Bab 10

"Iya, ayah. Aku rasa tidak salahnya aku menginap disini malam ini. Aku sangat merindukan kamarku yang dulu." Danu berkata seraya menatap tajam ke arah Maura.

Maura merasa ada yang aneh dengan tatapan Danu kepadanya, sampai dia berpikir apa yang Danu pikirkan terhadapnya? Tidak mungkin kan Danu ingin meminta reka adegan ulang kepadanya?

Maura menggelengkan kepalanya, dia rasa tidak mungkin Danu meminta reka adegan ulang karena mereka sudah sepakat untuk saling melupakan kejadian semalam, karena itu dia harus bersikap seperti biasanya. Maura harus memperlihatkan sikapnya kepada Danu bahwa dia sudah benar-benar melupakan semuanya dan bersikap seperti biasanya.

Maura pun tertawa, dia pura-pura senang mendengar Danu akan menginap di rumah. "Wah, bagus dong kalau kak Danu menginap di rumah. Sudah lama kayaknya kak Danu tidak menginap disini."

Danu tak menanggapi perkataan Maura, pria itu hanya masih menatap tajam kepadanya, membuat Maura menjadi salah tingkah, tatapan Danu kepadanya tidak seperti biasanya. Entah tatapan apa itu? Maura pun tak dapat memahaminya.

"Maura itu memang selalu manja sama abangnya, dulu waktu Maura kecil setiap kali menangis, dia akan berhenti menangis setiap kali digendong oleh Danu." Wisnu menceritakan bagaimana kedekatannya persaudaraan Danu dan Maura dari kecil. Dari dulu Danu adalah seorang kakak yang selalu bersiap siaga melindungi adik tirinya itu.

Maura benar-benar harus menunjukkan kepada Danu bahwa dia sudah melupakan semuanya. Dia pun tertawa kecil, "Begitulah kak Danu, dia adalah seorang kakak yang sangat baik untuk aku, walaupun terkadang sangat menyebalkan." Dia pun menjulurkan lidahnya kepada Danu untuk meledeknya.

Danu hanya diam menatap adik tirinya itu dengan tatapan kesal.

Mira menggubris perkataan putrinya, "Menyebalkan apanya? Danu sering babak belur demi melindungi kamu, Ra."

Maura pura-pura tertawa kembali, "Ya, Bu. Tapi begitulah resikonya punya adik yang sangat cantik, selalu banyak yang mengganggu. Makanya dulu kak Danu selalu berpura-pura menjadi pacar aku. Tapi tetap saja kak Danu lebih banyak menyebalkannya, dia sering mengomeli aku."

Kini Danu menanggapi perkataan Maura. "Itu karena kamu adalah seorang adik yang susah diatur dan selalu tebar pesona."

Maura mencibir. "Tebar pesona apanya? Padahal cuma aku diam aja, tapi banyak pria yang ngirim surat cinta sama aku. Bukan salahku jika terlahir cantik."

Maura tidak terima dibilang sering tebar pesona oleh Danu, padahal Danu lebih parah darinya. "Bukannya kebalik? Kak Danu itu sekarang seorang play...mmhh"

Danu buru-buru menutup mulut Maura dengan telapak tangannya, jangan sampai kedua orang tuanya tahu bahwa dia seorang playboy.

Maura langsung memukul-mukul lengan Danu, kemudian dia mengigit tangan Danu yang sedang menutup mulutnya. Membuat Danu menggeram kesakitan.

"Arrrgghh!"

"Hhh...!" Danu mendengus kesal menatap Maura yang sedang memanyunkan bibirnya kepadanya, dia pun meniup telapak tangannya yang kesakitan dan ada bekas gigitan Maura.

Keduanya saling menatap dengan tatapan kesal, kemudian mereka melanjutkan makan kembali, karena menghargai masakan sang ibu.

Wisnu menggelengkan kepalanya, rupanya Danu dan Maura tidak berubah, mereka tetap sama seperti dulu, selalu saja bertengkar. "Hhh.... Ayah tidak menyangka ternyata kalian sudah beranjak dewasa, padahal dulu seingat ayah kalian itu masih piyik. Tapi sayangnya sudah pada dewasa pun masih saja bertengkar."

Wisnu pun terkekeh sebentar sebelum melanjutkan perkataannya. "Padahal dulu waktu kalian masih kecil sangat akur lho, ayah masih ingat dulu Danu sering memandikan Maura, Maura paling senang dimandikan oleh abangnya."

Perkataan Wisnu membuat Danu dan Maura yang sedang makan menjadi tersedak.

"Uhukk...uhukkk..." Keduanya terbatuk-batuk hampir bersamaan.

Mereka menjadi salah tingkah mengapa ayahnya harus mengingatkan mereka tentang hal tersebut, dan wajah mereka nampak merah merona membuat pikiran mereka melanglang buana.

Mereka pun sama-sama segera meneguk minuman milik masing-masing. Beruntung tidak ada yang curiga dengan sikap aneh mereka berdua.

"Kalian ini kompak sekali sampai batuk bersamaan begitu, benar-benar adik kakak paling top." seru Mira.

Ternyata sebenarnya Danu dan Maura sudah tau bagaimana isi di dalam pakaian mereka dari dulu, tapi mengapa sekarang ketika mendengar perkataan ayahnya membuat mereka menjadi panas dingin, teringat kejadian semalam, yang tak seharusnya mereka lakukan.

Terpopuler

Comments

🕊귀여워요🎀

🕊귀여워요🎀

Ayah belum tahu saja...kita sekarang mantan piyik yang sudah pinter buat piyik 🤭 malah mungkin sudah ada calon piyik dalam perut Maura wkwkwkwk ✌️

hayolohhhh gimana coba kalian akan melupakan semuanya, padahal kalian sudah sangat hafal sama alamat yang tertera dalam setiap lekukkk tubuhh masing-masing 🤭

jangan di bayangkan terus, nanti kalian berdua tambah puyeng lhoo...apotek nggak menyediakan obat untuk mengatasi nyeri kepala, akibat kebanyakan mikir indahnya mendaki puncak gunung Himalaya lhoo 🤭

ya ampunnn nggak kebayang dech gimana shock nya ayah Wisnu dan ibu Mira...jika tahu kedua anaknya terjebak sama kejadian yang sebenarnya bukan keinginan mereka , tapi lebih ke musibah yang membawa berkah apa Masalah yaa?🤔🤭

2023-11-24

28

Diankeren

Diankeren

ttpan laper Maura

2024-03-14

0

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

tdk bisa berkata kata lagi

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!