Jauh-jauh hari acara ini telah direncanakan dengan matang oleh Bu Rima dan Bu Nita yang sangat antusias menantikan lamaran Rinjani dengan Mario.
.
.
.
Sedangkan Rinjani dibalik pintu kamarnya sedang menatap baju yang akan ia kenakan sebentar lagi. Perasaan campur aduk antara sedih dan senang melebur jadi satu yang ia rasakan saat menerima kenyataan bahwa Mario kakak tingkatnya yang nyebelin itu akan melamarnya hari ini. Baju dengan model kebaya broklat mutiara berwarna hijau lumut yang membuat kesan natural ditubuh Rinjani
Perlahan rinjani mulai mengenakan bajunya serta memoles make up natural sehingga membuat dirinya begitu anggun.
Jam dinding menunjukkan pukul 10.00 pagi, dimana keluarga Pak Daren tak lain ialah Bapaknya Mario sudah memakirkan mobilnya dihalaman rumah rinjani yang artinya semua orang sudah ramai memasuki kediaman Rinjani.
Bu Rima pun sudah mulai mengetok pintu kamar Rinjani.
"Rin.. " Suara Bu Rima disela-sela pintu, lalu membukanya perlahan dan memasuki ruangan tersebut.
"Wah cantiknya anak ibu" ucap Bu Rima memuji anaknya setelah melihat kearah Rinjani.
"Biasa aja bu, orang rinjani juga biasa make up seperti ini kalau berangkat ke kantor" ucap rinjani mengelak.
"Sudah-sudah ayo keluar.. keluarga Pak Daren sudah datang menunggu kamu" ucap Bu Rima yang tidak ingin berdebat dengan anaknya.
Rinjani hanya terdiam mendengar perkataan ibunya Itu.
.
Sedangkan di ruang tamu berkumpulah dua keluarga tak lain keluarga Pak Bagus dan Pak Daren. Pak Daren mengajak semua anggota keluarganya yang tak lain adalah istrinya Bu Nita, Arka kakak laki-lakinya Mario, Iren adik perempuan Mario serta Mario sendiri yang sedang duduk menikmati jamuan yang telah disiapkan oleh Bu Rima.
Acara lamaran ini memang tidak mengundang banyak tamu, cukup antara keluarga ini saja. Selang 5 menit Bu Rima mendatangi Kamar Rinjani. Rinjani Jalan menuju ke ruangan dimana berkumpulnya dua keluarga serta didampingi oleh ibunya. Semua mata tertuju kepada Rinjani, menatap penuh kagum tak terkecuali Mario. Namun dirinya secepat mungkin menutupi rasa kagum itu dengan wajah datarnya.
Sedangkan Rinjani yang berjalan menuju ke ruang tamu sekilas menatap wajah Mario yang terlihat begitu datar tanpa ekspresi membuat Rinjani menundukkan pandangannya serta dengan pikiran yang tak karuan.
"Wah... cantiknya calon menantu mamah" ucap Bu Nita menatap pada Rinjani.
Pak Daren membuka suara menyampaikan tujuan kedatangannya untuk melamarmya Rinjani kepada Mario.
Acara pun berjalan khidmat hingga kini tangan Rinjani sudah terpasangkan cincin oleh Mario.
Dua keluarga ini pun juga sudah membicarakan tanggal pernikahan dan juga persiapan untuk pernikahan Mario dan Rinjani. Sekiranya pernikahannya akan dilangsungkan sekitar dua bulan lagi lamanya. Guna untuk memperdekat hubungan Rinjani dengan Mario serta mengurus kebutuhan untuk acara pernikahan nantinya.
Hati rinjani sebenarnya sangat campur aduk senang dan gundah.. Dirinya merasa bahagia karena ditunang sama cowok yang dia suka, sedangkan sedihnya rinjani belum mengenal dekat bagaimana sosok Mario itu.
"Anak mamah jangan nangis dong sayang" ucap Bu Nita ketika melihat rinjani meneteskan air mata saat Mario memasangkan cincin di jari minusnya.
Dengan segera rinjani mulai mengusap air matanya. Mario hanya diam saja menyaksikan Rinjani seperti ini.
Setelah itu rinjani dan mario di arahkan oleh tukang fotografer yang akan mengabadikan momen mereka berdua saat ini. " senyum ya mas mbak.. jangan kaku ya.. lemes aja..." ucapan dari si pengarah foto.
"satu.. dua.. tiga.. (cepret)" take foto pertama dari si fotografer.
Si pengarah foto pun mulai mengecek hasil take barusan, " mas nya Jangan merem ya mas.. senyum ya mas... " ucapnya si fotografer.
Mario dan rinjani pun tersenyum kaku dihadapan kamera, lalu disusul dengan foto bersama keluarga besar.
**** di Kamar Rinjani ***
setelah kurang lebih 2 jam Setengah acara selesai, rinjani yang sekarang berada di kamarnya sedang melamun sambil rebahan menghadap ke ternit kamarnya.
Melamunkan Mario, karena sebenarnya banyak sekali pertanyaan dibenak rinjani yang ingin ia layangan pertanyaan Ini kepada Mario, namun seakan dirinya tak kuasa ingin mengungkapkan uneg-unegnya.
Seakan melamun adalah hal yang paling menenangkan saat ini bagi rinjani, Jika melamun itu dibayar pasti rinjani sekarang udah bisa jadi jutawan hahaha.. hingga tak terasa rinjani pun terlelap dalam lamunannya itu dengan posisi masih menggunakan baju yang tadi ia kenakan saat prosesi tunangan.
***Mario Pov***
"Mario... pah.. ayok kak.. dek.... buruan udah jam setengah 10 Ini... keburu jam 10 nanti, jangan nelat ayokk" ucap Bu Nita yang menunggu semua keluarganya menuju diruang tamu.
"Iya mah.. Ini juga udah siap semua " jawab Pak Daren keluar dari kamarnya, disusul semua anaknya menuju ke ruang tamu..
Melihat mario yang turun masih mebetulkan kancing bajunya itu membuat mamah Nita semakin geregetan sama anaknya ini " ayok buruan... kamu tuh jangan lama-lama, yang Semangat gitu loh" ucap mamah Nita tak kalah semangatnya itu.
Mamah Nita selalu semangat kalau berkaitan dengan rinjani, hal ini membuat mario keheranan dengan sikap mamahnya Ini. Jadi teringat dulu waktu mario mengajak mantan kekasihnya ke rumah sangat beda sekali sifat mamahnya Itu terhadap Rinjani dengan Mantan kekasihnya dulu.
Semua rombongan keluarga Ini sudah masuk ke dalam mobil dan perjalanan menuju di kediaman Rinjani. " Duh mamah jadi nervous gini rasanya" ucap Mamah Nita
"Lah.. kenapa jadi mamah yang nervous.. harusnya kan Mas Mario, bukan mamah" timpal Iren adik mario
Pak Daren pun menggeleng-gelengkan kepalanya merasa istrinya Ini sungguh kocak sekali.
"Iya nih mamah terharu aja jadi kebawa suasana" jawab mamah Nita
25 menit berlangsung semua dan akhirnya tiba di kediaman rinjani. Semua tamunya bu Rima ia persilahkan masuk dan ia jamu dengan jamuan yang sudah ia persiapkan..
Saat Rinjani mulai keluar dari kamarnya Mario tertegun saat melihat Rinjani.. Mario menyadari betapa cantiknya rinjani, namun dengan segera dirinya menjadi sok cuek dihadapan rinjani.
Sesekali dirinya curi-curi pandang kepada rinjani begitupun dengan Rinjani, dirinya langsung menundukkan pandangannya seperti sedang merasa gusar, mario mengernyitkan dahinya.
Selang beberapa waktu, tiba saatnya Mario memasangkan cincin pertunangan di jari Rinjani. Mario meraih tangan rinjani yang sangat halus, Mario bisa merasakan kalau rinjani saat ini sedang nervous sekali tangannya, dengan cepat mario memasangkan cincin, lalu rinjani menarik tangannya dengan pelan ketika cincin sudah tersematkan di jarinya.
Sesi foto pun dimulai, "sangat canggung sekali rasanya foto denganmu rinjani" batin mario. Rinjani mulai mendekatkan diri ke mario saat tukang fotonya mengarahkan rinjani. Harum wangi parfum rinjani masih sama yang sejak dulu ia kenakan sejak jaman kuliah, wangi yang ia tak akan pernah mario lupakan.
Setelah dirinya usai foto berdua dengan rinjani, dilanjut oleh kedua orang tua mereka masing-masing. Bisa dibayangkan betapa riuhnya prosesi foto saat ini.
.
Acara pertunangan pun telah usai dan di lanjut dengan makan-makan serta menentukan waktu dilaksanakan ijab qobulnya.
Rinjani mendengarkan setiap detail apa yang saat ini sedang diperbincangkan oleh para kedua kepala keluarga mengenai pernikannya dengan Mario, Dilihatnya rinjani sedari tadi berusaha untuk tidak bertemu kontak mata saat Mario menatapnya.
"Aneh sejak dulu sampe sekarang masih sama saja" batin Mario dengan senyum tipisnya.
***Mario Pov End***
Pukul 4 sore Rinjani dibangunkan oleh alarm handphonenya karena sore ini Mario akan menjemputnya untuk diajak kerumah mario. "Ya ampun.. ternyata aku masih memakai baju kebaya tadi" ucap rinjani saat terbangun dari tidurnya.
Rinjani mulai bergegas bangun dan menghapus make up yang masih menempel dengan rambut yang berantakan karena bangun tidur.
"Ting.. " suara handphone rinjani, dibukanya pesan singkat dari mario.
"bersiaplah.. bentar lagi sampe" Itulah isi pesan singkat yang Mario kirimkan.
"Ya" balas rinjani singkat lalu bergegas mandi.
*20 menit kemudian,.
rinjani selesai mandi dan selesai juga bersiap-siap kemudian ibunya memanggilnya..
"Rin... Lagi apa?, Mas Mario udah datang dari tadi nih..." Panggil Bu Rima dari luar kamar rinjani.
"Bentar bu Ini hampir mau selesai..." sahut rinjani sambil menyemprotkan sedikit parfum ke tubuhnya.
"Selesai" ucap rinjani meletakan parfumnya kedalam tas jinjingnya, kemudian berjalan meninggalkan kamarnya.
Diruang tamu, terlihat Mario sedang mengotak-atik handphone nya seperti sedang chatingan dengan temannya, "Maaf nunggu lama" ucap rinjani seraya berdiri di dekat Mario.
"Hm.. " sahutnua seraya memasukan hand-phonenya kedalam saku celananya. "Mario pamit ya bu.." ucapnya disusul bersalaman mencium tangan Bu Rima
"Iya.. Nanti jangan pulang malam-malam ya bawa Rinjaninya, hati-hati dijalan" ucap Bu Rima.
Mario membalas dengan senyumnya yang bagi rinjani sangat jarang sekali ia melihatnya. "Rinjani berangkat bu" Imbuh Rinjani ketika sadar dari senyum Mario.
.
.
.
Alhamdulillah author berusaha untuk bisa update lagi, tetap Ikuti novel karya author. Jangan lupa like, komen dan vote agar author lebih semangat lagi dalam menulisnya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Rahmalia Maricar
semangat kak next
2021-03-20
1
Anisha
udah baca semuanya kak aku
2021-03-18
3
Anisha
Semangat kak ayya... aku menunggu upnya... jangan patah Semangat..... ku tunggu.. udah kangen mario rinjani....
2021-03-18
3