Bukan Siapa-siapa

Seperti biasa pasti rinjani selalu bilang "Nih gaes ada yang mau buah? dari pada kebuang, belum gua apa-apain" ucap Rinjani.

.

.

.

***

"Lu tuh ya Rin.. dimakan buahnya tuh, aneh lu, biasanya orang-orang tuh ga suka buah tertentu aja, lu malah hampir semua ga doyan" protes Kinan.

"Ga tau ki... aneh aja gitu rasanya menurut gue" jelas Rinjani seraya menaruh mika kecil berisikan buah kepada Kinan.

"Dasar aneh" ucap Kinan pada Rinjani.

*

Setelah mengikuti rapat dan makan siang, Rinjani dan teman-temannya kembali ke ruangan kerja masing-masing. Kinan duduk mendekat ke meja kerja Rinjani.

"Rin... are you okay?" tanya Kinan.

"wusss.. I'm okay" hembusan nafas rinjani yang terbuang dengan berat. "Lagi bad mood aja Ki, mau PMS kali ya... " imbuh Rinjani seraya terkekeh kecil.

Kinan diam mencerna kata yang rinjani lontarkan. "Oh..." sambung Kinan singkat.

"Ada apa ki?" tanya Rinjani yang semakin penasaran, karena Kinan sedari tadi telah memperhatikan dirinya.

"Gak papa Rin.. udah lanjut Kerja.. Semangattt jangan loyo gitu dong.. kan tadi udah liat Pak Mario masa liyo terus hahaha" ucap Kinan seraya berdiri untuk kembali ke meja kerjanya dengan terkekeh.

"Sialan lo kiiiiii" ucap Rinjani yang gemas akan tingkah laku teman kantornya satu ini.

*

Setelah keluar dari ruangan Rinjani, Kinan tak langsung kembali ke mejanya melainkan ke kamar mandi untuk merapikan pakaiannya.

"huh" eluhan yang keluar dari mulut Kinan. "Yaampun rin, rin... sampe kapan kamu mengelak tentang perasaanmu sama mario" gumam Kinan sambil bercermin merapikan rambutnya. "Selesai" ucapnya keluar dari kamar mandi.

Bersamaan membuka pintu dari arah yang berlawanan, Kinan menatap seorang lelaki yang ia kenal, tak lain Andre.

"Yaampun... jodoh memang tak kemana" ucapan Andre menggoda Kinan.

"Mulai lagi deh" ucap Kinan namun hatinya merasa bergemuruh dan berjalan mendahului Andre.

"Yah.. Ampun Bu bos.. Semangat Kerja Bu bos" ucap Andre menyusul Kinan dan mendahului berjalannga Kinan.

Kinan berhenti dari jalanannya tersenyum mendengar ucapan semangat dari si biang kerok Andre. Entahlah aneh rasanya. Kinan melanjutkan kembali jalan menuju ke mejanya dan melanjutkan pekerjaannya.

*

Dalam hati Rinjani dirinya seketika begitu gelisah saat mendengar Kinan menyebut nama Mario.

Rinjani teringat akan kedekatan antara Mario dengan Arin sekretarisnya itu. Dadanya terasa sesak bila dirinya mengingat kejadian pagi itu. Hembusan nafas kasar pun Rinjani keluarkan dari mulutnya, seakan serasa seperti beban yang menimpa dalam dadanya.

Rinjani memejamkan matanya seraya menyandarkan punggungnya ke kursi kerjanya. "Ga ada hak aku buat cemburu, aku bukan siapa-siapa Mario, dan aku ga boleh berharap lebih atas perkenalan ku dengan mario kemarin" gumam hati Rinjani menegaskan pada dirinya agar tidak terlalu berharap apapun tentang Mario.

Meneteslah perlahan air mata Rinjani membasahi pipinya, seakan Rinjani telah menumpahkan semua sesak yang Ada dihatinya hingga membuat dirinya merasakan sedikit lega pada hatinya.

Tak ingin berlarut-larut memikirkan Mario, Rinjani membuka postingan lucu-lucu yang ada di IiGe, melihat Kinan dan Andre online, Rinjani mengirimkan beberapa postingan-postingan lucu di grub yang ada Kinan dan Andre.

***

Jam kepulangan kantor pun tiba, seperti biasa Rinjani selalu merapikan meja kerjanya sebelum dirinya pulang. Kinan dan Andre tiba-tiba sudah muncul di meja kerjanya.

"Mau nongkrong ga? mumpung masih sore nih.. jadi mungkin bisa dapet senjanya matahari" tanya Andre antusias.

"Yeeee sejak kapan lu jadi anak senja gini Ndre?" tanya Kinan

Rinjani hanya diam memperhatikan kedua temannya itu, memang kalau ada mereka berdua susah sekali akurnya.

" Lahhhhh... udah lama... hahaha" jawab Andre "Gimana mau ga?" imbuhnya.

"Gimana Rin? gue sih ngikut aja" sahut Kinan.

"Gerah gue.. Gimana kalau malam aja.. gue pingin mandi dulu nihh..." Jawab Rinjani.

"Nah bener Rinjani.. biar wangi, masa nongkrong masih nenteng laptop gini kan capek" sahut Kinan menunjukkan tas kecilnya yang ia gunakan sebagai tempat laptop.

"Hm... biasanya juga fine-fine aja nongkrong bawa laptop..., Iya udah Nanti jam 8an ya.. mau di cafe biasanya apa mau ganti tempat?" tanya Andre.

"Ngikut guaa... asal murah dan enak, syukur-syukur dibayarin gue semangat banget" jawab Rinjani tertawa kecil.

"Iya gue juga ngikut.. kamu yang pilih tempat ndre" imbuh Kinan.

"dasar cewekk... awas aja kalau pada komen" imbuh Andre dengan nada kesal.

Rinjani dan Kinan terkekeh dengan jawaban andre.

"Yaudah angkringan aja pinggir jalan murah enak hahaha" cengir Andre.

"Oke gas ntar jemput ya hahaha" jawab Rinjani.

"Lah.. gaes gaes... Ini gue liat IiGe.. ada menu baru di cafe promise... nyobain Yuh.. Mentai menunya.. kek gini nih gambarnya" jawab Kinan seraya menunjukkan gambar postingan terbaru dari cafe promise. (gambar sumber dari google)

"Enakkan kelihatannya ? yuk Cobain yukkk... " imbuh Kinan yang terlihat tergiur dengan menu barunya cafe promise.

"Tuh kan, tadi bilangnya terserah.. hadeehhh dasar cewek" sahut Andre..

Kinan yang mendengar komentar Andre, terkekeh seketika.. "Hehehe.. kayak e enak o ndree" imbuh Kinan tersenyum tanpa dosa.

"Udah-udah kalian tuh.. yang fix mau kemana nih kita?" tanya Rinjani yang mencoba menengahi mereka berdua.

"Cafe promise, mumpung promo juga" jawab Kinan...

"Dah dah.... okay kita meluncur ke cafe promise nanti malem jam 8..." jelas Rinjani, " ayok pulang.. debat gini aja udah makan waktu 20 menit dasar kalian" imbuh Rinjani.

Mereka bertiga berjalan menuju ke parkiran. Saat sampe di lobi Rinjani melihat Mario sedang berjalan menuju ke kantor. Mereka berpapasan dari arah yang berlawanan.

Rinjani melihat Mario hanya menundukkan wajahnya tak bergeming seraya melanjutkan jalannya, begitupun dengan Mario yang seolah seperti tidak melihatnya.

"Kenapa dia ke kantor ini lagi mau ngapain dia" gumam rinjani dalam hati sambil berjalan.

Sesampainya di Parkiran Rinjani melihat Mario kembali menuju mobilnya, tapi kali Ini Mario tak sendiri melainkan bersama dengan Arin yang tak lain ialah sekretarisnya.

Rinjani bertatapan sekilas dengan Arin, Arin mengangkat bibirnya satu keatas, tersenyum penuh arti, membuat Rinjani seketika mengalihkan pandangannya. Mario memperhatikan Rinjani sejenak seraya melangkah memasuki mobilnya.

Saat hati Rinjani mulai bergemuruh, Rinjani teringat ucapan dirinya sendiri tadi siang.. "Ingat Rinjani.. kamu bukan siapa-siapa Jangan berharap lebih" ucap rinjani meyakinkan dirinya sendiri.

***

Maafkan author sedang sibuk dengan acara magang kampus... tetap Diusahakan agar bisa update walaupun tidak setiap hari.. terimakasih

.

.

.

.

maaf apabila masih ada salah dalam penulisan, karena author baru pertama kali membuat suatu karya

terimakasih buat teman-teman yang sudah mampir dan terus suport author terus ya.

jangan lupa vote, like dan rate bintang 5 Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Nur hikmah

Nur hikmah

iya niiih rinjani jgn suka dulu .....

2021-08-22

2

🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄

🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄

cemburu itu apa sih😅😅,,

2021-03-21

1

Zelina (lily)

Zelina (lily)

Saling suka nihh

2021-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!