Senyuman Penuh Arti

"Awas ati-ati.. jodoh tau rasa lu" ucap Rinjani, hingga membuat semua tertawa.

Namum ada sedikit senyum keterpaksaan yang terangkat dari bibir fika, setelah mendengar ucapan Rinjani tadi

.

.

.

🌸🌸🌸 Di Kafe 🌸🌸🌸

"Ih jangan sampe berjodoh ama lu ndre, bisa-bisa darah tinggi gue, tiap hari ribuuutt mulu ama lu" ucap Kinan memasang raut muka masam.

"Ya ga usah dibayangin gitu kali kalau ga mau, kalau lu bayangin sama aja lu ngarep kan berjodoh ama gua" celetuk Andre kepada Kinan.

"Amit-amit ya tuhann..." ucap Kinan spontan memecah tawa.

Semua bercanda riang, namun berbeda dengan Fika yang dari tadi menanggapi candaan yang lainnya dengan reaksi biasa saja.

"Udah bercandanya... ?" tanya Fika.

"Udah.. Lu kenapa si fik, tiba-tiba jadi ga semangat gitu, biasaya juga semangat kalau kita ngobrol ngeledekin Kinan" ucap Andre melirik ke Kinan.

"Gak papa tiba-tiba gue lagi badmood aja ini" jelas Fika.

Rinjani dan Kinan hanya memperhatikan perubahan sikap Fika dengan diam. Entah apa yang mereka berdua pikirkan.

"Udah makan dulu, gue tau lu laper fik.." ucap Rinjani membuka percakapan.

"Hm.. iya Rin.." sambungnya Fika

"Lu kalau ada masalah bilang aja sama kita-kita Fik, kita siap... ngedengerin kok..." Ucap Kinan dengan Mulut penuh dengan spagetti.

Fika menatap pada Kinan, seraya tersenyum. "Kalau makan tuh dikunyah dulu, baru ngomong Kinan." sambil memukulkan sendok makan pelan ke kepala Kinan.

"Aduh.. yeeyy resek lu Fik.. nah gini lu kan jadi ga badmood lagi." ucap Kinan.

"Gimana.. enak ya cafe yang gue cari-in?" tanya Andre membuka keheningan sesaat.

"Lumayan.. sambil menyantap spagetti" ucap Rinjani.

"Kalau Rinjani ya always cafe promise lah jadi andalan" ucap Kinan.

"Murah meriah muntah-muntah (alias banyak)" sorak Fika dan Rinjani bebarengan.

"lah punya yel-yel ternyata" ucap Andre.

.

🌸🌸🌸 Rumah Rinjani 🌸🌸🌸

Pukul 19.30

"Bapak... Rinjani.. Dimas.. Ayo makan malam dulu, ini masakan ibu udah matang..." Teriak Bu Rima di ruang makam untuk memanggil semua berkumpul ke ruang makan.

"Iya Buk... " ucap Pak Bagus

Rinjani dan Dimas juga sudah menempatkan diri mereka ke meja makan.

"Ayo makan yang banyak... Biar cepet gedhe" ucap Bu Rima sambil meyendokkan nasi ke piring Dimas.

"Yeeeee.. anakmu ini udah gedhe kali bu.... Kakak tuh yang ga gedhe-gedhe badannya" Jawab Dimas.

"Enak aja... Kamu tuh yang masih kayak anak kecil otaknya" Sahut Rinjani

"Hop.. Hop... udah ga usah ributtttt" ucap Bu Rima sedikit teriak meleraikan kedua anaknya itu. "Gak pagi, malem, siang, balik lagi, kalian tuh bisa anteng, diem ga sih" imbuh Bu Rima.

"Kakak tuh Buk..." sahut Dimas.

"Kamu Dimas, diem, makan yang bener--..." Ucap Bu Rima.

"Udah to... makan kok ribut terus.. bapak pusing ini..., keburu dingin makanannya ini" ucap Bapak memotong ucapan istrinya itu.

"Kok ga pake nasi rin? .." tanya Bu Rima saat melihat Rinjani mengambil lauk saja tanpa nasi.

"Rinjani tadi udah makan mie Bu sama temen sebelum pulang kerumah" jelas Rinjani.

"Oh... " sahut Bu Rima.

"Kakak lagi diet buk.. takut gendut" ucap Dimas menggoda kayaknya itu.

"Diem..." ucap Rinjani mencubit pelan adiknya itu.

Selesai makan, keluarga ini berkumpul di ruang televisi untuk menonton acara televisi bersama.

"Dim, ganti channel sinetron dong.. kan bolanya masih iklan" ucap Rinjani.

Dimas lalu menekan tombol channel sinetron favorit kakaknya dan ibunya.

"Nah kalau akur gini kan bapak sama ibu suka liatnya, ya gak bu?" ucap Pak Bagus diikuti senyum Bu Rima.

Bu Rima mengambilkan beberapa cemilan keripik dan minum es teh manis dari dapur.

"Nih cemilannya" ucap Bu Rima meletakan di meja.

"Sibuk apa aja tadi Rin? " tanya Pak Bagus.

"Banyak pak.. ngurus project baru tadi" jawab Rinjani.

"Project baru apa Rin?" tanya lagi Pak Bagus.

"Project apartment pak ..." sahut Rinjani.

"Oh... masih sering ketemu sama mario Rin?" ucap Bu Rima tiba-tiba nyahut menanyakan Mario.

"Lumayan Buk..." jawab malas Rinjani.

"Wah bagus ini.. kalian kan jadi makin bisa makin deket" ucap bahagia Bu Rima.

Tak dijawab oleh rinjani, Dimas berpindah posisi masuk ke kamarnya dengan membawa 1 toples makanan yang tadi dibawa Bu Rima.

"Rin.. besok minggu keluarganya Mario kesini ngomongin perjodohan kalian berdua" Lanjut ucapan Bapak.

"A-apa pak..?, apa ga terlalu kecepetan pak? Rinjani mau kenal dulu sama mas mario, mau mastiin dulu... " jelas Rinjani.

"Kan kalian juga udah saling kenal lama, jadi nunggu apa lagi yang mau ditunggu?" tanya Bapak.

Rinjani terdiam, nafsu mencomot cemilannya seakan menurun drastis mendengar ucapan Pak Bagus.

"Iya nak.. lebih cepat lebih baik.. jangan ditunda-tunda.." imbuh Bu Rima.

"Tapi bu.. kita berdua gak mencintai satu sama lain.." ucap Rinjani pelan, tiba-tiba raut wajahnya terlihat gusar.

Bu Rima memperhatikan raut wajah anak sulungnya itu.

"Yakin ga cinta?" tanya Bu Rima memperjelas pertanyaannya dengan menatap rinjani

"I-iiya Bu" ucap rinjani menundukkan kepalanya.

"Liat ibu kalau bicara.." ucap Bu Rima.

Rinjani perlahan menatap wajah ibunya.. Dirinya tidak bisa berkata apa-apa mengenai perasaan ini.

Bu Rima pun tersenyum simpul kepada Rinjani..

"Sudahlah nak... Yakinlah.. ibu sangat yakin, mario mencintaimu tulus.. dan bisa menjagamu" ucap Bu Rima.

"Begitupun dengan dirimu" imbuh Bu Rima senyum penuh arti

"Deg... " jantung Rinjani.

Rinjani semakin dibuat bingung dengan sifat orang tuanya itu.

...Hening...

****Di Kamar***

Sungguh Rinjani sangat bingung dengan perasaannya kali ini... Rinjani tidak menyangka kalau dirinya akan dijodohkan dengan orang yang dulu selalu bikin dirinya kesal...

"Hadeh.. ga bayangin gue.. nikah sama dia" ucap Rinjani dengan kepala berdenyutan.

Beradu dengan pikirannya sendiri memikirkan akan perjodohannya dengan Mario. Tiba-tiba Rinjani teringat akan besok ada kunjungan proyeknya

"Duh hampir aja gua lupa... " ucap Rinjani bermonolog menepuk jidatnya.

Rinjani membuka laptopnya dan mulai mempersiapkan berkas-berkas yang besok akan ia bawa untuk kunjungan proyeknya.

Rinjani mengingatkan Andre untuk mengeprintkan gambar yang akan dibawa besok ke lapangan.

**** Mario pov ****

Di kediaman Mario

" Rio.. sini Rio.. mamah mau ngomong sama kamu" ucap Bu Nita.

"Iya mah bentar" ucap Rio sedang mengerjakan sesuatu di depan ruang tv, dan segera menuju ke ibunya.

"Gimana mah?" tanya Mario mulai memposisikan dirinya duduk depan mamahnya.

.

.

.

********Alhamdulillah author menyempatkan diri untuk menulis.. karena memang akhir bulan ini sedang tidak bisa disambi menulis. Terimakasih sudah setia membaca dan menunggu karyaku

maaf kalau ada yang typo dan juga berantakannya paragraf... masih pemula dalam menulis

semoga menikmati😘********

Terpopuler

Comments

Zelina (lily)

Zelina (lily)

kakak adek always ribut...

2021-03-16

1

Rahmalia Maricar

Rahmalia Maricar

next up thor semangat

2021-03-13

1

Ero

Ero

semangat othor

2021-02-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!