Bab 12

Jantung Maura seakan mau meledak, merasakan bibir Danu menyesap bibirnya dengan lembut, tapi dia tak memiliki kekuatan untuk menolak, Danu telah mengunci tubuhnya dengan sangat kuat.

Kaki Danu menendang dengan pelan pintu kamar Maura, sehingga pintu kamar Maura yang menghadap ke balkon tertutup seketika, tanpa sedikitpun Danu melepaskan ciuman, walaupun sampai kini Maura sama sekali tidak membalas ciumannya. Wanita itu ingin menolak tapi ciuman Danu membuatnya tak berdaya. Tubuh dan hatinya tidak sinkron.

Bibir Maura bagaikan irisan buah segar yang seakan tidak ada habisnya untuk dia nikmati, sangat membuatnya candu.

Mengapa bibirnya harus semanis ini? Rupanya dengan mencium bibir Maura justru membuat Danu semakin tersiksa, merasakan ada gelayar panas mulai merasuki tubuhnya, sesuatu yang tak pernah dia rasakan ketika bersama semua wanita yang dia kencani.

Hasrat pria itu semakin memuncak, Danu semakin ganas mencium bibir Maura, dihisapnya kuat-kuat bibir Maura yang teramat manis tersebut, sebuah ciuman memaksa dan menuntut terasa mulai panas, seakan ingin menjelajah lebih jauh lagi.

Tangan Danu mulai bergerak untuk membuka piyama yang dipakai oleh Maura.

Tok...

Tok...

Tok...

"Maura!"

Suara ketukan pintu dan juga suara sang ibu membuat keduanya terkejut, sampai Danu refleks melepaskan ciumannya.

Saking paniknya, Maura langsung mendorong dada Danu, membuat Danu terjatuh ke lantai.

"Shhhh!" Danu sedikit meringis. Dia menatap kesal kepada Maura, tapi dia terpaksa harus bersembunyi di kolong ranjang agar tidak ketahuan oleh ibu tirinya.

Maura bergegas membuka pintu kamar, walaupun jantungnya sedang tidak aman, tapi dia harus terlihat baik-baik saja di depan sang ibu.

"A-ada apa, Bu?" tanya Maura setelah membuka pintu. Sementara pikirannya masih belum konek, gara-gara ulah kakak tirinya itu. Berharap jangan sampai ibunya masuk ke dalam kamar.

"Ini parfum dari Tante Salsa, tadi siang ibu belanja bareng sama Tante Salsa, Tante Salsa sangat perhatian sama kamu, dia tahu sekali parfum kesukaan calon menantunya." ucap Mira seraya memberikan parfum kepada Maura. Dia sangat merasa bahagia dan lega karena Maura memiliki calon mertua yang sangat baik seperti Salsa.

Salsa adalah ibunya Ernando, Mira dan Salsa memang calon besan yang sangat akrab sekali, sehingga mereka sering belanja bersama.

Maura membawa parfum dari tangan ibunya. "Emm... iya. Makasih, Bu. Nanti aku ucapkan terimakasih juga ke Tante Salsa."

"Iya, sayang. Kamu beruntung punya calon suami seperti Ernando, calon mertua kamu juga sangat baik dan sayang sama kamu."

Maura menganggukan kepalanya

"Sepertinya kakakmu sudah tidur nyenyak, ya? Sama sekali tidak terdengar suaranya. Mungkin dia sangat kecapean." bisik Mira kepada putrinya.

Mata Maura langsung melotot begitu ibunya menanyakan sang kakak tiri kepadanya, karena Danu sekarang ini sedang bersembunyi di kolong ranjang di kamarnya.

"Mu-mungkin."

Mira pun menguap, "Ibu sangat ngantuk, ya sudah ibu tidur duluan, ya. Jangan tidur terlalu malam, Maura sayang."

"Iya, Bu."

Maura sangat bernafas lega melihat ibunya telah pergi.

Maura tak sengaja melihat cincin pertunangannya yang melingkari jemari manisnya, dia dan Ernando bertunangan enam bulan yang lalu, pertunangan mereka dirayakan dengan sangat megah.

Mereka telah mengantongi restu dari kedua orang tua mereka berdua, apalagi orang tua Ernando sangat baik sekali kepada Maura. Bukan hanya itu, orang tua Ernando pun sangat akrab dengan kedua orang tuanya. Kini yang mereka tunggu adalah hari dimana mereka telah resmi menjadi sepasang suami-istri.

Apakah mungkin malam panas yang dia lalui besar Danu adalah ujian untuk Maura? Banyak orang yang bilang bahwa sebelum menjelang pernikahan, terkadang mereka selalu di uji dengan berbagai cobaan. Dan Maura harus bisa melewati ujian itu. Tapi dia sangat merasa tersiksa, mengapa harus kakak tirinya yang menjadi ujian untuknya?

Maura masih berdiri di depan pintu kamar, dia mengigit bibir bawahnya ketika mengingat bagaimana ganasnya sang kakak tiri mencium bibirnya.

Maura takut jika dia masuk ke dalam kamar, Danu akan menerkamnya sampai habis, membuatnya merinding. Sehingga dia segera mencari alat untuk memberikan pelajaran kepada Danu, agar tidak berbuat seenaknya lagi kepadanya.

Maura melihat sebuah sapu injuk, dia rasa di harus menghajar kakak tirinya itu, sekalian memukul kepalanya, agar Danu tidak lupa ingatan bahwa apa yang tadi dia lakukan kepada Maura adalah sebuah kesalahan. Seorang kakak tidak boleh mencium bibir adiknya.

Maura masuk ke dalam kamar dengan hati-hati seraya memegang gagang sapu untuk siap-siap dia pukulkan kepada Danu.

Akan tetapi dia menghentikan langkahnya begitu melihat pintu kamar sedikit terbuka, rupanya Danu telah melarikan diri lewat balkon kamar.

Maura mengelus dada, akhirnya dia telah lepas dari terkaman harimau malam ini.

Padahal menurut Maura sangat simpel, dia hanya ingin dia dan Danu melupakan kejadian semalam dan menganggap semua itu tak pernah terjadi diantara mereka, tapi mengapa Danu seolah-olah merasa dirugikan? Pria yang aneh dan langka.

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

Danu msh penasaran 🤣🤣

2024-02-19

0

Lily Miu

Lily Miu

kl aq malah yg diputusin, g jd nikah pdhl dah reservasi semua

2024-01-12

2

Lily Miu

Lily Miu

haduh ya ampun di kolong

2024-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!