Bab 20

Di sebuah balkon apartemen, terlihat Danu yang sedang mengapitkan sebatang rokok di bibirnya, dan tangan pria itu otomatis segera menyalakan pemantik agar rokok tersebut segera mengepul.

Danu menghisapnya cukup dalam dan menghembuskan asapnya secara perlahan, dia melakukannya berulang kali.

Kemudian Danu menelpon seseorang, dulu Danu pernah menjadi bagian dari klan Athena, klan mafia yang kini telah berpengaruh di dunia, dari sanalah Danu memiliki keterampilan menjadi seorang hacker, dan pernah menjadi pemimpin klan Athena di Indonesia, walaupun dia memilih untuk keluar dari dunia hitam, demi ingin menjalani kehidupan normal bersama keluarganya, lebih tepatnya dia ingin menepati janjinya pada Maura yang akan mengurus restoran bersama-sama, karena itu dia membangun restoran Paradise, salah satu restoran termewah di kota Jakarta.

"Aku ingin kamu mencari seorang wanita, sudah aku kirim data beserta fotonya. Aku curiga dia kabur ke luar negeri, walaupun aku tidak tahu dengan jelas dia pergi kemana, tapi klan Athena memiliki anggota di berbagai pelosok dunia, aku harap kamu dan yang lainnya bisa membantuku." pinta Danu kepada salah satu orang yang pernah menjadi anak buahnya di klan Athena. Pria itu bernama Ruben.

"Baik, bos. Kami pasti akan mencarinya." jawab Ruben.

Walaupun Danu sudah tidak bergabung lagi dengan klan Athena, tapi anggota Athena masih memanggilnya bos. Dan sang tetua yaitu Marvin Leonardo, dia memang menawarkan bantuan kepada Danu, jika Danu membutuhkan bantuan mereka, mereka pasti akan membantunya sebisa mungkin, karena Danu sudah cukup lama bergabung dengan klan tersebut. (Klan Athena dan Marvin Leonardo ada di novel A Dangerous Man).

"Baiklah, aku tunggu kabar baiknya." ucap Danu kembali.

Setelah mematikan panggilan telepon, Danu menjatuhkan puntung rokok yang telah habis ke lantai, lalu dia menginjak puntung rokok tersebut sampai padam.

Danu merasakan ada sepasang tangan seorang wanita sedang memeluknya dari belakang, dia tahu Nadia yang sedang memeluknya, karena wanita itu sedang berada di apartemennya.

"Kamu habis menelpon siapa, sayang?" bisik Nadia. Dia pun menjinjitkan kakinya untuk meniup kuping Danu.

Danu menghela nafas dengan pelan, memaksakan diri untuk menerima seseorang itu memang sangat sulit, justru dirinya yang sangat merasa tersiksa. Dia melepaskan tangan Nadia.

"Lebih baik kamu pulang, Nadia. Ini sudah malam."

Setelah berkata seperti itu Danu masuk ke dalam apartemen. Dia duduk di kursi sofa, wanita itu pun mengekorinya dan duduk disamping Danu, memeluk tubuh pria tampan itu.

"Aku gak mau pulang, aku maunya sama kamu terus. Malam ini boleh kan aku menginap disini?" tanya Nadia dengan nada manja.

Danu ingin menolak, namun kedua matanya melotot melihat Nadia yang tiba-tiba saja berdiri di hadapan Danu, wanita itu terlihat membuka pakaiannya, hanya menyisakan bra dan celana da-lam saja.

"Aku ingin tidur denganmu malam ini, sayang." Wanita mana yang bisa menolak dari pesona seorang Danu, apalagi mereka akan sangat bahagia ketika berada dibawah kungkungannya pria yang memiliki bentuk tubuh yang sangat seksi itu.

Wajah yang tampan rupawan memiliki rahang yang tegas, berhidung mancung, memiliki rambut berwarna coklat, matanya seolah mata elang yang menemukan buruannya, begitu tajam dan mengintimidasi. Apalagi bentuk tubuhnya yang proporsional dengan otot-otot dimana semestinya melekat.

Danu merasa dirinya tidak normal, sebagai seorang pria seharusnya dia sangat tergoda melihat penampilan yang seksi itu dan tak perlu lagi berpikir lama menyeret Nadia ke dalam kamar, tapi mengapa dia sama sekali tidak berhasrat melihat tubuh wanita itu?

Nadia pun duduk dipaha Danu, dia mencium pipi pria itu, kemudian membuka kancing kemeja putih yang Danu kenakan.

Tapi haruskah Danu melakukannya bersama Nadia? Mungkin saja dengan cara seperti itu Danu bisa melupakan kejadian malam itu dan menghapus rasa cintanya pada Maura?

Tangan Nadia bergerak hendak membuka branya sendiri, tapi Danu segera menahan tangan Nadia.

"Maaf, Nadia. Aku tidak bisa melakukannya denganmu." Danu berkata seperti itu sambil mengancingkan kemejanya.

Nadia sangat kecewa sekali dengan penolakan dari Danu, dia pun segera berdiri. "Kenapa? Aku sanggup memuaskan kamu."

Danu terdiam sejenak sambil menundukkan kepalanya, dia merasa bahwa dia sudah tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan Nadia, agar Nadia tidak banyak berharap padanya. Karena sampai kapanpun dia tidak akan bisa mencintai wanita lain jika dihatinya sudah terisi oleh seseorang.

"Maafkan aku, Nadia. Aku benar-benar minta maaf. Aku merasa hubungan kita tidak bisa dilanjutkan." Danu bersungguh-sungguh mengatakannya kepada Nadia.

"Tapi kenapa? Bukannya hubungan kita belum genap satu bulan? Aku masih memiliki waktu satu minggu lagi untuk meluluhkan hatimu." Nadia tidak terima diputuskan begitu saja oleh Danu, dia sangat mencintai pria itu.

"Maafkan aku." Danu hanya bisa meminta maaf kembali kepada wanita itu.

Nadia sangat kecewa sekali kepada Danu, dia pun mengenakan pakaiannya kembali. "Pokoknya aku gak mau putus dari kamu. Aku anggap tak mendengar apapun perkataan kamu malam ini."

Setelah berkata seperti itu, Nadia pun pergi begitu saja dari apartemen Danu. Setiap orang berhak memperjuangkan cintanya, begitupun Nadia, dia yang memang dari awal tertarik pada Danu dan dia juga yang mengejar pria itu walaupun Danu sudah bilang dari awal bahwa dia tidak memiliki perasaan kepada wanita itu.

Danu memijat-mijat pelipisnya yang terasa pening, dia sadar betul bahwa dia seharusnya tidak perlu menjadi seorang playboy demi ambisinya ingin bisa menikah lebih dulu dari Maura. Karena mungkin sesungguhnya bukan itu yang Danu mau, yang dia inginkan adalah Maura menjadi miliknya. Walaupun sangat mustahil, mengingat hubungan mereka sebagai saudara tiri.

"Tidak bisa, aku tidak bisa segila ini." Malam ini Danu ingin rasanya bertemu dengan Maura, rasa rindu kian bergejolak di dalam dada. Tapi dia sekuat hati harus menahan diri, dia harus sebisa mungkin tidak bertemu dengan Maura sampai wanita menikah dengan Ernando. Dia harus merelakan sang adik menikah dengan pria lain.

Namun, Danu tiba-tiba mendengar suara ponselnya bergetar.

Drrrrtt!

Drrrrtt!

Drrrrtt!

Danu segera meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja, dia melihat ada nama Gleen terpampang di layar ponselnya.

Gleen saat ini sedang berada di sebuah kafe, Maura telah mabuk bersama Felicia, Gleen tidak mungkin sanggup membawa keduanya, karena Felicia kalau mabuk sangat brutal.

Gleen memilih untuk menghubungi Danu, dia rasa Maura akan lebih aman bersama Danu ketimbang Ernando, karena Danu adalah kakaknya Maura. Tidak mungkin Danu berbuat nakal kepada adiknya sendiri.

"Hallo, tolong kamu jemput Maura di kafe xxx. Maura lagi mabuk, apa kamu bisa mengantarkannya pulang?" ucap Gleen begitu Danu mengangkat panggilan telepon darinya.

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

Habis kamu Maura

2024-02-20

0

Lily Miu

Lily Miu

hahaha tp sayangnya maura udah berbuat nakal ke danu

2024-01-13

2

Lily Miu

Lily Miu

nah hrsnya ernando tuh begini tp kan gak tuh

2024-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!