kerestonya.
Dia sangat sayang kepada anak anak. Beberapa kali dia singgah ke taman hanya untuk menyaksikan dan mengamati anak anak yang sedang bermain.
Kerinduannya memiliki anak semakin menggebu gebu sampai dia selalu menyisihkan waktu istrahatnya untuk singgah ditaman hanya untuk melihat anak anak bermain .
“Bapak ini pemilik restoran ini kan?” Tanya balik dari wanita berlesung pipi itu.
“Iya benar.... Oh ya kalau boleh tau nama anak mbak siapa ya?” Trian melihat anak kecil yang baru saja menghabiskan sebuah ice cream , Trian tersenyum kearah gadis balita itu
“Namanya melody, usianya 5 tahun. Seharusnya sih dia da masuk Paud atau Tk tapi karna saya sering kerja keluar kota ya dia terpaksa saya bawa dan belum sekolah, Oh ya kenalkan nama saya Cecilia, ibu melody” Cecilia wanita berparas cantik menyodorkan tangannya kearah Trian dan memberikan senyum termanis sebagai awal perkenalan mereka.
“Iya salam kenal ya selamat menikmati menu direstoran kami, silahkan kalau mau pesen yah😊” Trian memanggil seorang pelayan dan menintanya untuk melayani cecilia dan putrinya. Trian melangkah menuju meja kasir dan melanjutkan pekerjaan .
“Sayang uda makan siang?” Sebuah pesan singkat dari sebutan Wife dilayar handphone Trian
Trian membalas dengan singkat “Sudah”
Percakapan itu sangat dingin tidak seperti dulu saat dua tahun pernikahan yang setiap saat mengumbar kebahagian.
Sekarang Qiara sudah tidak pernah posting kebahagian lagi, hanya beberapa sttatus sedih yang dia post yang mengundang beberapa pertanyaan bagi netizen yang maha benar.
Hari demi hari berlalu, buah hati yang diidam idamkan tidak juga muncul dirahim Qiara, Beberapa kali Program dari dokter kandungan yang berbeda juga belum membuahkan hasil. Uang yang dikeluarkan juga tidak sedikit alhasil Mertuanya mulai menunjukan kekesalan dan kekecewaan
“Kenapa sih kamu uda dikasih hidup enak , duduk makan tidur tapi gak berguna sama sekali” Sindir wydia mertua qiara , tuduhan itu dilontarkan mertuanya kepada seekor kucing yang dia beri makan. Tentu saja itu bukan kepada kucing tapi itu kepada qiara
Qiara sangat makan hati mendengar sindiran sindiran itu, suaminya juga menujukkan sikap dingin belakangan ini.
“Mas kamu da pulang? kamu cape ya? aku buatin teh hangat ya biar aku pijitin kamu biar bobonya pulas” Qiara menyambut suaminya pulang . qiara menujukkan senyum walaupun seharian dia harus memakan racun kepahitan dari sindirian mertuanya.
“Kamu kan tau aku kerja diresto pasti dari tdi aku da minum dan makanlah, gak perlu buatin aku teh!” Trian bersuara agak tinggi nadanya sambil melangkah pergi menuju kamar. Trian mengambil handuk lalu pergi mandi, Dia mulai muak dengan Qiara yang hidupnya monoton menurutnya.
Qiara mencoba memahami suaminya
“Mungkin Dia lelah seharian bekerja!” Hanya kata kata itu yang setiap hari muncul dalam benaknya .
Keesokan harinya Trian pergi keresto seperti biasanya walaupun Trian seorang pemilik namun dia sangat disiplin ketika akan bekerja, Dia selalu tepat waktu walaupun sebenarnya bukan masalah kalau dia datang lebih lambat.
Namun Trian dididik untuk bekerja secara profesional. Meskipun menjadi direktur atau menjadi seorang pemimpin tetaplah merasa bekerja untuk orang lain agar bisa menguasai diri dan menempatkan diri. Itulah motto hidup yang ditanamkan Keluarganya sejak dulu.
“Qiara.... Kamu baru bangun jam segini? kamu gak tahu kalau suami kamu sudah pergi sejak pagi tadi mencari nafkah? kamu enak ya bangun kesiangan terus, mulai hari ini kamu harus mengerjakan pekerjaan lainnya" Bentak widya kepada menantunya.
Widya berjalan menyusuri ruang tamu, dia melemparkan sebuah majalah bekas kewajah qiara yang sedang memegang kemoceng membersihkan debu di lemari kaca berisi benda benda kesayangan Ayah trian.
"Kamu bisa gak sih kerja? ini kenapa majalah bekas berada disini? kamu tahu gak sih cara menata rumah yang rapi itu gmna? pantesan aja kamu keguguran , kamu ini malas dan jorok! wajar aja kalau kamar mandi kamu licin dan kamu terjatuh disana, nyesal saya menikahkan kamu dengan anak saya” Widya kembali membentak Qiara.
Qiara hanya bisa diam, semakin hari tingkah laku seisi rumah itu memang makin menjadi jadi. Dulu Mama mertuanya tidak pernah membentak dengan nada yang tinggi seperti itu tapi hari itu mertuanya melempar sebuah majalah bekas kearah wajah qiara. Bagaimana dengan esok?
Qiara tidak sanggup menahan sendirian rasa sakit yang dia peroleh, sejak menikah dia sudah tidak memiliki sahabat. Dia mengabdi kepada suaminya dan jarang sekali bertemu dengan orang lain diluar tanpa suaminya. Kegiatannya hanya keluarganya dan keluarga suaminya, Qiara menangis dikamar setelah usai membereskan Pekerjaan yang harusnya dikerjakan Bibi.
"Mah,,, mama sibuk kah?" Sebuah Pesan singkat yang dikirimkan Gadis berkulit Putih berwajah ayu kepada Claudia.
Tidak begitu lama untuk menunggu balasan pesan dari claudia karna saat itu claudia memang sedang bersantai
"Ada apa sayang? Mama gak sedang sibuk kok"
Setelah membaca pesan balasan ibunda, qiara segera menekan tombol panggilan berwarna hijau, dia menelepon ibunya dan ingin menumpahkan semua kepahitan yang dia rasakan
"Halo sayang" Seperti biasa mama selalu ramah menyapa smua panggilan masuk yang dia terima.
"Mah Qiara sudah gak sanggup!" Isak Gadis Ayu itu menyeka air matanya namum tidak berhasil menahan suara isak tangisnya
"Kamu kenapa sayang? ada apa? kamu sakit?" Mama sangat panik dan khawatir.
Sudah beberapa kali mereka membahas masalah trian yang berubah namun mamanya selalu menyarankan agar Qiara bersabar dan memahami kalau suaminya sedang sibuk wajar aja dia lelah dan capek apalagi restoran Trian adalah salah satu restoran yang ramai pengunjung pasti berbagai macam tingkah dan komplen pelanggan , begitulah yang selalu mama katakan saat qiara cerita.
"Sekarang Ibu mertua sering marah gak jelas mah, selalu sindir qiara bahkan tadi dia membentak qiara" Gadis itu masih terus menangis
"Sabar ya sayang, mungkin itu karna banyak masalah dluar yang dihadapi keluarga suami kamu , gimana kalau kalian adopsi anak saja syg, seperti Tante iis , mereka mengadopsi anak yang orangtuanya memang sudah tidak ada jadi kalian bisa menganggap dan menyayangi anak itu seperti anak kandung kalian sendiri, dan kamu juga akan ada kesibukan. kamu ga akan sedih seperti ini kalau kamu ada kesibukan sayang, mertua kamu juga akan senang karna rumahnya akan ada anak kecil dan mama juga akan jadi nenek, kali aja bisa jadi pancingan juga " Mama memberikan saran.
Claudia memang selalu memberikan nasihat yang baik dan positif, pantas saja dia dijuluki dosen terbaik dikampusnya dan banyak orang yang mengidolakan dia karna selain enak diajak curhat enak juga sharing dan berbagai solusi.
Dia sangat bijaksana memberikan solusi dan menyikapi perilaku anak anaknya baik itu anak didiknya.
Qiara hanya bisa mengiyakan saran dari mamanya karna apa yang dikatakan mama memang ada benarnya , qiara mengakhiri telepon dan sedikit tenang perasaanya sekarang, dia berusaha membuat situasi rumah itu baik karna dia akan mengutarakan saram mamanya . Hari itu qiara memasak makanan yang enak , dia meminta resep dari mamanya kemudian menyajikannya dengan cinta bahkan dia membersihkan smua isi rumah dari debu dan menatanya dengan sangat rapi berharap mertuanya senang.
"Semoga mama tidak marah kalau aku merubah sedikit tatanan rumah ini, dan smoga aja masakanku ini disukai semua yang ada dirumah ini"
Qiara tersenyum membayangkan fadly mencium keningnya dan berterimahkasih karna sudah dimasakin makanan yang sangat enak, dia juga membayangkan betapa bahagianya kalau mama mertuanya terseyum padanya dan memuji masakan dan tatanan perabotan rumah.
"Fadly belum pulang?" Tanya Ayah mertua sembari duduk di kursi meja makan.
"Belum yah!" Qiara menjawab pertanyaan ayah mertuanya.
Ayah mertuanya adalah sosok laki laki yang netral dan tidak pernah bersikap kasar kepada menantunya. Ayah mertua menganggap qiara itu putrinya karna dia memang sangat merindukan kehadiran seorang putri yang tidak dia miliki.
"Yah.. ibu dimana ? tidak turun untuk makan malam?" Qiara menanyakan keberadaan mama mertuanya .
Ayah mertua belum menjawab pertanyaan itu namun langkah kaki widya sudah terdengar menuruni anak tangga
" Itu ibu da turun yah!" Qiara membuka kursi meja ruang tamu dan mempersilahkan mertuanya duduk.
" Bu,, ibu mau makan sekarang?"
Entah kenapa mertuanya menjadi sangat marah dan benci setiap melihat wanita itu, emosinya memuncak saat melihat beberapa perubahan di ruangan dapur itu. Kulkas dirubag posisi, Rak piring sedikit digeser, Warna dinding dapur diberikan walppaper cantik
Sontak Ibu mertua emosi dan melemparkan sendok yang ada dihadapannya. emosinya memuncak tak karuan
" Bisa bisanya ya kamu merubah semua tatanan perabotan didapur ini, Puluhan tahun rumah ini punya asisten tapi tidak satupun berani merubah tatanan tanpa minta izin dari saya, kamu tau gak posisi kamu dirumah ini? kamu itu hanya menantu mandul yang tidak ada gunanya. Saya minta kamu sekarang rubah ke posisi semula" Widya mengarahkan jemari telunjuknya kearah wajah qiara. Seumur hidup orangtua qiara tidak pernah memperlakukan qiara seperti itu. Qiara sangat sedih. Semua yang dia bayangkan terbalik dengan kenyataan. Suaminya juga belum pulang.
Ayah mertua mencoba menengahi dan menenangkan istrinya, ayah mertua sangat baik dan membujuk agar istrinya tidak emosi lagi.
"Kamu* ini apa apa an sih mas? aku ga suka kalau kamu selalu belain wanita gak tau diri ini" Perempuan itu terus mengoceh hingga ayah mertua qiara tidak tahan dan masuk kamar.
Qiara merubah susunan perabotan, Seorang asisten membantu qiara menata kembali seperti tataan semula . Namun widya marah dan menyuruh Asisten untuk kembali kekamarnya
" Gak perlu kalian membantu wanita ****** ini"
Widya menunjuk arah qiara.
Qiara seperti seseorang yang bodoh gak bisa menentang perkataan mertuanya.
Qiara sangat lapar karna memang dia belum makan sejak pagi .Dia terlalu semangat memasak dan menata perabotan sampe lupa mengisi perutnya.
Dia membayangkan akan bahagia makan bersama dimalam itu. Dia akan makan dengan lahap . Namun semua bertolak belakang.
Trian Pulang
Qiara merasa sedikit lega karna dia yakin suaminya akan memperlakukan dia dengan baik dan membela dia.
" Trian.. kamu da pulang nak? gmana hari ini?" Ibu mertua curi start bertanya kepada trian. Mertuanya tidak memberikan kesempatan kepada qiara untuk berbicara
Sedikitpun Trian tidak menoleh kepads istrinya, dia tidak bertanya kenapa istrinya merapikan perabotan dapur dijam segini bahkan dia tidak menyapa istrinya.
Air mata qiara menetes , "Mas trian sudah tidak peduli padaku" Dia hanya bergumam dalam hati.
Qiara mencoba mengalah pada takdir, dia menyajikan makanan untuk mertua perempuannya dan suaminya.
"Mas belum makan kan? mas makan bareng dengan kita ya, biar saya panggil ayah turun kesini" Qiara mencoba bersikap manis seolah tidsk terjadi apa apa dirumah itu.
"Aku sudah makan tadi" Trian ketus menjawab istrinya
"Gimana aku mau selera makan dirumah, saat aku pulang seperti ini kamu masih bau dekil dan keringatan, kamu dandan dong sperti wanita lain. kamu belum ada anak tapi penampilanmu seperti babu"
Trian meninggalkan dapur.
Bagaikan disambar petir, kata kata trian sangat menbuat sakit . Selama menikah trian belum pernah berkata seperti itu kepada qiara. Air mata qiara menetes lagi.
"Bi.. !!!!" Panggil widya
"Iya nyonya!!" Seorang wanita sekitar usia 54 tahunan mendekati meja makan.
"Tolong buang makanan ini semua, kasih aja sama kucing atau sama anjing dijalanan atau tong sampah" Widya Meninggalkan dapur tanpa mencicipi makanan yang telah disajikan qiara.
"Apa salah makanan ini kok sampe dibuang?" tanya bibi,.
Bibi mencoba mencicipi satu sendok sayur dan lauk .
" Enak kok. enak banget, sayang bgt kalau dibuang. mending dimakan saja" Seru bibi.
Bibi memperhatikan Qiara yang sedang menangis, wajahnya penuh dengan air mata dan keringat.
Qiara melanjutkan pekerjaanya yang tanggung tadi, tinggal memggeser kulkas.
Kemudian qiara meminta bantuan asisten rah tangga untuk menyapu dan membereskan makanan itu.
"Bi...makanannya kalau mau dmakan boleh dimakan tapi kalau gak mau dimakan. buang aja ya bi soalnya aku takut ibu akan marah kalau melihat makanan ini lagi" Qiara meninggalkan dapur. dia melangkah menuju kamar tidur.
Suaminya sedang mandi. Qiara mengambil Pakaian suaminya dan meletakkan disisi tempat tidur. Dan kemudian Qiara mempersiapkan pakaiannya , dia belum mandi sejak tadi karna memang sejak bangun tidur dia sudah disuruh membersihkan rumah ditambah lagi inisiatifnya masak dan berbenah
Rasa lapar mati ditelan kepahitan dan sakit hati dimalam itu, setelah Trian keluar dari kamar mandi . Qiara gantian mandi.
"Mas itu aku siapin pakaian mas ya!"
Trian tidak menjawab perkataan istrinya seolah dia tidak melihat istrinya ada disitu.
Qiara Mandi dan setelah mandi dia mengenakan daster dan skincare rutin malam.
"Mas.. " Qiara menyapa suaminya yang sedang sibuk bermain ponsel.
"Kamu emang gak punya ya pakaian lain selain daster ini? baju kamu itu itu aja, aku muak tau lihat kamu seperti badut , badan kamu juga bau , kamu gak pakai parfum ya setelah mandi? saya memberikan kamu uang belanja tapi kamu tidak menggunakannya dengan baik" Trian sangat emosi .
"Mas.. Aku pengen juga tampil cantik dan anggun tapi gimana aku mood dandan kalau tial hari aku selalu sakit dan tertekan batin, mas kita pindah aja dari sini dan kembali kerumah kitanyang dulu, aku janji akan berubah menjadi wanita yang kamu inginkan" Qiara mencoba merayu suaminya.
"Kalau tertekan batin, kamu pulang aja rumah orangtuamu, aku mau tidur "
Trian menutup matanya dan meletakkan ponselnya.
segampang itukah mengatakan cerai?
Belum selesai ngobrol , qiara sudah ditinggal tidur dengan suaminya .
Qiara menulis diarynya, mungkin satu satunya yang dapat menerima smua ceritanya adalah lembaran diary.
Ingin sekali dia menelpon mamanya untuk bercerita namun dia takut kedua orangtuanya semakin bersedih
“Mungkin cerita ini akan aku simpan sendiri”
Dia menutup diarynya dan memejamkan mata dan berebah di sebelah suaminya Trian.
Rencana untuk adopsi anak tidak jadi diutarakan kepada suaminya, bukan waktu yang tepat untuk membicarakan itu.
Menikah adalah Pilihan, Namun tidak selamanya saat kita memilih menikah akan membuat kita bahagia selamanya. Hidup ini ada naik ada turunya , terkadang kita diatas terkadang kita dibawah. terkadang kita bahagia terkadang kita menderita.
Oh ya aku mau kenalin dulu ya tokoh dalam keluarga Trian
🎀 Widya adalah ibu Trian
🎀 Trian adalah anak tunggal
🎀 Rusdi adalah ayah Trian
🎀 Qiara adalah istri Trian
Bersambung yah,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Daratullaila🍒
Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖
2020-12-16
1
Juniar Nainggolan
suaminya qiara ngeselin yak..
pengen tak tabok pake gayung
plak plak plak..modar kowe
2020-12-14
0
fariza fariza
typo koq jadifadhly hahahaaa
2020-12-14
0