Bab 6

Buukk!

Di halaman belakang restoran, Maura tidak sengaja menabrak dada bidang seorang pria, mungkin karena dia berlari sangat cepat, sampai dia terjungkal ke lantai.

"Aduh!" Maura mengaduh, dia ingin meminta maaf kepada pria yang sudah dia tabrak. Tapi dia terbelalak kaget begitu melihat siapa pria yang sedang berdiri dihadapannya itu.

Seseorang yang ingin Maura hindari rupanya kini sedang berdiri dihadapannya.

Terlihat Danu sedang berkacak pinggang menatap Maura dengan sorot matanya yang tajam.

Maura yang masih terduduk dilantai, dia menelan saliva dengan bersusah payah, tenggorokannya terasa kering. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana kepada kakak tirinya itu.

Pura-pura lupa dan memasang wajah tanpa dosa menurut Maura adalah jalan yang terbaik, anggap saja semua itu mimpi buruk, agar diantara dia dan Danu tidak merasa canggung.

"Eh, ada kak Danu." Maura pura-pura terkekeh, kemudian wanita itu pun berdiri, menepukan kedua telapak tangannya yang kotor.

"U-untuk apa kak Danu datang kesini? Bukannya kak Danu sibuk bekerja di The Darkness?" Maura berkata kembali walaupun sebenarnya dia sangat gugup, rasanya dia ingin sekali menutup wajahnya dengan kantong kresek, sangat malu sekali.

Danu belum menjawab pertanyaan dari Maura, dia masih berkacak pinggang dan mendelik tajam kepada Maura. Dia sangat kesal bisa-bisanya Maura terlihat begitu santai dan baik-baik saja setelah melewati malam panas dengannya, padahal dia tahu itu pasti yang pertama untuk Maura, karena dia melihat ada noda darah di seprai.

Maura menjadi semakin gugup, dia menggigit bibir bawahnya, tatapan Danu sangat membuatnya ngeri, seakan ingin memakan hidup-hidup dirinya.

"Kita harus bicara." ucap Danu dengan nada ketus.

Maura mencoba untuk mencari alasan agar tidak memiliki waktu untuk berbicara dengan Danu. "Ya ampun kak, ini belum waktunya istirahat. Aku masih sibuk dengan pekerjaan aku."

Danu tak mendengarkan protes dari Maura, dia malah menjewer kuping sang adik tiri, "Ayo ikut aku bocah nakal."

Maura sangat kesal, dia memukul lengan Danu, sehingga Danu melepaskan tangannya yang menjewer kuping Maura, "Kak, malu dilihatin orang. Memang tidak bisa bersikap manis kepada adik sendiri?" protesnya sambil mengusap-usap kupingnya yang terasa panas.

Danu menghela nafas, menatap adik tirinya yang sedang manyun. "Cepat ikut ke ruangan aku!"

Di restoran ini memang terdapat ruangan khusus pemilik restoran, walaupun Danu jarang berkunjung kesana, karena dia mempercayakan penuh restoran tersebut kepada Maura.

Mati aku, apa yang harus aku lakukan? gumam hati Maura, dia tidak tahu harus menjelaskan kepada Danu di mulai darimana. Wanita itu terpaksa harus mengikuti Danu ke ruangannya.

Baru kali ini Maura merasa deg-degan di depan sang kakak tiri, biasanya mereka setiap bertemu selalu saling mengejek, mereka terlihat serius kalau membicarakan pekerjaan saja.

Maura duduk di sofa yang satu lagi, dia menjadi merasa canggung harus duduk di sofa yang sama, padahal dulu sering minum satu gelas, sehingga kini mereka duduk saling bersebrangan.

Keduanya nampak terdiam, sama-sama merasakan kebingungan, mereka harus membicarakan kejadian semalam dimulai darimana.

Danu bertumpang kaki dan menyilangkan tangan di dada, dia menatap Maura dengan tatapan menuntut, "Jelaskan padaku tentang kejadian semalam, mengapa bisa-bisanya kamu... kamu..." Danu tak bisa meneruskan perkataannya, rasanya dunianya benar-benar runtuh karena kini dia harus menjadi seorang mantan perjaka secara paksa, oleh adik tirinya sendiri.

Tapi Maura malah terkekeh, "A-aku tidak mengerti dengan apa yang kak Danu ucapkan. Pekerjaanku masih banyak, kak. Kalau urusan kita tidak penting kita bahas lain kali saja."

Maura ingin segera pergi dari ruangan itu, tapi Danu malah pindah posisi duduk, dengan cepat Danu duduk disamping Maura, menonyor kepalanya. "Aktingmu jelek, jangan pura-pura lupa, Maura."

Danu membuka laptopnya, dia memperlihatkannya video rekaman CCTV yang ada dikamarnya kepada Maura.

"Siapa wanita yang sudah menodaiku? Tidak mungkin kuntilanak menyamar jadi kamu kan?"

Wajah Maura nampak memerah, melihat bagaimana ganasnya dia menjamah tubuh Danu dan bergerak lincah diatasnya. Melebihi video syur yang sedang viral. Seandainya Maura memiliki kekuatan teleportasi, dia ingin segera menghilang dari hadapan Danu.

Bukan hanya itu, Danu membuka beberapa kancing kemejanya, "Lihatlah hasil kelakuanmu ini, bocah nakal!"

Mata Maura membola melihat dada bidang Danu dipenuhi dengan tanda kiss-mark.

Terpopuler

Comments

🕊귀여워요🎀

🕊귀여워요🎀

Maura...Maura...kalau kamu menampilkan wajah yang menggemaskan dan menggigitt bibirmuu otak kak Danu makin traveloka 🤭
makin ingin mengulang malam vanas yang bikin nyut2tan 🤭

hayolohhhh tanggung jawab kau Maura...kau sudah menodaii kak Danu , sampai sekujur tubuhnyaa penuh dengan hiasan buah strawberry dan kau sudah melepaskan byungggg kak Danu keluar dari sangkarnya 🤭 gimana coba kalau kamu Hamidah 🤭 malah kini kau pura2 sok poloss nggak mau tanggung jawab wkwkwk

Maura langsung shock dengan maha karya yang sudah di buatnya... menandakan betapa agresiffff dan aktif dirinya menampilkan pagelaran wayang kulit 🤭🤣

2023-11-22

24

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

oh ya ampun🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-23

0

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

🤣🤣🤣

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!